Quantcast
Channel: PESTA | Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam
Viewing all 911 articles
Browse latest View live

Berita Pesta - September 2017

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Informasi Kelulusan Kelas PKS dan KRP Juli/Agustus 2017

Kelulusan Kelas KRP dan PKS

Puji Tuhan! Diskusi kelas Kehidupan Rasul Paulus (KRP) dan kelas Pernikahan Kristen Sejati (PKS) yang dijalankan selama bulan Juli/Agustus 2017 resmi ditutup. Kelas KRP yang diikuti oleh 20 peserta dengan 15 peserta yang lulus, sedangkan untuk kelas PKS yang diikuti oleh 17 peserta dengan 12 peserta yang lulus. Melalui evaluasi dan hasil tindak lanjut kami, jumlah kelulusan untuk dua kelas ini turun dibandingkan dengan kelas-kelas yang lainnya. Hal ini disebabkan para peserta yang sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas masing-masing sehingga tidak dapat mengakses Facebook untuk mengikuti diskusi. Doakan agar setiap peserta di kelas yang akan datang dapat berkomitmen menyelesaikan tugas dan mengikuti diskusi dengan baik sehingga peserta mendapatkan berkat dan pelajaran dari setiap kelas yang mereka ikuti.

2. Peserta DIK Mengumpulkan Tugas di Situs e-Learning PESTA

Promosi Kelas DIK

Kami sungguh bersyukur karena untuk pertama kalinya, PESTA menggunakan situs e-Learning PESTA untuk mengunduh, mengerjakan, dan mengumpulkan tugas-tugas dari pendaftar kelas DIK September/Oktober secara mandiri. Walaupun membutuhkan persiapan yang cukup lama, situs ini sekarang sudah dapat dipakai para pendaftar kelas DIK untuk mengerjakan tugas-tugas tertulis. Kiranya sistem ini terus dapat dikembangkan supaya dapat memberi hasil yang semakin baik.

3. Vlog Alumni HUT ke-18 PESTA

Dalam rangka memperingati HUT ke-18 PESTA, redaksi Berita PESTA menerima vlog yang dikirimkan oleh beberapa alumni. Kami bersyukur kepada Tuhan, melalui vlog-vlog tersebut, kami melihat dan merasakan bahwa alumni memperoleh berkat rohani dan kesempatan untuk mempelajari Alkitab secara intensif melalui program pelayanan PESTA dari Yayasan Lembaga SABDA. Para alumni juga bersyukur karena beberapa dari mereka memperoleh kesempatan untuk melayani dengan lebih baik di gereja mereka. Puji Tuhan! Kami berdoa untuk para alumni PESTA yang lain agar menggunakan hasil pembelajaran Alkitab untuk menjadi berkat di mana saja Tuhan menempatkan mereka. To God be The Glory!


Gambar: Vlog Tjuk Imansafi
Vlog Tjuk Imansafi

"Kiranya PESTA dapat dipakai Allah untuk membawa lebih banyak orang Kristen untuk belajar Alkitab. Saya diberkati melalui pembelajaran PESTA, saya didorong untuk mengenal Allah. Teruslah berkarya PESTA!"


Gambar: Vlog Rialdi Pasaribu
Vlog Rialdi Pasaribu

"PESTA menjadi pembelajaran elektronik untuk dapat mengenal Allah lebih dalam dan mendorong jemaat untuk menggali lebih dalam kebenaran firman Allah. PESTA telah menjadi berkat bagi semua alumninya."


Gambar: Vlog Melce Yonathan Lomi
Vlog Melce Yonathan Lomi

"Pelayanan PESTA sangat memberkati. Materi-materi di PESTA membuat iman saya bertumbuh dan semakin dibekali secara rohani."


Gambar: Vlog Feronica Se
Vlog Feronica Se

"PESTA memberikan pelajaran-pelajaran yang dapat menuntun kita untuk mengenal Allah dengan benar dan bertanggung jawab. Belajar bersama PESTA itu gratis, tetapi sangat memberkati. PESTA turut mencetak jemaat Kristen yang mencintai Allah dan Alkitab."


Gambar: Vlog Eveline Tay
Vlog Eveline Tay

"Bahan-bahan pelajaran tentang kekristenan yang tidak saya pahami, dapat saya temukan dan pelajari melalui PESTA. Untuk mengenal Yesus secara pribadi, kita perlu belajar dan menggali firman Tuhan."


Gereja di Persimpangan Jalan

$
0
0

Bagaimanakah anggapan kebanyakan warga gereja tentang gereja? Mungkin beberapa ilustrasi berikut lebih mampu membentangkan kepada kita, bagaimana lazimnya perlakuan warga gereja terhadap gereja.

Pertama, banyak warga gereja memandang gereja sebagai supermarket. Mereka memiliki daftar kebutuhan hidup dan rohani yang mereka harapkan dapat mereka peroleh dari gereja. Mereka mengharapkan bahwa gereja dapat memberikan layanan yang memuaskan: khotbah-khotbah yang cocok dengan kebutuhan, penataan ibadah yang menarik, suasana yang enak, dsb.. Jika unsur-unsur ini tidak terpenuhi, masuk akallah bila mereka mengunjungi "supermarket" lain yang lebih mampu menyediakan layanan yang memuaskan.

Gedung gereja

Kedua, ada pula warga gereja yang menganggap gereja sebagai gedung pertunjukan, tempat mereka menonton berbagai pertunjukan seperti vocal group atau paduan suara, sakramen, kemampuan bicara pengkhotbah, dsb.. Tidak heran bahwa daftar kebaktian Minggu yang dimuat di surat kabar diperlakukan mirip dengan daftar pertunjukkan bioskop.

Ketiga, ada pula yang memperlakukan gereja sebagai klub sosial tempat para anggotanya memperluas pergaulan, mencari lubang-lubang kesempatan untuk memperluas jaring-jaring bisnis. Sementara itu, tidak kurang pula para pemimpin gereja yang menata kehidupan gereja seperti seorang direktur menata suatu perusahaan. Pembuatan keputusan disetir lebih banyak oleh pengaturan budget, berorientasi pada program, efisiensi, dsb..

Terakhir, sebagian warga gereja menganggap gereja seperti rumah sakit. Mereka pergi ke gereja untuk mendapatkan perhatian, dikunjungi, dirawat, didoakan, ditelateni, dsb.. Maka gereja yang memiliki pendeta dan pemimpin yang mampu bertindak seperti perawat dan dokter rohani akan lebih disenangi warga gereja tipe ini.

Mungkin Anda merasa lukisan saya tentang kehidupan gereja tadi terlalu sinis dan pesimis. Akan tetapi, kalau Anda amati dengan tajam, ternyata memang begitulah sebagian besar penghayatan warga gereja kita masa kini. Dari semua gambaran tadi, tak ada satu pun yang melihat gereja sebagai "aku" atau "kita". Semua melihat gereja, entah sebagai tempat (tempat mendengarkan firman, tempat beribadah, tempat beribadah, tempat dilayani) atau sebagai pihak yang melalui siapa "kami" (para warga gereja) mendapatkan faedah rohani. Dengan kata lain, ada kekeliruan konsep tentang arti gereja dan ada kesenjangan yang lebar antara awam dan pejabat gereja.

Kalau tadi kita melihat kehidupan gereja dari sudut penghayatan para warga gereja, mari kita tinjau keadaan gereja di Indonesia dari sudut penataan kehidupan gereja.

Liturgi

Pertama, kita melihat kecenderungan sifat tradisionalisme yang sangat kuat, terutama di kalangan gereja-gereja yang mapan. Yang saya maksudkan tradisionalisme di sini ialah sikap puas akan tradisi dan sikap kaku mempertahankan tradisi, sampai-sampai mengorbankan penghayatan segar yang harus ada dalam kehidupan gereja dan tradisi yang sebetulnya baik dan perlu itu menjadi sesuatu yang mati dan menghambat kehidupan gereja. Dalam sikap ini, kita jumpai keengganan untuk menyesuaikan bentuk-bentuk ibadah, tata ibadah, dan pengajaran agar sesuai dengan kebutuhan, kondisi, dan ciri manusia masa kini. Kita jumpai pula sikap Farisi, yaitu mati-matian mempertahankan bentuk-bentuk ibadah walaupun tanpa isi dan semangat ibadah yang hidup. Tradisi yang baik memang harus dipertahankan, tetapi di dalamnya harus hadir kuasa kehadiran Allah yang memperbarui dan menyegarkan itu. Tradisi, bagaimanapun baiknya, tetap dipengaruhi oleh bentuk-bentuk pergumulan budaya pada suatu konteks tempat dan kurun waktu tertentu. Karena kita hidup dalam zaman yang sedang berubah cepat, kekakuan tradisi akan membuat kita menjadi agama yang tidak relevan dan tidak kontekstual.

Kedua, kecenderungan mengartikan gereja sebagai institusi. Tidak salah dan tidak dapat disangkal bahwa ada aspek kelembagaan dalam kehidupan gereja. Namun, demikian segi kelembagaan ini dilihat sebagai unsur sarana dan bukan unsur hakiki. Sementara pada masa kini, sepertinya terdapat penyamarataan antara kegiatan dengan kehidupan gereja, antara gedung dengan gereja. Khususnya di kota-kota besar terdapat kecenderungan untuk mengidentikkan gereja dengan gedung, dan bahkan untuk berlomba-lomba membangun gedung yang megah, mewah, dan harga yang "wah". Bila demikian, gedung gereja justru mengikat kita pada beberapa kelemahan: immobilitas, karena semakin besar dan megah semakin menyedot program ke dalam gereja sendiri, bukan ke luar; kekakuan, karena penataan ruang mengharuskan bentuk komunikasi yang satu arah dan pasif; ketiadaan persekutuan; kesombongan; dan kesenjangan antarkelas ekonomi.

Ketiga, kecenderungan menata gereja secara birokratis. Dalam bukunya "Teologia Kaum Awam", Hendrik Kraemer menelanjangi bentuk keuskupan baru yang menjangkiti gereja-gereja Reformasi, yaitu adanya dualisme antara kaum klerus atau para pejabat gereja, pemimpin gereja, atau mereka yang andal dalam bidang teologi dan kepemimpinan kerohanian dan kaum awam yang menganggap atau dianggap buta teologi, buta Alkitab, dan tidak mampu melayani. Secara fakta, gereja-gereja reformasi masa kini sebenarnya sudah mundur balik ke keadaan kepausan Roma Katolik yang tadinya ditentang oleh para pendahulu kita, hanya sekarang dalam bentuk dan warna lain. Disadari atau tidak, kenyataan ini adalah salah satu penyebab utama kelumpuhan gereja masa kini. Sebenarnya, gereja adalah kita semua, yaitu semua umat tebusan Allah. Jika para warga gereja yang justru merupakan ujung tombak kekristenan di tengah dunia ini diperlakukan sebagai awam yang bodoh dan tak mampu, praktis gereja tak mungkin lagi membawa dampak dalam dunia ini.

Keempat, adanya kesenjangan yang cukup parah antargenerasi dan kelas para warga gereja. Misalnya, program-program gereja kebanyakan disusun menurut usia dan jenis kelamin. Kelas-kelas sekolah minggu yang terbatas hanya pada usia anak sampai pemuda, terpisah dari konteks keluarga yang sebenarnya justru lebih diutamakan Alkitab sebagai iklim paling tepat untuk pendidikan rohani. Juga ada kelompok-kelompok kegiatan yang memperkuat kesenjangan antargenerasi, misalnya kegiatan komisi wanita, komisi pemuda, dsb.. Memang pembagian kegiatan menurut kategori tadi membuat pelayanan mungkin lebih efektif, tetapi harus dipikirkan wadah-wadah ibadah dan pelayanan yang aktif menghayati sifat heterogen dari gereja. Bila tidak, sukar sekali gereja yang bersangkutan menghayati hakikat keumatannya.

Terakhir, adanya kecenderungan mengutamakan para profesional dalam kepemimpinan gereja dan menjalankan semangat profesionalisme dalam pelayanan gereja. Memang kita patut mensyukuri potensi yang ada di tengah warga gereja, juga memetik manfaat dari keahlian mereka. Namun, kriteria kepemimpinan alkitabiah tetap mendahulukan dan mensyaratkan kualitas rohani mengatasi kualitas pengetahuan, pendidikan, keterampilan, ataupun kedudukan dalam masyarakat. Bahaya dari kepemimpinan para profesional yang tidak rohani ialah menerapkan semua prinsip yang mereka pandang berhasil dari dunia mereka ke dunia gerejawi. Padahal, sifat gereja sebagai organisme rohani, dan bukan terutama organisasi, menuntut adanya pendekatan kepemimpinan, penataan, dan pemrograman yang khas. Sementara itu, menjalankan pelayanan semata-mata karena keahlian akan menghasilkan suatu kegiatan yang mungkin berhasil secara manusiawi, tetapi tidak disertai dan diberkati Tuhan.

Rasanya belum lengkap analisis keadaan gereja Indonesia masa kini ini bila kita tidak juga meneropong keadaan dunia masa kini.

Ekklesia

Selain kemerosotan moral yang makin menggila, problem-problem hidup yang makin berat (krisis energi, ledakan penduduk, masalah-masalah ekologis yang rumit, peperangan, dsb.), dunia kita kini ditandai terutama oleh perubahan-perubahan yang cepat dan mendasar. Beberapa perkembangan teknologi memungkinkan manusia bergerak lebih cepat dan lebih sering, mengakibatkan manusia kurang mampu berkonsentrasi dan terancam tidak mampu membina hubungan-hubungan yang menetap dan setia. Di samping itu, urbanisasi menciptakan suatu keadaan sosial yang mobil, pergeseran bahkan disintegrasi nilai-nilai tradisional dan konsentrasi ekonomi yang berubah. Keadaan ini menyebabkan semua orang harus bersedia untuk berubah dan menjalani proses belajar yang lebih intens agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah itu. Dengan kata lain, bukan saja gereja harus ditata secara lebih dinamis, gereja pun harus mampu menyediakan wadah persekutuan yang lebih hidup, dinamis, dan lebih memungkinkan berlangsungnya proses pembinaan dan proses perubahan di antara warganya.

Pengamatan tiga unsur di atas menyadarkan kita bahwa gereja masa kini sedang berada di persimpangan jalan. Kita perlu pandai memetik pelajaran dari pengalaman gereja-gereja Barat yang kini sudah memasuki zaman pascakekristenan atau pascatradisi dan denominasi. Untuk memperbarui kehidupan gereja masa kini tidak cukup tambal sulam sana sini, tetapi membutuhkan pemikiran yang lebih alkitabiah, lebih menampung dinamika kuasa Allah, dan lebih menjawab tuntutan zaman, bukan saja dalam pilihan metode, tetapi lebih penting lagi dalam penataan struktur dan strategi kehidupan gereja.

Audio Gereja di Persimpangan

Diambil dari:
Nama situs:Alkitab SABDA
Alamat situs:http://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=165&res=jpz
Judul asli artikel:Gereja di Persimpangan Jalan
Penulis artikel:Ev. Paul Hidayat
Tanggal akses:11 September 2017
Kategori: 

OBITURARI : SELAMAT JALAN PAK PUJI, SAMPAI BERTEMU LAGI DI SURGA

$
0
0

Saya bertemu pak Puji tiga tahun yang lalu, saat sebelum memimpin ibadah perlu memasukkan file khotbah ke dalam komputer. Pak Puji di gereja sebagai pelayan multimedia menerima USB memory dan berusaha memasukkan ke dalam port USB laptop dengan susah payah, sehingga saya segera membantunya. Dia kesulitan memasukkan memory ke dalam port USB karena menderita stroke sebelah badannya dari wajah, tangan sampai kaki. Sudah 10 tahun kelemahan tubuh itu diderita, tetapi pak Puji selalu setia melayani Tuhan baik di bagian multimedia maupun di dalam team doa.

Dari situ saya berkenalan lebih dekat dengan pak Puji, namanya Nur Pudjianto, usia paruh baya, suami bu Debora dengan satu anak perempuan Axella 12 tahun. Pak Puji sebelumnya non Kristen, kemudian menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

Pak Puji berasal dari Surabaya, jadi saya bisa berbicara dengan bahasa Jawa dengan guyonan (gurauan) khas Jawa Timuran. Satu hari dia bilang beban hidupnya sangat berat. Ya tentu saja, karena kondisi fisik yang lemah sakit stroke sehingga susah berjalan dan susah berbicara karena wajahnya juga stroke. Dengan santai saya katakan, “Pak Puji mesti copot otaknya diganti dengan Firman Tuhan. Jangan lupa ‘udel’nya (pusar) juga dicopot.”

Itu maksudnya tidak perlu susah memikirkan hidup yang menderita tapi hanya fokus pada apa kata Firman Tuhan yang memberikan kekuatan dan penghiburan. Sedangkan ‘pusar’ dicopot itu kiasan bahasa Jawa mengenai 'tidak punya pusar (ora duwe udel)' artinya tidak punya malu atau tidak punya nalar. Maksudnya tidak perlu memikirkan apa kata orang yang menghina, memojokkan atau menyerang, tetapi jalani hidup dengan santai dan sukacita - atau dalam bahasa kekiniannya adalah ‘cuek bebek.’

Ketika menerima Yesus sebagai Tuhan, pak Puji diberkati karunia Roh 'penglihatan dan pendengaran', sehingga kita bisa sharing tentang berbagai pewahyuan Roh. Sudah beberapa tahun sebelumnya Tuhan Yesus meminta kita bertekun di dalam doa rantai Bapa Kami untuk menghancurkan 'kubah hitam roh'. Ternyata ketika sharing, Tuhan Yesus juga menyatakan hal yang sama kepada pak Puji untuk bangun pagi dan berdoa rantai Bapa Kami. Tuhan Yesus juga memperlihatkan hal yang sama terjadi di dalam Roh, yaitu ketika kita berdoa rantai Bapa Kami, maka ‘kubah hitam roh’ dihancurkan dan digantikan dengan ‘langit api kemuliaan Allah’ yang berwana biru menyala terang (blue fire).

Satu kali saya diminta sebagai pembicara di retreat satu sekolah internasional di Puncak. Di sana saya bertemu dengan pak Puji dan istrinya yang bekerja di sekolah tersebut. Malam hari ketika ada jeda dalam pelayanan doa Pelepasan dan Pemulihan tiap-tiap siswa, saya ngobrol sebentar dengan pak Puji yang terlihat memiliki beban yang berat.

Tiba-tiba Tuhan Yesus meminta saya melakukan hal yang cukup unik, yaitu, “Minta pak Puji melihat tubuhnya di surga.” Saya tanya, “Bagaimana caranya Tuhan, khan dia masih hidup?” “Lihat cemin.” Oh begitu, caranya. Kemudian saya mendoakan pak Puji, dan di dalam Roh saya meletakkan cermin surgawi di depannya. Saya minta pak Puji melihat dirinya di cermin surgawi. Dalam keadaan tutup mata, terlihat wajahnya sejenak terheran-heran tapi setelah itu tertawa terbahak-bahak. Wajahnya terlihat sangat bahagia, melihat tubuh surgawinya yang sangat ganteng, masih muda dan sehat walafiat - sangat berbeda dengan kondisi fisik yang sedang dialami. Penglihatan tubuh surgawi sangat menguatkan dan menghibur. Setelah itu, kalau bertemu dalam pelayanan di gereja dan melihat pak Puji sedang ‘galau’, saya selalu mengingatkan mengenai tubuh surgawinya yang seperti bintang sinetron ... :)

Satu kali pak Puji bilang ingin bekerja karena sudah bosan bertahun-tahun menganggur. Saya mengiyakan saja, walaupun merasa agak mustahil jika melihat keadaan fisiknya; tetapi tetap mendukung dalam doa. “Aku ini badannya saja yang susah gerak, tapi otaknya masih bagus,” kata pak Puji. Ketika masih sehat pak Puji punya usaha program komputer dengan beberapa pegawai, dan dia selalu mengoreksi hasil program buatan pegawainya di malam hari ditemani rokok dan kopi, untuk direvisi esok harinya. Beberapa waktu kemudian saya mendapat kabar bahwa pak Puji mendapat pekerjaan di bagian IT di sebuah perusahaan, setelah Tuhan mempertemukan dengan pemiliknya. Tuhan Yesus itu ajaib, sekali pun kondisi fisik lemah tapi diberi berkat bisa bekerja.

Di tempat kerja itu pak Puji mulai bersaksi dan menjadi 'konselor rohani' terhadap orang-orang yang dipertemukan Tuhan Yesus. Selama itu, mukjizat Tuhan juga banyak dialami, misalnya ketika akan berangkat kerja, turun hujan. Dia kuatir karena perjalanan berangkat dan pulang naik ojek online. Saat itu Roh Kudus berkata, “Doa, perintahkan hujan berhenti.” Mulanya pak Puji ragu-ragu karena belum pernah berdoa seperti itu; tapi karena hujan semakin deras, akhirnya dia berdoa memerintahkan hujan untuk berhenti dalam nama Tuhan Yesus. Dan ajaib, sebentar kemudian hujan berhenti sehingga pak Puji bisa berangkat kerja tidak kehujanan, dan setelah masuk ke kantor hujan kembali turun dengan derasnya. Kuasa nama Tuhan Yesus di dalam iman memang luar biasa.

Ketika melayani ibadah kembali saya melihat pak Puji sedang ‘galau’. Saya menaruh telunjuk di kepala untuk mengingatkan pak Puji ‘meletakkan akal pikiran diganti Firman Tuhan.’ Pak Puji kemudian berkata dengan bahasa ‘Suroboyoan’, “Aku wis gak duwe utek. Utekku wis ilang.” (Saya sudah tidak punya otak. Otak saya sudah hilang). Saya tertawa dan menunjuk pusar di perut. Giliran pak Puji yang tertawa lebar, “Iyo rek, udelku isih ono.” (Iya, puser saya masih ada). Maksudnya dia masih terpengaruh dari cemoohan dan perkataan orang lain, dan memasukkannya dalam hati.

Ketika memimpin ibadah di bulan September 2017 saya tidak melihat pak Puji - katanya pak Puji sedang sakit di rumah. Setelah ibadah, saya dan keluarga langsung menjenguk pak Puji di rumahnya, di apartemen di daerah Pos Pengumben Jakarta Barat. Waktu saya datang pak Puji sedang tidur di kamar, jadi kita masuk untuk menemui.

Ketika melihat pak Puji, saya dan isteri terkejut karena melihat wajahnya putih bercahaya, muda dan ganteng. Kita spontan berkata, “Pak Puji ganteng banget!”

(Di dalam pelayanan, Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita mengenai orang-orang yang kita layani, terutama orang-orang yang akan segera masuk surga. Wajahnya terlihat putih seperti memakai bedak, tapi bercahaya. Itu adalah cahaya surgawi yang sudah terpancar dari Rohnya yang siap masuk surga. Tuhan Yesus memperlihatkan wajah putih bercahaya itu terjadi pada orang-orang yang sakit keras, sakit biasa atau bahkan masih sehat. Ketika sudah memahami penglihatan itu, tugas kita adalah terus mendoakan supaya mereka dilindungi Tuhan Yesus dan diluputkan dari yang jahat. Dan memang, setelah beberapa minggu kemudian, kita akan mendapat kabar bahwa mereka dipanggil Tuhan Yesus masuk surga.)

Melihat keadaan seperti itu, saya minta isteri untuk mengambil ember berisi sedikit air dan handuk kecil. Kemudian saya memimpin doa bagi pak Puji dan isterinya untuk saling melepaskan pengampunan dan berkat, yang diawali dengan istrinya membasuh dan menyeka kaki pak Puji, sebagai bentuk ketundukan isteri di dalam Roh sesuai kebenaran Fiman Tuhan. Dilanjutkan dengan doa pembersihan tubuh, jiwa dan Roh untuk mempersiapkan Roh pak Puji siap masuk surga.

“Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh. Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.” (Efesus 5:22-27)

Hari Kamis, 21 September 2017, ketika pelayanan di Cilegon, saya mendapat telpon bahwa pak Puji masuk Rumah Sakit Pelni Petamburan karena kondisinya kritis. Lewat telpon kita doakan pak Puji supaya diberkati kekuatan oleh Tuhan Yesus, karena minggu itu isterinya dan team doa sedang ke Israel untuk berdoa di Kota Daud.

Hari Minggu pagi saya dan keluarga ke RS Pelni, dan di ruang HCU melihat pak Puji terbaring dengan berbagai peralatan medis di tubuhnya. Ketika saya panggil sudah tidak ada tanggapan dan memang tubuhnya sudah sangat lemah. Kemudian kita mendoakan dengan minyak urapan.

Di dalam Roh terlihat tubuh pak Puji memakai jubah surgawi warna putih bercahaya dan dijagai oleh 2 malaikat. Rohnya berkata, “Badanku sudah lemah.” Tapi saya berkata, “Pak Puji harus semangat, tetap bertahan sampai bu Debora pulang dari Israel.” Di dalam Roh, dia tersenyum menjawab dengan anggukan kepala.

Sebelum pulang saya meletakkan Komboskini (rantai doa) di meja samping tempat tidur, karena ketika masih sehat saya berjanji akan memberikan Komboskini untuk membantu pak Puji dalam doa rantai Bapa Kami.

Puji Tuhan, pak Puji masih bisa bertemu dengan isterinya pulang dari Israel sekalipun kondisi tubuhnya semakin lemah.

Berikutnya ketika melayani dalam ibadah, saya bertemu dengan bu Debora dan disampaikan bahwa dia dan keluarga sudah siap, kalau sewaktu-waktu pak Puji dipanggil Tuhan. Bu Debora juga minta didoakan agar masa sakitnya tidak berlarut-larut karena kasihan melihat pak Puji menderita di Rumah Sakit. Tuhan Yesus memberikan penglihatan kepada bu Debora, melihat pak Puji memakai jubah putih bercahaya bertemu dengan Tuhan Yesus dan tangannya memegang Komboskini. Puji Tuhan!

Saya kemudian menyampaikan kepada bu Debora, kalau nanti bertemu pak Puji supaya berdoa memerintahkan 'jiwa'nya untuk tidak usah kuatir tentang apa pun dan melepaskan semua ikatan terhadap tubuh dan Roh, di dalam nama Tuhan Yesus.

Apa yang terjadi terhadap pak Puji adalah bukti Firman Tuhan yang nyata bahwa manusia terdiri atas ‘tubuh’, ‘jiwa’ dan ‘Roh’. Ini bertentangan dengan pandangan orang atheis, termasuk ilmuwan Stephen Hawking yang menyatakan manusia hanya terdiri atas ‘hardware’ (tubuh) dan ‘software’ (jiwa).

"Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga ROH, JIWA dan TUBUHmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." (1 Tesalonika 5:23)

Tubuh adalah ‘hardware’ dan jiwa adalah ‘software’ (akal pikiran, hati, perasaan, karakter, ingatan, dll.). Tubuh (hardware) pak Puji sudah lemah sehingga harus didukung peralatan medis, sedangkan Rohnya sudah siap masuk ke surga. Tetapi mengapa tubuhnya tetap bertahan ‘hidup’, karena ada jiwa (software), berbagai ingatan dan perasaan, yang masih bertahan karena kuatir terhadap keadaan keluarga yang akan ditinggalkan.

Hari Minggu pagi, 1 Oktober 2017, saya mendapat kabar dari bu Debora bahwa pak Puji sudah dipanggil Tuhan. Ketika kritis, bu Debora berdoa untuk jiwanya agar melepaskan semua kekuatiran dan ikatan duniawi, dan kemudian Roh pak Puji bertemu Tuhan Yesus di surga.

Siang harinya saya ke Rumah Duka Dharmais, melihat pak Puji di dalam peti dengan wajah cerah tersenyum lebar. Ketika membawakan Firman dan memimpin doa, Tuhan memperlihatkan pak Puji di depan rumahnya di surga melambaikan tangan kepada kita yang berkumpul berdiri di sekeliling tubuh fisiknya.

Di dalam doa, Tuhan Yesus memperlihatkan pak Puji di surga memiliki badan yang tinggi tegap, muda, sehat (seperti yang terlihat di cermin surgawi), ganteng dan memakai jubah putih surgawi yang bercahaya. Rumahnya di surga besar dan luas, dua lantai dengan dua pilar besar sampai atap di samping kanan kiri pintu masuk yang besar.

Saya sangat bersyukur karena diijinkan Tuhan Yesus bertemu, bersahabat dan belajar bersama anakNya yang luar biasa, pak Puji, yang sekarang sudah menyelesaikan pertandingan iman dengan kemenangan penuh, dan mendapat upah rumah besar di surga.

---

Menurut pandangan manusia, tahun-tahun akhir hidup pak Puji tidak berarti dan menyusahkan karena tubuh fisiknya semakin lemah oleh sakit stroke. Tetapi Tuhan Yesus tidak melihat tubuh fisik dan apa yang bisa dilakukan olehnya. Tuhan Yesus melihat kemurnian hati yang terdalam, dan dari situlah Dia menyediakan ‘upah surgawi’ bagi setiap orang yang berkenan kepadaNya, seperti Daud kecil yang dipanggil dari ladang penggembalaan untuk diurapi oleh nabi Samuel menjadi raja Israel, ataupun seperti Lazarus si pengemis hina yang boroknya dijilati anjing dan mati kelaparan tetapi dijemput malaikat-malaikat dibawa ke pangkuan Abraham di surga.

"Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." (1 Samuel 16:7)

"Ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham." (Lukas 16:20-22)

Pak Puji sudah 'membayar harga' dengan tubuhnya terhadap apa yang sudah dilakukan selama puluhan tahun sebelumnya, dengan 13 tahun menjalani hidup yang lemah di dalam stroke. Di situ pak Puji yang sebelumnya tidak kenal Tuhan Yesus, bertekun untuk mencari kebenaran Firman Tuhan - dan Tuhan Yesus menyatakan bahwa Dia berkenan atas kerinduan hati pak Puji serta memberikan upah besar di surga.

“Selamat jalan ke surga pak Puji. Tolong terus mendoakan kita semua yang masih berjuang menyelesaikan pertandingan iman di dunia ini. Sampai bertemu lagi di surga.”

"Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita." (Ibrani 12:1)

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

INGATAN ORANG YANG SUDAH MENINGGAL

$
0
0

Dalam Injil Lukas 16:19-31, Tuhan Yesus menjelaskan bahwa ketika meninggal, pada saat itu roh manusia naik ke surga dijemput oleh malaikat-malaikat atau diseret oleh setan-setan masuk ke neraka untuk disiksa siang dan malam.

Ketika di neraka atau di surga, mereka tidak menjadi orang lain, tetapi tetap menjadi diri sendiri dengan ingatan yang yang tetap tajam. Kalau di neraka semua ingatan yang membuat sengsara, sedangkan di surga semua ingatan tentang kesengsaraan dan penderitaan lenyap sama sekali digantikan dengan damai sejahtera dan sukacita abadi.

Di neraka orang ingat tentang semua orang keluarga dan orang yang dikasihi yang masih hidup di dunia, begitu juga dengan orang kudus yang sekarang ini ada di surga. Bahkan jika diijinkan Tuhan, mereka bisa melihat orang-orang yang masih hidup di dunia.

Di dalam melayani anak-anak Tuhan yang menjelang meninggal, Tuhan memperlihatkan dua malaikat turun, memberikan jubah surgawi kepada rohnya dan mengangkat terbang ke surga. Sedangkan orang non Kristen atau orang-orang Kristen yang hidup cemar dan menikmati dunia, ketika meninggal rohnya diseret setan-setan menuju ke neraka (kingdom of hell).

Banyak orang Kristen termasuk para hamba Tuhan di akhir hidup rohnya diseret setan-setan masuk neraka. Hanya orang-orang Kristen yang menjaga kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman dengan setia, di akhir hidupnya dijemput oleh malaikat-malaikat masuk ke surga.

Satu kali kita melayani seorang ibu non Kristen dilayani pelayanan Pelepasan dan Pemulihan. Ketika dia dibimbing untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya, ada terdengar suara orang berteriak memaki-maki dengan sangat mengerikan. Kita sempat bingung karena di lingkungan rumah dalam keadaan sepi. Kemudian Tuhan memperlihatkan, ternyata yang berteriak-teriak adalah suaminya yang sudah meninggal. Dia sekarang ada di neraka (kingdom of hell) dan tidak terima kalau isterinya menerima Tuhan Yesus dan diselamatkan. Dia ingin isterinya masuk neraka bersama dia. Pada saat itu Tuhan mengijinkan dia melihat isterinya diselamatkan, sebaliknya Tuhan mengijinkan kita melihat dia yang sedang berada berada di neraka.

Dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan, kita banyak bertemu dengan keluarga-keluarga di kota-kota yang sama sekali tidak kita kenal sebelumnya. Ketika berdoa, Tuhan memperlihatkan adanya orang-orang kudus yang ada di surga melihat pelayanan kita dan mereka bersukacita. Ternyata orang-orang itu adalah anggota keluarga yang sudah meninggal yang ada di surga.

Tuhan Yesus menujukkan bahwa kita bisa bertemu dengan keluarganya, karena orang kudus tersebut meminta kepada Tuhan Yesus supaya keluarganya diselamatkan. Mereka juga berbicara dengan keluarga kita yang ada sudah ada di surga. Setelah itu Tuhan mengatur pertemuan pelayanan Pelepasan dan Pemulihan dengan berbagai cara, sehingga akhirnya kita bisa bertemu. Di surga itu pertemuan itu adalah “dewan musyawarah Tuhan”.

(Yeremia 23:18 - Sebab siapakah yang hadir dalam dewan musyawarah TUHAN, sehingga ia memperhatikan dan mendengar firman-Nya? Siapakah yang memperhatikan firman-Nya dan mendengarnya?)

Anak-anak Tuhan yang diberi karunia penglihatan Roh secara khusus, diijinkan Tuhan untuk bisa melihat dan bertemu dengan orang-orang kudus yang ada di surga. Karunia yang dicurahkan di Akhir Jaman ini menguatkan anak-anak Tuhan untuk semakin memperteguh langkah iman selama hidup di dunia, supaya mengakhiri pertandingan dengan penuh kemenangan – sehingga bisa masuk ke surga untuk bertemu dengan semua orang-orang terkasih yang sudah lebih dahulu ada di surga.

Dalam ibadah keluarga (mezbah doa) di pagi hari (subuh) dan tengah malam, selain keluarga kita yang berkumpul, Tuhan memperlihatkan bahwa ibadah kita cukup ramai. Di dalam Roh diperlihatkan Tuhan Yesus hadir. Kita selalu menyediakan satu kursi kosong, dan Tuhan Yesus duduk di situ. Kemudian para malaikat perang Tuhan berjaga di sekeliling rumah, banyak sekali. Selain itu surga terbuka dan para orang kudus juga mengikuti ibadah yang berlangsung. Mereka adalah orang-orang yang sudah kita layani yang sekarang ada di surga dan juga keluarga-keluarga yang kita kasihi. Ketika Tuhan Yesus menyingkapkan rahasia Roh ini, kita semua bersukacita, karena ternyata orang-orang kudus yang sudah meninggal itu tidak jauh dari kita. Mereka selalu berdoa dan menyemangati kita selama hidup di dunia, supaya tetap setia menjaga kekudusan hidup dan melakukan setiap kebenaran Firman Tuhan.

Sebetulnya di dalam Roh kita semua sangat dekat dengan mereka semua. Sering kali dalam pergumulan hidup dan pelayanan yang berat, Tuhan Yesus mengijinkan kita untuk bertemu dengan orang-orang kudus yang kita kasihi, dan mereka menguatkan dan meneguhkan iman kita. Ini sama seperti ketika Tuhan Yesus dikuatkan dan diteguhkan oleh Musa dan Elia di atas gunung, ketika Tuhan Yesus akan menghadapi masa sengsara (Matius 17:2,3)

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

PERASAAN ORANG KUDUS DI SURGA

$
0
0

Sekali orang masuk ke surga atau merasakan suasana surga, mereka SAMA SEKALI tidak ingin kembali lagi ke dunia yang penuh penderitaan. Orang kudus yang ada di surga masih ingat tentang semua keluarga atau orang-orang yang mereka kasihi di dunia, tetapi sudah melupakan semua penderitaan dan kesengsaraan selama hidup di dunia.

Ketika anak Tuhan memahami surga yang begitu nyata, itu akan menjadi tujuan hidup utama, karena tidak tergantikan oleh hal apa pun. Bahkan Tuhan Yesus menyatakan, bahwa orang akan menjual segala miliknya dan tidak akan melepaskan “kerajaan surga” yang ditemukan.

Tujuan utama Tuhan Yesus turun ke dunia, menderita dan mati di kayu salib adalah supaya orang berdosa yang seharusnya masuk neraka, bisa diselamatkan dan masuk surga. Begitu juga hal kematian orang-orang yang kita kasihi, itu sepenuhnya otoritas Tuhan yang mengetahui masa dan waktu. Sekarang meninggal dan masuk surga sangat lebih baik dibandingkan dengan diberi kesempatan hidup dan sembuh, tapi di akhirnya kalah dalam pertandingan iman dan masuk neraka.

Satu kali ada hamba Tuhan yang menderita sakit parah. Ketika dilayani dan didoakan, ternyata dia terlibat dalam perdukunan. Kemudian dia mau melepaskan semua jimat dan ikatan roh setan yang dimiliki dan setelah itu dia disembuhkan secara ajaib oleh Tuhan. Setelah dilayani, kita membimbing dia untuk setia membaca Alkitab, menjaga kekudusan hidup dan melakukan Firman Tuhan. Tetapi dia malas untuk melakukan langkah iman dan kembali ke hidup yang lama. Akhirnya dia menderita sakit yang lebih parah, sampai meninggal. Pada saat itu Tuhan Yesus menunjukkan bahwa rohnya diseret oleh setan-setan masuk ke neraka.

(Lukas 11:24-26 -- "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.")

Sebagai orang beriman kita harus mengucap syukur kalau ada orang-orang yang kita kasihi meninggal masuk ke surga, karena itu adalah kerinduan utama dari Tuhan Yesus sendiri. Justru pihak yang paling sengsara adalah kita yang masih hidup di dunia yang penuh dengan berbagai penderitaan dan dukacita. Termasuk kita setiap hari harus memikul salib dan mengikut Tuhan Yesus untuk akirnya bisa masuk ke surga, bertemu dengan orang kudus yang lebih dahulu meninggal.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

FENOMENA BUNYI SANGKAKALA

$
0
0

Sekarang banyak orang di seluruh dunia mendengarkan fenomena bunyi terompet atau sangkakala. Itu adalah peringatan Tuhan yang terus menerus supaya anak-anak Tuhan dan semua orang di seluruh dunia mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus dengan menjaga kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman dengan setia.

Kita sendiri sudah mendengar sangkakala yang ditiup malaikat ini beberapa tahun lalu. Tuhan memperlihatkan yang meniup adalah malaikat Tuhan, ditiup terus menerus untuk memperingatkan semua orang di seluruh dunia bahwa waktunya sudah semakin dekat.

Pada masa kerajaan Israel, menjelang perayaan Tahun Yobel, terompet ditiup terus menerus untuk memanggil semua orang di seluruh daerah kerajaan Israel dari Dan (Israel Utara) sampai Bersyeba (Israel Selatan) untuk berbondong-bondong datang ke Yerusalem. Suara sangkakala peringatan untuk mempersiapkan diri dan datang berkumpul ini disebut “Tekiah Teruah.” Pada masa itu belum ada HP, jadi untuk mengumpulkan seluruh umat Israel sangat memakan waktu. Ini seperti jaman kerajaan di Indonesia, di mana untuk mengumpulkan seluruh rakyat, maka hulubalang raja berkeliling memukul gong untuk menarik perhatian masyarakat.

Setelah semua umat Israel berkumpul di Yerusalem, selanjutnya imam besar memerintahkan ditiup terompet dengan suara yang keras dan panjang, yang disebut “Tekiah Gedolah”. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan sangkakala terakhir ini ditiup, jadi semua umat yang berkumpul menanti-nantikan dengan penuh sukacita.

Ketika sangkakala terakhir ditiup, semua orang berteriak, bersorak sorai dengan gegap gempita dan bersukacita dengan luar biasa karena hari pembebasan, tahun pembebasan, tahun Yobel dimulai. Tahun di mana semua budak dan tawanan dibebaskan, semua hutang piutang dibebaskan, tanah dan hak milik dikembalikan, semua orang menjadi orang merdeka.

Sekarang ini para malaikat sudah meniup sangkakala terus menerus untuk memperingatkan semua umat manusia bahwa masa pembebasan segera tiba. Tahun Yobel surgawi sebentar lagi datang. Semua orang yang digerakkan hatinya oleh Roh Kudus menanggapi dengan serius peringatan surgawi. Tahun pembebasan tubuh jasmani yang dikutuk dosa ini sebentar lagi terjadi, tahun rahmat Tuhan, tahun di mana anak-anak Tuhan diubah dalam sekejap mata dengan tubuh surgawi, diangkat ke awan-awan menyongsong Tuhan Yesus, diselamatkan dari masa penganiayaan (tribulasi) yang akan melanda seluruh bumi.

Saya doakan, kita semua memahami sangkakala yang sekarang ini ditiup terus menerus oleh para malaikat Tuhan – mempersiapkan diri secara serius dengan menjaga kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman dengan setia.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

KDRT (KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA) DAN KETUNDUKAN DI DALAM KASIH

$
0
0

Dalam sebuah konseling, ada seorang ibu rumah tangga menyampaikan pergumulan hidup yang dialami selama puluhan tahun dalam berumah tangga. Tanpa mencantumkan namanya, sharingnya ada sebagai berikut :

-----

Yang dimaksud dengan ketundukan di dalam kasih itu apa pak? Apabila seorang istri sudah menjalankan ketundukan tetapi bukannya mendapatkan perlindungan tapi caci maki, semena mena, bolehkah saya bertanya di mana janji Tuhan yang akan memberikan perlindungan Roh itu?

Bagaimana tanda dari lepas perlindungan Roh dari suami itu? Atau lepas perlindungan Roh dari Tuhan? Bisakah istri yang taat dan menjadi tiang doa di dalam keluarga bisa tetap mendapatkan perlindungan Roh itu walaupun tanpa suaminya itu?

Pak, menurut saya apabila kedua belah pihak mau berubah itu akan sangat mudah menjalaninya, tapi apabila hanya seorang yang berusaha di mana seorang lagi tidak berusaha dan masa bodoh dapatkah kita menjadi seperti apa yang direncanakan Tuhan? Seseorang sudah menikah selama 20 tahun, belajar menundukkan diri kepada suami, menjadi tulang punggung untuk kehidupan rumah tangganya, melakukan kewajiban seorang istri dan ibu, tapi itu tidak akan menjadi kenyataan apabila hanya seorang yang terus berusaha dan berusaha di mana yang satunya lagi tidak berusaha dan tidak mau merubah diri? Lalu apabila sudah seperti ini apa yang harus istri lakukan pak?

Sangatlah ideal kalo memang suami takut akan Tuhan dan akan jelas tahu jawabannya bagaimana merubah suatu keluarga menjadi keluarga yang dilindungi oleh Tuhan, apa yag terjadi kalau suami tersebut tidak merasa bersalah dan tidak merasa ada kesalahan dalam keluarganya pak? Apa yang membuat Tuhan tidak mengulurkan tangannya untuk menolong sang istri, Tuhan dapat mudah saja mengetuk pintu suaminya dan menyadarkan nya sehingga bisa menjadi seperti apa yang Tuhan firmankan, tapi kenapa itu seakan akan menjadi sangat sulit? Semua yang dinasehatkan sudah dijalani, tapi perubahan itu tidak pernah datang dan sampai. Apa yang harus dilakukan oleh sang istri pak? Tetap berharap, ataukan menyerah dan berpisah?

Saya pak tidak takut direndahkan apabila bisa menghasilkan suatu kebaikan, apapun akan dilakukan demi kebahagiaan anak dan keluarga, tapi apakah itu mungkin? Amsal mengatakan, ‘jawaban yang lemah lembut akan meredakan amarah’, tapi apabila jawaban yang sudah lemah lembut pun mengakibatkan pertengkaran lalu apa yang harus kami pegang pak?

Bapak bisa membayangkan skenarionya seperti ini, di mana istri sebagai penasihat memberikan masukan kepada suami dengan lemah lembut dan suara yang rendah, tapi disambut dengan jawaban yang lantang, marah, dan mengeluarkan kata-kata kebun binatang. Sang istri harus bersabar, dan menjawab dengan penuh kasih dan kesabaran, lalu mendapatkan jawaban dari suami yang marah, mata merah mendelik seperti kerasukan setan, lalu diakhiri dengan pukulan. Lalu dengan anak saling baku hantam dengan sang ayah, ayat mana lagi yang harus kami terapkan pak? Setitik perubahan tidak pernah terjadi, sedikit penyesalan tak pernah diucapkan. Soal ke gereja, kami melakunnya setiap minggu tapi itu semua hampa. Semua hanyalah rutinitas. Apakah bapak mempunyai jawaban untuk saya apak?

-----

Saya bisa memahami apa yang dialami dan dirasakan oleh ibu tersebut. Kita banyak melayani keluarga-keluarga dengan pergumulan yang hampir sama.

Saya akan memberikan sebuah contoh yang cukup ekstrem. Ada satu keluarga dengan istri yang menopang suami dalam bekerja. Kita kenal dekat keluarga ini dari 24 tahun lalu. Si istri bekerja dengan keras untuk mempersiapkan masa depan yang baik untuk anak-anaknya. Sampai akhirnya tiga anaknya masing-masing dibekali satu rumah dan satu mobil. Dia sendiri punya beberapa rumah dan kontrakan. Anak-anaknya kemudian menikah dan dia punya cucu-cucu. Secara manusia,target dan tujuan hidupnya tampaknya tercapai.

Tapi apa yang direncanakan manusia tidak berakhir mulus seperti yang diinginkan jika tidak didasarkan pada ketundukan akan Firman Tuhan.

Si istri adalah pekerja keras yang berusaha mempersiapkan masa depan keluarganya, membuat miskomunikasi dengan suami. Suaminya akhirnya mabuk-mabukan, dan punya pacar lalu menikah lagi. Ketika melihat suaminya menikah lagi, dia kemudian mencari “berondong” dan menikah lagi juga.

Beberapa tahun kemudian suaminya meninggal. Anaknya terlibat kawin cerai, bahkan kawin pindah agama.

Semua rumah dan mobil yang diberikan, dijual anak-anaknya. Rumahnya sendiri satu persatu dijual, dan akhirnya menempati sebuah rumah kecil bersama suami ketiga yang beragama Islam.

Di jalan, dia dihipnotis orang dan semua perhiasan emas dan tabungan lenyap. Semua usaha keras dan kebanggaan hidupnya lenyap dalam sekejap.

Ketika berada pada posisi terpuruk tersebut, dia bersedia datang ke rumah untuk dilayani Pelepasan dan Pemulihan. Dia menyalahkan semua orang karena penderitaan di masa tua yang dialami.

Kemudian kita mendoakan dan mengajak untuk tidak memandang orang lain tapi hanya memandang kasih Tuhan saja. Sekarang dia sudah bisa melepaskan semua ikatan yang membelenggu hidup dan hatinya berpuluh tahun selama ini, dan hidupnya mulai dipenuhi dengan sukacita dan damai sejahtera surgawi. Dia mulai menjadi pendoa syafaat untuk seluruh keluarga besarnya, dan bersama dengan menantunya mulai aktif pelayanan kaum wanita di gereja.

Dia berkata, “Ternyata jika mengandalkan diri sendiri dan tidak bergantung pada kasih Kristus, semuanya sia-sia belaka.”

Puji Tuhan, di masa tuanya dia mau belajar kepada Tuhan Yesus, dan menyerahkan seluruh hati dan hidupnya kepada kasih Kristus. Pada saat itu dia baru merasakan arti dan tujuan hidup yang sebenarnya – yaitu menjalani hidup yang berkenan kepada hati Tuhan dan bergantung sepenuhnya kepada setiap kebenaran Firman Tuhan.

Dari problem keluarga tersebut, ada hal-hal yang bisa dipelajari :
- Orientasi dan tujuan hidup keluarga itu adalah kecukupan dan kelimpahan materi. Mereka berpikir akan bahagia kalau masa depan anak cucu terjamin.
- Sekalipun keduanya pelayan aktif di gereja, tapi kenyataannya suami dan isteri tidak takut pada Tuhan dan tidak mau tunduk kepada FirmanNya.
- Ketika penghasilan istri lebih besar, dia memandang rendah suaminya.
- Suami sakit hati dan jatuh dalam dosa.
- Istri membalas perbuatan suami dengan melakukan dosa yang sama.
- Hasilnya, anak-anak melihat contoh buruk orang tuanya, dan hidup dalam dosa, kawin cerai dan pindah agama.
- Istri mendidik anak-anaknya berdasar pengalaman pribadinya, sehingga anak perempuannya menjadi duplikat dirinya, pekerja keras untuk menjamin masa depan. Hasilnya, sama seperti yang dialami mamanya, dia tidak menghargai dan merendahkan suaminya. Dia hidup “untuk dirinya” sendiri.
- Semua usaha keras puluhan tahun yang dijalani dengan banting tulang, berakhir dengan kesia-siaan; karena tidak dibangun di atas dasar kebenaran Firman dan takut akan Tuhan. Pada saat itu setan punya hak legal untuk membelokkan pikiran, mengacaukan semua hal dan akhirnya mendatangkan kehancuran yang pahit di masa tua.
- Apa yang dialami suami isteri dan anak cucunya adalah bentuk nyata ikatan kutuk yang membelenggu keturunan yang menyebabkan terjadinya berbagai penderitaan hidup. Jika tidak diputuskan, maka akan terus mengikat seluruh keturunan dengan penderitaan yang terus berulang.

Sekarang, kita kembali kepada sharing ibu di atas, saya tidak akan mengatakan siapa yang salah dan siapa yang benar. Yang PALING PENTING adalah : ADA SATU ORANG di dalam keluarga yang MAU tunduk kepada Firman Tuhan dan menyediakan diri untuk memenangkan kelurga di dalam kuasa Roh Kudus. Itu sudah cukup!

Berdasarkan pengalaman hidup dan pelayanan selama ini, kita tidak bisa membuat orang berubah pikiran apalagi jika menghadapi orang yang sudah tua. Mereka sudah memiliki pola pikir sendiri dan tercipta selama puluhan tahun kehidupan. Manusia tidak bisa merubahnya. Akan tetapi kuasa Tuhan Yesus bisa! Tuhan Yesus adalah Allah yang berkuasa menjamah dan mengubahkan hati manusia seberapa degil dan pahit keadaannya. Kita bisa memohon Tuhan Yesus beracara terhadap orang-orang yang kita kasihi, dan itu SANGAT MUNGKIN terjadi.

Yang diperlukan adalah kesediaan untuk memenangkan seluruh keluarga bersama dengan Tuhan, dan bisa mulai melakukan langkah LANGKAH IMAN ini :
1. Merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan tekun berdoa puasa.
2. Setiap hari tekun berdoa peperangan untuk pemulihan suami dan seluruh keluarga.
3. Setiap hari tekun membaca Alkitab, merenungkan dan melakukan dengan taat.

Sebelum itu, sebaiknya anggota keluarga yang mau mengambil komitmen tersebut masuk dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan, supaya setan tidak punya hak untuk mengagalkan Langkah Iman yang dilakukan. Di dalam pelayanan ini kita akan memahami mengenai dunia Roh, ikatan Roh, memulihkan kuasa sebagai anak Tuhan di dalam Roh dan Berkemenangan di dalam Peperangan Roh.

Untuk pelayanan Pelepasan dan Pemulihan, kita bisa mengubungi hamba-hamba Tuhan yang diberkati karunia Roh untuk itu, atau di lembaga-lembaga pelayanan yang menyediakan doa tersebut.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

CARA HIDUP ORANG-ORANG KUDUS DI SURGA

$
0
0

Orang kudus di surga hidup seperti malaikat. Tidak kawin dan mengawinkan. Mereka hidup penuh dengan sukacita dan sama sekali tidak ada kesedihan dan perasaan mencekam yang dirasakan oleh manusia di dunia.

(Matius 22:30 - "Karena pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga.")

Dengan seijin Tuhan, pada waktu-waktu tertentu mereka bisa melihat semua keluarga dan saudara yang masih ada di dunia, dan rindu semua orang diselamatkan untuk masuk ke surga bersama dengan mereka. (Lukas 16:27,28)

Mereka di surga berdoa kepada Tuhan Yesus supaya semua orang yang dikasihi selamat dan masuk ke surga. Mereka juga terus menyemangati semua orang yang masih hidup di dunia untuk selalu menjaga kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman Tuhan yang taat dan setia.

(Ibrani 12:1 - "Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.")

Di surga semua orang kudus terus belajar tentang Firman Tuhan langsung dari sumberNya. Pembelajaran yang sangat kudus, indah, mulia, yang tidak pernah habis, kekal selamanya. Semua orang kudus hidup di surga dalam sukacita dan damai sejahtera kekal.

Sebagai anak Tuhan yang memahami kebenaran Roh, sebaiknya kita mengarahkan hati dan pikiran untuk mencapai tujuan hidup yang utama yaitu : hidup kekal di surga berkumpul bersama dengan semua keluarga dan para sahabat di surga.

Ketika kita teringat kepada orang-orang yang terkasih yang sudah ada di surga, sebaiknya bisa menjadi semangat dan sukacita – bahwa mereka sudah bersukacita dalam kebahagiaan kekal di surga. Justru kita yang sekarang ini masih dalam pergumulan berat, karena harus melewati hidup di dunia yang penuh penderitaan dan dukacita – karena tubuh jasmani semua orang berada dalam kutuk kematian kekal.

Kita bisa bertemu dengan mereka bukan karena angan-angan, kesedihan, menyalahkan atau mengutuki diri – tetapi dengan hidup dalam kekudusan dan menjadi pelaku Firman Tuhan yang taat dan setia. Sekalipun sudah menerima keselamatan dalam baptisan atau menjadi orang Kristen pada awalnya, tetapi bisa masuk surga ditentukan oleh keadaan kita ketika menghadapi kematian. Kita tidak tahu kapan maut menjemput, karena setiap hari harus hidup dalam kebenaran Firman Tuhan.

Lebih banyak orang Kristen yang mati masuk neraka kekal, karena tidak mengakhiri hidup dalam kegagalan – hidup dalam kepahitan, dendam, dosa, kecemaran, kepedihan hidup, tidak ada pengharapan dan dukacita yang berlarut-larut. Sekali orang Kristen masuk neraka, maka selama-lamanya akan mengalami siksaan kekal yang sangat mengerikan.

Tuhan Yesus dan semua orang Kudus di surga rindu, setiap anak Tuhan hidup mengandalkan Tuhan, penuh sukacita dan ucapan syukur, menjaga kekudusan hidup dan menjadi pelaku Firman dengan setia, dan mengakhiri hidup dengan penuh kemenangan iman di dalam kasih Kristus. Pada saat itu kita akan bertemu dengan Tuhan Yesus dan semua orang-orang yang kita kasihi di surga, di dalam kebahagiaan dan sukacita kekal.

(Yakobus 1:12 - "Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.")

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *


KUBAH HITAM ROH (BLACK DOME OF EVIL SPIRIT)

$
0
0

Pagi hari jam 4 saya bangun untuk ‘nobar’ (nongkrong bareng) bersama Tuhan Yesus di Ruang Doa. Acara ‘nobar’ pagi itu diisi dengan pujian penyembahan, membaca dan merenungkan Firman Tuhan dan berdoa. Ketika waktu menginjak sekitar jam setengah lima, Tuhan Yesus meminta untuk memperhatikan apa yang terjadi di lingkungan sekitar rumah.

Saya mulai lebih bertekun masuk di dalam hadirat Tuhan dan sebentar kemudian terdengar suara ‘saudara-saudara sepupu’ bersahut-sahutan berdoa di tempat ibadahnya masing-masing. Itu adalah hal yang sudah biasa terjadi puluhan tahun selama ini, tetapi kemudian Tuhan meminta untuk lebih memperhatikan apa yang terjadi di dalam Roh.

Pada saat saat orang-orang mengucapkan doa-doa dari agama-agama dunia, ternyata ada awan hitam berkumpul dan mulai membentuk tutup setengah lingkaran (kubah) warna hitam di masing-masing wilayah. Kubah-kubah hitam ini perlahan membesar, menyatu dengan kubah-kubah hitam di sekelilingnya, membentuk kubah hitam yang lebih besar lagi.

Kumpulan kubah hitam ini kemudian menyatu dengan kubah-kubah hitam besar di daerah, bahkan kota, propinsi, pulau-pulau. Di seluruh dunia ‘kubah-kubah hitam roh’ ini terbentuk ada yang besar dan ada yang kecil, tergantung dari banyaknya para pendoa agama-agama dunia yang tekun melakukan ritual agamanya. ‘Kubah hitam roh’ ini yang terbesar ada di daerah Timur Tengah.

‘Kubah hitam roh’ ini setiap hari dibangun secara sistematis oleh semua penganut agama-agama dunia, dan selalu diperkuat beberapa kali sehari. Mereka yang melakukan ritual agama-agama dunia itu tidak paham apa sebenarnya yang terjadi di dalam roh, tetapi ini adalah pola yang sangat terstruktur dilakukan di seluruh dunia untuk membuat dan menyelubungi seluruh dunia dengan ‘kubah hitam roh’.

‘Kubah hitam roh’ yang tebal menutupi langit, menghalangi doa-doa anak-anak Tuhan dan merampas damai sejahtera. Anak-anak Tuhan yang tidak bertekun doanya tidak bisa menembus dan hanya doa-doa anak Tuhan yang bertekun dan berkuasa yang bisa membakar dan menembus ‘kubah hitam roh’ itu. Selain itu itu, kubah ini juga menghalangi jawaban-jawaban doa yang akan diterima, bahkan membuat setan bisa mencuri jawaban-jawaban doa.

Di dalam ‘kubah hitam roh’, setan leluasa bekerja menyerang hidup setiap anak Tuhan untuk mendatangkan berbagai penderitaan dan dukacita – mencuri kasih, sukacita dan damai sejahtera. Di satu wilayah yang selalu ditudungi ‘kubah hitam roh’ yang kuat, kejahatan dan kecemaran merajalela, dan kebenaran Firman Tuhan sulit dibagikan karena dihalang-halangi oleh roh-roh setan yang berkuasa. Dan kalaupun bisa dibagikan, maka roh-roh jahat akan mencuri dan merampasnya, sehingga kebenaran Firman Tuhan tidak bisa dipahami.

(Matius 13:19) “Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.”

Walaupun tampaknya sangat kokoh dan kuat, Tuhan Yesus meminta kita tidak perlu gentar, karena sebagai anak-anak Tuhan kita memiliki kuasa dan otoritas penuh dari Allah Bapa di surga.

Kemudian Tuhan Yesus mengajarkan satu doa untuk menghancurkan ‘kubah hitam roh’ :

“Bapa kami yang di surga, aku minta Bapa mengubah langit di ... (daerah, kota, negara) menjadi langit api kemuliaan Allah, yang menghancurkan ‘kubah hitam roh’, benteng-benteng iblis, selubung-selubung roh yang menolak pengenalan kebenaran dan kuasa Firman Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus. Bapa Kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu ... (Doa Bapa Kami 14 kali).”

Ketika doa diucapkan dan doa Bapa Kami diucapkan berulang 14 kali, Tuhan Yesus memperlihatkan ‘kubah hitam roh’ terkikis dan hancur lenyap. Selanjutnya langit dipenuhi dengan cahaya Api Kemuliaan Allah Bapa yang berwarna biru (blue fire) menyala sangat terang. Itu adalah Api Kemuliaan Allah.

(Keluaran 24:17) "Tampaknya kemuliaan TUHAN sebagai api yang menghanguskan di puncak gunung itu pada pemandangan orang Israel."

Langit Api Kemuliaan Allah membuat daerah itu diterangi di dalam Roh. Banyak malaikat yang turun untuk melindungi doa-doa anak-anak Tuhan dan mengirimkan jawaban-jawaban dari surga. Benteng-benteng iblis yang dibangun untuk menolak pengenalan Firman Tuhan satu persatu dihancurkan oleh Api Kemuliaan Allah yang menyambar-nyambar. Damai sejahtera dan sukacita surgawi menggantikan suasana kejahatan dan dukacita mencekam.

Selain itu, ketika doa rantai Bapa kami diucapkan, maka ada selubung perlindungan Roh terbentuk di sekeliling tubuh dan rumah kita, dan malaikat-malaikat turun berjaga melindungi dari semua serangan balik roh jahat.

Sekalipun sudah dihancurkan, iblis akan terus berusaha membangun kembali ‘kubah hitam roh’ beberapa kali sehari sesuai waktu ritual doa dinaikkan oleh para pengikutnya. Akan tetapi ketika langit penuh dengan Api Kemuliaan Allah, maka awan hitam yang akan membentuk ‘kubah hitam roh’ lenyap dengan cepat. Tidak ada ‘kubah hitam roh’ dapat terbentuk di daerah itu sepanjang hari.

Langit Api Kemuliaan Allah bertahan selama satu hari, dan esok paginya jika tidak ada anak Tuhan yang berdoa dan ritual doa-doa agama dunia dinaikkan, maka langit kembali ditutupi oleh ‘kubah hitam roh’ yang hitam pekat seperti semula.

Tuhan Yesus menunjukkan mekanisme ini terjadi supaya anak-anakNya bertekun dan setia berdoa setiap hari.

(Efesus 6:18) “Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus.”

Coba kita bandingkan disiplin Langkah Iman dari anak-anak Tuhan dibandingkan dengan para penganut agama-agama dunia. Mereka menjalankan ritual ibadahnya dengan ketaatan yang sangat tinggi, selama waktu-waktu tertentu yang sudah ditetapkan setiap hari di seluruh dunia – sementara anak-anak Tuhan terlihat ‘malas’ dan tidak peduli bahwa setiap hari mereka sebenarnya menghadapi peperangan Roh yang dahsyat.

(Efesus 6:12) “Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.”

---

Kemudian Tuhan meminta saya untuk bangun lebih awal, jam tiga pagi. Walaupun berat karena masih mengantuk tetapi saya tetap melangkah masuk ke Ruang Doa. Waktu itu suasana sangat sepi, sehingga ‘nobar’ bisa berjalan lebih intensif. Satu jam kemudian, saya kaget karena terdengar suara sangat riuh bersahut-sahutan – ternyata di tempat-tempat ibadah dekat rumah, mereka mulai memutar kaset doa-doanya lebih pagi sebelum jam doa yang sebenarnya dimulai. O, ternyata ini maksud Tuhan Yesus membangunkan lebih pagi.

Ada yang menarik terjadi waktu itu, ketika lantunan ritual doa yang bersahutan kencang terdengar dari loud speaker, anjing di rumah “melolong” seperti serigala. Tuhan Yesus memperlihatkan, bahwa di waktu-waktu itu, ‘pintu gerbang’ (portal) roh terbuka dan banyak roh-roh setan keluar. Anjing di rumah melihat apa yang terjadi di dalam roh, yang membuat dia ‘melolong’. Rombongan roh-roh jahat keluar, mereka berusaha membangun ‘kubah hitam roh’, tetapi karena sebelumnya sudah didoakan membuat ‘langit api kemuliaan Allah’ maka semua usaha mereka gagal total.

Kemudian ketika berangkat ke kantor, Tuhan Yesus meminta supaya saya mengucapkan ‘doa rantai’ Bapa Kami. Perjalanan ke kantor pagi hari memakan waktu satu jam, dan selama itu ‘doa rantai’ Bapa Kami bisa diucapkan sampai seratus kali.

Di dalam Roh, Tuhan Yesus memperlihatkan, ketika ‘doa rantai’ Bapa Kami diucapkan, maka ‘kubah-kubah hitam roh’ yang ada di sepanjang tempat-tempat dilewati, dihancurkan oleh Tuhan Yesus dan digantikan dengan langit Api Kemuliaan Allah. Suatu pemandangan yang sangat indah, di mana Api Kemuliaan Allah terus bergerak di sepanjang tempat doa rantai Bapa Kami diucapkan, menghancurkan ‘kubah-kubah hitam roh’ digantikan dengan cahaya kemuliaan Allah yang bersinar terang. Kuasa kemuliaan Allah sangat indah dan luar biasa!

---

Sebaiknya di setiap daerah ada satu anak Tuhan yang mau ‘bayar harga’ untuk bangun pagi dan mengucapkan doa untuk menghancurkan ‘kubah hitam roh’ di daerahnya. Satu anak Tuhan yang setia dan bertekun “sudah cukup” untuk menghadapi ribuan pasukan roh jahat, karena otoritas dan kuasa penuh yang diberikan oleh Allah Bapa di surga.

Jika Tuhan Yesus membangunkan kita di waktu pagi, hari masih gelap, itu adalah waktu perkenanan bagi kita untuk bertemu dengan Tuhan Yesus dan menjadi rekan sekerjaNya untuk menghancurkan ‘kubah hitam roh’ dan menggantinya dengan Langit Api Kemuliaan Allah.

Karena setiap hari para penganut agama-agama dunia melakukan ritual untuk membangun ‘kubah hitam roh’, maka anak-anak Tuhan diminta juga bertekun untuk menghancurkannya setiap hari. Tuhan Yesus meminta kita untuk berdoa dengan tak putus-putus setiap hari, dan bukan seminggu sekali, sebulan sekali atau setahun sekali.

Jika kita dipanggil Tuhan Yesus untuk memenangkan jiwa-jiwa di satu daerah, maka langkah awal untuk menghancurkan ‘kubah hitam roh’ setiap hari adalah Tindakan Iman sangat penting. Ketika langit penuh dengan Api Kemuliaan Allah, maka iblis tidak bisa membangun benteng-benteng untuk menolak pengenalan akan kebenaran Firman Tuhan.

Bahkan Tuhan Yesus memperlihatkan, ketika ada anak-anak Tuhan di setiap tempat setia berdoa pagi untuk menghancurkan ‘kubah hitam roh’, maka kuasa kasih dari Tuhan Yesus akan leluasa menjamah jiwa-jiwa untuk diselamatkan. Doa-doa anak Tuhan dan jawaban-jawaban dari surga tidak terhalang.

Setia berdoa menghancurkan ‘kubah hitam roh’ bukan hanya merupakan tindakan iman bagi kepentingan diri sendiri, tetapi membuat kita menjadi ‘rekan sekerja’ Allah untuk membebaskan satu wilayah dari cengkeraman kuasa kejahatan, membuka jalan bagi doa-doa anak-anak Tuhan yang dinaikkan dan menghancurkan penghalang bagi keselamatan jiwa-jiwa yang terhilang.

---

Saya berdoa kuasa Tuhan Yesus menjamah setiap orang yang membaca kesaksian ini baik pribadi maupun team doa supaya mau mengambil komitmen untuk menjadi ‘petempur doa’ di tempat masing-masing. Roh Kudus yang ada di dalam hidup kita akan menyingkapkan kebenaran kuasa Firman Tuhan yang ada di dalam doa penghancuran ‘kubah hitam roh’.

(Yohanes 14:26) "Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu."

Roh Kudus juga akan menguatkan kita untuk membagikan ajakan ini ke semua anak-anak Tuhan di tempat-tempat lain, supaya cengkeraman ‘kubah hitam roh’ yang selama ini tidak dipahami telah membelenggu dan mengikat kota, wilayah dan bangsa kita bisa dihancurkan, digantikan dengan Langit Api Kemuliaan Allah yang membawa kemenangan, berkat dan keselamatan jiwa-jiwa.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo/PD Yoel)

* * * * *

Berita Pesta - Oktober 2017

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Informasi Pelaksanaan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) September/Oktober 2017

Kelas DIK

Mempelajari doktrin dasar kekristenan merupakan pengalaman yang menyenangkan sekaligus memunculkan begitu banyak pertanyaan baru, seperti: apa tujuan Allah menciptakan segala sesuatu, mengapa manusia bisa jatuh dalam dosa, bagaimana peran Kristus sebagai Adam Kedua, hingga bagaimana kita mensyukuri hidup baru yang diberikan karena anugerah dalam kematian dan penderitaan Kristus. Inilah yang dipelajari oleh peserta kelas DIK September/Oktober 2017. Kelas ini diikuti oleh 31 peserta, dan kami bersyukur bahwa sebagian besar peserta menunjukkan sikap kritis dan ingin menggali doktrin dasar Alkitab lebih mendalam. Doakan agar seluruh peserta terus menggali kebenaran-kebenaran iman Kristen dengan baik supaya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Pendaftaran Kelas Diskusi Natal November/Desember 2017

Lowongan YLSA

Perayaan Natal bukan sekadar acara atau program rutin yang dilakukan gereja setiap setahun sekali untuk memperingati kelahiran Kristus. Natal adalah momen bagi setiap orang percaya untuk bersyukur dan memaknai kehadiran Allah yang Mahatinggi dan Mahasuci di dunia bagi manusia yang berdosa. Maukah Anda memaknai Natal sesuai dengan kebenaran firman-Nya? Bergabunglah dalam kelas Natal 2017 ini. Pendaftaran peserta kelas Natal 2017 sudah dibuka dan kelas diskusi akan berlangsung pada November/Desember 2017. Banyak peserta kelas Natal pada tahun-tahun sebelumnya merasakan berkat dari kelas ini. Jika Anda rindu bergabung dengan rekan-rekan seiman untuk mendapat berkat dan pembelajaran dari kelas Natal, bergabunglah bersama kami pada tahun ini..

Silakan hubungi Kusuma untuk mendaftarkan diri. Jangan lupa mencantumkan subjek email [DAFTAR -- KELAS NATAL]. Mari menyambut Natal dengan mengikuti kelas Natal PESTA!

3. Kabar Alumni: Bapak Japri Novendi Mengikuti Pelatihan PA dengan Menggunakan Gawai di GRII Batam

Terima kasih Moderator

Pada 14 Oktober 2017, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) memberikan pelatihan PA dengan menggunakan gawai di GRII Batam yang dilayani oleh Ibu Yulia. Salah satu alumni PESTA, yaitu Bapak Japri Novendi, mengikuti acara ini. Lalu, pada 15 Oktober 2017, Bapak Japri juga mengikuti pelatihan guru sekolah minggu tentang bagaimana menggunakan DVD Library SABDA Anak 1.3 untuk pelayanan sekolah minggu di tempat yang sama. Berikut ini adalah kesaksian dari Bapak Japri: "Pelatihan PA dengan menggunakan gadget sangat menarik. Saya tidak menyangka bahwa aplikasi Alkitab dari SABDA dapat terintegrasi satu sama lain. Dari pelatihan ini, saya terberkati dan bisa memakainya lebih maksimal lagi. Breakthrough-lah, pokoknya. God Bless YLSA!" Kiranya pada kesempatan lain, di wilayah lain, alumni PESTA dapat memanfaatkan kesempatan untuk mengikuti pelatihan SABDA. To God be The Glory!

Tidak Ada Kebangunan Rohani Tanpa Reformasi

$
0
0

Pada saat orang-orang Kristen membicarakan hal-hal rohani, bisa dipastikan akan muncul sebuah frasa yang dibahas berulang kali, yaitu "kebangunan rohani".

Kelas DIK

Melalui khotbah, pujian, dan doa, kita seolah mengingatkan Tuhan dan orang lain bahwa yang harus kita lakukan untuk memecahkan semua masalah kerohanian kita adalah dengan mengadakan "kebangunan rohani yang dahsyat". Media rohani pun secara luas mengatakan bahwa kebangunan rohani akbar adalah sebuah kebutuhan terbesar saat ini. Sementara itu, para penulis Kristen yang menuliskan apa pun tentang kebangunan rohani dijamin akan dengan mudah mendapatkan editor yang dengan senang hati mau menerbitkan tulisan mereka.

Akibat gencarnya isu kebangunan rohani ini, hampir tidak ada orang yang berani mengungkapkan pendapat yang berseberangan dengan masalah ini, meski bisa saja kebenaran justru terletak di arah yang berseberangan. Kini, popularitas agama telah menyamai filsafat, politik, dan mode pakaian wanita. Sepanjang sejarah, agama-agama besar di dunia telah mengalami masa-masa kemunduran dan juga kebangkitan kembali, yang secara sembrono disebut oleh para pengamat sebagai kebangunan rohani.

Kita tidak bisa mengesampingkan fakta bahwa beberapa daerah non-Kristen sekarang ini juga sedang menikmati kebangunan rohani. Laporan terakhir dari Jepang memberitakan kejayaan kembali agama Shinto setelah sempat mengalami kemunduran akibat Perang Dunia II. Di Amerika sendiri, agama Katolik Roma, sebagaimana aliran Protestan Liberal, telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Akhirnya, keseluruhan fenomena ini mungkin bisa disebut sebagai kebangunan rohani mendunia, meskipun hal ini dikatakan tanpa melihat apakah ada peningkatan standar moral dari para pengikutnya.

Agama apa pun, termasuk Kristen, dapat mengalami ledakan rohani yang besar tanpa campur tangan Roh Kudus. Namun, jumlah generasi yang menjauhi gereja ternyata juga lebih meningkat dibanding sebelum ledakan tersebut. Saya percaya bahwa kebutuhan yang paling mendesak saat ini bukan sekadar kebangunan rohani. Harus ada perubahan radikal pada akar moralitas dan penyakit-penyakit rohani lainnya; harus diarahkan untuk mencari penyebabnya ketimbang konsekuensinya; pada penyakit itu sendiri daripada hanya sekadar gejalanya.

Saat ini, saya malah berpendapat bahwa kita sebenarnya tidak menginginkan kebangunan rohani sama sekali. Barangkali, kebangunan rohani Kristen yang terjadi secara meluas sekarang ini malah membuktikan terjadinya tragedi moral yang tidak akan dapat diperbaiki dalam seratus tahun ke depan. Saya akan memaparkan sejumlah alasan mengenai hal ini. Satu generasi yang lalu, sebagai reaksi atas "kritik tinggi" (higher criticism) dan penerusnya, yakni modernisme, muncul gerakan yang kuat untuk mempertahankan iman Kristen yang sesuai dengan sejarah dari kelompok Protestan. Untuk alasan yang jelas, gerakan ini lalu dikenal sebagai "fundamentalisme". Gerakan ini kurang lebih muncul secara spontan tanpa organisasi yang rapi, tetapi di mana pun gerakan ini muncul, tujuannya sama, yaitu membendung "bertambahnya gelombang penyangkalan" terhadap teologi Kristen sekaligus menyatakan kembali dan mempertahankan doktrin-doktrin dasar kekristenan Perjanjian Baru. Sejauh ini, semua itu hanya tinggal sejarah.

Korban yang Jatuh dari Kebijakan Itu

Fundamentalisme telah menjatuhkan banyak korban sebagai akibat kebijakannya sendiri. Firman itu akhirnya mati di tangan sahabatnya sendiri. Inspirasi Alkitab secara lisan (doktrin yang selalu dan selamanya saya pegang) misalnya, akan menjadi kaku. Suara para nabi dibungkam dan para penafsir Alkitab akan menguasai pikiran iman kita. Dalam lingkup yang lebih besar, imajinasi rohani akan memudar. Kekuasaan tidak resmi yang akan memutuskan apa yang harus dipercayai umat Kristen; bukan Alkitab, melainkan tafsiran Alkitablah yang akan menjadi sumber pengajaran. Kampus-kampus Kristen, seminari-seminari, sekolah-sekolah Alkitab, pertemuan-pertemuan Alkitab, dan para pengamat Alkitab populer, semuanya bergabung untuk mempromosikan budaya tekstual, penemuan sistem yang secara ekstrem memberikan dispensasi dengan membebaskan orang Kristen dari keharusan bertobat, taat, dan kewajiban memikul salib, lebih dari hal-hal formal lainnya. Keseluruhan bagian Perjanjian Baru diambil dari gereja dan diatur sedemikian rupa melalui sistem yang kaku dalam "pemisahan firman kebenaran". Semuanya mengakibatkan mentalitas rohani yang membahayakan kebenaran Kristus yang sejati. Ada sejenis awan dingin yang menaungi fundamentalisme. Wilayah di bawahnya sudah cukup dikenal, yaitu Perjanjian Baru. Doktrin dasar kekristenan memang ada di situ, hanya iklimnya tidak mendukung munculnya buah Roh yang manis.

Situasi yang berbeda dialami oleh gereja mula-mula yang mengalami penderitaan. Pada saat itu, mereka tetap bernyanyi dan menyembah Tuhan. Meskipun doktrin-doktrinnya terdengar hebat, pengajaran yang benar tidak pernah diizinkan untuk bertumbuh. Suara sang merpati jarang terdengar di wilayah itu; hanya seekor kakaktua yang terlihat menghinggapi pijakan imitasi dan mengulangi apa yang diajarkan kepadanya, sedangkan suaranya sangat parau dan tanpa perasaan. Iman -- doktrin yang paling penting dan berkuasa di mulut para rasul -- telah kehilangan kuasanya ketika para penafsir Alkitab menyampaikannya. Ketika kata-kata dan teks diagung-agungkan, Roh akan pergi dan tekstualisme menjadi raja. Inilah masa di mana orang-orang percaya terperangkap dalam zaman Kerajaan Babel.

Wujud penafsiran mereka, misalnya seperti ini, jika kita memiliki firman tentang sesuatu, sesuatu itu adalah milik kita. Jika suatu hal itu ada di dalam Alkitab, hal itu ada di dalam kita. Jika memiliki doktrinnya, kita juga mempunyai pengalamannya. Jadi, sesuatu yang benar tentang Paulus adalah kebenaran kita juga karena kita telah menerima surat-surat Paulus sebagai inspirasi ilahi kita. Alkitab berbicara mengenai bagaimana kita bisa diselamatkan, tetapi tekstualisme lebih lanjut mengatakan bahwa kita telah diselamatkan, suatu hal yang tidak dapat terjadi secara alamiah. Dengan demikian, kepastian akan keselamatan pribadi tidak lebih dari sekadar kesimpulan logika pikiran yang didapat dari premis-premis doktrin tersebut, dan kesimpulan pengalamannya hanya bersifat rasio.

Memberontak dari Kediktatoran Pikiran

Kemudian, pemberontakan pun muncul. Pikiran manusia hanya dapat bertahan dengan tekstualisme sejauh belum ditemukannya jalan keluar. Secara perlahan dan tanpa disadari, para pendukung fundamentalisme pun bereaksi; bukan berdasarkan pengajaran alkitabiah, melainkan atas kediktatoran pikiran para penafsir Alkitab. Atas kecerobohan dalam membenamkan orang-orang ini, mereka memperjuangkan hak untuk bernapas dan menyerang secara membabi buta demi kebebasan yang lebih besar dan tuntutan alamiah atas kepuasan emosional mereka yang selama ini diabaikan oleh para guru mereka.

Kelas DIK

Akibat dari apa yang telah terjadi selama dua puluh tahun belakangan ini adalah kerusakan moral rohani yang susah dicari bandingannya sejak bangsa Israel menyembah anak lembu emas. Tentang kita, Alkitab mungkin secara jujur telah mengatakan bahwa kita "duduk, makan, minum, dan tumbuh untuk bermain". Garis pemisah antara gereja dan dunia telah dihapuskan.

Terpisah dari beberapa dosa besar, dosa-dosa dunia yang belum diubahkan ini sekarang malah disetujui oleh mereka yang mengaku diri sebagai orang Kristen "lahir baru" dengan jumlah yang mengejutkan dan diikuti yang lainnya secara terang-terangan. Para anak muda Kristen menyanjung dan menjadikan nilai-nilai duniawi sebagai patokan mereka, serta sebisa mungkin meniru mereka. Para pemimpin rohani telah menerapkan cara-cara ahli periklanan. Tindakan seperti menyombongkan diri, mengejek, dan suka membesar-besarkan sesuatu tanpa malu-malu, sekarang telah dipandang sebagai suatu cara yang biasa dalam pelayanan gereja. Ukuran moral bukan lagi didapat dari Perjanjian Baru, melainkan dari Hollywood atau Broadway.

Kebanyakan penginjil tidak lagi suka berinisiatif. Mereka hanya suka meniru dunia ini. Iman suci atas Bapa kita di berbagai tempat telah dipakai sebagai sarana hiburan. Namun, kenyataan yang lebih mengerikan adalah bahwa semua ini telah dikonsumsi oleh masyarakat atas prakarsa mereka yang ada di atas.

Surat protes, yang dimulai dengan Perjanjian Baru yang selalu terdengar paling keras pada masa gereja menjadi paling berkuasa, berhasil dibungkam. Unsur keradikalan dalam bersaksi dan dalam kehidupan yang dahulu pernah membuat orang Kristen dibenci oleh dunia telah menghilang dari penginjilan masa kini. Orang Kristen yang pernah menjadi begitu revolusioner -- dalam hal moral, bukan politik -- kini telah kehilangan sifat tersebut. Kini, menjadi orang Kristen bukan lagi suatu hal yang berbahaya dan perlu pengorbanan. Kini, anugerah telah menjadi hal yang murahan. Pada saat ini, kita sudah terlampau sibuk untuk membuktikan kepada dunia bahwa kita dapat memperoleh keuntungan Injil tanpa harus mengalami ketidaknyamanan hidup. Ini semuanya adalah Kerajaan Allah juga.

Meski tidak terjadi di seluruh dunia, penggambaran orang Kristen modern ini memang terjadi pada mayoritas kekristenan pada masa kini. Karena alasan ini, sejumlah orang percaya beranggapan bahwa tidak ada gunanya memohon kepada Tuhan selama berjam-jam untuk mengirimkan kebangunan rohani, kecuali kita juga hendak mengubah kebiasaan kita sehingga tidak perlu berdoa. Kebangunan rohani sejati tidak akan ada, kecuali para pendoa telah memiliki kemampuan dan iman untuk mengubah cara hidup mereka sesuai dengan patokan Perjanjian Baru.

Ketika Berdoa Itu Salah

Terkadang, berdoa bukan hanya tidak berguna, melainkan salah. Kita dapat melihat Israel sebagai contohnya. Pada saat Israel dikalahkan di Ai, Yosua mengoyakkan pakaiannya, lalu menelungkupkan wajahnya ke tanah di depan tabut Tuhan sampai matahari terbenam; dia dan para tua-tua Israel menaburkan abu di atas kepala mereka.

Mengenai kebangunan rohani, filsafat modern kita beranggapan bahwa itulah yang harus dilakukan. Jika dilakukan cukup lama, mungkin hal itu akan menggerakkan hati Tuhan sehingga Ia menurunkan berkat-Nya. Namun, Tuhan berkata kepada Yosua:

Bangkitlah engkau; mengapa engkau menelungkupkan wajahmu ke tanah? Israel telah berdosa dan mereka telah melanggar perintah-Ku. Bangunlah, kuduskanlah bangsa itu dan katakan: Kuduskanlah dirimu untuk esok hari, sebab, demikianlah firman TUHAN, Allah Israel: Hai, orang Israel ada barang-barang yang dikhususkan di tengah-tengahmu; kamu tidak akan dapat bertahan menghadapi musuhmu sebelum barang-barang yang dikhususkan itu kamu jauhkan dari tengah-tengah kamu.

Kelas DIK

Gereja harus melakukan perubahan. Tindakan memohon berkat oleh mereka yang masih menjalankan kehidupan lama serta gereja yang tidak setia, hanya menjadi usaha yang membuang-buang waktu. Gelombang ketertarikan orang akan agama pun hanya akan menambah jumlah gereja yang tidak berpusat pada Yesus sebagai Tuhan dan melaksanakan perintah-Nya dengan taat. Tuhan tidak tertarik akan bertambahnya jumlah pengunjung gereja, kecuali mereka memperbarui cara hidup mereka dan memulai cara hidup yang kudus.

Selengkapnya...

Audio Doktrin Allah Tritunggal dan Signikansinya

Diterjemahkan dan disunting seperlunya dari:
Judul buku:Keys to the Deeper Life
Judul asli artikel:Leaning into the Wind
Penulis:A.W. Tozer
Penerbit:Zondervan Publishing House, Michigan 1988
Halaman:17 -- 25

Diambil dari:
Nama situs:Soteri
Alamat situs:http://reformed.sabda.org/tak_ada_kebangunan_rohani_tanpa_reformasi
Judul asli artikel:Tak Ada Kebangunan Rohani Tanpa Reformasi
Tanggal akses:16 Oktober 2017
Kategori: 

KUTUK SETAN ATAS TUBUH, JIWA DAN ROH

$
0
0

Manusia terdiri dari : tubuh (body), jiwa (soul) dan roh (spirit). Tubuh dan jiwa adalah ‘hardware’ dan ‘software’, sama seperti binatang juga punya tubuh dan jiwa dengan level yang berbeda.

ROH (SPIRIT)

Ketika manusia menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka Roh Kudus masuk bersatu dengan roh (spirit) orang itu menjadi ‘Lahir Baru’. Pada saar ‘lahir baru’ maka roh manusia diubah menjadi baru (kudus) karena dipersatukan dengan Roh Kudus, sehingga tidak dapat berbuat dosa lagi.

--(1 Yohanes 3:9) Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.

Roh manusia yang dilahirkan menjadi ciptaan baru ini adalah penjelasan Tuhan Yesus kepada Nikodemus. Jika roh manusia tidak dilahirkan kembali oleh masuknya Roh Kudus ke dalam hidupnya, maka roh orang itu tidak bisa masuk surga.

--(Yohanes 3:3) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah."

Roh manusia hanya bisa masuk ke surga jika dibawa oleh Roh Kudus masuk surga bertemu dengan Allah Bapa. Roh manusia yang tidak bersatu dengan Roh Kudus tidak bisa masuk surga dan akan masuk neraka. Roh Kudus bisa masuk ke dalam diri manusia, jika orang itu mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat pribadinya.

--(1 Korintus 12:3) Tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan bahwa tidak ada seorangpun tidak bisa masuk ke surga kalau tidak melalui DIA. Manusia penganut agama-agama dunia, tidak memiliki Roh Kudus dalam hidupnya, sehingga ketika mati rohnya ditolak masuk ke surga.

--(Yohanes 14:6) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."

Roh manusia yang sudah dipersatukan dengan Roh Kudus TIDAK BISA dikutuki (diserang) orang roh setan.

Roh manusia yang tidak punya Roh Kudus, bisa diserang dan dipakai oleh roh setan untuk melakukan dosa, misalnya melakukan perjalanan roh di luar tubuh (astral projection), melakukan berbagai dosa ritual roh (pesugihan, dll.).

KUTUK TERHADAP TUBUH

Tubuh (body) dan jiwa (soul) adalah fana karena sudah terkena kutuk dosa manusia pertama (Adam). Buktinya, tubuh dan jiwa tidak bisa masuk surga dan akan mati kembali menjadi debu tanah.

Kutuk setan bisa menyerang tubuh (body), sehingga secara fisik orang dalam hidupnya mengalami berbagai sakit penyakit dan penderitaan fisik. Se-’saleh’ apa pun manusia, termasuk para nabi, tubuh fisiknya PASTI tunduk kepada kutukan setan yaitu maut (kematian).

Ketika rapture, maka kutuk setan terhadap tubuh manusia dipatahkan karena dalam sekejap mata tubuh manusia diubah menjadi tubuh surgawi yang tidak bisa mati lagi.

--(1 Korintus 15:54,55) Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: "Maut telah ditelan dalam kemenangan. Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?"

Bahkan Tuhan Yesus sendiri juga ‘membiarkan’ tubuh fisikNya menanggung kutuk kematian di atas kayu salib.

KUTUK TERHADAP JIWA

Sama seperti serangan setan terhadap tubuh (body) maka setan juga mendatangkan kutuk atas jiwa (soul). Kutuknya berupa hilangnya damai sejahtera, sukacita, berbagai penderitaan dan tekanan pada jiwa (akal pikiran, hati, perasaan, dll.), termasuk hingga kegilaan. Bahkan akhirnya jiwa manusia juga binasa bersama dengan kematian tubuh.

Tuhan Yesus juga mengalami kematian jiwa di atas kayu salib. Jiwa (manusia) Yesus mati setelah Dia berseru kepada Allah Bapa,
"Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya. (Lukas 23:46)

KUTUK TERHADAP ROH

Ketika orang sudah lahir baru, bukan berarti kalau mati rohnya pasti masuk surga. Anak Tuhan selama hidup setelah rohnya dilahirkan kembali, HARUS menjaga kekudusan hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan, supaya rohnya bisa menerima mahkota kehidupan ketika tubuh dan jiwanya mati.

--(2 Timotius 4:7,8) Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Jika anak Tuhan melakukan dosa, membiarkan tubuh dan jiwanya dalam kecemaran hidup, maka ketika tubuh dan jiwanya mati, maka rohnya akan masuk neraka. Ada satu hukum roh yang sangat keras : tubuh dan jiwa yang berdosa, membuat roh tidak masuk surga.

--(Galatia 5:19-21) Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian (dosa TUBUH dan ROH), ia (ROH) tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (tidak masuk surga --> MASUK NERAKA).

MEMUTUSKAN KUTUK

Anak Tuhan bisa memutuskan kutuk roh setan terhadap tubuh dan jiwa, yang berhubungan dengan hak legal setan karena dosa dan kesalahan yang dibuat nenek moyang, orang tua atau diri pribadi, misalnya sakit penyakit, kesialan, kebangkrutan, perceraian, kegilaan, kebodohan, perselisihan, perpecahan, dll.

Doa memutuskan kutuk :

“Di dalam nama Tuhan Yesus, aku menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadiku. Aku mengakui semua dosa nenek moyang, doa orang tua dan dosa pribadi yang membuat aku terkutuk di hadapan Tuhan dan setan punya hak legal atas hidupku. Aku minta ampun dan menerima kuasa pengampunan dan penebusan Kristus di kayu salib dan penyucian dengan kuasa darah Kristus. Semua kutuk setan dan manusia, aku ikat dan putuskan dengan kuasa salib Kristus dan darah Kristus. Semua celah roh dalam hidupku aku tutup dengan kuasa darah Kristus. Dalam nama Tuhan Yesus.”

Akan tetapi kutuk karena dosa manusia pertama yang membuat tubuh dan jiwa mati binasa menjadi debu tidak bisa dihapus, kecuali pada masa Rapture atau atas kehendak Allah Bapa sendiri (Henokh dan Elia).

Kita tidak bisa memutuskan kutuk dosa Adam yang membuat tubuh (body) menjadi semakin tua, lemah dan mati. Kita tidak memutuskan kutuk dosa Adam yang membuat jiwa (soul) menjadi lemah, pelupa dan akhirnya mati menjadi debu. Tuhan Yesus sendiri di dalam tubuh manusia juga memanggung kutuk dosa Adam terjadi atas tubuh dan jiwaNya di atas kayu salib.

MENJAGA KEKUDUSAN HIDUP (TUBUH DAN JIWA)

Tujuan utama anak Tuhan menjaga kekudusan hidup adalah supaya di akhir hidup ketika tubuh dan jiwa mati, rohnya bisa masuk ke surga.

Ketika tubuh dan jiwa selalu dijaga sesuai kebenaran Firman Tuhan, maka ketika Tuhan Yesus datang yang ke dua kali, maka kutuk Adam atas tubuh dan jiwa kita dipatahkan sehingga tubuh jasmani bisa diubah dalam sekejap mata dengan tubuh surgawi terangkat ke awan-awan dan masuk ke surga.

Jika Tuhan Yesus belum datang, maka anak Tuhan yang selalu menjaga tubuh dan jiwanya kudus sesuai Firman Tuhan, maka di akhir hidup, rohnya akan ‘mudah’ memisahkan diri dari tubuh dan jiwa yang binasa. Banyak hamba-hamba Tuhan dan orang-orang tua yang saleh, mengakhiri hidupnya di dunia dengan sangat mudah, indah, dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan.

---

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

LIMA PULUH TAHUN

$
0
0

Tahun ini 2017, Tuhan memberkati usia saya mencapai setengah abad atau genap lima puluh tahun. Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, di mana masih kuat ingatan masa-masa kecil, masuk TK, SD dan pendidikan berikutnya, awal bekerja, menikah - dan ternyata sekarang sudah masuk di usia setengah abad.

Kalau ditanya apa yang menjadi pencapaian terbesar dalam hidup, maka saya menjawab : “Saya semakin mengenal isi hati Bapak saya yang di surga.”

(Yeremia 9:24) “Siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."

Ini dimulai dari satu pertanyaan seorang anak kecil, yaitu : “Kalau mati mau ke mana?” Sekalipun saya lahir di keluarga Kristen yang taat dan setia malayani Tuhan, tetapi itu adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh hati saya sendiri, sebuah pertanyaan yang terus membayang sampai saya dewasa. Berbagai ajaran teologi saya pelajari, tetapi tidak bisa ‘menentramkan’ hati saya yang terdalam.

Akan tetapi Allah Bapa adalah setia dan adil dan Dia berkenan menyatakan diriNya kepada setiap orang yang terus bertanya dan mencari kebenaran kehidupan.

(Matius 7:7) "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

BAGIAN YANG TERBAIK

Allah Bapa tidak menjawab pertanyaan secara langsung tetapi membukakan tahapan demi tahapan yang harus saya jalani satu persatu, dimulai dari : ‘bagian yang terbaik.’

Ternyata ‘bagian yang terbaik’ di hadapan Allah Bapa bukanlah sibuk pelayanan atau melakukan berbagai kegiatan rohani. Semua itu adalah bagian yang BAIK, tetapi bagian yang TERBAIK adalah : “Duduk diam mendengarkan Tuhan Yesus berfirman.”

Hal inilah yang Tuhan Yesus katakan kepada Marta yang ‘SIBUK SEKALI melayani’ dan meminta Tuhan Yesus menegur Maria yang ‘tidak melakukan apa-apa’ melainkan ‘HANYA DUDUK mendengar’ Tuhan Yesus berfirman. Tuhan Yesus menegur dengan berkata : "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Matius 10:41,42)

Ketika Allah Bapa menyingkapkan rahasia rohani tersebut, setiap hari saya mulai mengambil waktu khusus untuk duduk diam membaca dan merenungkan Firman Tuhan dari Kejadian 1 sampai Wahyu 22 dibaca dengan bersuara. Dan setelah selesai, Tuhan meminta untuk diulangi lagi dan lagi sampai sekarang ini sudah puluhan kali.

TIDAK PAHAM

Pertama kali ketika mau membaca Alkitab, ada satu pertanyaan yang sangat ‘klise’, sebuah alasan yang diucapkan oleh semua orang Kristen di seluruh dunia kalau diminta membaca Alkitab yaitu, “Kalau tidak paham bagaimana?”

Terhadap hal itu Tuhan Yesus menunjukkan FirmanNya dalam Yohanes 14:26, "Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." Itu artinya Roh Kudus yang ada di dalam hidup kita yang akan mengajar setiap kebenaran Firman Tuhan secara pribadi sesuai dengan jalan hidup dan pergumulan hidup kita masing-masing. Arti kebenaran Firman Tuhan berbeda-beda untuk setiap orang sesuai dengan tingkatan perkembangan imannya.

HUKUM ROH

Ternyata apa yang dinyatakan Allah Bapa dalam FirmanNya adalah ‘YA’ dan ‘AMIN’. Roh kudus mulai menyatakan satu persatu rahasia Roh yang terdapat di dalam setiap FirmanNya, sesuai dengan pergumulan hidup sehari-hari yang saya hadapi.

Yang pertama, Firman Tuhan adalah Hukum Roh yang mengikat semua makhluk fisik dan roh yang ada di seluruh alam semesta yang berlaku secara otomatis. Artinya : jika kita taat melakukan kebenaran Firman Tuhan maka otomatis kita akan diberkati, tetapi jika kita melanggar atau menolak Firman Tuhan maka kita otomatis berada di bawah ‘kutuk’ di mana setan punya hak legal untuk masuk di dalam hidup kita dan mendatangkan berbagai penderitaan dan dukacita.

(Yeremia 17:5,7) Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!”

Jadi karena saya ingin hidup diberkati, demikian juga keluarga dan seluruh keturunan diberkati dan menjadi berkat, maka saya berkomitmen untuk melakukan satu hal : “Apa saja yang Allah Bapa katakan di dalam FirmanNya, akan saya lakukan.” Memang kita hidup perlu memiliki pengetahuan dan hikmat untuk bekerja dan mengatur kehidupan sehari-hari, tetapi dalam banyak hal saya akan ‘meletakkan kepala saya dan menggantinya dengan Alkitab.’

Allah Bapa ‘senang’ dan ‘berkenan’ jika kita mau belajar menguji kebenaran FirmanNya. Bahkan lebih dari itu, Allah Bapa berkenan membuka ‘isi hatinya’ dan menyatakan rahasia-rahasia Roh yang selama ini tersembunyi.

(Yesaya 55:6) “Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui.”
(Amsal 25:2) "Kemuliaan Allah ialah merahasiakan sesuatu, tetapi kemuliaan raja-raja ialah menyelidiki sesuatu."

DASAR RUMAH ROHANI

Ternyata segala kebenaran Roh didasarkan dan dimulai dari Firman Tuhan, yang adalah dasar dari Rumah Rohani. Orang pandai akan membangun rumahnya di atas ‘batu karang’ dan bukan di atas ‘pasir’

Selanjutnya, setiap kehidupan manusia di seluruh dunia PASTI DIUJI oleh ‘hujan’, ‘banjir’ dan ‘angin’ dan sehebat apa pun pelayanan atau jabatan gerejawi yang dimiliki, jika Rumah Rohani-nya tidak dibangun di atas ‘Batu Karang’ Firman Tuhan maka PASTI akan roboh dan hebat kerusakannya.

(Matius 7:24-27) "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu. Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya."

Itu yang terjadi di gereja-gereja, pelayanan-pelayanan bahkan keluarga-keluarga Kristen yang tidak tahan ketika ditimpa berbagai masalah kehidupan. Gereja-gereja ‘pecah’, para pelayan jemaat saling bertengkar, keluarga Kristen kehilangan kasih dan imannya, dll.

Itu terjadi karena mereka selalu diajarkan untuk membangun rumah rohani yang “mewah dan megah” yang terlihat oleh mata, tetapi tidak membangun ‘pondasi yang kuat’. Itu sama seperti Marta yang ‘sibuk sekali melayani’ dan kemudian sakit hati terhadap Maria yang ‘hanya duduk diam’ mendengar Tuhan Yesus berfirman.

BANGUNAN RUMAH ROHANI

Selanjutnya Allah Bapa menyatakan, bahwa ketika kita melakukan bagian kita, maka DIA akan melakukan bagianNya. Bagian kita adalah membangun dasar Rumah Rohani yang kuat dengan setiap hari duduk diam membaca, mendengarkan dan merenungkan Firman Tuhan. Dan selanjutnya bagian Allah Bapa adalah : “membangun Rumah Rohani kita.” Itu yang dinyatakan Allah Bapa dalam FirmanNya, “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” (Mazmur 127:1)

Allah Bapa akan membangun Rumah Rohani kita yang nampak oleh ‘mata manusia’ sebesar pondasi yang kita bangun, bukan sebesar dan semewah Rumah Rohani yang kita inginkan. Jika kita baru membangun ‘pondasi’ yang kecil, dengan hanya sekali-sekali membaca dan merenungkan FirmanNya, maka Allah Bapa akan membuat Rumah Rohani yang ‘kecil’ selebar pondasi yang kita buat.

Bangunan rumah rohani adalah ‘telenta’ yang dianugerahkan Allah Bapa dengan cuma-cuma yang menjadi bangunan rumah rohani anakNya, yang terlihat oleh mata. Ada talenta memuji Tuhan, penginjilan, pengajar, berkhotbah, pendoa syafaat, usher, IT, musik gerejawi, dll. Semuanya ‘telenta’, ‘bangunan rohani’ dibuat oleh Allah Bapa sesuai dengan besarnya pondasi yang sudah kita buat, sesuai dengan ‘kesanggupan kita’.

(Matius 25:15) "Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut KESANGGUPANNYA."

Ini sama dengan penjelasan Tuhan Yesus mengenai ‘ranting dan pokok anggur’. Kita maunya memiliki buah pelayanan yang banyak dan hebat di mata manusia, tetapi ‘enggan’ untuk berakar kuat pada ‘pokok anggur’. Akibatnya adalah kita berusaha membuat ‘buah-buah’ dengan kerja keras dalam pelayanan dan hidup. Tetapi itu akan berakibat fatal, karena ranting yang tidak berakar kuat akan putus dan rusak karena terlalu berat memikul buah yang banyak. Dan yang paling parah, ranting tidak melekat pada pokok anggur (kebenaran Firman Tuhan) tetapi kepada pendeta, majelis, pengerja, tokoh rohani, dll.

Itu adalah bentuk dari bagian Rumah Rohani yang ada di atas ‘pasir’ yang akan rusak terkena ‘hujan, banjir dan angin’. Hanya bagian rumah yang dibangun Tuhan di atas Batu Karang Firman Tuhan yang akan bertahan tetap.

DASAR KELUARGA

Saya tidak tahu bagaimana membangun kehidupan, rumah tangga dan keluarga yang paling tepat. Tetapi satu yang saya dan keluarga pilih, yaitu hanya dibangun dan berakar kepada kebenaran Firman Tuhan di Alkitab saja.

Setiap hari kita membaca dan merenungkan kebenaran Firman Tuhan. Ketika istri hamil, saya selalu membaca Alkitab untuk janin yang ada di dalam perut. Ketika anak-anak belum bisa membaca, kita membacakan Alkitab untuk mereka, dan sekarang setiap anak mempunyai waktunya sendiri setiap hari membaca Alkitab dengan bersuara.

Dan memang, ketika kita setia terus berakar pada kebenaran pondasi Firman Tuhan, maka Allah Bapa sendiri yang akan membangun rumah Rohani bahkan jasmani kita dan anak-anak. Setiap masalah orang tua dan anak-anak PASTI selesai sesuai dengan kebenaran kuasa Firman Tuhan yang ajaib. Bahkan setiap berkat dan pertolongan yang Allah Bapa janjikan di dalam FirmanNya tergenapi satu persatu di dalam kehidupan sehari-hari.

Buah rohani yang kita alami sehari-hari adalah, sering kali anak-anak ketika sakit kemudian akan dibawa ke dokter, mereka menolak. Mereka berkata, “Aku gak mau ke dokter, aku didoain saja.” Dan benar, banyak mujizat terjadi karena iman anak-anak yang sangat murni, dan itu justru memperkuat iman kita sebagai orang tua.

Bahkan lebih dari itu, Allah Bapa mulai membukakan karunia-karunia Rohani sehingga kita diijinkan Tuhan untuk melayani anak-anakNya yang terbeban dalam hidup, dilayani dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan. Bukan hanya saya dan istri, tetapi anak-anak dari kecil, usia balita, sudah diperlengkapi Allah Bapa dengan karunia-karunia Roh yang menopang pelayanan.

Itu semua adalah Rumah Rohani yang terlihat dan buah-buah anggur surgawi yang dibuat oleh Allah Bapa sendiri melalui kehidupan dan keluarga kita. Bagian kita adalah terus memperluas dan memperkuat ‘pondasi’ dengan terus bertekun melakukan ‘bagian yang terbaik’ yaitu ‘duduk diam mendengarkan Allah Bapa berfirman.’

KE MANA SETELAH MATI

Kemudian Allah Bapa juga menjawab satu persatu pertanyaan tentang kehidupan yang puluhan tahun ada di dalam hati saya, yaitu “ke mana setelah mati?”

Sesuai FirmanNya, Allah Bapa menyatakan bahwa manusia di seluruh dunia terdiri atas tiga bagian yaitu ‘tubuh’, ‘jiwa’, dan ‘roh.’

(1 Tesalonika 5:23) "Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga ROH, JIWA dan TUBUHmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita."

Tubuh adalah ‘hardware’ dan jiwa adalah ‘software’ yang bisa mati (expired) seperti pada binatang yang tubuh dan jiwa pada akhir hidupnya mati menjadi debu. Sedangkan Roh manusia tidak bisa mati, dan ketika tubuh dan jiwa mati, maka roh manusia akan pergi ke dua pilihan tempat yaitu surga atau neraka.

Akan tetapi roh manusia tidak bisa pergi ke surga dengan kemauannya sendiri, karena surga adalah tempat kediaman Allah Bapa, yang adalah Api yang menghanguskan. Roh manusia tidak akan tahan berada dalam kemuliaan Allah Bapa di surga. Roh manusia hanya akan bisa pergi ke neraka!

(Ibrani 12:29) "Allah kita adalah api yang menghanguskan."

DILAHIRKAN KEMBALI

Untuk itulah, jika ingin masuk surga maka roh manusia harus DILAHIRKAN KEMBALI! Lahir kembali inilah yang disampaikan oleh Tuhan Yesus kepada Nikodemus. Pada saat itu Nikodemus berpikir, lahir kembali adalah peristiwa fisik, sehingga apakah dia harus masuk lagi ke kandungan ibunya?

(Yohanes 3:3,4) Yesus menjawab, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." Kata Nikodemus kepada-Nya: "Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?"

Lahir kembali adalah roh manusia yang dilahirkan kembali karena Roh Kudus masuk di dalam hidupnya! Peristiwa ini terjadi pada saat Roh Kudus masuk di dalam hidup manusia, ketika mulut dan hatinya mengaku “Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi!”

(1 Korintus 12:3) "Tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus."

Lahir kembali ini terjadi ‘satu kali’ seumur hidup, bukan setiap kali Roh Kudus masuk dan kemudian keluar dan dimasukkan lagi. Roh Kudus akan meninggalkan roh manusia jika manusia menyangkali Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.

(Matius 10:33) “Barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Lahir kembali adalah roh manusia yang dilahirkan ketika bersatu dengan Roh Kudus. Roh Manusia yang dilahirkan oleh Roh Kudus inilah yang bisa masuk ke surga, karena yang membawa roh manusia masuk ke surga adalah Roh Allah Bapa sendiri (Roh Kudus). Analogi yang sederhana terhadap hal ini adalah : hanya anak raja/presiden yang bisa membawa kita bebas bertemu dengan bapaknya (raja/presiden) di istananya.

Itulah sebabnya Tuhan Yesus menyatakan tidak ada seorangpun yang bisa masuk surga kalau tidak melalui DIA, tidak mengakuinya sebagai Tuhan dan Juru Selamat, tidak menerima Roh Kudus sehingga rohnya tidak mengalami Lahir Baru!

(Yohanes 14:6) "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Dan inilah yang Allah Bapa perlihatkan di dalam Roh, betapa indahnya anak-anak Tuhan yang dalam hidupnya mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat ketika meninggal. Allah Bapa memperlihatkan ketika meninggal secara fisik, tubuh (hardware) dan jiwa (software) tidak bisa berfungsi lagi, dan di dalam Roh diperlihatkan rohnya duduk – kemudian dua malaikat turun dari surga memakaikan jubah surgawi putih bercahaya dan selanjutnya membawa roh itu naik masuk ke surga.

Allah Bapa memperlihatkan anak-anak Tuhan yang ke surga berasal dari gereja Kristen Protestan, Katolik, Bethel, Pantekosta, Kharismatik, Baptis, Advent, gereja-gereja suku, bahkan orang-orang yang selama hidupnya non Kristen tetapi ketika mau meninggal dipertemukan Allah Bapa dan kita doakan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadinya. Ini seperti penjahat yang disalib di samping Tuhan Yesus, di akhir hidupnya menerima Yesus sebagai Tuhan, maka dia pada hari itu masuk ke surga.

(Lukas 23:42,43) Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Lahir Baru di dalam Roh Kudus adalah satu-satunya cara roh manusia bisa bertemu dengan Allah Bapa dalam kemuliaan kekal di surga.

Lahir baru adalah peristiwa Rohani SEKALI seumur hidup, sedangkan perubahan karakter pada jiwa (software) dan tubuh (hardware) adalah perubahan yang TERUS MENERUS dilakukan seumur hidup sebagai anak Tuhan supaya semakin serupa dengan karakter Kristus sesuai setiap kebenaran FirmanNya.

ISI HATI BAPA

Ketika setiap hari kita mau melakukan bagian yang terbaik dengan ‘duduk diam’ membaca, mendengarkan dan merenungkan kebenaran FirmanNya maka kita akan semakin memahami isi hati Bapak kita yang di surga. Bapak kita di surga akan semakin menyatakan satu persatu rahasia kebenaran dan kuasaNya secara ajaib kepada kita pribadi demi pribadi, karena Bapak surgawi adalah Bapak yang omnipresent, ada satu untuk setiap anak-anaknya. Kapanpun kita duduk dan siap mendengar dan ‘ngobrol’, DIA selalu ada selama 24/7 (24 jam sehari, 7 hari seminggu). Kapanpun, surga akan terbuka bagi kita anak-anak yang dikasihiNya.

Dan semakin hari kita akan semakin bisa merasakan hatiNya yang penuh kasih, yang akan dilimpahkan secara nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Termasuk ketika DIA selalu ada di depan kita untuk setiap pergumulan hidup yang kita hadapi. Kita hanya perlu melangkah setapak demi setapak dan Bapak surgawi kita yang akan berperang dan memberikan kemenangan demi kemenangan di dalam kehidupan kita.

(Keluaran 14:14) "TUHAN akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja."

Bapak surgawi selalu ingin memberkati hidup kita dan membuat hidup kita menjadi berkat. Itu adalah sifat hati Bapak surgawi yang ada di dalam setiap FirmanNya, yang sudah teruji berabad-abad sejarah manusia, termasuk selama lima puluh tahun kehidupan nyata pribadi saya.

(1 Petrus 3:9) "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, atau caci maki dengan caci maki, tetapi sebaliknya, hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat."

MENGUCAP SYUKUR

Ketika kita terus bertekun di dalam kebenaran Firman Tuhan, maka Allah Bapa akan menyatakan isi hati dan kasihNya yang meluap-luap di dalam hidup kita, baik secara langsung maupun melalui orang-orang yang kita kasihi. Allah Bapa juga akan menyatakan isi hatiNya melalui hidup kita kepada orang-orang di sekitar kita, betapa DIA mengasihi semua umat ciptaanNya.

Saya sangat bersyukur bahwa Allah Bapa menjaga, memelihara dan mengasihi hidup saya selama ini melalui orang-orang yang penuh kasih. Allah Bapa memberikan bapak dan ibu yang begitu mengasihi, merawat, mendidik, mengenalkan kebenaran Firman Tuhan dari saya dikandung, lahir sampai dewasa. Allah Bapa memberikan tiga kakak yang selalu mengasihi, menolong dan melindungi saya sebagai anak termuda di rumah. Allah Bapa mempertemukan dengan tulang rusuk (istri) yang begitu mengasihi dan menjadi penolong yang luar biasa dalam rumah tangga, pelayanan, pekerjaan dan pertumbuhan iman. Allah Bapa memberikan anak-anak yang penuh kasih, hikmat dan karunia roh yang dahsyat dari surga. Allah Bapa memberikan keluarga besar (saya dan istri), keponakan-keponakan yang mengasihi dan selalu menopang, menyemangati dalam kehidupan dan pelayanan. Allah Bapa memberikan teman hamba-hamba Tuhan, teman-teman pelayanan yang luar biasa, penuh kasih, setia melayani Tuhan Yesus, penuh hikmat dan kuasa Roh Kudus. Allah Bapa memberikan jiwa-jiwa yang lapar dan haus akan kebenaran kuasa Firman Tuhan. Allah Bapa memberikan teman-teman kerja, tetanggga, kenalan-kenalan dan semua orang yang menopang kehidupan dan selalu menyemangati.

Semuanya itu adalah berkat yang luar biasa dari Allah Bapa kepada saya pribadi selama tahun-tahun menjalani kehidupan. Hidup saya menjadi berarti, penuh warna dan penuh semangat karena dikelilingi dengan orang-orang yang dipertemukan dan dipersatukan oleh Allah Bapa surgawi dengan caraNya yang ajaib.

(1 Tesalonika 5:18) "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu."

KEJUTAN

Satu kali ada pengerja yang menanyakan kepada istri, apakah ibadah persekutuan di akhir tahun bisa dilakukan di rumah, karena tempatnya cukup luas bisa menampung dua wilayah persekutuan. Saya dan istri dari awal menikah selalu menyatakan bahwa rumah kita terbuka lebar untuk melayani Tuhan dan menerima anak-anakNya, sehingga tawaran itu langsung kita terima.

Ternyata ibadah persekutuan itu dilakukan di tanggal 1 Desember 2017, tepat di hari ulang tahun saya, dan hari itu hari Jumat tetapi hari libur nasional. Puji Tuhan!

Ketika kita mendoakan persiapan ibadah gabungan ini, Tuhan Yesus tersenyum, menunjukkan bahwa ini adalah hadiah spesial dari surga untuk merayakan hari ulang tahun saya. Terima kasih Tuhan Yesus.

Kemudian istri mulai mempersiapkan kue ulang tahun, konsumsi dan segala perlengkapan yang dibutuhkan, sampai hari Kamis. Dan karena memasuki bulan Desember, cuaca di Jabodetabek penuh dengan awan dan hujan, sampai malam hari sebelum acara di rumah dilaksanakan. Pagi hari cuaca masih mendung tebal, dan jika turun hujan tentu menyusahkan jemaat yang akan hadir.

Karena kita dan keluarga membangun rumah rohani di atas Batu Karang yang dahsyat yaitu kebenaran kuasa Firman Tuhan, maka kita melakukan Langkah Iman untuk menyatakan kebenaran kuasa FirmanNya - dengan mengucapkan DOA SEPAKAT.

Doa ini ada di Firman Tuhan dalam Matius 18:19, "Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini SEPAKAT MEMINTA APAPUN JUGA, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga."

Jadi kemudian kita berlima berdiri, berpegangan tangan dan saya memimpin mengucapkan doa :

“Tuhan Yesus, sesuai FirmanMu dalam Matius 18:19, sekarang ini kami berlima, bapak, mamah, mas Yezki, kak Yema, dek Yere, SEPAKAT meminta kepada Allah Bapa di surga supaya tidak turun hujan. Tidak turun hujan ketika Natal Sekolah Minggu pagi ini, dan tidak turun hujan sore hari, ketika jemaatMu datang ke rumah ini, ketika ibadah berlangsung dan ketika jemaatMu semuanya pulang sampai di rumah. Terima kasih Tuhan Yesus kami sudah menerima jawaban doa sesuai FirmanMu dalam Markus 11:24. Di dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa, Bapa kami di surga dikuduskanlah namaMu ... (Doa Bapa Kami). Amin”

(Markus 11:24) "Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu."

Dan sesuai dengan pengalaman iman kita kepada setiap kebenaran kuasa Firman Tuhan yang telah puluhan tahun teruji dalam kehidupan keluarga kita, maka pada hari itu hujan tidak turun sekalipun cuaca mendung. Acara Natal Sekolah Minggu di pagi hari di gereja berjalan dengan baik dan sore ibadah persekutuan gabungan di rumah sampai malam hari. Puji Tuhan!

Kebenaran Firman Tuhan itu ‘ya’ dan ‘amin’ dan terbukti nyata bagi setiap anak Tuhan yang mau terus belajar mengenal isi hati dan kasih Allah Bapa. Allah Bapa akan menyatakan diriNya dan isi hatiNya dengan berlimpah-limpah kepada setiap orang yang bertekun mencari kebenaran kuasa FirmanNya.

(Roma 1:16) "Aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya.”

PENGALAMAN HIDUP DALAM KUASA FIRMAN TUHAN

Umumnya anak-anak Tuhan banyak didorong untuk melakukan berbagai pelayanan maupun kegiatan-kegiatan rohani. Ternyata di hadapan Allah Bapa itu semuanya adalah perbuatan yang BAIK. Akan tetapi hanya ada satu perbuatan yang TERBAIK di bumi dan di surga di hadapan Allah Bapa adalah : “duduk diam mendengarkan Tuhan berfirman,” seperti yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada Marta mengenai Maria.

Pada saat di dunia ini hati kita bersukacita ketika duduk diam membaca, mendengarkan dan merenungkan kebenaran FirmanNya, maka di surga kita juga akan mendapat bagian yang terbaik untuk duduk di hadapan Allah Bapa mendengarkan setiap FirmanNya.

Ketika kita menerima Yesus menjadi Tuhan dan Juru Selamat pribadi maka Roh Kudus masuk di dalam hidup kita dan membuat roh kita Lahir Baru. Peristiwa Roh ‘lahir baru’ terjadi sekali seperti bayi dilahirkan dari kandungan juga sekali. Kemudian jiwa (software) dan tubuh (hardware) kita juga perlu terus menerus mengalami perubahan karakter yang dilakukan seumur hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang dibaca dan direnungkan setiap hari. Itulah gaya hidup kudus dan pengenalan akan isi hati dan kasih Allah Bapa.

Ketika Firman Tuhan memenuhi hidup kita, maka Roh Kudus akan mengajarkan satu-persatu kebenaranNya, dan mengingatkan apa yang harus dilakukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

(Mazmur 119:105) “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

Sampai lima puluh tahun ini saya sudah pernah menjalani hidup sebagai anak-anak, remaja, dewasa, berumah tangga dan sekarang diberkati anak-anak di dalam Tuhan. Saya pernah bersekolah, bekerja dan melayani Tuhan. Ada satu hal yang tidak pernah berubah dan sampai sekarang tetap menjadi pegangan hidup dan sekarang kita ajarkan kepada anak-anak dan semua orang yang kita layani, yaitu : jalani hidup sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Caranya dimulai dengan melakukan Bagian Yang Terbaik, yaitu setia membaca, mendengar dan merenungkan Firman Tuhan SETIAP HARI.

Ketika kita bertekun dalam Firman Tuhan, maka kita sedang membangun dasar Rumah Rohani yang kokoh dan tak tergoyahkan, dan Allah Bapa sendiri yang akan membangun, menjagai dan memberkati Bangunan Rumah Rohani dan jasmani kita. Allah Bapa pasti memberkati hidup kita, pasangan hidup kita, anak-anak kita, keluarga besar kita, pelayanan kita, pekerjaan kita -- dan berkat yang dicurahkan akan meluap-luap menjadi berkat bagi banyak orang bahkan bagi bangsa-bangsa.

"Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” (Mazmur 37:25,26)

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

Berita Pesta - November 2017

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Informasi Kelulusan Kelas DIK September/Oktober 2017

Kelulusan kelas DIK

Kami bersyukur kepada Tuhan yang sudah menuntun jalannya diskusi kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Sepanjang jalannya diskusi, sebagian peserta menunjukkan sikap kritis dan keinginan untuk menggali lebih dalam doktrin dasar mulai dari penciptaan, kejatuhan manusia, kejatuhan Iblis, Kristus sebagai Adam Kedua, hingga hidup baru dalam Kristus. Kelas DIK September/Oktober 2017 yang diikuti oleh 31 peserta berhasil meluluskan 26 peserta. Kami mengucapkan selamat kepada peserta yang telah lulus mengikuti kelas DIK, dan kami berharap peserta yang telah lulus dapat mengikuti kelas-kelas lanjutan yang dibuka secara berkala oleh PESTA. Bagi peserta yang belum lulus, jangan putus asa karena kami tetap membuka kesempatan agar dapat mengikuti kelas yang sama lagi di lain kesempatan. Mari kita terus berlomba untuk mengenal Dia melalui pengajaran-pengajaran yang diberikannya melalui Alkitab.

2. Pengerjaan Nilai Rata-Rata Akhir Tugas 2017

Penilaian tugas

Menjelang akhir 2017, staf PESTA akan sibuk memproses nilai rata-rata untuk semua hasil tugas yang selama ini telah dikumpulkan peserta. Nilai-nilai ini akan dicantumkan dalam e-Sertifikat PESTA. Sejak Januari hingga November 2017, kami telah menilai 315 tugas. Harapan kami, untuk tahun mendatang, semakin banyak jemaat Kristen awam yang mengikuti PESTA. Mari kita doakan agar staf PESTA mampu menyelesaikan semua penilaian dengan teliti dan cepat sehingga hasilnya dapat sampai kepada peserta secara tepat waktu.

3. Kalender Akademis PESTA 2018

Puji Tuhan! Tim PESTA telah menyusun rencana kalender akademis 2018. Berikut ini adalah daftar kelas yang akan dibuka pada tahun 2018.

A. Januari/Februari

B. Maret/April

  • Kelas Paskah
  • Kelas Apologetika untuk Awam II (Baru)

C. Mei/Juni

D. Juli Agustus

  • Kelas Tafsiran Markus (TMR)
  • Kelas Siapakah Yesus Kristus (SYK)

E. September/Oktober

F. November/Desember

  • Kelas Natal

Menerima Didikan Tuhan

$
0
0
"... Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya." (Ibrani 12:5)

Ibrani 12:5-6

Tidak semua didikan memurnikan para penerimanya. Sebagian malah semakin mengeraskan hatinya, sebagian lainnya justru mengalami kehancuran karenanya. Kebanyakan tergantung pada roh yang menerima didikan itu. Ujian dan kesulitan itu sendiri, pada hakikatnya tidak bersifat bajik. Hanya jika Allah memberkati ujian dan kesulitan itu, barulah umat Kristen dapat memetik manfaatnya. Seperti yang dikatakan dalam Ibrani 12:11, mereka yang mengeluarkan "buah kebenaran yang memberikan damai" adalah mereka yang "dilatih dengan cambuk Allah". Hati nurani yang peka dan lembut merupakan pelengkap yang dibutuhkan.

Dalam ayat utama kita di atas, orang Kristen diperingatkan tentang dua bahaya yang berbeda: jangan anggap enteng dan jangan putus asa. Inilah kedua perbedaan tajam yang harus diwaspadai. Seperti halnya setiap kebenaran dalam Alkitab mempunyai bagian-bagian yang saling menyeimbangkan, demikian pula setiap hal yang jahat memiliki bagian-bagian kelamnya? Di satu sisi, ada roh yang congkak, yang menertawakan didikan Allah, suatu kemauan yang keras kepala, yang tidak mau rendah hati. Di sisi lain, ada jiwa yang putus asa yang benar-benar hancur di bawah cambuk-Nya dan menyerah pada kekecewaan. Spurgeon berkata, "Jalan kebenaran merupakan sebuah jalan kecil yang sulit, yang terletak di antara gunung kesalahan. Dan, rahasia utama kehidupan kristiani adalah berusaha untuk dapat melewatinya dengan jalan memutar melewati lembah yang sempit tersebut."

1. Menganggap enteng didikan Tuhan.

Ada sejumlah cara yang dapat dilakukan orang Kristen untuk bersikap "menganggap enteng" didikan Allah; empat cara di antaranya adalah:

a. Dengan mengeraskan hati. Menganut sikap stoik (pengekangan nafsu sekaligus perasaan -- Red.) merupakan hikmat duniawi, yakni melakukan yang terbaik dari suatu pekerjaan yang buruk. Manusia di dunia ini tidak memiliki rencana yang lebih baik, selain menahan diri dan menantang masalah yang malah mengacaukan segalanya. Karena tidak memiliki Penghibur, Penasihat, ataupun Tabib Ilahi, ia pasti jatuh kembali pada kekuatannya sendiri yang sangat rapuh (tabiat lamanya yang buruk). Sungguh kesedihan yang tidak terekspresikan bila kita melihat seorang anak Allah berperilaku sama seperti anak Iblis. Bagi seorang Kristen, menolak penderitaan berarti "menganggap enteng" didikan. Bukannya mengeraskan diri bertahan dengan tanpa perasaan, ia seharusnya mengalami pelembutan hati.

b. Dengan mengeluh. Inilah yang dilakukan oleh bangsa Ibrani di padang gurun, dan masih ada banyak lagi penggerutu di perkemahan bangsa Israel. Sakit sedikit saja sudah membuat kita marah-marah sehingga teman-teman kita takut berada di dekat kita. Beberapa hari harus berbaring di tempat tidur sudah membuat kita menggerutu dan marah ibarat seekor sapi yang belum terbiasa memakai kuk. Dengan jengkel, kita bertanya, "Mengapa penderitaan seperti ini yang saya alami? Kesalahan apa yang telah saya perbuat sehingga saya pantas mendapat penderitaan ini?" Kita memandang sekeliling kita dengan tatapan mata penuh rasa iri dan tidak puas karena beban yang dipikul orang lain tampak lebih ringan. Berhati-hatilah, para pembaca sekalian: kesulitan akan menimpa para penggerutu. Allah akan mengganjar dua kali lipat bila kita tidak merendahkan hati pada didikan-Nya yang pertama. Senantiasa ingatkan diri Anda tentang betapa banyak kotoran yang masih menempel pada emas. Lihatlah keburukan hati Anda, dan takjublah bila Allah belum mengganjar Anda dua kali lebih berat. "Hai anakku, jangan anggap enteng didikan Tuhan."

c. Dengan mengkritik. Betapa sering kita mempertanyakan manfaat didikan. Sebagai orang Kristen, tampaknya pemahaman rohani kita tidak lebih baik dibandingkan dengan hikmat yang secara alamiah kita miliki sebagai anak-anak. Sebagai anak-anak, kita berpikir bahwa cambuk tidak diperlukan di rumah. Demikian pula anak-anak Allah. Ketika segalanya berjalan sesuai dengan harapan kita atau ketika kita dilimpahi berkat yang tidak terduga, tidak sulit bagi kita untuk menganggap semuanya itu berasal dari Sang Pemelihara yang mahabaik. Namun, tatkala rencana kita gagal atau kita mengalami banyak kerugian, maka tanggapan kita pun akan sangat berbeda. Akan tetapi, bukankah ada tertulis, "(Akulah) yang menjadikan terang dan menciptakan gelap, yang menjadikan nasib mujur dan menciptakan nasib malang; Akulah TUHAN yang membuat semuanya ini" (Yesaya 45:7)?

Didikan Tuhan

Betapa sering kita mengeluhkan apa yang kita peroleh, "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" (Roma 9:20). Kita berkata, "Aku tidak melihat manfaat dari hal ini untuk jiwaku. Jika kesehatanku lebih baik, aku dapat lebih sering datang ke rumah doa! Jika aku dihindarkan dari kerugian dalam bisnisku, aku dapat memberi lebih banyak sumbangan untuk pekerjaan Tuhan! Manfaat apa yang dapat saya petik dari bencana ini?" Seperti halnya Yakub, kita pun berseru, "Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" (Kejadian 42:36). Apakah artinya perkataan seperti itu selain hanya "menganggap enteng" cambuk Allah? Dapatkah kebodohan kita menantang hikmat Allah? Dapatkah pandangan kita yang dangkal menyalahkan kemahatahuan Allah?

d. Dengan kecerobohan. Begitu banyak orang gagal memperbaiki jalan mereka. Peringatan dalam ayat utama pasal ini sangat dibutuhkan oleh kita sekalian. Banyak orang yang telah "menganggap enteng" didikan-Nya sehingga tidak mendapat manfaat darinya. Banyak orang Kristen yang telah dikoreksi Allah, tetapi sia-sia belaka. Penyakit, kemalangan, rasa kehilangan berdatangan, tetapi itu semua belum dimurnikan dengan tindakan menguji diri sendiri dalam doa.

Saudara-saudara, perhatikan, jika Allah sedang mendidik Anda, "perhatikanlah keadaanmu!" (Hagai 1:5), "tempuhlah jalan yang rata" (Amsal 4:26). Yakinlah, pasti ada alasan di balik didikan itu. Banyak orang Kristen yang tidak akan dihajar dua kali lebih berat bila mereka dengan tekun menyelidiki penyebab hajaran itu.

2. Putus asa karena didikan itu.

Setelah diperingatkan agar tidak "menganggap enteng" didikan Tuhan, kini kita diingatkan untuk tidak menyerah pada kekecewaan karena didikan itu. Setidaknya, ada tiga hal yang menyebabkan orang Kristen "putus asa" akibat didikan Tuhan:

Kelulusan kelas DIK

a. Ketika ia sudah kehabisan tenaga. Hal ini terjadi ketika kita larut dalam kesedihan yang mendalam. Orang yang telah dipukul cambuk berkesimpulan bahwa penderitaan ini telah melampaui kekuatannya. Hatinya mengalahkannya: kegelapan menelannya, matahari pengharapan telah terbenam, dan suara syukur telah membisu. "Putus asa" berarti menuduh diri sendiri tidak cakap dalam melaksanakan tugas. Ketika seseorang sedang putus asa, ia cenderung tidak bertindak apa-apa. Betapa banyak orang Kristen yang siap untuk menyerah kalah saat kesengsaraan melanda hidup mereka. Betapa banyak yang menjadi tidak aktif dalam kekristenannya tatkala dirinya mengalami kesulitan. Betapa banyak yang berkata melalui perbuatan mereka, "Tangan Allah sungguh berat menekanku. Aku tidak mampu berkutik." Oh saudaraku terkasih, "Jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan" (1 Tesalonika 4:13); "Janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya." Datanglah kepada Tuhan, sadarilah tangan-Nya yang memegang cambuk itu. Ingatlah, penderitaan Anda berada di tengah "segala sesuatu" yang bekerja sama untuk mendatangkan kebaikan bagi Anda.

b. Ketika ia mempertanyakan keberadaannya sebagai anak Allah. Tidak sedikit orang Kristen yang ketika menerima didikan keras Allah, menyimpulkan bahwa sebenarnya mereka bukan anak-anak Allah. Mereka lupa bahwa ada tertulis, "Kemalangan orang benar banyak" (Mazmur 34:20), dan bahwa "untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus melewati banyak kesengsaraan" (Kisah Para Rasul 14:22). Seseorang pernah berkata, "Seandainya saya anak-Nya, saya seharusnya tidak berada dalam kemiskinan, kesengsaraan, dan penderitaan seperti ini." Perhatikan Ibrani 12:8, "Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang." Maka dari itu, belajarlah untuk memandang berbagai-bagai ujian sebagai bukti kasih Allah. Dia menyucikan Anda dari dosa, memangkas hal-hal yang buruk, dan memurnikan Anda. Seorang bapa dalam suatu keluarga tidak akan mencemaskan hal-hal di luar rumah tangganya. Mereka yang merupakan anggota keluarganyalah yang ia lindungi dan pimpin, pelihara dan atur sesuai kehendaknya. Demikian juga halnya dengan Allah.

c. Ketika ia kehilangan harapan. Sebagian orang membayangkan bahwa mereka tidak akan pernah bisa keluar dari kesulitan yang dihadapinya. Seseorang pernah berkata, "Saya sudah berulang kali berdoa, tetapi awan itu tidak kunjung diangkat." Hiburlah diri Anda dengan refleksi ini: hanya melalui kegelapan malam yang paling kelam, fajar pagi datang [masa-masa yang paling kelam senantiasa mendahului masa-masa yang indah]. Oleh karenanya, "Jangan putus asa" apabila Anda diperingatkan-Nya. Namun, ada juga orang lain yang berkata, "Saya telah memohon janji-Nya, tetapi segalanya tidak menjadi lebih baik. Saya berpikir Dia melepaskan mereka yang berseru kepada-Nya dari segala kesulitan; saya telah berseru kepada-Nya, tetapi Dia belum menjawab, dan saya takut Dia tidak akan pernah mau menjawabnya." Anak Allah macam apa itu, membicarakan tentang Bapa-Nya dengan sedemikian buruk! Anda mengatakan bahwa Dia takkan mau berhenti menghajar hanya karena Ia telah menghajar begitu lama? Saharusnya, Anda mengatakan bahwa Dia telah menghajar saya sedemikian lama, pasti sebentar lagi saya segera dibebaskan dari derita ini. Jangan anggap enteng, jangan putus asa. Kiranya kasih karunia Allah melindungi Anda dan saya dari pandangan ekstrem yang penuh dosa itu.

Audio Menerima Didikan Tuhan

Diambil dari:
Judul buku:Penghiburan Bagi Orang Percaya
Judul asli artikel:Menerima Didikan Tuhan
Penulis artikel:Arthur W. Pink
Penerbit:Momentum, Surabaya: 2012
Halaman:65 -- 71
Kategori: 

Berita Pesta - Desember 2017

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Laporan PESTA 2017 dan Perencanaan 2018 dalam Raker YLSA

Laporan PESTA

Pada 12 -- 13 Desember 2017, Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) mengadakan rapat kerja tahunan yang diikuti oleh semua tim pelayanan YLSA, termasuk tim Pendidikan Kristen, yaitu PESTA. Pada acara hari pertama Raker ini tim PESTA melaporan hasil kerja 2017 dan pada hari kedua Raker kami mempresentasikan rencana kerja 2018. Ketika menyusun laporan kerja, kami juga memasukkan evaluasi hasil kerja dan sistem kerja PESTA supaya kami bisa memperbaiki jika ada kekurangan-kekurangan yang terjadi. Syukur kepada Allah, di balik semua tantangan yang kami hadapi dan kurangnya SDM untuk mengerjakan tugas-tugas PESTA, kami tetap merasakan penyertaan Tuhan sehingga kegiatan PESTA dapat terus berjalan. Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan doa teman-teman PESTA. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih. Dukungan doa teman-teman tetap kami harapkan, terutama untuk tahun 2018 supaya pelayanan PESTA tidak hanya berjalan lancar, tetapi kami rindu pelayanan PESTA ini semakin berdampak bagi alumni dan masyarakat Kristen secara umum. Mari kita terus bergandeng tangan, memiliki kesehatian dan rindu untuk belajar dan berbagi di mana pun kita ditempatkan Tuhan. To God be The Glory!

2. Bergabunglah dalam Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari 2018

Promosi Kelas DIK

Belajar doktrin itu menyenangkan! Dahulu, sebagian besar orang berpikir bahwa belajar doktrin Alkitab itu sangat berat. Kini, kita dapat mempelajari doktrin Alkitab dengan lebih menyenangkan. Bagaimana caranya?

Ikutilah kelas Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari 2018 yang dibuka PESTA mengawali pelayanannya di tahun 2018. Medium belajar adalah dengan membaca bahan dan mengerjakan tugas, lalu bagian yang menyenangkan adalah dengan mendiskusikan apa yang sudah kita pelajari dengan teman-teman lain melalui Facebook Grup. Fleksibilitas Facebook akan memicu kita untuk saling berbagi dan belajar secara lebih aktif. Dengan saling belajar kita dapat terus bertumbuh bersama. Karena itu, kami mengundang Anda yang belum mengikuti kelas DIK Januari/Februari 2018 untuk segera mendaftar. Jika Anda punya teman-teman lain, ajaklah mereka juga bergabung. Silakan klik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas DIK, dan admin kami akan segera merespons Anda:

3. Staf Baru PESTA: Mei Budi Margowati

Kami mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengirimkan staf baru untuk melayani di tim PESTA, yaitu Mei Budi Margowati. Sejak Juli 2017, sebenarnya Mei sudah membantu Tim PESTA dan hasilnya sangat baik. Karena itu, tahun depan, dia akan terus melanjutkan melayani bersama tim PESTA. Secara khusus, Mei akan menolong mengerjakan tugas-tugas administrasi dan komunitas PESTA. Marilah kita berdoa agar Tuhan menolong Mei untuk tekun dan teliti dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tuhan akan tambah-tambahkan hikmat supaya Mei dapat melayani dengan sepenuh hati. Puji Tuhan!

Yesus Adalah Kemuliaan Allah

$
0
0

Kristus bukan eksis untuk memegahkan kita. Kitalah yang eksis untuk dapat menikmati kemegahan Dia. Asumsi buku ini adalah bahwa mengenal kemuliaan-kemuliaan Kristus adalah tujuan, bukan sarana. Kristus mulia bukan supaya kita menjadi kaya dan sehat. Kristus mulia sehingga, baik kaya maupun miskin, sakit atau sehat, kita tetap dapat dipuaskan dalam Dia.

Kemuliaan Kristus

Kemuliaan khusus pertama yang menopang kemuliaan-kemuliaan lain adalah eksistensi kekal Kristus. Jika kita mau sekadar merenungkan hal ini seperti yang seharusnya, penyeimbang yang besar akan terbentuk bagi kapal jiwa kita yang miring. Eksistensi mungkin merupakan misteri terbesar dari segalanya. Pikirkan kemutlakan realitas. Kita berpikir pasti di sana pernah ada ketiadaan. Kita melihat mundur, mundur, mundur ke zaman yang tidak berakhir, tetapi tidak pernah tidak ada apa pun. Seseorang mendapat kehormatan sebagai yang ada pertama kali dan selalu ada. Ia tidak pernah menjadi ada atau berkembang. Ia selalu ada. Milik siapakah kemuliaan khusus dan absolut ini?

Jawabannya adalah Kristus, Pribadi yang dunia kenal sebagai Yesus dari Nazaret.

Rasul Yohanes, yang menulis kitab terakhir di Alkitab, menerima wahyu yang menentukan. Ia mengutip Allah: "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). Bukan Kristus yang berfirman di sini. Ini adalah Allah yang Mahakuasa. Ia menyebut diri-Nya "Alfa dan Omega" -- huruf pertama dan terakhir dari abjad Yunani. Di dalam abjad, kita tidak dapat mengatakan apa pun (atau tidak ada apa pun) sebelum alfa. Tidak ada "sebelum" alfa di dalam abjad. Juga kita tidak dapat mengatakan apa pun (atau tidak ada apa pun) setelah omega. Tidak ada "setelah" omega di dalam abjad.

Demikian pula dengan Allah dan realitas. Tidak ada "sebelum" Allah dan tidak ada "setelah" Allah. Ia mutlak ada di sana, tidak peduli seberapa jauh ke belakang atau seberapa jauh ke depan Anda pergi. la adalah Realitas absolut. Ia memiliki kehormatan berada di sana pertama-tama dan selalu. Kemuliaan khusus ini adalah milik-Nya.

Inilah makna esensial dari nama-Nya di dalam Perjanjian Lama, Yahweh (atau Jehovah). Nama ini berasal dari kata kerja "adalah" (to be). Ketika Musa menanyakan Allah nama-Nya, "Firman Allah kepada Musa: 'AKU ADALAH AKU.' ... 'Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu'" (Keluaran 3:14). "Aku adalah" ini dibukakan oleh Allah di dalam Kitab Yesaya sebagai Realitas yang kekal dan absolut -- masa lalu dan masa depan. "'Kamu inilah saksi-saksi-Ku,' demikianlah firman TUHAN, '... supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku [adalah] Dia Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi'" (Yesaya 43:10). Menjadi "Aku adalah (I am)" berarti secara absolut menjadi yang pertama dan yang terakhir. Tidak ada "sebelum" dan tidak ada "setelah". Hanya "Aku adalah".

Aku adalah Aku

Allah menyatakan hal ini secara gamblang di Yesaya 44:6. "Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus Israel, TUHAN semesta alam: 'Akulah yang terdahulu (= pertama) dan Akulah yang terkemudian' (= terakhir; "tidak ada Allah selain dari pada-Ku.") Dan, juga di Yesaya 48:12"Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu (= pertama), Akulah juga yang terkemudian (2 terakhir)!" Inilah nama-Nya: Yahweh -- Ia yang ada secara mutlak, kekal, dan tidak terkalahkan. Ia memiliki kehormatan satu-satunya dan kemuliaan khusus sebagai yang selalu ada, ketika tidak ada apa pun yang lain. Juga, Ia tidak akan pernah dilampaui oleh apa pun. Inilah artinya menjadi Allah.

Kemudian, apa kaitannya hal ini dengan Kristus, yang kita kenal sebagai Yesus dari Nazaret?

Semuanya. Rasul Yohanes mengutip Kristus di akhir Kitab Wahyu: "Sesungguhnya Aku datang segera .... Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir .... Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu bagi jemaat-jemaat" (Wahyu 22:12-13, 16). Di sini, Kristuslah yang berfirman, bukan Allah Bapa. Nah, dua pribadi tidak mungkin menjadi "Alfa dan Omega", kecuali keduanya adalah satu. Dua pribadi tidak dapat secara absolut menjadi yang "pertama dan terakhir", kecuali keduanya satu. Kristus (yang menyebut diri-Nya Yesus) mengklaim bagi diri-Nya sendiri kehormatan dan kemuliaan yang sama yang adalah milik Allah yang Mahakuasa (lihat juga Wahyu 1:17-18; 2:8).

Kristus bahkan mengambil bagi diri-Nya nama khas Allah yang mulia, "Aku adalah". "Yesus berkata kepada mereka, 'Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada'" (Yohanes 8:58). Yesus berkata kepada para murid-Nya mendekati akhir hidup-Nya, "Aku mengatakannya kepadamu sekarang juga sebelum hal itu terjadi, supaya jika hal itu terjadi, kamu percaya, bahwa Akulah Dia" (Yohanes 13:19; lihat Yohanes 8:24). Tidak ada hal yang lebih besar yang dapat seseorang katakan mengenai diri-Nya sendiri. Hal ini benar, atau hal ini adalah hujatan. Kristus adalah Allah atau orang fasik.

Yesus tahu yang mana. "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah .... Firman itu telah menjadi manusia sebagai Anak Tunggal Bapa" (atau, "sebagai satu-satunya yang diperanakkan dari Bapa"; Yohanes 1:1, 14). Yesus Kristus, Sang "Firman", "diperanakkan", bukan diciptakan -- dan bukan pada suatu waktu tertentu, melainkan secara kekal. Dua Pribadi muncul sebagai satu Allah, bukan dua Allah -- Sang "Anak" diperanakkan dari "Bapa", satu ke-Allahan dalam esensi. Ini adalah misteri yang besar; seperti yang bisa kita perkirakan. Akan tetapi, inilah yang telah Allah nyatakan tentang diri-Nya.

Rasul Paulus juga mengetahui kemuliaan unik milik Kristus. Ia "dalam keadaan-Nya sebagai manusia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya. Amin!" (Roma 9:5). Akan tetapi, "walaupun dalam rupa Allah, (Kristus Yesus) tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba" (Filipi 2:6-7). Karena itu, "dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan" (Kolose 2:9; lihat 1:19). Dan, kita orang Kristen sekarang menunggu bukan seorang manusia belaka, melainkan "penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juru Selamat kita Yesus Kristus" (Titus 2:13; lihat juga 2 Petrus 1:1).

Inilah mengapa penulis Surat Ibrani begitu berani mengatakan semua malaikat menyembah Kristus. Ia bukan yang tertinggi di antara para malaikat yang menyembah Allah. Ia disembah oleh semua malaikat sebagai Allah. "Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: 'Semua malaikat Allah harus menyembah Dia'" (Ibrani 1:16). Karena Ia adalah Pencipta semua yang ada, dan Ia sendiri adalah Allah: "Tetapi tentang Anak Ia berkata: 'Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya ....' Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu'" (Ibrani 1:8, 10). Demikianlah Bapa memberi kesaksian tentang keilahian Anak. "Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan" (Ibrani 1:3).

Yesus Kristus adalah Pencipta alam semesta. Yesus Kristus adalah Alfa dan Omega, yang pertama dan yang terkemudian. Yesus Kristus, Sang Pribadi, tidak pernah memiliki awal. Ia adalah Realitas absolut. Ia memiliki kehormatan yang tidak tertandingi dan kemuliaan yang unik sebagai yang pertama ada dan selalu ada. Ia tidak pernah menjadi ada. Ia diperanakkan secara kekal. Allah Bapa secara kekal menikmati "cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah" (Ibrani 1:3) dalam Pribadi Anak-Nya.

Melihat dan menikmati kemuliaan ini adalah tujuan keselamatan kita. "Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepadaKu" (Yohanes 17:24). Menikmati hal ini selama-lamanya merupakan tujuan diri kita diciptakan dan diri kita ditebus.

Audio Yesus Adalah Kemuliaan Allah

Diambil dari:
Judul buku:Melihat dan Menikmati Yesus Kristus
Judul asli artikel:Yesus Adalah Kemuliaan Allah
Penulis artikel:John Piper
Penerbit:Momentum, Surabaya:2010
Halaman:11 -- 15
Kategori: 

Berita Pesta - Januari 2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Penutupan Kelas Diskusi Natal November/Desember 2017

Kelulusan Kelas Natal

Kami sungguh bersyukur kepada Tuhan atas berlangsungnya kelas diskusi Natal November/Desember 2017. Di tengah berbagai halangan yang kami hadapi dan adaptasi dengan moderator baru, akhirnya kelas ini dapat selesai. Kelas Natal yang diikuti oleh 17 peserta telah meluluskan 10 peserta. Topik diskusi yang paling banyak mendapat respons dari peserta adalah Sejarah Natal dan Nubuatan Kelahiran Yesus dalam Kitab Para Nabi. Kesaksian peserta menyatakan bahwa kelas Natal telah menolong peserta memahami Natal secara alkitabiah dan melihat fakta bahwa Kristus dilahirkan bukan dalam nuansa sorak-sorai, tetapi justru dalam kesederhanaan dan keheningan. Kami berharap kelas Natal 2018 dapat berjalan dengan lebih baik dan dengan peserta yang lebih banyak. Doa Anda sangat kami harapkan.

Pembaca Berita PESTA yang terkasih silakan membaca rangkuman diskusi kelas Natal dalam tautan berikut:
Rangkuman Diskusi Kelas Natal

2. Pendaftaran Kelas Paskah Maret/April 2018

Kelas Paskah

Paskah memiliki sejarah yang panjang sejak Perjanjian Lama dan puncaknya terjadi dalam Perjanjian Baru saat Anak Domba Allah dikurbankan sebagai kurban penghapus dosa. Apakah Anda ingin mempelajari tentang sejarah Paskah dalam Perjanjian Lama, tradisi Paskah Yahudi, Paskah dalam Perjanjian Baru, dan Kematian Kristus di kayu salib? Ikutilah kelas Paskah 2018 yang akan berlangsung pada Maret/April 2018. Silakan klik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas Paskah, dan admin kami akan segera merespons Anda:

3. Saling Berbagi dan Membangun Melalui Blog di Situs PESTA

Blog adalah salah satu fitur yang disediakan di situs PESTA Online sebagai sarana berbagi berkat antarpengguna. Setiap pengguna dapat mengirimkan tulisan atau memberi komentar untuk saling membangun sehingga tercipta komunitas kristiani yang sehat dan semakin rindu belajar kebenaran firman Tuhan. Untuk mengirimkan tulisan, Anda harus mendaftar menjadi anggota terlebih dahulu. Namun, jika Anda adalah alumni peserta PESTA, secara otomatis Anda terdaftar sebagai anggota.

Nah, kami tunggu kehadiran Anda di Blog PESTA Online. Mari kita saling berbagi dan membangun lewat komunitas ini.

Apa Artinya Bagi Saya?

$
0
0

"Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku!" Dengan kata-kata ini, Yesus memulai suatu gerakan yang telah mengubah dunia. Selama tiga tahun, Yesus mencurahkan hidup-Nya ke dalam hidup beberapa orang biasa yang bersahaja. Mereka ada bersama-sama dengan Dia ketika Ia menenangkan laut, memberi makan ribuan orang dengan makanan siang yang dibawa oleh seorang anak laki-laki, membangkitkan orang yang sudah mati, dan kemudian la sendiri bangkit dari antara orang mati. Ia mengatakan kepada orang-orang sederhana itu bahwa mereka akan melakukan hal-hal yang lebih besar lagi, dan sementara Yesus meninggalkan mereka dengan kata-kata itu, mereka siap untuk bergerak!

Jadikan Bangsa Murid Yesus

Dengan kuasa Roh Kudus, mereka menyembuhkan orang sakit, memberi hidup kepada orang-orang yang sudah mati, dan telah menggemparkan seluruh dunia sedemikian rupa, sehingga mereka dituduh telah "mengacaukan seluruh dunia" (Kisah Para Rasul 17:6). Alangkah menggairahkannya, seandainya kita hidup pada masa itu dan menjadi salah seorang pengikut Yesus yang pertama!

Akan tetapi, ratusan tahun telah berlalu dan gerakan itu terus maju. Sekarang, kita hidup dalam abad ke-20. Baru-baru ini, seorang ateis yang terkemuka berkata, "Jika kalian orang Kristen ingin menunjukkan kepada kami bahwa Allah telah menebus kalian, sebaiknya kalian mulai bertindak seperti orang-orang yang telah ditebus." Lebih mudah bagi ateis itu untuk mengemukakan masalahnya daripada bagi orang-orang Kristen untuk merumuskan "bagaimana" bertindak menjadi orang-orang yang telah ditebus -- teristimewa di dunia kita yang kacau balau ini. Zaman telah berubah. Keadaan tidak pernah seburuk seperti sekarang ini. Kita tidak dapat membaca koran atau menonton televisi tanpa dijejali dengan berbagai hal yang tidak beres dengan dunia ini. Kejahatan semakin meningkat. Di sebagian besar dunia, jumlah perceraian melebihi jumlah perkawinan. Di mana-mana ada peperangan, sengketa antara buruh dan majikan menjadi-jadi, kemiskinan dan masalah-masalah ekonomi bukannya membaik malahan makin memburuk.

Namun, dalam banyak hal, dunia kita ini sebenarnya tidak begitu berbeda dengan dunia pada masa Yesus. Masalah-masalah yang kita hadapi tampaknya lebih gawat hanya karena masalah-masalah itu adalah masalah-masalah kita, dan juga karena jumlah kita sekarang jauh lebih besar. Akan tetapi, masalah-masalah itu tetap ada karena cara orang-orang masa kini memecahkan masalah sama saja seperti cara orang-orang pada masa Yesus. Dan, usaha mereka sekarang tidak lebih baik daripada dahulu. Masyarakat harus mempunyai hukum, dan hukum harus ditegakkan untuk melindungi orang-orang terhadap diri sendiri, tetapi hukum dan penegakan hukum hanya sekadar menangani gejala-gejalanya, sedangkan inti masalahnya diabaikan, yaitu hati manusia yang berdosa. Kita dapat mengawasi dan membatasi orang jahat dan membuat keadaan lebih baik, tetapi tidak ada hukum yang dapat mengubah hati yang berdosa.

Hanya pembedahan yang radikal yang dapat sampai pada akar persoalan -- dan itu berarti transplantasi hati. Yesus berkata, "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:6). Itulah pembedahan yang radikal. Itulah hati yang baru.

Yohanes 14:6

Manusia dapat membuat hukum sebagai cara untuk menguasai gejala, tetapi hanyalah Yesus yang dapat mengubah manusia dari bagian dalam sehingga ia mengalami perubahan di bagian luar -- berubah dalam hubungannya dengan orang lain. Ia menjadi ciptaan baru, dan manusia yang berubah berarti masyarakat yang berubah.

Orang Kristen adalah satu-satunya orang yang membawa suntikan untuk penyakit dosa, dan Allah ingin memakai hidup anak-anak-Nya untuk mengubah masyarakat. Ikut terlibat dalam tugas ini sungguh-sungguh merupakan hak istimewa.

Perintah Agung

Tema utama dalam Alkitab dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu ialah tema pendamaian, yaitu memulihkan hubungan manusia dengan Allah. Dalam Kitab Kejadian, Allah menjadikan manusia (Kejadian 1:27) dalam keadaan mulia sehingga ia dapat hidup dalam hubungan yang terus-menerus dengan Allah Bapa. Kemudian, dalam Kejadian 3:6, manusia dicobai dan jatuh ke dalam dosa. Dengan demikian, terputuslah persekutuannya dengan Allah. Sejak saat itu, tema utama dari seluruh Alkitab ialah pemulihan manusia kepada keadaannya yang semula, di mana ia terus-menerus bersekutu dengan Allah Bapa.

Perjanjian Lama menunjukkan bagaimana Allah menyiapkan dunia untuk tindakan-Nya yang akan membawa pendamaian. Bangsa Yahudi dipilih oleh Allah untuk menyatakan janji-janji dan nubuat-nubuat mengenai Mesias yang akan datang, yang akan mati untuk dosa segenap umat manusia dan memungkinkan manusia untuk memulihkan hubungannya dengan Allah Bapa. Perjanjian Baru menjelaskan rencana Allah untuk mendamaikan kita dan bagaimana Ia mengundang dunia untuk menerima apa yang telah disediakan oleh-Nya. Perjanjian Lama melihat ke muka ke arah Salib, sedangkan Perjanjian Baru melihat ke belakang ke arah Salib. Tema utama dari Alkitab ialah mendamaikan dunia yang telah terpisah dari Allah oleh karena dosa supaya mereka kembali mempunyai hubungan yang baik dengan Allah (Yohanes 4:42).

Dalam 2 Korintus 5:17-19, Paulus mengatakan kepada Jemaat di Korintus bahwa Allah dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan bahwa pelayanan pendamaian dipercayakan kepada gereja. Salah satu tujuan utama gereja dalam dunia masa kini ialah membawa pria dan wanita kepada pengenalan akan Tuhan Yesus Kristus. Dan, bidang tugas itu ialah seluruh dunia ini (Matius 28:19-20). Tugas pendamaian itu disebut Perintah Agung. Yang mengherankan ialah bahwa Allah akan melaksanakan Perintah Agung ini dengan perantaraan orang-orang seperti Anda dan saya! Hal ini sangat menggembirakan, tetapi hal ini pula yang dapat menjadi masalah kita yang terbesar.

Perkembangan Watak Pribadi

Masalah yang sebenarnya dalam melaksanakan Perintah Agung ialah bahwa umat Allah tidak menjalani kehidupan orang yang telah ditebus. Allah telah memanggil kita kepada pelayanan pemuridan. Pada waktu seseorang menyambut panggilan ini, lalu berkembang sebagai seorang murid dan mulai memuridkan orang-orang lain, unsur-unsur dalam wataknya mulai mengalami perubahan yang menyolok.

Perkembangan watak yang terjadi dalam hidup seorang murid akan memengaruhi dan menguntungkan hal-hal seperti mata pencahariannya dan juga banyak bidang lain dalam kehidupannya.

Dalam menelaah watak yang terbentuk sementara seseorang berkembang sebagai seorang murid, kita akan melihat bahwa kedewasaan rohani mempunyai hubungan langsung dengan dunia nyata tempat kita hidup.

Perkembangan Kepercayaan Batiniah

Salah satu kekuatan terbesar yang dihadapi oleh orang percaya dewasa ini ialah tekanan lingkungan. Tekanan dari tetangga atau teman yang dapat menyebabkan dia kehilangan identitasnya. Ada tekanan untuk melakukan apa yang dilakukan oleh kelompok dan pergi ke tempat mereka pergi; atau kalau tidak, ia menghadapi risiko menjadi orang luar atau orang yang terasing.

Pada waktu seorang murid tumbuh dalam hubungannya dengan Kristus, ia mempunyai kesempatan untuk dibebaskan dari segala tekanan lingkungan ini. Ia tidak lagi memandang kepada sekelompok teman untuk mendapat kepuasan dan tidak lagi berusaha menyenangkan hati mereka dalam segala-galanya, melainkan ia memandang kepada Kristus untuk memperoleh damai dan kepuasan yang diberikan-Nya. Kenyataan ini memungkinkan dia untuk benar-benar hidup sebagai seorang pribadi. Ia tidak usah menjadi serupa dengan orang-orang di sekelilingnya karena ia hidup bagi Yesus dan bukan bagi mereka. Ia menjadi orang sebagaimana secara khusus ia telah diciptakan, yaitu menjadi seorang pribadi yang mempunyai keinginan untuk menyenangkan Allah.

Pada waktu seseorang berkembang sebagai murid dan melihat perubahan dalam hidupnya, ia mulai memandang dirinya sebagai seorang pribadi yang tidak usah takut membela kebenaran karena ia mengenal kebenaran dan mengetahui bahwa Yesus tidak akan mengecewakan dia. Ia mulai menghargai dirinya dan menerima kenyataan dirinya. Mengapa tidak? Apabila Kristus dapat menerima dia dengan segala kekurangannya, tentu saja ia sendiri harus dapat menerima dirinya. Sementara ia bertumbuh dalam penerimaan diri ini, emosinya semakin stabil dan ia menjadi lebih menyenangkan bagi orang lain.

Membangun Kepemimpinan

Memimpin seperti Yesus

Seorang murid adalah seorang pengikut Kristus, tetapi ia juga sedang berkembang sebagai pemimpin. Setidak-tidaknya, ada dua macam pemimpin. Ada pemimpin karena kedudukan dan ada pemimpin karena pengaruh.

Contoh seorang pemimpin karena kedudukan ialah orang yang telah lulus dari universitas dan mendapat pangkat Letnan Dua di dalam Angkatan Darat. Ia mengikuti program latihan selama dua bulan dan segera setelah itu diserahi tugas memimpin satu peleton. Orang-orang dalam peleton itu wajib mengikut pemimpin muda itu karena kedudukannya. Mereka tidak mempunyai pilihan; mereka harus mengikut dia. Ia adalah seorang pemimpin karena kedudukan.

Contoh pemimpin macam yang kedua ialah Yesus. Orang mengikut Yesus karena kepribadian-Nya, karena perangai-Nya, dan karena Ia mengetahui arah yang dituju-Nya. Orang tidak diharuskan mengikut Yesus, tetapi mereka mengikut Yesus atas pilihan sendiri. Ia adalah seorang pemimpin karena pengaruh.

Pada waktu seseorang berkembang sebagai murid, ia berkembang dalam hubungannya dengan Allah. Sementara ia berkembang dalam hubungan itu, ia semakin menjadi seperti Yesus Kristus sendiri. Alkitab mengatakan bahwa salah satu tujuan Roh Kudus ialah menjadikan kita serupa dengan gambaran Kristus (Roma 8:29). Sementara seorang murid menjadi serupa dengan gambaran Kristus, ia semakin banyak belajar dari cara-cara kepemimpinan-Nya. Orang-orang lain akan memutuskan untuk mengikut dia karena kepribadiannya, perangainya yang sedang berkembang, dan karena ia mengetahui arah yang ditujunya.

Bertambah-Tambah dalam Hikmat

Jelaslah bahwa sementara seseorang berkembang sebagai murid, ia mengembangkan hubungannya dengan Allah dan semakin mengenal Alkitab. Sementara pengetahuannya akan Alkitab semakin bertambah, setelah beberapa waktu, ia akan memperoleh perspektif baru tentang hidup. Ia tidak hanya sekadar dikuasai oleh pancaindranya karena ia memiliki dasar yang baru untuk mengambil keputusan -- hikmat Allah.

Hikmat menimbulkan pengarahan. Apabila orang mengambil keputusan berdasarkan kebenaran yang mutlak, ia mempunyai keyakinan bahwa keputusan yang telah diambilnya itu benar. Keyakinan ini memberikan kepadanya tujuan dan harga diri.

Mengembangkan Sikap Positif dalam Hidup

Sementara seorang murid belajar untuk menyandarkan diri pada firman Allah dan tidak membiarkan dirinya dikuasai oleh pengalaman-pengalaman negatif yang ada di sekelilingnya, sikapnya secara keseluruhan lambat laun berubah dari sikap negatif ke sikap positif. Ini adalah karena firman Allah bersifat positif. Orang yang hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus tidak dihantui oleh kekhawatiran, kerisauan, atau kemurungan yang terus-menerus karena ia telah menyerahkan hidupnya kepada Tuhan dan sekarang segala masalahnya menjadi masalah Tuhan. Hal ini memberi kelonggaran kepada anak Allah itu dan dapat benar-benar menambah umurnya, dan pada saat yang sama juga menjadikan tahun-tahun tambahan itu tahun-tahun yang lebih sehat.

Ilmu kedokteran telah membuktikan bahwa keadaan mental seseorang dapat memengaruhi tubuh jasmaninya. Kerisauan menimbulkan penyakit kulit dan serangan jantung, sedangkan kekhawatiran menimbulkan sakit kepala dan banyak gangguan lain yang parah. Karena itu, sementara seseorang berkembang sebagai murid, dengan mendapat dorongan dari rekan-rekan sekerjanya, sikap-sikapnya yang baru akan menjadi suatu kekuatan yang positif yang dapat benar-benar memperpanjang umurnya dan memperbaiki mutu kehidupannya.

Audio Apa Gunanya bagi Saya?

Diambil dari:
Judul buku:Pedoman Pemuridan
Judul artikel:Apa Gunanya Bagi Saya?
Penulis artikel:Hartman dan Sutherland
Penerbit:Kalam Hidup, Bandung 2001
Halaman:11 -- 16
Kategori: 

Berita PESTA 2018

Viewing all 911 articles
Browse latest View live