Quantcast
Channel: PESTA | Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam
Viewing all 901 articles
Browse latest View live

DOA PUASA 40 HARI MENYAMBUT JUMAT AGUNG 30 MARET 2018

$
0
0

http://www.pesta.org/doa_puasa_40_hari_menyambut_jumat_agung_30_maret_2018

Sekitar bulan Maret atau April, anak Tuhan di seluruh dunia memperingati Jumat Agung di mana tahun ini jatuh pada tanggal 30 Maret 2018. Masa persiapan ini biasa disebut juga masa Pra Paskah.

Umat Kristen gereja mula-mula biasa menyambut Paskah, atau masa Pra Paskah ini dengan doa puasa selama 40 hari. Tapi sekarang ini doa puasa ini sudah jarang dilakukan, karena dianggap meniru ajaran dari agama lain. Padahal sebenarnya sebelum agama lain ada, justru Tuhan Yesus sendiri yang mengajar umatNya untuk berdoa puasa. Tuhan Yesus sendiri melakukan puasa 40 hari 40 malam untuk mengawali pelayananNya.

Walaupun begitu, sekarang ini ada anak-anak Tuhan yang mau kembali mencoba merendahkan dirinya dengan berdoa puasa 40 hari di dalam masa Pra Paskah. Doa Puasa 40 ini dilakukan secara “pribadi” karena tujuannya adalah untuk merendahkan diri dan berkenan di hadapanNya, bukan untuk dipamerkan seperti kebiasaan orang Farisi di masa Tuhan Yesus.

Doa puasa 40 hari tahun 2018 ini bisa kita mulai pada hari : SENIN, 19 Februari 20118 sampai JUMAT, 30 Maret 2018.

Berdasarkan pengalaman para anak-anak Tuhan, Doa Puasa selama 40 hari tak terputus adalah sebuah pergumulan yang SANGAT BERAT, karena sesuai Firman Tuhan Yesus sebaiknya dilakukan secara "RAHASIA" dan kita tetap menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya di tengah masyarakat dan keluarga yang tidak berpuasa.

(Matius 6:17,18) "Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Ketika berpuasa 'seorang diri' secara 'rahasia', kita akan diperhadapkan pada peristiwa-peristiwa yang sangat berat, misalnya sakit, tubuh lemah karena bekerja, ada pesta keluarga, pesta pernikahan, jamuan makan di kantor, perjalanan ke luar kota, acara rekreasi, dll. Pada saat-saat seperti itulah kita memerlukan kekuatan dan penghiburan dari Roh Kudus yang ada di dalam diri kita, dan hikmat dari surga supaya bisa melalui hari demi hari di dalam 'kemenangan iman'.

Saya doakan Tuhan Yesus memberkati damai sejahtera, sukacita dan kesehatan selama Doa Puasa 40 hari dilakukan. Tuhan Yesus juga menjawab semua pergumulan doa yang dipanjatkan, bahkan menyatakan pewahyuan-pewahyuan Roh yang dahsyat di Akhira Jaman ini.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo/keluarga/PD Yoel)

* * * * *

DOA PUASA
http://pesta.sabda.org/doa_puasa_40_hari_menjelang_jumat_agung_3_april_2015

Puasa tujuannya adalah untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan untuk menyalibkan daging. Umat Yahudi berpuasa seminggu dua kali, hari Senin dan Kamis. Gereja mula-mula berpuasa seminggu dua kali hari Selasa dan Jumat. Semua nabi, rasul, bahkan Tuhan Yesus berpuasa 40 hari sebelum memulai pelayananNya di dunia.

Jemaat mula-mula selalu berpuasa jika akan berdoa untuk pelayanan

"Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (Kisah 13:2)

"Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi." (Kisah 13:3)

"Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka." (Kisah 14:23)

Selain untuk menyalibkan daging supaya tunduk kepada Roh dan Firman Tuhan, berpuasa juga membuat anak Allah memiliki kuasa melawan roh-roh setan yang kuat.

"Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." (Matius 17:21)

Dengan berdoa puasa, Tuhan juga melakukan Inner healing secara terus menerus terhadap tubuh fisik manusia. Pada saat berpuasa, kita berdoa dan mengganti makanan (nasi) yang masuk ke dalam tubuh dengan Firman Tuhan. Kita mengganti makan nasi dengan “makan” Firman Tuhan, yaitu membaca Firman Tuhan 5 pasal (Jika membaca 5 pasal sehari maka dalam setahun akan selesai Alkitab dari Kejadian pasal 1 sampai Wahyu pasal 22). Sebaiknya pembacaan Firman diucapkan/dengan bersuara. Pada saat itu terhadap Roh dan fisik, Firman Tuhan secara bertahap akan mengubahkan setiap bagian tubuh kita yang sudah rusak oleh dosa dan kecemaran.

Ketika kita berhenti makan nasi dan menggantinya dengan “makan” Firman Tuhan maka kita menggenapi satu Firman yang sangat dahsyat yaitu :

"Manusia hidup bukan dari roti (nasi) saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4)

Ini bukan hanya rahasia hidup yang penuh kuasa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus saja, tetapi juga disampaikan oleh Allah Bapa seribu lima ratus tahun sebelumnya pada saat Tuhan mendidik bangsa Israel di tengah padang gurun selama 40 tahun!

Bayangkan, bangsa Israel dibuat Tuhan kelaparan selama 40 tahun di padang gurun dan diberi makan manna, roti dari surga, HANYA UNTUK membuat mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN!

"Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN." (Ulangan 8:3)

Sekarang ini sangat sedikit orang Kristen yang mau melakukan Firman ini. Dikarenakan roh-roh jahat yang mengikat tubuh membuat orang Kristen menolak untuk berpuasa dan menggantinya dengan “makan” Firman Tuhan.

Banyak orang Kristen yang tekun berdoa dan berpuasa, tetapi hanya sedikit sekali orang Kristen yang berpuasa dan “makan Firman”. Sangat sedikit. Setan dan semua ikatannya yang sudah menjadi daging tidak akan tahan terhadap “makanan” dari surga ini.

Di samping inner healing dari surga, ternyata Tuhan Yesus menyampaikan beberapa hal mengenai "puasa nasi" dan mengganti dengan "makan Firman".

SYARAT NAIK "TINGKAT ROHANI"

Anak Tuhan untuk bisa naik tingkat Rohani perlu melakukan doa puasa dan “makan Firman” secara tekun.

MENGALAHKAN BUAH DAGING

Cara yang paling ampuh untuk mengalahkan buah daging adalah dengan doa puasa dan makan Firman. Dengan berpuasa dan makan Firman Tuhan Yesus membuat kita bisa menahan emosi, amarah, tidak melakukan klarifikasi, melepaskan pikiran kotor, menahan mulut dan lidah, lepas dari kekuatiran dan ketakutan, mengalahkan daging dan sakit penyakit, dll.

Pada saat kita merendahkan diri dan hati maka Firman Tuhan akan mengubahkan perilaku, sifat-sifat, karakter dan semua manifestasi daging kita sesuai Firman Tuhan.

ROH KITA BERKUASA ATAS TUBUH

Alasan yang paling umum jika orang Kristen diminta untuk berpuasa adalah: sakit penyakit dan kelemahan tubuh. Dengan kuasa doa puasa dan makan Firman, kita bisa memerintahkan anggota-anggota tubuh kita untuk tunduk dan taat kepada Roh kita. Misalnya perut mulai melilit, kita bisa katakan, “Perut, kamu bekerja normal dan tidak melilit. Kamu ada dalam kenyamanan dari surga. Dalam nama Tuhan Yesus.” Begitu juga jika kepala pusing dan sakit kita bisa memerintahkan sakit lenyap. Itu adalah kuasa yang diberikan Tuhan sehingga pada akhirnya Roh akan menguasai tubuh fisik untuk menuruti Firman Tuhan.

MENJAGA KESEHATAN

Dunia medis menyetujui bahwa puasa itu salah satu cara kita mengontrol asupan nutrisi yang berlebihan yang bisa menimbulkan berbagai penyakit. Dan sebenarnya pada saat kita menjaga kesehatan kita, dengan doa puasa dan makan Firman, menjaga kekudusan hidup, menjaga pola hidup sehat, maka kita sama saja dengan menjaga bait Allah di dalam tubuh fisik kita.

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19,20)

---

CARA BERPUASA

Berpuasa anak Tuhan caranya bebas, misalnya :
- Puasa pagi hari (makan malam & siang)
- Puasa siang hari (makan pagi & malam)
- Puasa malam hari (makan pagi & siang)
- Puasa pagi & siang (makan malam)
- Puasa seharian (makan hari berikutnya)
- dll.

Juga jenis puasanya bebas, misalnya :
- Puasa tidak makan (tetap minum)
- Puasa tidak makan dan minum
- Puasa pantang (makan sayuran)
- dll.

Selama puasa, yang dilakukan :
- Mengganti makan nasi dengan “makan Firman,” membaca pasal-pasal Firman Tuhan dengan bersuara.
- Berdoa setiap waktu.
- Memuji dan menyembah Tuhan setiap saat (dalam hati, secara pribadi) pada setiap kesempatan.

Selamat melaksanakan doa puasa dan mengalami sendiri jamahan kuasa Firman Tuhan yang mengubahkan dan memperbaharui kehidupan pribadi dan keluarga.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan

GBU
(Indriatmo)

* * * * *


BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA

$
0
0

(http://www.pesta.org/buang_sampah_pada_tempatnya)

Kita dari kecil diajari untuk menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya, karena jika membuang sampah di sembarang tempat maka bisa menyebabkan berbagai masalah misalnya lingkungan yang tidak sehat atau banjir karena saluran air tersumbat sampah.

Di Indonesia memang ada aturan melarang membuang sampah sembarangan, tetapi budaya menjaga kebersihan masih belum berjalan dengan baik sehingga merupakan hal yang sangat biasa kita melihat orang membuang sampah di mana-mana. Orang biasa membuang sampah di jalan, di kali, di laut, di tanah kosong, termasuk di jalan tol - kaca mobil dibuka, sampah dilempar keluar dan beres, mobil tetap bersih … Itu adalah kenyataan bahwa masyarakat di sini merasa mempunyai tempat sampah yang sangat luas di mana saja di seluruh wilayah Indonesia tercinta.

Tentu saja hal ini tidak bisa dibandingkan dengan keadaan luar negeri, di negara maju seperti Jepang, Eropa atau Amerika, bahkan di negara tetangga yang terdekat seperti di Singapura dan Malaysia. Negara itu terlihat bersih dan rapih baik di taman, di kota, di desa, di sungai atau di laut, karena semua orang baik tua, muda, di kota atau di pelosok desa, dengan penuh kesadaran menjaga kebersihan lingkunganya dengan membuang sampah pada tempatnya. Itulah yang membedakan masyarakat di negara maju dan negara yang masih berkembang, bukan karena kepandaian atau kekayaan - tetapi karena semua orang di seluruh negri menjunjung tinggi hukum dan aturan yang berlaku di tengah masyarakat.

BUDAYA BERSIH

Satu kali di bulan April saya pergi ke Taman Negishi di Yokohama Jepang, yang memiliki luas sekitar 1800 meter persegi dan ada 350 pohon Sakura yang besar-besar dan tinggi, sebesar pohon mangga. Ketika Sakura berbunga, seluruh daunnya gugur digantikan dengan bunga Sakura berwarna pink, sehingga yang terlihat adalah hutan bunga Sakura di mana-mana, indah sekali. Bunga Sakura mekar hanya selama satu minggu, sehingga waktu itu dipergunakan oleh masyarakat di sana untuk berekreasi bersama keluarga dan sahabat, menggelar tikar, membuka bekal makanan, bakar-bakar ikan, daging, nyanyi dengan diiringi gitar, anak-anak bebas bermain, dll. Taman seluas itu penuh dengan orang-orang yang melakukan rekreasi menikmati waktu yang sangat spesial di bawah pohon sakura yang penuh bunga.

Di sore hari semua orang bersiap-siap untuk pulang. Mereka merapihkan semua barang-barang yang dibawa, dan ada satu hal yang sama dilakukan oleh semua orang yaitu mengeluarkan kantong plastik hitam besar dan mulai memunguti semua sampah yang ada di sekitar tempat mereka berada. Bukan hanya sampah-sampah yang dipunguti, tetapi juga daun atau bunga-bunga yang gugur, semuanya dipungut dan dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam yang dibawa. Setelah semua barang bawaan dibereskan, mereka keluar menuju mobil masing-masing, dan tas plastik hitam dilemparkan ke dalam bak mobil sampah yang diparkir di luar. Dan hasilnya luar biasa sekali, taman seluas itu yang paginya agak kotor karena bunga-bunga dan daun yang gugur, setelah orang banyak pulang menjadi bersih sekali, tidak ada satu pun sampah yang tersisa.

Melihat pemandangan itu saya hanya membayangkan kalau seandainya taman ini ada di Indonesia … Pada saat ribuan orang menikmati rekreasi, makan minum bersama keluarga dan para sahabat, kemudian semua orang meninggalkan taman, maka berikutnya petugas kebersihan harus bekerja keras untuk membersihkan gunungan sampah yang ditinggal berserakan begitu saja.

MENYIMPAN SAMPAH

Sekalipun umumnya masyarakat di Indonesia biasa membuang sampah di mana saja, tetapi mereka tetap ingin rumahnya dalam keadaan bersih. Tiap hari rumah dan halaman disapu, dipel dan dibersihkan. Tetapi bagaimana jika ada orang buang sampah di depan rumah kita? Pasti kita akan marah, dan langsung pungut dan membuangnya di tempat sampah.

Apa jadinya kalau sampah-sampah itu tidak kita buang di tempat sampah, tapi diambil, dimasukkan dan simpan di dalam kamar tidur kita? Pasti semua orang akan berkata : “Tidak mungkin, tidak masuk akal! Kamar tidur adalah tempat pribadi yang selalu dijaga kebersihannya supaya kita nyaman beristirahat.”

Dalam pelayanan Pelasan dan Pemulihan, ketika konseling kita banyak bertemu dengan anak-anak Tuhan yang ‘hatinya pahit’ karena perkataan suami, isteri, orang tua, anak, atasan, teman pelayanan bahkan karena perkataan hamba Tuhan. Kata-kata yang pedas, tajam, menyakitkan, menuduh, bahkan fitnah, membuat hati anak-anak Tuhan sakit, dan ketika terus menerus terjadi maka akan menjadi ‘pahit’. Di dalam Roh, orang yang memiliki kepahitan hatinya berwarna hitam, penuh cairan warna hitam yang bahkan menetes ke luar.

Orang-orang yang memiliki hati yang pahit bisa terlihat dengan mudah dalam hidupnya, yaitu perkataannya selalu diwarnai dengan keluhan, sungut-sungut dan kepahitan. Dimana pun mereka berada, susana yang tadinya penuh sukacita, canda tawa, berubah menjadi suram, galau dan pahit. Itu adalah ‘buah’ kehidupan orang yang pahit sesuai dengan Firman Tuhan di Ibrani 12:15 - "Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."

Hati yang pahit berawal dari ‘menyimpan perkataan yang menyakitkan’ di dalam hati. Perkataan yang pedas, menyindir, menyerang, menyakitkan, memedihkan, itu semua adalah SAMPAH! Dan ketika kita mendengarkan, menyimpan dan merenungkannya, itu sama dengan menyimpan sampah di dalam hati, atau jika itu adalah rumah berarti memasukkan sampah-sampah ke dalam kamar tidur!

Saya biasa menyampaikan analogi pertanyaan itu pada saat konseling, “Apa yang akan dilakukan kalau ada orang buang sampah di depan rumah kita?”

Semuanya pasti menjawab, “Sampah itu dipungut dan dibuang ke tempat sampah.”

Tetapi ternyata yang terjadi adalah : “Sampah itu dipungut, dibawa masuk ke dalam kamar tidur, dan terus diperhatikan, diamat-amati dan dipikirkan.”

Setiap kali ada yang membuang sampah, maka sampah-sampah itu diambil dan dibawa masuk, disimpan di dalam kamar tidur. Semakin lama kamar tidur penuh dengan sampah yang busuk dan menjadi penyakit, tetapi tetap saja tidak dibersihkan atau dibuang. Setiap ada kesempatan terus ditambah-tambahi sampah yang lain. Itu adalah ‘kepahitan.’

Setelah tahu apa yang terjadi di dalam hati mengenai kepahitan, kemudian apakah yang bersangkutan segera mau membersikannya? Ternyata yang terjadi justru sebaliknya. Orang yang hatinya sakit, di dalam konseling selalu menuding orang-orang yang telah menyakiti hatinya, baik itu suami, isteri, orang tua, anak-anak, teman pelayanan, atasan atau para hamba Tuhan. Semuanya fokus kepada orang-orang yang sudah ‘membuang sampah’ dan bukan kepada ‘sampah-sampah’ yang sudah dimasukkan dan ditumpuk ke dalam ‘kamar tidur’nya dengan sukarela. Padahal orang-orang yang disebutkan itu tidak pernah memikirkan mereka dan segera lupa terhadap apa yang sudah dilakukan.

Orang-orang yang ‘membuang sampah’ tidak peduli dengan perasaan dan hati orang lain, tetapi terus saja ‘buang sampah’ ke mana-mana. Kalau mereka tidak peduli dengan ‘sampah-sampah’ yang dilemparkan, kemudian mengapa kita sibuk ‘memunguti’ satu persatu dan memasukkan ke dalam ‘kamar tidur’ rumah rohani kita?

Apa yang harus dilakukan kita lakukan terhadap semua ‘sampah’, sudah dinyatakan dengan jelas di dalam Firman Tuhan : “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8).

Artinya : “Tidak usah mengurusi sampah-sampah yang dilemparkan orang-orang, segera buang di tempat sampah. Jangan sekali-kali dipungut dan dimasukkan ke dalam ‘kamar tidur’ rumah rohani kita. Yang boleh dimasukkan hanyalah semua hal yang menjadi berkat, sukacita dan damai sejahtera dari surga.”

SAMPAH DI MEDSOS

Satu kali kita melayani seorang Hamba Tuhan, dia mempunyai kepahitan terhadap isterinya karena sering menyerang dengan mengirimkan tulisan yang panjang lebar melalui WA. Semua tulisan-tulisan itu disimpan dengan rapih di HP-nya, dan dia menunjukkan urutan tanggal, jam, isinya apa saja, lengkap. Dia mengasihi isterinya karena sudah menikah puluhan tahun, tetapi semua tulisan WA itu sangat menyakiti hatinya. Setiap kali dia membuka HP dan membaca tulisan-tulisan isterinya, maka luka hatinya selalu terbuka dan mejadi pedih lagi, yang berujung pada kepahitan terhadap isterinya.

Kemudian saya mendoakan supaya hatinya dan hikmatnya dibukakan oleh Tuhan Yesus, dan menyampaikan mengenai ‘sampah yang disimpan di kamar tidur’. Pada saat itu Roh Kudus menjamah dan membukakan pemahan baru, bahwa selama ini dia sudah bertahun-tahun menyimpan ‘sampah-sampah’ yang dilemparkan isterinya dan menyimpan baik-baik di dalam ‘kamar tidur’ rumah rohaninya. Selanjutnya saya minta dia menghapus semua tulisan-tulisan ‘sampah’ itu, tetapi ternyata tidak semudah yang dipikirkan. Dia merasa ‘sayang’ untuk menghapus dan melupakannya. Katanya, “Enak saja, dia selama ini sudah menyakiti hati saya dan sekarang saya harus menghapus dan melupakan begitu saja.”

Kemudian saya sampaikan Firman Tuhan, “Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.” (Lukas 6:28). Bahkan terhadap orang yang mengutuk dan mencaci, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk membalas dengan mendoakan dan memberkati, apalagi terhadap istri yang sudah dipersatukan oleh Tuhan.

Pada saat itu Tuhan Yesus memberikan kekuatan kasih, sehingga mulai satu persatu tulisan di WA dihapus sampai selesai. Setelah itu kita bimbing untuk berdoa tumpeng tangan ke atas HP, “Semua serangan dan kutukan manusia dan setan aku ikat dan patahkan dalam nama Tuhan Yesus. Aku mengasihi dan memberkati isteriku menjadi penolong yang sepadan dari surga, dalam nama Tuhan Yesus.” Setelah itu semua beban di dalam hatinya lepas digantikan dengan damai sejahtera dari surga. Di dalam roh yang terlihat adalah rantai hitam besar yang membelit hatinya dari HP putus dan hancur. Ternyata HP yang berisi kata-kata serangan dan kepahitan dari isterinya dipakai iblis menjadi ‘portal roh’ yang mengikat dan membelenggu hati suaminya.

Dari bertahun-tahun melayani anak-anak Tuhan, ternyata ‘sampah-sampah’ yang paling ‘ampuh’ adalah yang dilemparkan oleh orang-orang terdekat atau orang-orang yang dikasihi, seperti isteri, suami, anak, orang tua, keluarga atau sahabat.

Bahkan serangan yang paling dahyat bagi para hamba Tuhan adalah pasangan hidupnya sendiri yaitu isteri atau suami. Alkitab mencatat Ayub mendapat ‘serangan telak’ justru dari isterinya dengan berkata,”Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (Ayub 2:9).

Hal yang disampaikan oleh para hamba Tuhan, bahwa kalau orang lain atau jemaat yang menyerang, mereka masih bisa bertahan, tetapi jika yang menyerang adalah pasangannya (isteri atau suami) maka serangan itu langsung menusuk hati dan mematahkan semangatnya. Pasangan yang seharusnya melindungi suami atau isteri sebagai hamba Tuhan, jika ‘menyerang’ maka akan sangat ‘mematikan’ karena tahu persis kelemahan pasangannya. Dan yang selalu ‘diserang’ adalah bagian sensitive mengenai ‘pelayanan’ yang dilakukan dengan sepenuh hati dan setia kepada Tuhan, seperti yang dilakukan oleh isteri Ayub.

‘Serangan yang mematikan’ oleh pasangan hidup ini dijelaskan dalam artikel : ‘Tikaman Maut’ (http://www.pesta.org/node/1985)

Di waktu yang lain, dalam satu konseling ada seorang anak Tuhan memperlihatkan WA dari saudara kandungnya yang ‘menyerang habis-habisan’. Ada juga WA dari orang tua yang ‘menghakimi dan mengatakan anak tidak berbakti.’ Yang lain memperlihatkan komentar di group Face Book yang menyindir dan nyinyir. Ternyata ‘medsos’ (media sosial) sekarang ini sudah menjadi sarana ampuh untuk melemparkan ‘sampah-sampah’ kepada orang-orang di sekitar.

Di group media sosial, baik group WA, Face Book, Line, Email, IG, dll. selalu saja ada orang-orang yang ‘pahit’ hatinya untuk menyebarkan ‘sampah-sampah’ kepada orang-orang yang ada di group itu. Saya menyebutnya sebagai ‘dementor’. Entah itu group medsos pekerjaan, pelayanan, arisan, sekolah, alumnus atau group apa pun, biasanya ada sosok ‘dementor’ yang selalu menebarkan ‘sampah’ setiap ada kesempatan.

Penjelasan mengenai ‘manusia dementor’ ada di artikel : (https://groups.yahoo.com/neo/groups/GKO/conversations/messages/12261)

Jika berada di group medsos di mana ada sosok ‘manusia dementor’ dan hanya menjadi beban di hati, maka kita sebaiknya keluar dari group itu tanpa perlu berpikir dua kali. Ada anak-anak Tuhan yang hidupnya terintimidasi karena ikut dalam group Face Book, yang anggotanya terlibat ‘saingan’ dalam penampilan, piknik, wisata kuliner atau kesuksesan pribadi.

Ada sarana medsos yang setiap ganti profil atau status maka secara otomatis dibagikan ke semua anggotanya, biasanya ‘rawan’ dijadikan ‘sarang pamer’. Jika tidak bisa mengikuti ‘gaya hidup’ atau merasa terintimidasi, sebaiknya langsung ‘keluar’ saja. Hati yang penuh damai sejahtera adalah segalanya, dibandingkan dengan ‘perang status’ yang tidak ada habisnya.

(Amsal 4:23) "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

Sementara itu jika kita membutuhkan group itu untuk sarana komunikasi atau bisnis, maka ada satu cara ampuh untuk mengatasinya yaitu ‘klik dan hapus’ posting ‘si dementor’ tanpa perlu dibaca, karena kita sudah tahu orang-orang seperti itu komentarnya hanya akan menyebabkan ‘kepahitan’ dan ‘kerusuhan’.

Bahkan cara ‘klik dan hapus’ juga ampuh ketika kita terlibat dalam komunikasi yang panas dan berusaha mengakhirinya. Misalnya sedang ada perselisihan antara suami dan isteri, kemudian ada posting tulisan yang panjang dan lebar di HP, itu biasanya ‘sampah’ karena kita sudah paham sekali karakter dan sifat pasangan kita. Pada waktu itu sebaiknya gunakan cara ‘klik dan hapus’ tanpa perlu membacanya, karena ketika kita ‘kepo’ untuk mengintip dan membaca, pada saat itu ada ‘tikaman maut’ menusuk hati tanpa bisa dihindari. Semua tulisan yang panjang dan lebar ketika sedang berselisih tujuannya adalah untuk memberikan serangan yang paling ‘mematikan’ yang akan ‘memuaskan hati’ bagi yang mengirim.

Ketika kita terlanjur membaca, maka sekalipun kita bisa mengampuni pasangan atau keluarga kita, tetapi kata-kata yang menikam hati sudah menjadi luka dan tidak bisa disembuhkan dalam waktu singkat. Bahkan walaupun sudah disembuhkan, maka kita tidak akan bisa melupakan karena itu memang sudah merupakan sifat manusia : “Bisa mengampuni tetapi tidak bisa melupakan.” Dan ketika masalah timbul di lain hari, maka luka itu akan terbuka lagi. Jadi lebih baik kita tidak usah tahu apa yang ditulis, sehingga iblis tidak memiliki ‘senjata’ untuk menyerang di masa yang akan datang.

Khusus untuk pasangan suami isteri atau keluarga, yang bisa dilakukan untuk membersihkan ‘sampah’ yang dikirimkan adalah dengan cara :
1. ‘Klik dan hapus’, bahkan tanpa perlu dibaca.
2. Doakan dengan menumpangkan tangan di HP, “Semua serangan dan kutukan manusia dan setan aku ikat dan patahkan dalam nama Tuhan Yesus. Aku mengasihi dan memberkati … (sebutkan Namanya) dalam nama Tuhan Yesus.”

SAMPAH DI PERKATAAN

Cara menebarkan ‘sampah’ selain melalui medsos adalah melalui perkataan yang pedas dan menyakitkan. Itu biasanya dilemparkan ketika ada perselisihan antara suami isteri, keluarga, di persekutuan, di kantor, dll. Kata-kata yang diucapkan mempunyai satu tujuan untuk menyerang, menyakiti dan membuat luka yang paling dalam dan mematikan. Sekalipun hanya kata-kata, tetapi akibatnya bisa sangat berbahaya, karena akhir-akhir ini banyak berita, karena tidak tahan dihina maka suami membunuh isterinya, orang membunuh temannya, dll.

Jika kita berhadapan dengan keadaan seperti itu, maka kita segera bisa ‘membuang sampah’ yang dilemparkan adalah dengan cara :

1. Tutup mulut, tidak perlu menanggapi apa yang didengar, karena orang-orang yang melempar sampah hanya ingin menyerang dan menyakiti sehebat mungkin.
(Mazmur 4:5) "Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam."
Dengan menutup mulut, maka kita menutup celah roh sehingga setan tidak bisa menyerang masuk melaui semua perkataan pedas dan pahit yang dilemparkan oleh orang yang menyerang.

2. Doakan dan berkati dalam nama Tuhan Yesus. Jika pikiran atau hati ingat terhadap orang yang menyerang, ucapkan doa (sambil berbisik), “Aku mengampuni dan memberkati … (sebutkan namanya) dalam nama Tuhan Yesus.”
(Lukas 6:28) “mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.”
Ketika kita kita mendoakan dan memberkati maka kita sedang merubah kutuk menjadi berkat, baik bagi diri kita maupun untuk diri orang yang menyerang. Kita mematahkan ‘serangan’ manusia dan setan dengan kuasa kasih Kristus.

3. Jika kita merasa ‘sampah-sampah’ yang dilemparkan sudah masuk di dalam hati dan membuat nyeri dan pedih, kita bisa menyerahkan ‘sampah-sampah’ itu ke dalam tangan Tuhan Yesus dengan Doa Penyerahan : “Aku menyerahkan semua letih lesu, beban berat, pergumulan hidup, sakit penyakit, dosa, ketakutan, kekuatiran, kecemasan, kegentaran, penderitaan dan kekecewaan yang aku rasakan dan tanggung di hati dan hidupku ke dalam tangan Tuhan Yesus, dan terima kasih Tuhan Yesus sudah memberikan damai sejahtera, dan sukacita dari surga. Dalam nama Tuhan Yesus.” (Matius 11:28).
Kita bisa mengucapkan doa penyerahan ini setiap hari, karena ada banyak ‘sampah’ yang membusuk di ‘kamar tidur’ hati kita yang tidak bisa dibersihkan sekaligus. Perlu terus menerus pembersihkan sampai akhirnya kita mempunyai hati yang baru di dalam Kristus yang penuh kasih, terbebas dari semua ‘sampah’ yang selama ini membebani dan mengintimidasi.

BUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA

Jika kita mendapati ada ‘sampah-sampah’ yang dilemparkan di depan rumah kehidupan kita, jangan sekali-kali memungut dan dimasukkan ke dalam ‘kamar tidur’, tetapi segera buang ke ‘tempat sampah’ dengan cara :
- ‘Klik dan hapus’ untuk media sosial.
- Tutup mulut dan tidak menanggapi, untuk perbantahan yang dihadapi langsung.
- Mendoakan dan memberkati orang-orang yang menyebarkan sampah.
- Selalu membersihkan sampah-sampah di hati dengan dengan Doa Penyerahan kepada Tuhan Yesus.

Tuhan mengingatkan agar kita menjaga hati yang adalah ‘kamar tidur’ pribadi di rumah kehidupan kita agar selalu bersih dan hanya diisi dengan kasih surgawi yang membawa damai sejahtera dan sukacita, yang akan menjadi mata air yang mengalir dan meluap menjadi berkat bagi banyak orang sampai kepada Akhir Jaman.

(Amsal 4:23) "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

(Yohanes 7:38) "Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."

(Filipi 4:8) “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.”

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

TUKANG ASONGAN SETIA BACA ALKITAB

$
0
0

Ada satu keponakan yang menyampaikan kesaksian mengenai apa yang ditemui ketika dia sedang di jalan. Sebuah pemandangan iman yang sangat langka, bahkan bagi orang-orang yang mengaku dirinya pengikut Kristus, yaitu : setia membaca Alkitab, di mana pun berada. Ini kisahnya :

-----

(#DeoKristady) -- Tadi sore pas mau ke GI (Grand Indonesia), lewat JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) halte bundaran HI (Hotel Indonesia) saya ketemu abang-abang jualan asongan di JPO lagi baca Alkitab.

Saya samperin dan beli dagangannya dan saya ajak cerita-cerita. Dia cerita pertama kali ikut Tuhan Yesus karena keluarganya yang broken home, dianya gak diurusin lagi sama keluarganya.

Dulu dia belum kenal Tuhan Yesus. Dia lalu tertarik ikut kebaktian di GBI. Sejak itu dia mulai tertarik untuk baca Alkitab dan ikut Tuhan Yesus dan dibaptis tahun 2012. Sejak itu dia jualan sambil baca Alkitab sampai sekarang.

Kata dia pas jualan banyak orang yang lewat JPO lihat dia baca Alkitab dan nganggepnya aneh, tapi dia cuek aja.

Dia cerita tentang ayat Alkitab, tentang iman, kasih dan pengharapan, perumpamaan-perumpamaan, cerita Petrus, Daud, Musa. Dia hapal ayat-ayat Alkitab dan Firman Tuhan. Dia juga cerita kalau hidupnya sebelum ikut Tuhan Yesus berbeda jauh setelah ikut Tuhan. Dulu dia suka melakukan hal duniawi, setelah itu gak melakukannya lagi.

Walaupun dia hidupnya berkekurangan, tapi dia selalu bahagia, gak peduli sama harta benda yang dia miliki. Dia bilang apa yang dia makan hari ini adalah pemberian dari Tuhan yang sudah dicukupkan.

Ada satu hal lagi, walaupun dia umurnya hampir 40-an, tapi dia kelihatan masih muda dan gak pucat, karena hidupnya selalu bahagia karena sudah ikut Tuhan Yesus.

Saya salut karena walaupun dia hidup berkekurangan, dia selalu mau baca Firman Tuhan dan percaya sama Firman Tuhan.

Yang selalu saya ingat dari ceritanya, dia selalu pegang Firman Matius 23:12 - “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

---

(2 Petrus 1:19) "Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu."

(Markus 8:38) "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

(Amsal 15:13) "Hati yang gembira membuat muka berseri-seri"

* * * * *

TUKANG ASONGAN SETIA BACA ALKITAB

$
0
0

Ada satu keponakan yang menyampaikan kesaksian mengenai apa yang ditemui ketika dia sedang di jalan. Sebuah pemandangan iman yang sangat langka, bahkan bagi orang-orang yang mengaku dirinya pengikut Kristus, yaitu : setia membaca Alkitab, di mana pun berada. Ini kisahnya :

-----

(#DeoKristady) -- Tadi sore pas mau ke GI (Grand Indonesia), lewat JPO (Jembatan Penyeberangan Orang) halte bundaran HI (Hotel Indonesia) saya ketemu abang-abang jualan asongan di JPO lagi baca Alkitab.

Saya samperin dan beli dagangannya dan saya ajak cerita-cerita. Dia cerita pertama kali ikut Tuhan Yesus karena keluarganya yang broken home, dianya gak diurusin lagi sama keluarganya.

Dulu dia belum kenal Tuhan Yesus. Dia lalu tertarik ikut kebaktian di GBI. Sejak itu dia mulai tertarik untuk baca Alkitab dan ikut Tuhan Yesus dan dibaptis tahun 2012. Sejak itu dia jualan sambil baca Alkitab sampai sekarang.

Kata dia pas jualan banyak orang yang lewat JPO lihat dia baca Alkitab dan nganggepnya aneh, tapi dia cuek aja.

Dia cerita tentang ayat Alkitab, tentang iman, kasih dan pengharapan, perumpamaan-perumpamaan, cerita Petrus, Daud, Musa. Dia hapal ayat-ayat Alkitab dan Firman Tuhan. Dia juga cerita kalau hidupnya sebelum ikut Tuhan Yesus berbeda jauh setelah ikut Tuhan. Dulu dia suka melakukan hal duniawi, setelah itu gak melakukannya lagi.

Walaupun dia hidupnya berkekurangan, tapi dia selalu bahagia, gak peduli sama harta benda yang dia miliki. Dia bilang apa yang dia makan hari ini adalah pemberian dari Tuhan yang sudah dicukupkan.

Ada satu hal lagi, walaupun dia umurnya hampir 40-an, tapi dia kelihatan masih muda dan gak pucat, karena hidupnya selalu bahagia karena sudah ikut Tuhan Yesus.

Saya salut karena walaupun dia hidup berkekurangan, dia selalu mau baca Firman Tuhan dan percaya sama Firman Tuhan.

Yang selalu saya ingat dari ceritanya, dia selalu pegang Firman Matius 23:12 - “Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

---

(2 Petrus 1:19) "Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu."

(Markus 8:38) "Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."

(Amsal 15:13) "Hati yang gembira membuat muka berseri-seri"

* * * * *

KUASA DOA RANTAI BAPA KAMI

$
0
0

Beberapa tahun ini Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk menggali kuasa doa Bapa Kami, dalam doa rantai. Ada banyak doa yang terdapat di Alkitab dari Perjanjian Lama dan Baru - akan tetapi doa yang diajarkan secara langsung oleh Yesus yang adalah Tuhan dan Juru Selamat kepada kita adalah Doa Bapa Kami.

(Matius 6:9-13) "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)”

Pagi hari ketika subuh, Tuhan Yesus memberikan kuasa di dalam Roh untuk menghancurkan ‘kubah hitam roh’ yang menutupi langit yang dibangun oleh doa-doa dari berbagai tempat-tempat ibadah dunia, dan mengubah menjadi langit api kemuliaan Allah, dengan doa Bapa Kami diucapkan 14 kali.

Penjelasan mengenai ‘kubah hitam roh’ ada di artikel : Kubah Hitam Roh (Black Dome Evil Spirit) -- http://www.pesta.org/kubah_hitam_roh_black_dome_evil_spirit

Doa perlindungan dan peperangan Roh yang lebih tinggi levelnya, dengan mengucapkan doa Bapa Kami 100 kali. Setiap hari selain doa Peperangan Roh yang spesifik (memakai Perlengkapan Senjata Allah, dll) saya mengucapkan doa Bapa Kami 100 kali pagi dan 100 kali malam hari.

Ketika doa diucapkan, di dalam Roh, Tuhan Yesus memperlihatkan ada gelembung Roh yang melindungi kita dan keluarga, langit di wilayah kita dipenuhi cahaya api kemuliaan Allah warna biru menghancurkan semua ‘kubah hitam roh’. Banyak malaikat perang turun untuk menghancurkan benteng-benteng iblis dan serangan setan, dan membawa jawaban-jawaban doa untuk anak-anak Tuhan yang berdoa di daerah itu. Pemandangan Roh yang sangat luar biasa, karena kuasa doa rantai Bapa Kami.

Itu adalah bentuk doa "terus menerus" yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Berdoa untuk menyatukan diri kita dengan Tuhan Yesus, dan mempersilahkan Tuhan Yesus yang mengambil alih doa dan permohonan kita.

(Lukas 18:1) "Yesus mengatakan ... bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu."

Doa terus menerus ternyata bukan terus menerus meminta sesuatu, tetapi terus menerus menyatukan doa kita bersama dengan Tuhan Yesus. Itulah kuasa doa rantai Bapa Kami.

Untuk membantu menghitung 100 kali, kita bisa mempergunakan jari tangan, mempergunakan "tali doa" dari gereja Ortodox 100 butir namanya "Komboskini", atau kalung Rosario (50 butir, diulang dua kali).

Hal yang paling sederhana bisa diuji adalah jika sulit tidur di malam hari, kita bisa mengucapkan doa Bapa Kami berulang-ulang, dan Tuhan Yesus akan memberikan istirahat tidur yang nyenyak dengan damai sejahtera dari surga. Silahkan dicoba dengan pertolongan Roh Kudus.

RASA SAKIT KARENA KANKER PARAH

Ada pengalaman dari kakak saya yang mengunjungi satu keluarga yang sakit kanker paru-paru parah yang sudah menyebar sampai ke tulang bahu (metastase). Beliau sudah lansia, dan setiap hari berbulan-bulan tidak bisa tidur karena menderita nyeri sakit yang hebat, terutama yang di bagian tulang bahu. Karena sudah lansia dan tidak ada yang bisa dilakukan, maka kakak mengajarkan beliau untuk mengucapkan Doa Bapa Kami berulang-ulang kalau merasa sakit atau tidak bisa tidur.

Setelah beberapa bulan berlalu ada waktu kakak berkunjung lagi, beliau bercerita bahwa sejak diberi tahu mengenai kuasa Doa Bapa Kami, setiap malam selalu mengucapkan doa rantai Bapa Kami dan ajaib sekali kuasaNya bekerja sehingga sekarang sudah bisa tidur. Rasa sakit yang muncul hanya kadang-kadang saja tidak setiap saat seperti sebelumnya, sehingga di masa usia lanjutnya ini dia bisa beristirahat dengan nyaman. Bahkan dikatakan, kapan pun Tuhan Yesus memanggil, beliau sudah siap. Puji Tuhan!

MENYINGKAPKAN IKATAN TERSEMBUNYI

Kesaksian mengenai kuasa doa rantai Bapa Kami, saya sampaikan ketika memimpin ibadah di satu gereja. Beberapa bulan kemudian saya kembali membawakan firman di gereja tersebut. Ketika selesai ibadah ada seorang ibu yang menemui saya, bercerita bahwa dia menderita karena ikatan roh jahat, dan sudah pernah didoakan pelepasan dan pemulihan. Akan tetapi dia merasa pikirannya kadang-kadang kosong dan lupa mau berkata apa, dan karena sudah cukup umur maka dia pikir itu karena faktor usia. Ketika mendengar mengenai kuasa doa rantai Bapa Kami, Roh Kudus menggerakkan hatinya untuk setia mengucapkan doa rantai Bapa Kami setiap pagi setelah Saat Teduh pribadi sebanyak 100 kali. Itu dilakukannya setiap hari.

Setelah hampir satu bulan, ternyata ingatannya pulih dan pada saat itu dia bisa ingat dengan jelas bahwa ketika masih muda, dia pernah memasang ‘susuk’ di bibirnya. Kemudian dia segera menemui hamba Tuhan untuk didoakan melepaskan ikatan susuk itu. Rupanya susuk itu yang membuat mulutnya tertutup jika akan mengatakan roh yang mengikat tubuhnya, bahkan mengacaukan pikirannya sehingga tiba-tiba menjadi kosong. Kuasa doa rantai Bapa Kami menghancurkan hak legal setan atas dosa pribadi, sehingga bisa dinyatakan dan dilepaskan di dalam pelayanan doa. Kalau sebelumnya wajahnya terlihat ada beban dan tekanan, ketika bertemu lagi dia sudah penuh sukacita. Puji Tuhan.

MENDOAKAN ORANG MAU MENINGGAL

Satu kali ada seminar di sebuah gereja mengenai pelayanan ‘Orang yang akan dipanggil Tuhan’. Yang disampaikan adalah berbagai hal mengenai tinjauan medis dan psikologis mengenai orang yang akan meninggal. Di akhir sesi, para peserta yang hadir diberikan waktu menyampaikan kesaksiannya. Kakak saya mempergunakan kesempatan itu untuk menceritakan pengalaman pribadinya.

Ketika masih bekerja sebagai bidan di sebuah rumah sakit, ada satu pasien yang kristis di ruang ICU. Sesuai dengan aturan rumah sakit, harus ada yang menunggui sepanjang malam, dan malam itu giliran tugas kakak saya. Sebelum bertugas, kakak memeriksa status ibu tersebut, dia memiliki dua anak, satu masih kecil dan satu bayi. Karena merasa kasihan kemudian kakak berdoa di samping tempat tidur ibu itu meminta Tuhan Yesus mengembalikan nyawanya, karena kasihan anaknya masih kecil-kecil memerlukan perawatan dari ibunya. Setelah mengucapkan doa itu, sepanjang malam kakak mengucapkan doa Bapa Kami berulang-ulang diselingi dengan mengucapkan Pengakuan Iman Rasuli. Pagi hari, kondisi ibu itu membaik, dan kakak pulang dilanjutkan dengan cuti sehingga tidak bertemu lagi dengan ibu tersebut.

Empat puluh hari kemudian, ada seorang ibu yang datang ke rumah membawa ‘parcel’, mau bertemu dengan kakak saya. Dia bercerita bahwa dia adalah ibu yang didoakan oleh kakak pada malam hari di ruang ICU. Ketika itu kondisinya fisiknya sangat menurun, dan akhirnya rohnya keluar dari tubuhnya naik ke atas. Di atas dia bisa melihat tubuhnya terbaring di tempat tidur penuh dengan berbagai peralatan medis, dan di sampingnya ada seorang suster yang terus berdoa.

Rohnya terbang semakin tinggi meninggalkan ruangan, merasa damai dan dia ingin pergi ke surga - tetapi Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa suster di samping tempat tidur itu berdoa meminta rohnya dikembalikan ke tubuhnya supaya bisa merawat anak-anaknya yang masih kecil. Dan Tuhan kemudian mengabulkan untuk mengembalikan roh ibu itu ke tubuhnya.

Beberapa hari kemudian dia sadar, berangsur sehat dan bisa pulang. Kemudian dia mencari tahu siapa suster yang menjaga dia pada malam itu, dan rumah sakit memberikan nama kakak dan alamat rumah. Ketika bertemu dia mengucapkan terima kasih dan bercerita bahwa keadaan rumah tangganya sedang hancur sehingga kasihan kalau anak-anak ditinggalkan sendiri di dunia tanpa ibunya.

Di akhir kesaksian itu, kakak menyampaikan bahwa pendampingan orang yang akan meninggal itu bukan hanya pelayanan secara psikologis atau proses medis, tetapi lebih dari itu adalah menjagai Roh supaya tidak direbut oleh roh-roh jahat (roh dementor) - dan jika sudah waktunya malaikat-malaikat akan menjagai sehingga bisa pergi ke surga dengan sukacita. Doa di sepanjang waktu ketika menjagai yang bisa kita ucapkan adalah : doa rantai Bapa Kami.

Penjelasan mengenai roh-roh yang menyerang orang yang sedang lemah dan menjelang meninggal ada di artikel : Roh Dementor -- http://pesta.sabda.org/node/1745

SAKIT JANTUNG DAN TULANG BELAKANG

Ketika waktu rehat, ada seorang ibu yang mendekat yang bercerita mengenai pengalaman pribadinya ketika mengucapkan doa rantai Bapa Kami.

Ibu itu bercerita menderita sakit jantung, dan berdasarkan pemeriksaan medis perlu dipasang ring. Dia sangat takut, tetapi karena ingin sembuh maka dia menjalani tahap-tahap pemeriksaan berikutnya untuk operasi pemasangan ring. Ketika menjelang operasi dilakukan, dari semenjak berada di ruangan dia terus berdoa rantai Bapa Kami dengan tak putus sambil memegang dada kirinya. Dia terus berdoa sampai masuk di dalam ruang operasi karena tidak dibius total. Di ruang operasi, dokter memeriksa ulang posisi penyempitan pembuluh yang akan dipasangi kateter, dan tindakan lain yang diperlukan. Setelah beberapa lama operasi dinyatakan selesai.

Pada saat itu saat itu dokter berkata dengan keheranan bahwa operasi pasang ring tidak jadi dilakukan, karena setelah diperiksa berulang-ulang di ruang operasi, ternyata jantung ibu itu sehat. Kuasa Tuhan Yesus itu luar biasa. Sampai sekarang ibu itu tidak pernah mengalami sesak di dada karena penyakit jantungnya sudah sembuh secara ajaib di ruang operasi.

Kemudian ibu itu menceritakan kesaksian yang lain mengenai eyangnya. Si eyang menderita sakit tulang punggung bungkuk yang menyakitkan. Melihat kondisi tubuh yang sudah tua dan menderita tidak bisa tidur, maka ibu itu berdoa rantai Bapa Kami sambil mengusap-usap punggung si eyang. Doa rantai Bapa Kami terus diucapkan berulang-ulang, dan mukjizat terjadi - punggung si eyang bisa lurus dan rasa sakitnya lenyap. Setelah itu si eyang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, karena dia sebelumnya non Kristen. Mukjizat dan keselematan terjadi, seperti yang dilakukan Tuhan Yesus di rumah ibadat menyembuhkan perempuan yang sakit bungkuk selama delapan belas tahun (Lukas 13:10-13). Kuasa kesembuhan Tuhan Yesus itu tetap ada dari dahulu, sekarang dan selamanya. Puji Tuhan!

(Lukas 13:10-13) Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.

---

Ternyata kuasa doa rantai Bapa Kami tidak hanya disampaikan kepada kita, tetapi Roh Kudus juga menyampaikan kepada anak-anak Tuhan di berbagai tempat. Itu menunjukkan bahwa pewahyuan kuasa doa itu berasal dari surga, karena Roh Kudus yang sama menyampaikan pewahyuan yang sama persis kepada anak-anakNya sekalipun tidak mengenal sebelumnya.

Di Akhir Jaman ini Tuhan Yesus menunjukkan masa penghakiman dunia semakin singkat. Iblis tahu bahwa sebentar lagi dia akan binasa, maka kerja roh-roh jahat juga berlipat-lipat kali dibandingkan tahun-tahun silam. Kita lihat di berbagai media bahwa kejahatan dan pengrusakan di keluarga dan masyarakat sudah sampai pada tingkat yang sangat parah dan kritis. Akan tetapi pada Masa Akhir ini , Tuhan Yesus juga menyatakan kuasaNya yang semakin dahsyat kepada anak-anak untuk bisa melawan setiap serangan iblis, dan menjalani kehidupan dengan penuh kuasa dan kemenangan di dalam iman. Salah satu kuasa yang dinyatakan di akhir jaman ini adalah kuasa Doa Rantai Bapa Kami. Saya doakan Roh Kudus yang ada di dalam hidup kita menguatkan kita semua untuk bisa menguji dan mengalami kuasanya secara pribadi dan keluarga.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

HEPENG NI BEGU DIALLANG BEGU

$
0
0

‘Tajir melintir’ adalah istilah ‘jaman now’ untuk menyebut orang yang super kaya. Di jaman yang serba terbuka dan vulgar ini, orang bangga untuk memamerkan harta kekayaannya yang ‘tajir melintir’.

Ada seorang pengacara terkenal dalam sebuah tayangan berkata, “Saya suka mewah. Saya kalau ke luar negeri, sekali pergi itu minimum saya spend 3 miliar, 5 miliar. Sekarang tas Hermes yang harganya 1 miliar juga saya beli." Ini dikatakan untuk menunjukkan bahwa dia tidak kalah kaya dibandingkan dengan pengacara ‘tajir melintir’ lain yang pakaian dan perhiasan yang sedang dipakai harganya 20 miliar rupiah.

Para artis terkenal di tayangan TV dan media sosial berlomba menunjukkan berbagai barang bermerek luar negeri yang harganya miliaran rupiah. Tempat parkir di gedung perwakilan rakyat dipenuhi oleh mobil mewah keluaran terbaru. Semua tayangan TV dan media sosial memperlihatkan betapa hebat dan bahagianya orang-orang yang ‘tajir melintir’.

Pamer kekayaan dan kemewahan yang sebelumnya adalah hal yang tabu di budaya Timur sekarang ini menjadi hal yang jamak, yang mendorong orang-orang awam memiliki pandangan dan cita-cita yang sama. Kalau dulu orang masuk universitas supaya jadi insinyur, tetapi sekarang jurusan hukum lebih bergengsi karena para alumnusnya terbukti menjadi orang-orang yang ‘tajir melintir’ di TV. Bahkan para orang tua akan bangga jika menceritakan anaknya bekerja di tempat yang ‘basah’, ‘banyak obyekan’ dan ‘cepat menjadi kaya’.

MENJAGA INTEGRITAS

Saya teringat ketika masih kecil, di lingkungan kompleks, bapak saya terkenal sebagai orang yang jujur. Tidak ada yang berani memberikan ‘tanda terima kasih’ kepada bapak, karena pasti ditolak dan diberi wejangan tentang kehidupan yang benar.

Satu hari, ada satu perusahaan rekanan yang merasa sangat berterima kasih, sehingga mencari cara lain untuk menyampaikan tanda terima kasihnya, dengan memberikannya kepada ibu di rumah ketika bapak masih bekerja. Ketika bapak pulang, beliau melihat ada ‘segepok’ uang di atas meja, kemudian bertanya kepada ibu, itu uang apa. Ketika dijelaskan bahwa itu adalah ‘tanda terima kasih’, bapak hanya minta kalau ibu sudah menerima maka sekarang ibu juga yang harus mengembalikan kepada yang memberi. Jadilah ibu ‘kalang-kabut’ mencari tahu di mana hotel pimpinan perusahaan yang sudah datang ke rumah dan langsung ke sana untuk mengembalikannya. Tidak ada kompromi !

Akibat dari kejujuran yang ekstrem itu, kita melihat ada perbedaan kehidupan keluarga kita dibandingkan keluarga-keluarga perwira yang lain yang tinggal di kompleks. Kita melihat keluarga dan anak-anak perwira yang lain hidupnya ‘tajir melintir’ sementara kita tetap menjadi ‘orang kebanyakan’.

Sebagai anak-anak yang belum mengerti asam garam kehidupan, kita hanya berpikir mengapa bapak tidak mau menerima ‘bergepok-gepok uang’ tanda terima kasih, padahal khan bapak tidak pernah menjanjikan apa-apa. Itu diberikan mereka sebagai tanda terima kasih setelah semua urusan sudah selesai, bukan seperti yang lainnya sebagai bagian dari awal perjanjian?

Tapi alih-alih tenggelam dalam urusan ‘banding-bandingan’, bapak menekankan kepada kita dan keluarga untuk menjaga integritas dan kejujuran. Saya yang masih kecil tidak paham apa saja yang dikatakan bapak, hanya ‘manggut-manggut’ dan menyebutnya sebagai ‘omong tuwo’ - “bicaranya orang tua yang tidak dipahami anak-anak”.

Karena tempaan pola pendidikan di keluarga, maka kita semua bisa menyelesaikan sekolah, bekerja dan berumah tangga dengan baik, dan mandiri. Ketika bapak sakit sebelum meninggal tahun 1994, saya sampaikan terima kasih karena sudah mendidik kita dengan semangat dan integritas tinggi, bukan dengan harta benda atau kekayaan. Itu adalah rasa syukur dari seorang anak yang mulai melihat ‘rimba kehidupan’ yang sebenarnya.

Pada saat itu bapak bercerita mengenai kehidupan anak-anak keluarga sesama perwira yang dulu tinggal di kompleks. Ternyata ketika dewasa hampir semuanya bermasalah, baik ketika sekolah maupun ketika masuk dalam kehidupan rumah tangga - dan itu membuat dukacita dan penderitaan di hati orang tua di masa tuanya, bahkan menggerus habis harta benda berlimpah yang dulu pernah dimiliki.

Saya dulu berpikir bahwa teman-teman saya dulu salah pola didikan, mereka hanya dimanjakan dengan materi yang berlimpah-limpah – sementara kita dididik dengan integritas orang tua dan keluarga yang tinggi. Memang benar itu penyebabnya, tetapi itu baru salah satu sebab dan ada penyebab yang lain yang saya pahami setelah kita terlibat dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan anak-anak Tuhan bertahun-tahun sampai sekarang ini.

AKHIR HIDUP MENDERITA

Ada satu pelayanan anak muda yang kecanduan narkoba. Dia sudah berulang kali dimasukkan ke panti rehabilitasi Polisi, tetapi ketika keluar kembali lagi memakai narkoba. Dia berasal dari keluarga yang cukup kaya di Jakarta dan papanya sudah meninggal.

Anak itu terus menerus terbelit masalah narkoba , lambat laun harta benda orang tuanya ludes bahkan mamanya yang sudah tua tinggal di rumah kontrakan sederhana. Kemudian ketika pemulihan melalui Panti Rehabilitasi tidak mempan dan karena sudah tidak ada biaya, akhirnya Tuhan mempertemukan untuk bisa dilayani dalam Doa Pelepasan dan Pemulihan. Setelah itu Tuhan mulai memulihkan kesehatannya dan mulai belajar hidup dari awal.

Selanjutnya ada yang datang ke rumah untuk dilayani, pasangan opa dan oma yang sangat menderita, hidup di rumah kontrakan padahal ketika masih muda dia hidup berkelimpahan di Jakarta, anak-anak semuanya lulus pendidikan yang tinggi dan banyak membantu pendidikan keluarga besarnya.

Di saat hendak ‘memetik’ buah sebagai orang tua setelah anak-anak bisa hidup mandiri, ternyata mereka dibelit dengan berbagai masalah, bahkan ada anaknya yang terlibat kejahatan yang menghabiskan semua harta bendanya dan kemudian harus hidup di rumah kontrakan sederhana.

Saya melihat bahwa di keluarga itu, anak-anaknya tidak ada yang ‘salah dididikan’, tetapi mengapa ketika akan ‘menuai buahnya’ justru mereka ditimpa berbagai masalah dan semuanya menjadi berantakan - yang meninggalkan berbagai penderitaan dan dukacita baik bagi orang tua maupun dirinya sendiri.

HEPENG NI BEGU DIALLANG BEGU

Jawaban yang ‘cukup tepat’ saya peroleh ketika banyak melayani anak-anak Tuhan dari ‘halak kita’ (suku Batak). Ada satu pepatah dalam bahasa Batak yaitu : “Hepeng Ni Begu Diallang Begu” yang artinya : “Duit setan dimakan jin.” ‘Begu’ adalah roh jahat, yang bisa berbentuk apa saja, setan atau jin. Maksudnya yang sederhana adalah jika kita mendapat uang ‘haram’ maka akan diambil lagi oleh ‘setan’ dalam perbuatan ‘haram’ dan berbagai penderitaan. Kita tidak akan bisa menikmatinya untuk kesejahteraan peribadi atau anak cucu seperti yang kita bayangkan, tetapi akan menyebabkan berbagai-bagai dukacita dan penderitaan, baik ketika masih hidup maupun ketika mati. Ketika setan memberikan uang, maka dia akan mengambil kembali beserta dengan ‘bunga’nya baik saat masih hidup maupun sudah mati.

Saya yang adalah orang Jawa, ketika mendengar pepatah itu langsung diingatkan Tuhan mengenai teman-teman sepermainan yang tadinya ‘tajir melintir’, setelah dewasa dan berumah tangga diterpa berbagai-bagai penderitaan dan dukacita, bahkan orang tuanya juga meninggal di dalam penderitaan dan kesedihan yang mendalam. Itu adalah bukti nyata dari pepatah ‘hepeng ni begu diallang begu.’

‘Hepeng ni begu’ (uangnya setan) itu bukan hanya uang yang didapat kegiatan ‘haram’ misalnya bisnis narkoba, prostitusi, perjudian, penyelundupan, dll, tetapi adalah semua uang yang diperoleh dengan tidak jujur dan secara hukum bukan menjadi hak kita. Uang itu bisa berupa uang komisi yang tidak dilaporkan, korupsi langsung, ucapan terima kasih, dst – di mana sekarang ini KPK memberi istilah ‘gratifikasi.’

Saya paham sekali apa yang dimaksud dengan ‘hepeng ni begu’ karena hal itu yang keluarga saya hadapi di masa kecil, termasuk ketika saya mulai bekerja dan setelah puluhan tahun bekerja di perusahaan multinasional sampai sekarang ini.

‘Hepeng ni begu’ ini begitu menggoda dan manis, baik ketika saya mulai mempunyai posisi untuk mengambil keputusan di kantor sampai sekarang ini menjadi pimpinan selama belasan tahun. Saya tidak perlu susah payah mencari ‘gepokan uang’ karena itu semua datang sendiri, disodorkan di depan mata.

Pada saat itu saya langsung teringat pengalaman pada masa kecil ketika ‘gepokan uang’ datang sendiri ke rumah. Ingatan itu begitu membekas, yang membuat saya dan keluarga, sekarang ini sama sekali tidak tergoda untuk menerima. “So naïve?” – Tampaknya sangat naif ? Tapi memang itulah yang terjadi sebenarnya. Pendidikan orang tua di masa kecil akan membentuk karakter yang kuat sampai usia dewasa.

Setiap kali berhadapan dengan ‘gepokan uang’ yang disodorkan, saya menolak dengan sopan dan meminta pimpinan perusahaan rekanan itu untuk bekerja secara profesional. Saya pasti akan membantu proses ‘development’ karena perusahaan kita bisa survive ketika ditopang para perusahaan rekanan yang berkualitas. Setelah tahu siapa yang dihadapi, para perusahaan rekanan mulai bekerja secara professional dan tidak coba-coba ‘main belakang’ untuk mengeruk keuntungan sepihak.

CUKUPKANLAH DIRIMU DENGAN GAJIMU

Tuhan sebenarnya juga memberikan banyak Firman yang sama dengan pepatah itu, diantaranya adalah :
-- (Lukas 3:14b) "Cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
-- (Ibrani 13:5) "Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
-- (1 Timotius 6:6) "Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar."

Dari mulai bekerja, Roh Kudus selalu mengingatkan saya untuk menerima gaji dengan penuh ucapan syukur dan menahan diri untuk tidak mengambil yang bukan haknya, karena masa sekolah dan masa bekerja itu sangat berbeda. Yang satu adalah dunia idealisme sedangkan yang kedua adalah kehidupan nyata yang sangat pragmatis.

Sementara saya dan keluarga bertekun di dalam Firman Tuhan dan integritas sesuai iman Kristen, saya melihat hampir semua orang mengambil kesempatan untuk mengumpulkan keuntungan pribadi, baik non Kristen maupun Kristen. Justru orang yang terkenal cukup parah dalam mengambil keuntungan pribadi adalah orang Kristen sendiri. Menyedihkan. Bukan hanya di kantor mereka rakus dengan uang komisi, 'mark up' harga, di rumah mereka menjalankan usaha yang tidak benar, yaitu menjadi pembunga uang atau rentenir.

(Imamat 25:36) "Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu."

Semuanya itu mempunyai satu tujuan yaitu untuk mengumpulkan ‘gepokan uang’ sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Dan memang, kenyataannya dalam waktu yang tidak terlalu lama mereka bisa berpindah dari golongan sederhana menjadi golongan mampu bahkan mulai masuk ke golongan ‘tajir melintir’.

Umumnya orang berprinsip, mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya, membuat usaha sendiri, setelah itu berhenti bekerja dan menikmati hidup yang nyaman. Atau mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk menjamin kehidupan anak, cucu dan keturunan. Apakah itu bisa terjadi, jika cara yang ditempuh tidak benar?

DUIT SETAN DIMAKAN KUNTILANAK

Saya melihat banyak teman-teman kerja maupun para staff yang kencang dalam mengumpulkan ‘gepokan-gepokan’ uang setiap ada kesempatan dengan cara apa pun. Dalam waktu singkat kekayaan yang terkumpul membuat gaya hidup berubah. Bersamaan dengan itu, pepatah ‘hepeng ni begu diallang begu’ juga terjadi dengan arti yang hampir sama yaitu ‘duit setan dimakan kuntilanak.’ Ternyata ‘hepeng ni begu’ yang dikumpulkan diambil ‘kuntilanak’.

Saya melihat sendiri banyak orang di kantor memiliki WIL (Wanita Idalam Lain) dan bahkan isteri kedua, ketiga dan seterusnya. Mereka bukan hanya orang non Kristen, tetapi juga orang-orang Kristen. Itu terjadi karena mereka banyak mengumpulkan uangnya ‘begu’ (setan) dan larinya juga ke ‘begu’ yang lain (kuntilanak).

Bahkan ketika mereka tidak tergoda pada di ‘kuntilanak’ dan terus menjaga keutuhan rumah tangga, pada akhirnya uangnya ‘begu’ juga akan diambil ‘begu’ dengan berbagai dukacita dan penderitaan. Dua kesaksian di awal tulisan ini adalah contohnya. Kedua keluarga itu ternyata memiliki pola yang sama yaitu mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan jabatan yang dimiliki untuk menjamin kehidupan anak, cucu keturunannya. Tetapi ketika uang sudah terkumpul banyak, pada saat itu giliran si ‘begu’ datang menagih haknya untuk menghancurkan dan memporak porandakan rumah tangga dan anak-anak yang sudah dibangun dengan susah payah.

TEMPAT BASAH

Dalam budaya masyarakat Indonesia, para orang tua dan keluarga besar SANGAT BANGGA jika anak-anaknya bekerja di tempat yang ‘basah’. Dulu saya juga berpikir yang sama kalau ada yang bercerita bahwa ada satu keluarga hidup tajir melintir karena bekerja di tempat yang ‘basah’. Ternyata ‘basah’ itu bukan menjadi pengusaha kolam renang atau kolam ikan, tetapi tempat di mana bisa dapat ‘gepokan uang’ dengan cepat -- itu artinya tempat di mana gampang melakukan korupsi besar-besaran. Dan celakanya para orang tua BANGGA sekali !

Ada tetangga yang saya kenal, tinggal di perumahan yang sama sebagai keluarga muda. Sama-sama merintis karir, saya bekerja di perusahaan swasta dan dia bekerja di sebuah kantor keuangan pemerintah. Ada satu hal menarik waktu itu adalah setiap pulang ke rumah, dia membawa ‘gepokan-gepokan’ uang. Setelah itu dibagi-bagi dan dimasukkan ke dalam sejumlah amplop, dan hari berikutnya dibawa ke kantor untuk dibagi-bagi kepada semua orang sesuai posisinya. Karena pada saat itu masih yunior, maka dia kebagian tugas untuk mengumpulkan dan membagi-bagi ‘gepokan’ uang yang diterima oleh semua orang di kantor itu. Dia membaginya menurut besaran tertentu sesuai dengan posisi jabatan yang ada. Waktu itu saya berpikir, itu adalah tempat kerja yang ‘sangat basah kuyup sekali’ !

Tentu saja dalam waktu singkat dia menjadi golongan keluarga ekonomi mampu dan mulai masuk di kelas yang tajir. Dia membeli rumah dan pindah di Kawasan elit dan masuk dalam kehidupan para elit, dengan berbagai cerita liburan di luar negri dan mengumpulkan barang-barang bermerek dari luar negeri.

Gepokan uang yang setiap kali dibawa pulang itu bukanlah gajinya, tetapi menurut istilah ‘jaman now’ itu adalah ‘korupsi berjamaah’. Siapapun yang menerima gepokan uang di kantor akan dikumpulkan dan dibagi ke semua orang dengan besaran yang berbeda menurut pangkatnya dari yang tertinggi sampai yang terendah. Jika demikian, maka di kantor itu mau tidak mau setiap orang akan menerima bagian gepokan uang setiap hari! Kemudian bagaimana kalau ada orang yang mau menjaga integritas dan imannya, dan menolak gepokan uang itu?

Ada seorang teman yang lulus kuliah keuangan kemudian bekerja di sebuah kantor keuangan pemerintah. Ketika mulai bekerja, mulai pula ada gepokan uang parkir di mejanya sekalipun dalam bekerja dia sama sekali tidak berhubungan dengan pihak luar. Ketika tahu asal usulnya, dia berusaha menolak dan mengembalikan kepada atasannya. Sekali, dua kali hal itu bisa dilakukan. Tetapi ketika terus menerus itu terjadi, akhirnya dia diperhadapkan pada pilihan HARUS menerima atau dipandang sebagai orang yang membahayakan lingkungan kantor itu, dipindah ke tempat yang jauh di ujung pulau terpencil atau mengundurkan diri. Dengan berat hati akhirnya dia mengambil pilihan ketiga untuk menjaga hidup dan hatinya tetap bersih di hadapan Tuhan. Tapi karena integritas yang dipegang teguh, maka Tuhan memberikan ganti kerja di tempat yang lebih baik dan ‘bersih’.

Ketika mendengar cerita itu, saya diingatkan hal yang sama dialami bapak waktu masih bekerja, ketika saya masih kecil. Di kantornya juga biasa membagi gepokan-gepokan uang di antara para perwira, tetapi bapak tidak pernah mau menerima. Sehingga berikutnya mereka akan membagi gepokan-gepokan itu di antara mereka sendiri, tidak mengikut sertakan bapak. Dulu kita berpikir, “Sayang sekali. Mengapa tidak diambil? Khan bisa untuk anak-anaknya beli ini dan itu seperti teman-teman yang lain?” Ternyata itu adalah bentuk PENJAGAAN TANGAN TUHAN yang kuat dan perkasa, yang “meluputkan kita sekeluarga dari yang jahat” di masa depan yang jauh, seperti dalam doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat.” (Matius 6:13)

Kemudian, bagaimana cerita selanjutnya dari tetangga yang dalam sekejap waktu menjadi tajir melintir? Rupanya hukum ‘hepeng ni begu dialling begu’ mulai terjadi. Yang pertama anaknya lahir menderita sakit autis sehingga harus menjalani terapi bertahun-tahun. Suaminya mulai aktif di dunia malam dan punya WIL, sedangkan isterinya aktif di sosialita dan punya PIL di tempat fitnessnya. Lengkap sudah dari bapak, ibu dan anak berada di bawah cengkerangan si ‘begu’.

MEMBEBASKAN CENGKERAMAN

Ada satu keluarga Kristen yang bekerja di kantor pemerintahan bagian ‘pembelian’ yang termasuk keluarga tajir. Dia aktif pelayanan dan menopang banyak hamba Tuhan. Karena ada masalah dengan anak dan cucunya, suatu kali mereka mengundang kita untuk berdoa di rumahnya, dan dilayani Pelepasan dan Pemulihan. Setelah dilayani dan didoakan mereka digerakkan oleh Roh Kudus untuk bertekun untuk menjadi pelaku Firman dengan taat dan setia.

Setelah beberapa waktu, kita mendengar bahwa suaminya dipindah ke bagian yang ‘kering’ dan semua bisnis yang berkaitan dengan kantornya ditutup. Ekonominya langsung turun drastis dari golongan tajir menjadi golongan ‘kebanyakan’. Akan tetapi pada saat itu mereka tetap bertekun di dalam kebenaran Firman Tuhan, dan mulai memahami bahwa Tuhan Yesus sedang memurnikan kehidupannya dan melepaskan semua hak ‘begu’ atas kehidupan keluarganya melalui gepokan-gepokan uang yang selama ini mereka nikmati.

Dari situ saya memahami perkataan Tuhan Yesus bahwa sukar sekali, bahkan MUSTAHIL orang kaya masuk surga. Begitu mustahilnya sehingga lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.

(Matius 19:23,24) Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."

Orang yang kaya hati dan pikirannya terikat erat dengan kekayaannya, karena “di mana harta kekayaan berada di situ hati dan pikiran terikat”. Di dalam Roh Tuhan Yesus memperlihatkan ada rantai besar yang mengikat hati dan terhubung kepada kekayaannya. Dan yang lebih parah adalah kekayaan itu diperoleh dengan menghalalkan segala macam cara baik di kantor maupun dalam bisnis. Gepokan-gepokan uang yang dikumpulkan ternyata adalah uangnya si ‘begu’ (setan) sehingga setan punya hal legal atas hidup orang itu baik ketika masih hidup maupun ketika mati akan menyeret mereka ke neraka. Itu adalah rahasia Roh yang dinyatakan Tuhan Yesus dalam Matius 19:21. Harta benda yang berasal dari si ‘begu’ akan menyeret pemiliknya masuk ke rumah asal si ‘begu’ di kerajaan maut, dan bukan masuk ke surga.

Matius 6:21. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.

PERSEMBAHAN YANG KEJI

Di jaman now ini ada istilah ‘money laundry’ atau mengubah ‘uang haram’ menjadi uang legal dalam bisnis atau barang yang legal. Money laundry ini sekarang juga merupakan tindakan ilegal yang akan dituntut di pengadilan, baik di luar negri maupun di Indonesia.

Di gereja pun ada banyak orang Kristen yang berpikir bisa melakukan ‘money laundry’. Caranya adalah mereka mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara apa pun, kemudian ‘menyucikan’ harta kekayaannya dengan memberikan persembahan dan berbagai bantuan ke gereja. Bahkan ada perkataan, “Kalau sudah kaya, nanti saya akan melayani di gereja.” Apakah bisa seperti itu?

Tuhan Yesus menyatakan persembahan janda miskin sangat dihargai oleh Tuhan dibandingkan dengan persembahan yang banyak dari orang kaya. Tuhan tidak melihat seberapa banyak uragnya, tetapi Tuhan yang adalah Roh melihat semua tindakan ibadah yang kita lakukan juga di dalam Roh.

Orang yang mempersembahan uang yang diperoleh dari perbuatan dosa (‘hepeng ni begu’), di hadapan Tuhan bukanlah persembahan yang harum tetapi kejijikan dan kekejian. Ini sangat berbeda dengan tanggapan para hamba Tuhan pada umumnya yang sangat menghargai jemaat yang memberikan banyak persembahan tanpa peduli dari mana asalnya. Manusia melihat jumlah nominal, tetapi Tuhan melihat kedalaman Roh yang ada.

Ini sama contohnya jika kita diberi kesempatan untuk memberikan hidangan makanan kepada Presiden. Pasti kita akan mempersiapkan makanan yang terbaik dan terenak - paling ‘mak nyus’. Kita tidak akan sekali-kali berpikir menghidangkan bangkai yang busuk dan penuh belatung di atas meja hidangan Presiden. Tidak ada satu orang waraspun di seluruh dunia yang pernah berpikir seperti itu.

Akan tetapi itu yang dilakukan oleh orang-orang Kristen dengan mempersembahkan hasil kejahatannya di rumah Tuhan. Orang-orang Kristen yang hidup dalam ‘korupsi berjamaah’, mengumpulkan suap, membungakan uang/rentenir, judi, penipuan, korupsi tersembunyi atau terang-terangan, dll, dengan bangganya memberikan persembahan yang berlimpah-limpah ke rumah Tuhan. Tuhan yang adalah Roh, melihat semuanya itu sebagai bangkai busuk yang sangat menjijikkan. Bayangkan, persembahan yang sangat menjijikan yang jumlahnya sangat banyak.

(Amsal 15:8) "Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN."

(Yesaya 1:13) “Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku”

DIBERKATI DI BUMI DAN DI SURGA

Jika kita ingin diberkati Tuhan di bumi dan di surga, sebetulnya Tuhan sudah memberikan petunjuk sangat lengkap dan detail di Alkitab. Yang pertama adalah kita harus menolak dosa, termasuk dalam hal penghasilan. Jangan sekali-kali membanggakan tempat kerja yang ‘basah’, karena itu adalah tempat orang bebas melakukan korupsi, yang melanggar hukum di dunia maupun di surga. Tempat kerja ‘basah’ adalah tempat dosa dan sumber segala dosa.

(1 Timotius 6:10) “Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”

Kita perlu mendidik anak-anak kita untuk bekerja dengan benar, mendapat penghasilan yang benar sesuai dengan haknya dan menikmati dengan ucapan syukur kepada Tuhan. Kita perlu mendidik anak-anak kita, bahkan diri kita sendiri untuk ‘mencukupkan diri’ dengan penghasilan ‘halal’ yang kita terima.

Tuhan di surga sangat berkenan kepada kita, ketika kita selalu bersyukur atas semua hasil tangan kerja kita sesuai haknya dengan cara-cara yang benar. Dan ketika kita terus bersyukur, Tuhan sendiri akan menambah-nambahkan berkat yang kekal yang tidak akan diambil atau dicuri oleh si ‘begu’.

Berkat halal yang kita terima dan kumpulkan akan menjadi berkat bagi diri kita maupun seluruh keluarga, karena itu adalah jaminan dari Tuhan sendiri – dan Tuhan juga berkenan menerimanya menjadi persembahan yang harum di hadapanNya.

(Amsal 15:6) “Di rumah orang benar ada banyak harta benda, tetapi penghasilan orang fasik membawa kerusakan.”

(Amsal 15:16) “Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan.”

Setelah ini, sebaiknya kita mengingat pepatah yang sangat luar biasa dari saudara kita orang Batak, “Hepeng ni begu diallang begu” – “Duit setan dimakan jin”. ‘Dimakan jin’ itu bukan nanti kalau kita mati, tetapi ketika masih hidup pun setan punya hak legal untuk mencuri, membunuh dan membinasakan dengan berbagai dukacita dan penderitaan, baik terhadap diri kita, pasangan maupun anak keturunan kita.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

Kesaksian mengikuti kelas DIK

$
0
0

Shallom...buat teman-teman yang mengikuti pembelajaran di PESTA serta para pembaca/ pengunjung website PESTA.Saya Hermon Rohani dari Sabah Malaysia.Setelah mengikuti kelas DIK di PESTA, saya lebih memahami setiap Firman Tuhan karena telah diterangkan atau dibincangkan secara mendalam. Memang sebelum ini pernah selesai membaca Alkitab dari kitab kejadian hingga wahyu tetapi pengertian tentang setiap Firman Tuhan adalah terbatas,kadang-kadang sukar difahami. Melalui pembelajaran di PESTA, pengertian saya tentang Firman Tuhan semakin bertambah, apa yang tidak saya tahu sebelum ini telah saya fahami sekarang.Terima kasih PESTA

Berita Pesta - Februari 2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Informasi Pelaksanaan Kelas DIK Januari/Februari 2018

Kelas DIK Jan/Feb

Kami bersyukur atas berjalannya kelas diskusi Dasar-Dasar Iman Kristen Januari/Februari 2018. Kami sangat gembira melihat peserta kelas yang begitu antusias untuk menggali setiap topik yang didiskusikan. Pada topik Alkitab dan Penciptaan, para peserta boleh melihat bagaimana Alkitab tetap mampu berdiri di tengah berbagai teori penciptaan yang tidak alkitabiah, seperti teori Big Bang dan teori Evolusi. Alkitab telah teruji mampu bertahan di tengah berbagai serangan yang ada. Untuk itu, kami bersyukur karena setiap peserta dapat belajar dan mensyukuri bahwa Allah adalah Allah yang bekerja dalam alam semesta. Allah adalah Tuhan yang menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada. Doakan kiranya peserta kelas DIK dapat semakin rajin melakukan studi Alkitab dan mencintai firman-Nya dengan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.

2. Penyelesaian Modul Apologetika untuk Awam II

Modul AUA II

Pada kuartal I tahun 2018, staf PESTA menargetkan untuk menyelesaikan Modul Apologetika untuk Awam II (AUA II). Walaupun saat ini berjalan tersendat-sendat, kiranya target tersebut masih bisa tercapai. Modul AUA II adalah lanjutan dari AUA I yang mempelajari tentang dasar iman Kristen yang kukuh hingga karakter manusia setelah ditebus Kristus. Modul AUA II akan melanjutkan dengan membahas pandangan orang Kristen, sikap dan tindakan serta taktik berapologetika. Kami mengharapkan dukungan doa dari Sahabat-sahabat PESTA, kiranya modul ini dapat menjadi berkat bagi masyarakat Kristen. Apabila modul sudah selesai, kami menjadwalkan untuk membuka kelas diskusi AUA II pada September/Oktober 2018. Harapan kami, seluruh peserta kelas AUA I yang telah dinyatakan lulus dapat melanjutkan mengikuti kelas AUA II. Amin!

3. Petunjuk: Cara Menjadi Peserta Kelas PESTA Melalui Situs e-Learning PESTA

Prosedur Mendaftar di Situs e-Learning PESTA

Sebagaimana telah kami sampaikan pada edisi Berita PESTA sebelumnya, sebuah situs baru telah diselesaikan oleh YLSA, yaitu situs e-Learning PESTA. Melalui situs ini, Pembaca yang berminat untuk mengikuti kelas diskusi PESTA dapat langsung mendaftarkan diri melalui situs ini (tidak perlu mendaftar melalui email) dan sekaligus dapat mengunduh modul (bahan ajar) dan mengerjakan tugas secara online. Bagaimana caranya? Silakan langsung klik "mendaftar" yang terdapat pada menu bar, lalu akan ditampilkan formulir pendaftaran yang harus Anda isi. Setelah itu, admin PESTA, Kusuma, akan merespons formulir pendaftaran yang sudah Anda kirim. Dengan kemudahan ini diharapkan lebih banyak peserta dapat mengikuti kelas-kelas PESTA dengan mudah. Bagi Anda yang telah mengikuti kelas PESTA dan telah mendapatkan banyak berkat, silakan membagikannya kepada teman-teman dan handai tolan supaya lebih banyak lagi orang-orang Kristen awam dapat belajar teologi. Selamat mencoba dan menjelajahi situs e-Learning PESTA.


Perintah Kasih

$
0
0
"Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi." (1 Yohanes 4:7)

Kapan terakhir kali seorang Kristen memanggil engkau, "Saudara yang kekasih?" Dalam pemakaian alkitabiah, penyataan ini tidak bersifat sentimental. Paragraf teragung mengenai kasih dalam Alkitab dimulai pada 1 Yohanes 4:7 dengan kata-kata, "Saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi," dinyatakan dalam dua kata Yunani yang penuh penekanan: "Agapetoi, agapomen", yang arti harfiahnya, "Engkau, yang telah dikasihi Allah, kasihilah satu sama lain".

Kita harus saling mengasihi dengan tiga alasan:

1. Allah sendiri adalah kasih.

Allah adalah Kasih

Dua kali dalam konteks ayat 8 dan 16 dalam Yohanes menyatakan kebenaran ALLAH ADALAH KASIH! Cara mengekspresikan ini berarti bahwa kasih Allah tidak hanya salah satu sifat di antara sifat-sifat lainnya. Berarti bahwa Allah kasih dalam keberadaan-Nya terus-menerus, secara instrinsik. Kesucian dan kasih menjadi karakteristik seluruh keberadaan Allah (1 Yohanes 1:5).

Fakta kesatuan Allah dalam Tritunggal adalah dasar dari seluruh iman dan kehidupan praktika kita. Dalam Tiga Pribadi ada kasih yang sempurna. Bapa mengasihi Anak secara sempurna dan Anak kepada Bapa. Demikian pula Roh Kudus mengasihi Bapa dan Anak. Roh datang untuk membina kasih dalam seluruh anggota tubuh Kristus.

Dalam Yudaisme tidak ada konsep kasih. Akan tetapi, orang Yahudi juga dekat dengan Perjanjian Lama di mana Tritunggal tercakup secara implisit. Dalam Perjanjian Baru, Tritunggal dinyatakan secara eksplisit. Jika kita melihat ketakutan dan kebencian pada orang bukan Kristen, bukankah itu menunjukkan tidak ada sumber di mana kasih ilahi dapat dirasakan, diserap, dilaksanakan, dan berbalasan?

Teologi Reformed tidak mewarisi yang demikian. Namun, atas hal ini kasih dari Allah Tritunggal dicurahkan.

2. Pemberian Allah membuktikan kasih-Nya.

Alasan kedua yang mendorong motivasi untuk saling mengasihi didasarkan pada pemberian Bapa dalam sejarah. Ia "mengutus" Anak-Nya. Mengutus Dia berpraanggapan Ia adalah Allah dan memiliki praeksistensi-Nya. Pengutusan merupakan suatu pemberian demi keselamatan kita. Pertama, dengan menyediakan kebenaran melalui kehidupan-Nya yang sempurna bagi kita, dan yang kedua, melalui pendamaian. Merupakan satu tindakan penuh kehinaan untuk mengambil rupa manusia, tetapi dengan merendahkan diri sendiri, bahkan sampai mati di kayu salib, Ia menjadi kurban penebusan bagi dosa kita; Penanggung murka, Pengganti posisi kita yang terhukum.

Kehadiran Mesias dalam Sejarah

Betapa Bapa yang penuh kasih tidak menderita ketika melihat Anak Tunggal-Nya mati dalam kehinaan? Tidak pernah terjadi, tidak sekali-kali terjadi, pengorbanan diri lebih besar dari pemberian Bapa akan Anak-Nya untuk menjadi kurban penebusan atas murka ilahi dan memuaskan keadilan ilahi. Tidak ada pemberian lebih besar dari Bapa yang dapat dihitung karena tidak ada pemberian yang lebih besar yang mungkin diberikan. Itulah pemberian "tidak terkatakan" (2 Korintus 9:15; juga 1 Yohanes 3:16; Roma 8:32). Dalam 1 Yohanes 4:7-12, kita mendapatkan penjelasan lebih jelas mengenai kasih Bapa. Patut dicatat pengekspresian kata "sedemikian mengasihi". Jika Allah sedemikian mengasihi kita, kita harus saling mengasihi.

Kasih berarti mengampuni dosa orang yang kita kasihi dan tidak mengingatnya lagi. Inilah yang dilakukan Bapa kepada umat manusia yang memberontak; Ia mengampuni dosa terhadap-Nya dengan bayaran sendiri. Kita juga harus demikian. Merupakan sebuah perintah, "Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di surga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu" (Matius 6:15).

3. Kasih Allah sempurna dalam kita jika kita mengasihi satu dengan yang lain.

"Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita." (1 Yohanes 4:12) Ini merupakan pernyataan yang mengagetkan karena kita tahu bahwa kasih Allah sempura dinyatakan dalam ketritunggalan-Nya. Akan tetapi, Yohanes menekankan bahwa kasih Allah dibawa kepada kesempurnaan dalam kita ketika kita mengasihi sebagaimana seharusnya. Kasih Allah dinyatakan ulang dalam kita dan di antara kita ketika kita mengasihi satu dengan yang lain dalam kebenaran dan dalam tindakan.

Kasih Allah sempurna ketika kita mengasihi satu dengan lain, bukannya perpecahan, saling menyerang, menganiaya, dan menekan. Sesuatu yang mencengangkan malaikat adalah ketika mengobservasi kasih gagal dalam jemaat orang kudus, khususnya di antara mereka yang mula-mula membenci satu dengan lainnya.

Siapa yang mampu meletakkan api di atas sumur minyak di Kuwait? Seperti neraka yang mengamuk! Suatu neraka yang lebih besar yang tidak dapat dilacak, adalah lautan dari kebencian yang mengamuk dalam neraka; kebencian dari Setan dan kebencian dari orang berdosa yang tidak bertobat. Untuk memiliki suatu hati baru yang mengasihi, dan menanggalkan api kebencian kepada Allah dan manusia merupakan pekerjaan yang saling melengkapi. Menunjukkan kasih yang benar dalam gereja adalah pekerjaan surgawi.

Aplikasi

Menghadapi mereka yang belum mau menerima Yesus Kristus membutuhkan pemikiran yang jernih dan pelaksanaan kasih yang dinyatakan dari pribadi kepada pribadi. Ketika Yesus berdoa untuk kesatuan gereja-Nya (Yohanes 17:20-23), Ia membuktikan bahwa melalui kesatuan dalam kasih, Roh Kudus memakainya untuk mempertobatkan dunia. Senjata kita untuk memenangkan dunia adalah kebenaran dan kasih.

Audio Perintah Kasih

Diambil dari:
Judul buku:Momentum
Judul artikel:Perintah Kasih
Penulis artikel:Pdt. Dr. Stephen Tong
Penerbit:LRII, Surabaya 2007
Halaman:6 -- 7
Kategori: 

PERSEMBAHAN YANG KEJI

$
0
0

Di jaman now ini ada istilah ‘money laundry’ atau mengubah ‘uang haram’ menjadi uang legal dalam bisnis atau barang yang legal. Money laundry ini sekarang juga merupakan tindakan ilegal yang akan dituntut di pengadilan, baik di luar negri maupun di Indonesia.

Di gereja pun ada banyak orang Kristen yang berpikir bisa melakukan ‘money laundry’. Caranya adalah mereka mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara apa pun, kemudian ‘menyucikan’ harta kekayaannya dengan memberikan persembahan dan berbagai bantuan ke gereja. Bahkan ada perkataan, “Kalau sudah kaya, nanti saya akan melayani di gereja.” Apakah bisa seperti itu?

Tuhan Yesus menyatakan persembahan janda miskin sangat dihargai oleh Tuhan dibandingkan dengan persembahan yang banyak dari orang kaya. Tuhan tidak melihat seberapa banyak uragnya, tetapi Tuhan yang adalah Roh melihat semua tindakan ibadah yang kita lakukan juga di dalam Roh.

(Lukas 21:1-4) Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."

Orang yang mempersembahan uang yang diperoleh dari perbuatan dosa (‘hepeng ni begu’), di hadapan Tuhan bukanlah persembahan yang harum tetapi kejijikan dan kekejian. Ini sangat berbeda dengan tanggapan para hamba Tuhan pada umumnya yang sangat menghargai jemaat yang memberikan banyak persembahan tanpa peduli dari mana asalnya. Manusia melihat jumlah nominal, tetapi Tuhan melihat kedalaman Roh yang ada.

Ini sama contohnya jika kita diberi kesempatan untuk memberikan hidangan makanan kepada Presiden. Pasti kita akan mempersiapkan makanan yang terbaik dan terenak - paling ‘mak nyus’. Kita tidak akan sekali-kali berpikir menghidangkan bangkai yang busuk dan penuh belatung di atas meja hidangan Presiden. Tidak ada satu orang waraspun di seluruh dunia yang pernah berpikir seperti itu.

Akan tetapi itu yang dilakukan oleh orang-orang Kristen dengan mempersembahkan hasil kejahatannya di rumah Tuhan. Orang-orang Kristen yang hidup dalam ‘korupsi berjamaah’, mengumpulkan suap, membungakan uang/rentenir, judi, penipuan, korupsi tersembunyi atau terang-terangan, dll, dengan bangganya memberikan persembahan yang berlimpah-limpah ke rumah Tuhan. Tuhan yang adalah Roh, melihat semuanya itu sebagai bangkai busuk yang sangat menjijikkan. Bayangkan, persembahan yang sangat menjijikan yang jumlahnya sangat banyak.

(Amsal 15:8) "Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN."

(Yesaya 1:13) “Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagi-Ku”

===> (Thema ini, ada di dalam artikel : "HEPENG NI BEGU DIALLANG BEGU." http://pesta.sabda.org/hepeng_ni_begu_diallang_begu)

Contoh nyata mengenai persembahan yang keji ini ada di berita di bawah ini :

---

SAKING BANYAKNYA, UANG DI MESS DIRJEN HUBLA BERCECRAN DI KAMAR MANDI DAN TEMPAT TIDUR
https://nasional.kompas.com/read/2017/09/29/14423771/saking-banyaknya-uang-di-mess-dirjen-hubla-berceceran-di-kamar-mandi-dan

MOH. NADLIR Kompas.com - 29/09/2017, 14:42 WIB - JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi menemukan banyak uang tunai saat penggeledahan di kediaman Direktur Jenderal Hubungan Laut (Dirjen Hubla) Kementerian Perhubungan Antonius Tonny Budiono. Total uang uang disita sebesar Rp 20,74 miliar. Sebanyak Rp 18,9 miliar diantaranya uang tunai dalam bentuk rupiah, dollar AS, Poundsterling, Euro dan Ringgit Malaysia.

Uang itu disimpan di dalam salah satu ruangan kamar yang ada di mess Tonny. Sebagian besar uang disimpan dalam 33 tas. Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif bercerita bahwa tim KPK sempat kesulitan membawa uang tersebut dari mess mantan Dirjen Hubungan Laut, Kemenhub itu untuk diamankan.

Uang suap tersebut dirasa terlalu banyak untuk dibawa dan diamankan dalam satu waktu. "Jaksa pagi-pagi lapor ke saya, uang Pak Dirjen masih banyak. Kenapa tidak ambil? Katanya terlalu banyak, besok saja pak," kata Laode Gedung KPK C1, Jakarta, Jumat (29/9/2017). "Uangnya ada di kamar mandi dan tempat tidur berceceran. Jadi kami capek dan kami segel dulu saja," tambah Laode.

Laode mengatakan, saat diperiksa Tonny mengaku lupa uang miliaran rupiah itu berasal dari mana saja. Tony hanya mengatakan uang tersebut untuk amal fakir miskin dan gereja.

"Saking banyaknya ditanya dari mana uang ini, 'saya lupa'. Saya bilang ini buat apa, anak sudah selesai sekolah dan istri sudah almarhum, (dijawab) 'Banyak lah Pak buat amal fakir miskin dan gereja ada yang bocor kasih sedikit'. Jadi beramal dari sesuatu yang improper," terang Laode. KPK masih mendalami asal usul uang tersebut. KPK menduga uang tersebut terkait dengan proses perizinan atau proyek-proyek yang pernah dikerjakan di Dirjen Hubla.

Sementara uang Rp 1,174 miliar berbentuk saldo di rekening bank merupakan suap yang diterima Tonny dari Komisaris PT Adhi Guna Keruktama (PT AGK), Adiputra Kurniawan. Suap itu terkait proyek pengerjaan pengerukan pelabuhan Tanjung Mas, Semarang.

* * * * *

MENJAGA INTEGRITAS

$
0
0

Saya teringat ketika masih kecil, di lingkungan kompleks, bapak saya terkenal sebagai orang yang jujur. Tidak ada yang berani memberikan ‘tanda terima kasih’ kepada bapak, karena pasti ditolak dan diberi wejangan tentang kehidupan yang benar.

Satu hari, ada satu perusahaan rekanan yang merasa sangat berterima kasih, sehingga mencari cara lain untuk menyampaikan tanda terima kasihnya, dengan memberikannya kepada ibu di rumah ketika bapak masih bekerja. Ketika bapak pulang, beliau melihat ada ‘segepok’ uang di atas meja, kemudian bertanya kepada ibu, itu uang apa. Ketika dijelaskan bahwa itu adalah ‘tanda terima kasih’, bapak hanya minta kalau ibu sudah menerima maka sekarang ibu juga yang harus mengembalikan kepada yang memberi. Jadilah ibu ‘kalang-kabut’ mencari tahu di mana hotel pimpinan perusahaan yang sudah datang ke rumah dan langsung ke sana untuk mengembalikannya. Tidak ada kompromi !

Akibat dari kejujuran yang ekstrem itu, kita melihat ada perbedaan kehidupan keluarga kita dibandingkan keluarga-keluarga perwira yang lain yang tinggal di kompleks. Kita melihat keluarga dan anak-anak perwira yang lain hidupnya ‘tajir melintir’ sementara kita tetap menjadi ‘orang kebanyakan’.

Sebagai anak-anak yang belum mengerti asam garam kehidupan, kita hanya berpikir mengapa bapak tidak mau menerima ‘bergepok-gepok uang’ tanda terima kasih, padahal khan bapak tidak pernah menjanjikan apa-apa. Itu diberikan mereka sebagai tanda terima kasih setelah semua urusan sudah selesai, bukan seperti yang lainnya sebagai bagian dari awal perjanjian?

Tapi alih-alih tenggelam dalam urusan ‘banding-bandingan’, bapak menekankan kepada kita dan keluarga untuk menjaga integritas dan kejujuran. Saya yang masih kecil tidak paham apa saja yang dikatakan bapak, hanya ‘manggut-manggut’ dan menyebutnya sebagai ‘omong tuwo’ - “bicaranya orang tua yang tidak dipahami anak-anak”.

Karena tempaan pola pendidikan di keluarga, maka kita semua bisa menyelesaikan sekolah, bekerja dan berumah tangga dengan baik, dan mandiri. Ketika bapak sakit sebelum meninggal tahun 1994, saya sampaikan terima kasih karena sudah mendidik kita dengan semangat dan integritas tinggi, bukan dengan harta benda atau kekayaan. Itu adalah rasa syukur dari seorang anak yang mulai melihat ‘rimba kehidupan’ yang sebenarnya.

Pada saat itu bapak bercerita mengenai kehidupan anak-anak keluarga sesama perwira yang dulu tinggal di kompleks. Ternyata ketika dewasa hampir semuanya bermasalah, baik ketika sekolah maupun ketika masuk dalam kehidupan rumah tangga - dan itu membuat dukacita dan penderitaan di hati orang tua di masa tuanya, bahkan menggerus habis harta benda berlimpah yang dulu pernah dimiliki.

Saya dulu berpikir bahwa teman-teman saya dulu salah pola didikan, mereka hanya dimanjakan dengan materi yang berlimpah-limpah – sementara kita dididik dengan integritas orang tua dan keluarga yang tinggi. Memang benar itu penyebabnya, tetapi itu baru salah satu sebab dan ada penyebab yang lain yang saya pahami setelah kita terlibat dalam pelayanan Pelepasan dan Pemulihan anak-anak Tuhan bertahun-tahun sampai sekarang ini.

HEPENG NI BEGU DIALLANG BEGU

Jawaban yang ‘cukup tepat’ saya peroleh ketika banyak melayani anak-anak Tuhan dari ‘halak kita’ (suku Batak). Ada satu pepatah dalam bahasa Batak yaitu : “Hepeng Ni Begu Diallang Begu” yang artinya : “Duit setan dimakan jin.” ‘Begu’ adalah roh jahat, yang bisa berbentuk apa saja, setan atau jin. Maksudnya yang sederhana adalah jika kita mendapat uang ‘haram’ maka akan diambil lagi oleh ‘setan’ dalam perbuatan ‘haram’ dan berbagai penderitaan. Kita tidak akan bisa menikmatinya untuk kesejahteraan peribadi atau anak cucu seperti yang kita bayangkan, tetapi akan menyebabkan berbagai-bagai dukacita dan penderitaan, baik ketika masih hidup maupun ketika mati. Ketika setan memberikan uang, maka dia akan mengambil kembali beserta dengan ‘bunga’nya baik saat masih hidup maupun sudah mati.

Saya yang adalah orang Jawa, ketika mendengar pepatah itu langsung diingatkan Tuhan mengenai teman-teman sepermainan yang tadinya ‘tajir melintir’, setelah dewasa dan berumah tangga diterpa berbagai-bagai penderitaan dan dukacita, bahkan orang tuanya juga meninggal di dalam penderitaan dan kesedihan yang mendalam. Itu adalah bukti nyata dari pepatah ‘hepeng ni begu diallang begu.’

‘Hepeng ni begu’ (uangnya setan) itu bukan hanya uang yang didapat kegiatan ‘haram’ misalnya bisnis narkoba, prostitusi, perjudian, penyelundupan, dll, tetapi adalah semua uang yang diperoleh dengan tidak jujur dan secara hukum bukan menjadi hak kita. Uang itu bisa berupa uang komisi yang tidak dilaporkan, korupsi langsung, ucapan terima kasih, dst – di mana sekarang ini KPK memberi istilah ‘gratifikasi.’

Saya paham sekali apa yang dimaksud dengan ‘hepeng ni begu’ karena hal itu yang keluarga saya hadapi di masa kecil, termasuk ketika saya mulai bekerja dan setelah puluhan tahun bekerja di perusahaan multinasional sampai sekarang ini.

‘Hepeng ni begu’ ini begitu menggoda dan manis, baik ketika saya mulai mempunyai posisi untuk mengambil keputusan di kantor sampai sekarang ini menjadi pimpinan selama belasan tahun. Saya tidak perlu susah payah mencari ‘gepokan uang’ karena itu semua datang sendiri, disodorkan di depan mata.

Pada saat itu saya langsung teringat pengalaman pada masa kecil ketika ‘gepokan uang’ datang sendiri ke rumah. Ingatan itu begitu membekas, yang membuat saya dan keluarga, sekarang ini sama sekali tidak tergoda untuk menerima. “So naïve?” – Tampaknya sangat naif ? Tapi memang itulah yang terjadi sebenarnya. Pendidikan orang tua di masa kecil akan membentuk karakter yang kuat sampai usia dewasa.

Setiap kali berhadapan dengan ‘gepokan uang’ yang disodorkan, saya menolak dengan sopan dan meminta pimpinan perusahaan rekanan itu untuk bekerja secara profesional. Saya pasti akan membantu proses ‘development’ karena perusahaan kita bisa survive ketika ditopang para perusahaan rekanan yang berkualitas. Setelah tahu siapa yang dihadapi, para perusahaan rekanan mulai bekerja secara professional dan tidak coba-coba ‘main belakang’ untuk mengeruk keuntungan sepihak.

---

Tulisan ini ada di dalam artikel : "HEPENG NI BEGU DIALLANG BEGU" --> (http://pesta.sabda.org/hepeng_ni_begu_diallang_begu)

---

Di bawah ini ada contoh nyata perlunya integritas kejujuran dan menolak korupsi ditanamkan oleh orang tua kepada anak-anaknya sedari kecil. Saya adalah orang Jawa yang juga memiliki budaya "ewuh pekewuh", akan tetapi terhadap uang suap bisa ditolak dengan sopan dan berintegritas.

---

TERIMA UANG DARI PENGUSAHA, MANTAN DIRJEN HUBLA BERALASAN "EWUH PEKEWUH"
https://nasional.kompas.com/read/2018/04/04/14183191/terima-uang-dari-pengusaha-mantan-dirjen-hubla-beralasan-ewuh-pakewuh

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Antonius Tonny Budiono, mengaku, khilaf menerima uang dari Komisaris PT Adiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan. Menurut Tonny, penerimaan itu secara terpaksa karena segan menolak pemberian.

Hal itu dikatakan Tonny saat memberikan keterangan sebagai terdakwa di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (4/4/2018). "Saya sebagai orang Jawa itu ada budaya ewuh pakewuh," ujar Tonny kepada majelis hakim.

Kepada majelis hakim, Tonny mengaku, awalnya dia paling antiterhadap praktik korupsi. Apalagi, pemberian uang di muka untuk memengaruhi proses lelang proyek.

Tonny mengakui, menerima suap Rp 2,3 miliar dari Komisaris PT Adiguna Keruktama, Adi Putra Kurniawan. Uang itu disebut sebagai ucapan terima kasih. Menurut jaksa, uang Rp2,3 miliar itu terkait proyek pekerjaan pengerukan alur Pelabuhan Pulang Pisau Kalimantan Tengah tahun 2016 dan pekerjaan pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Samarinda Kalimantan Timur tahun 2016.

Selain itu, uang Rp 2,3 miliar itu diberikan karena Tonny telah menyetujui penerbitan surat izin kerja keruk (SIKK) untuk PT Indominco Mandiri, PT Indonesia Power Unit Jasa Pembangkitan (UJP) PLTU Banten. Kemudian, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Tanjung Emas Semarang, yang pengerukannya dilakukan oleh PT Adhiguna Keruktama.

* * * * *

Berita Pesta - Maret 2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Penutupan Kelas DIK Januari/Februari 2018

Kelas DIK Jan/Feb

Kami bersyukur atas berlangsungnya Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2018. Kelas ini diikuti oleh 16 peserta, dan pada akhir diskusi dapat meluluskan 10 peserta. Beberapa peserta mengundurkan diri karena sibuk bekerja hingga tidak bisa mengikuti diskusi secara aktif. Kami juga berterima kasih kepada Sdr. Dedy Yanuar dan Ibu Linda Cheang yang sudah turut memoderasi kelas ini dan mendorong seluruh peserta untuk terus bersemangat mengikuti diskusi dari Termin I hingga Termin IV. Untuk mengetahui apa saja yang didiskusikan dalam kelas DIK Januari/Februari, Saudara dapat membaca Rangkuman Diskusi kelas ini.

Baca: Rangkuman Diskusi DIK Januari/Februari 2018

2. Bergabunglah dalam Kelas Orang Tua Kristen (OTK) Mei/Juni 2018

Kelas OTK

Pada Mei/Juni, PESTA akan membuka kelas Orang Tua Kristen (OTK). Kelas ini akan mempelajari pandangan alkitabiah mengenai orang tua dalam PL dan PB, fase perkembangan anak, tugas dan kewajiban orang tua, serta peran orang tua dalam gereja Tuhan. Harapan kami, kelas diskusi ini dapat memperlengkapi setiap orang tua Kristen dengan pengajaran alkitabiah sehingga dapat mendidik anak-anak dalam Tuhan. Untuk mendaftar, silakan klik tautan berikut, dan Admin PESTA akan segera merespons Anda:

Doakan supaya Tuhan memakai promosi pembukaan kelas ini untuk membawa setiap orang tua Kristen rindu untuk diperlengkapi menjadi orang tua Kristen yang bertanggung jawab.

3. Komunitas PESTA Belajar Alkitab dengan Menggunakan SABDA Bot

SABDA Bot

Setiap orang percaya yang lapar dan haus akan firman Tuhan akan senantiasa menggunakan waktu dan media yang ada untuk studi Alkitab. Puji Tuhan, di tengah-tengah perkembangan teknologi saat ini, kesempatan untuk studi Alkitab semakin terbuka, terlebih lagi dengan adanya ponsel dan media chat yang sangat fleksibel untuk digunakan. Ya, itulah yang kini dilakukan oleh Komunitas Alumni PESTA. Dengan memanfaatkan fitur Bot yang disediakan oleh Yayasan Lembaga SABDA, kini komunitas alumni PESTA dapat mempelajari Alkitab dengan lebih mudah dan menyenangkan melalui aplikasi chatting Telegram. Hanya dengan memberikan beberapa perintah yang diawali dengan “/” (garis miring), Anda bisa mengakses berbagai macam bahan yang tersedia. Misalnya, Anda bisa meminta ayat Alkitab, renungan harian (Santapan Harian dan Renungan Harian), tafsiran Matthew Henry, dan bahan-bahan yang lain. Disediakan juga fasilitas pencarian kamus Alkitab, pencarian nomor strong, dan berlangganan publikasi elektronik YLSA. Untuk memulai, silakan instal aplikasi chatting Telegram di telepon pintar Anda, lalu berteman dengan @sabdabot. Untuk info lebih lengkap, silakan kunjungi halaman SABDA Bot di situs SABDA Labs.

Penderitaan Kristus di Kayu Salib

$
0
0
“Dan Yesus berkata: ‘Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.’” (Lukas 9:22)

Memang semua anak manusia lahir, suatu hari akan mati, dan dalam pengertian ini, tujuan atau arah hidup adalah kematian itu sendiri. Namun, tidak ada seorang manusia pun yang memiliki konsep yang begitu jelas akan nasib hidupnya, yakni kematiannya, selain Kristus. Jauh hari sebelum Ia disalibkan, Tuhan Yesus sudah memperingatkan, “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga” (Lukas 9:22).

Matius mencatat empat kali pemberitahuan Tuhan akan kematian-Nya, sedangkan Markus dan Lukas masing-masing mencatat tiga kali. Meski Yohanes hanya mencatat satu kali pemberitahuan Tuhan akan kematian-Nya, tetapi penyusunan wacana Injil itu sendiri memberi tekanan khusus pada kematian Tuhan Yesus. Dari ke-21 pasalnya, sepuluh pasal terakhirnya merupakan catatan peristiwa yang terjadi pada minggu terakhir sebelum Kristus disalibkan. Bandingkan dengan sebelas pasal pertama yang meliput 33 tahun kehidupan-Nya. Tidak heran, ada yang berkesimpulan bahwa keempat Injil sebenarnya merupakan riwayat kesengsaraan dan kematian Tuhan Yesus yang ditulis dengan data pendahuluan yang sedikit panjang.

Mahkota duri dan paku

Kematian Kristus adalah berita sentral tentang karya penebusan-Nya, sedangkan penderitaan Kristus memperjelas harga mahal yang harus dibayar-Nya. Kematian-Nya menjadi bukti akan kasih Allah terhadap manusia yang berdosa. Penyaliban-Nya menegaskan pengorbanan yang harus dilalui-Nya dalam mewujudkan kasih yang teramat agung itu. Menjelang peringatan hari kematian dan kebangkitan-Nya, sudah selayaknyalah kita merenungkan kembali kesengsaraan yang ditanggung-Nya karena kita. Saya berharap melalui uraian seputar penyaliban ini, kita pun dapat menambah pemahaman kita akan penderitaan Kristus, Tuhan kita.

Dalam New Bible Dictionary (second edition) yang disusun oleh J.D. Douglas, kita dapat menemukan banyak keterangan historis dan deskriptif tentang penyaliban. Sebagaimana dicatat dalam Matius 27:26 dan Markus 15:15, sebelum disalibkan, Yesus disesah terlebih dahulu. Pada umumnya, penyesahan dilakukan dengan flagellum, yaitu cambuk yang terbuat dari kulit. Rupanya penyiksaan yang diterima Tuhan Yesus sangat melemahkan tubuh-Nya, Ia bukan saja menerima cambukan, melainkan juga pemukulan dengan sebuah tongkat atau buluh.

Markus 15:19 memberi gambaran grafik tentang pemukulan tersebut yang terungkap dengan jelas dalam Alkitab berbahasa Inggris terjemahan NIV, yakni mereka memukul kepala-Nya dengan sebuah buluh, again and again (berulang kali). Selain itu, para serdadu juga membuatkan mahkota duri yang kemudian ditaruh di atas kepala Tuhan. Mahkota tersebut dianyam dari sejenis akar berduri yang tumbuh di tanah Palestina. Sudah tentu duri yang menancap di kepala Tuhan akan menyebabkan pendarahan, dan jika (hampir dapat dipastikan) Ia mengalami pendarahan pula akibat pencambukan, Ia pun akan mulai kehilangan darah sebelum Ia disalibkan. Ditambah dengan persidangan maraton pada malam sebelumnya yang membuat-Nya tidak tidur, tubuh Tuhan menjadi sangat lemah. Itulah sebabnya, Ia tidak kuat lagi menyandang kayu salib yang akan digunakan untuk menyalib-Nya sehingga para serdadu memaksa Simon orang Kirene untuk menggantikan-Nya memikul salib itu.

Berbeda dengan gambar yang sudah lama beredar, ternyata Tuhan tidak membawa salib yang utuh. Batang salib yang vertikal itu (simplex) sudah tertanam secara permanen di bukit penyaliban Golgota dan yang dipikul oleh Tuhan adalah batang kayu horisontalnya (patibulum). Berat batang kayu ini biasanya sekitar 15-20 kilogram. Sebelum disalib, terhukum akan ditelanjangi terlebih dahulu dan itulah yang terjadi pada Tuhan. Keempat penulis Injil mencatat bahwa para serdadu mengambil pakaian-Nya, kemudian membuang undi dan membagi-bagi pakaian-Nya. Setelah itu, kedua tangan Tuhan direntangkan, lalu disalibkan pada pergelangan tangan, bukan telapak tangan, agar lebih kuat menyangga bobot tubuh-Nya. Penyaliban kedua tangan ini dilakukan dengan cara merebahkan tubuh Tuhan di tanah, dan sesudah itu, barulah tubuh Tuhan diangkat dan disatukan dengan batang salib yang vertikal itu.

Untuk menahan berat tubuh terhukum, biasanya disediakan kayu penyangga (sedecula) pada bagian tengah salib agar ia dapat setengah duduk pada kayu salib. Berdasarkan penemuan arkeologis, jenazah seorang tersalib di sekitar Yerusalem yang hidup antara tahun 7 hingga 66 Masehi, ternyata kaki terhukum tertekuk pada lututnya sehingga kedua tumitnya akan berada di bawah pantatnya. Kedua tumit kaki itu disejajarkan, lalu dipaku dengan sebilah paku besi pada batang salib. Tampaknya, itulah yang terjadi pada Tuhan tatkala di salib. Sudah tentu keadaan kaki yang tidak terentang lurus dan harus bengkok itu akan membuat kaki-Nya kejang dan kram.

Salib Kristus

Wayne Grudem menulis dalam majalah Decision (Maret, 1989) bahwa kematian di kayu salib merupakan kematian secara perlahan-lahan akibat kehabisan oksigen. Lengan yang direntangkan ke atas membuat terhukum sulit mengambil napas. Setiap kali ia ingin bernapas, ia pun terpaksa mengangkat tubuhnya sedikit dengan menggunakan kakinya. Pada saat tubuhnya sedikit terangkat, otot-otot di lengannya akan menjadi sedikit lemas dan keadaan ini akan memudahkannya menarik napas. Namun, gerakan ini akan menimbulkan rasa sakit di kakinya. Karena gerakan ini, berarti ia harus menumpukan berat tubuhnya pada kedua tumitnya yang terpaku di salib.

Penyaliban menimbulkan rasa sakit yang tidak terbayangkan, mulai dari proses pemakuan kaki dan tangan sampai pada menggantungkan tubuh pada kaki dan tangan yang dipaku. Setiap tarikan napas akan membuat terhukum merasa sakit luar biasa di urat saraf tangan dan kakinya. Selain itu, ia pun akan merasakan sakit karena setiap kali bernapas, ia harus menggesekkan punggungnya yang terluka akibat cambukan pada kayu salib yang kasar. Grudem menjelaskan bahwa ada kalanya terhukum akan hidup berhari-hari meski dalam kondisi setengah mati dengan rasa tercekik akibat kekurangan oksigen. Itulah sebabnya, serdadu Romawi biasanya mematahkan kedua kaki terhukum guna mempercepat kematiannya (crurifragium). Dalam kasus Tuhan Yesus, kedua kaki-Nya tidak dipatahkan karena kematian-Nya yang relatif cepat akibat penyiksaan yang dialami-Nya itu.

Penderitaan Kristus di kayu salib berlangsung selama kurang lebih enam jam; tetapi setiap menit dan detik, tubuh-Nya menderita sakit yang amat sangat. Kematian di kayu salib merupakan hukuman mati kekaisaran Romawi yang diperuntukan bagi para budak dan kriminal kelas berat yang bukan warga Romawi. Dengan kata lain, penyaliban merupakan hukuman mati yang terhina, sebab hanya diterapkan bagi mereka yang dianggap paling hina. Tuhan, pencipta alam semesta dan isinya, lahir secara terhina dan mati secara terhina pula. Semua ini dilakukan-Nya karena satu alasan saja, yakni untuk menebus dosa saya dan Saudara.

Negara Jerman telah melahirkan beberapa hamba Tuhan yang setia dan berpengaruh besar terhadap dunia kekristenan; Dietrich Bonhoeffer adalah salah satu di antara mereka itu. Pada masa perang dunia kedua, tatkala banyak gereja dan hamba Tuhan di Jerman berpihak pada Hitler, Bonhoeffer menentang dengan gigih. Kendati ia berkesempatan lari dan pernah bermukim di Amerika Serikat, ia tetap memutuskan untuk kembali ke Jerman. Pada April 1943, ia ditangkap dan dipenjarakan sekembalinya ke Jerman, dan dua tahun kemudian, ia dihukum gantung beberapa hari sebelum tentara sekutu datang membebaskan penjara tersebut. Usianya 39 tahun.

Pandangan-pandangan Bonhoeffer tajam dan tidak kenal kompromi. Di dalam bukunya, The Cost of Discipleship, ia menekankan bahwa musuh gereja yang paling berbahaya adalah anugerah murahan. Ia mengajak kita untuk memperjuangkan anugerah yang mahal. Baginya, anugerah murahan adalah anugerah sebagai doktrin, prinsip, dan sistem kepercayaan belaka. Anugerah murahan sama dengan pengakuan imani intelektual yang hampa dengan kehidupan mengikut Kristus. Bonhoeffer menegaskan bahwa anugerah murahan merupakan “pembenaran dosa” tanpa “pembenaran si pendosa itu sendiri” (justification of sin without the justification of sinner). Anugerah murahan sejajar dengan mengkhotbahkan pengampunan tanpa menuntut pertobatan hidup. Anugerah Allah gratis, tetapi tidak murahan. Gratis, dalam pengertian diberikan secara cuma-cuma karena terlalu mahal untuk dapat dibeli oleh manusia. Anugerah Allah mahal karena menuntut kematian Putra-Nya sendiri, dan kematian Kristus Putra Allah bukanlah kematian wajar. Kematian-Nya disebabkan dan diawali oleh penderitaan yang tidak terperikan. Kita mesti senantiasa mengingat bahwa penebusan dosa yang kita nikmati sekarang telah dibayar dengan harga yang sangat mahal. Kita tidak akan mampu membayarnya dan Tuhan pun tidak meminta kita membayarnya. Ia hanya minta kita hidup untuk-Nya, sebagaimana tersurat di Galatia 2:20, “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.”

Audio Penderitaan Kristus di Salib

Diambil dari:
Nama situs:Iman Reformed, Semangat Injili
Alamat situs:https://thisisreformed.wordpress.com/2009/02/26/penderitaan-kristus-di-kayu-salib-pdt-paul-gunadi/
Judul artikel:Penderitaan Kristus di Kayu Salib
Penulis:Pdt. Paul Gunadi
Tanggal akses:19 Maret 2018
Kategori: 

Kesaksian Peserta Kelas DIK Januari/Februari 2018

$
0
0

1. Bapak Hermon Rohani (Sabah, Malaysia)

Hermon Rohani
“Setelah mengikuti kelas DIK, saya lebih memahami firman Tuhan karena topik-topik yang dibahas, diterangkan, dan didiskusikan secara mendalam. Saya telah membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, tetapi saya merasa pemahaman saya akan Alkitab masih terbatas. Beberapa nats dan doktrin juga sukar dipahami. Melalui pembelajaran di PESTA, saya mendapat berkat dan wawasan saya bertambah. Terima kasih PESTA!”

2. Sdr. Yoel Bastian (Solo, Jawa Tengah)

Yoel Bastian
“Saya diberkati selama mengikuti kelas DIK walaupun terlambat dalam mengikuti diskusi. Topik yang sangat saya minati adalah topik kehendak bebas manusia dan keselamatan. Masih ada topik yang ingin saya dalami, yaitu pelajaran untuk menang atas keinginan daging. Terima kasih YLSA dan PESTA.”

3. Sdri. Lena Nainggolan (Solo, Jawa Tengah)

Lena
“Bersyukur bisa mengikuti kelas DIK dengan baik walaupun saya sempat tertinggal. Kelas ini asyik, seru, dan menambah pengetahuan. Dalam kelas ini, kami juga belajar untuk mengetahui situasi dan kondisi yang dihadapi setiap peserta di tempat pelayanan mereka masing-masing. Terima kasih kepada moderator kelas DIK yang telah menolong dan berusaha memfsilitas peserta. Saya berdoa supaya banyak orang yang bergabung mengikuti kelas PESTA.”
Kategori: 

JEFF STRUECKER – PENYINTAS ‘BLACK HAWK DOWN’ BERKATA YESUS ADALAH SATU-SATUNYA JALAN

$
0
0

Jeffrey D. Struecker lahir pada tanggal 7 Maret 1969 di Fort Dodge, Iowa, mendaftar di Angkatan Darat Amerika pada bulan September 1987 pada usia 18 tahun. Dia berdinas selama sepuluh tahun di pasukan khusus Resimen Ranger ke-75 dalam posisi mulai dari Spesialis Pengintaian Ranger hingga Sersan Peleton. Jeff Struecker terlibat aktif dalam berbagai operasi militer yang melibatkan pasukan Ranger, di mana pada tahun 1989 ikut dalam invasi Amerika di Panama (Operasi Just Cause) dan operasi militer koalisi membebaskan Kuwait dari pendudukan Irak (Saddan Husein) dalam Operasi Desert Storm pada tahun 1991. Selanjutnya dia juga terlibat dalam operasi militer pembebasan Irak tahun 2003 dan perang menggulingkan rezim Taliban di Afghanistan tahun 2001-2004.

Pada pertempuran di kota Mogadishu Somalia tahun 1993, Jeff Struecker berusia 24 tahun berpangkat Sersan dan menjadi komandan regu yang ditugaskan memimpin satu Gugus Tugas sebagai bagian dari Resimen Ranger ke-75. Dia memimpin konvoi 3 kendaraan mobil Humvee untuk membawa prajurit Ranger Todd Blackburn yang terluka kembali markas melewati hujan peluru yang dahsyat.

Jalannya pertempuran yang spektakuler ini diabadikan dalam film “Black Hawk Down”, di mana Jeff Struecker diperankan oleh Brian Van Holt.

Atas jasa-jasa pengabdian dan kepahlawanannya selama terjun dalam berbagai pertempuran yang hebat, Jeff Struecker mendapat penghargaan dari pemerintah Amerika berupa ‘Medali Bintang Perunggu’ dan dua buah ‘Oak Leaf Cluster.’

---

Musibah ini diawali pada tahun 1992 ketika Amerka berusaha menyediakan makanan untuk para pengungsi yang mengalami bencana kelaparan parah di Somalia pada saat negara itu diperintah oleh tujuh panglima perang. Salah satu panglima perang bernama Mohammed Farrah Aidid, menentang bantuan internasional dan bahkan membunuh 24 tentara Pakistan pada saat mereka membagikan makanan.

Pada tahun 1993, AS bertindak berdasarkan resolusi PBB dan mengirim satuan tugas militer untuk menangkap atau membunuh Aidid dan penasihat utamanya. Setelah melakukan tujuh misi, mereka sudah menangkap hampir semua tokoh pimpinan gerombolan Aidid.

Pada tanggal 3 Oktober 1993, mereka menerima petunjuk bahwa dua pemimpin utama bertemu di sebuah bangunan di markas Aidid, jadi mereka memutuskan untuk menjalankan misi penangkapan pada hari Minggu sore yang menentukan itu.

Pasukan Ranger dalam Delta Force yang terlibat dalam misi dengan kode Operasi Gothic Serpent mulai mengalami masalah ketika ada seorang Ranger PFC Todd Blackburn yang gagal turun tali dari helikopter dan jatuh ke 20 meter ke tanah dengan kepada lebih dahulu. Helikopter yang ditumpanginya oleng karena menghindari tembakan RPG yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh dari ketinggian.

Sementara pasukan Ranger lainnya mengamankan lokasi dan pasukan Delta Force berusaha menangkap dua orang letnan penting dari Mohammed Farrah Aidid. Upaya selanjutnya untuk menyelamatkan ranger yang jatuh menyebabkan dua helikopter ditembak jatuh dan 18 orang Ranger tewas.

Jeff Struecker memimpin iring-iringan mobil Humvee ke posisi di masing-masing mengepung keempat sudut bangunan. Jeff Struecker kemudian menyelamatkan Todd Blackburn, yang tidak sadarkan diri dan berdarah melalui hidung dan mulutnya, kemudian membaringkannya ke Humvee yang akan mengantarnya kembali ke markas.

Dia menyopir melalui gang-gang sempit yang penuh dengan lubang, dengan kecepatan lambat 25-30 kilometer per jam supaya tidak menguncang-guncang Todd Blackburn yang terluka.

“Ketika berbelok di tikungan, seluruh kota secara serempak dipenuhi dengan tembakan gencar," kata Struecker. “Kami ditembak dari 100 arah yang berbeda, mulai - dari atap, dari gang dan dari pintu dan jendela. Ada granat beroket (RPG) dan semua tembakan senapan otomatis AK-47 dari jarak 6 meter sampai 9 meter. ”

Apa yang mereka tidak ketahui adalah bahwa Aidid telah mengumpulkan seluruh milisi bersenjata untuk datang berkumpul di kota Mogadishu, berjaga-jaga dan mengamankan pertemuan dua pimpinan puncak itu.

Penembak belakang, sersan Dominick Pilla terbunuh oleh tembakan milisi yang sudah menunggu untuk menyergap.

“Ketika saya menoleh ke belakang, saya melihat sepertinya seluruh bagian belakang kendaraan saya telah dicat warna merah oleh darah Dominick Pilla,” kata Jeff Struecker. "Saya pikir saya akan mati di saat-saat berikutnya, tetapi kemudian saya ingat bahwa saya memikul tanggung jawab sebagai pimpinan dan harus tetap tenang jika akan mengeluarkan orang-orang saya dari sana dengan selamat."

Iring-iringan mobil Humvee berhasil melepaskan diri dari sergapan milisi di kota dan kembali ke markas. Para tenaga medis dan ahli bedah berlarian ke tandu Todd Blackburn. Sementara itu Jeff Struecker bersyukur kepada Tuhan bahwa dia telah keluar hidup-hidup.

“Saya telungkup di atas kap Humvee, benar-benar merasa kelelahan. Saya berkata, 'Tuhan, saya tidak percaya saya selamat dari semuanya itu. Saya tidak percaya ada berhasil yang selamat melewati semuanya itu,” kata Struecker. "Ada ribuan milisi Somalia bersenjata yang baru saja kami lewati."

Pada saat itu, komandan peleton memberi tahu Jeff Stuecker bahwa helikopter Black Hawk telah ditembak jatuh, dan dibutuhkan team mobil Humvee untuk menyelamatkan pilotnya. Seorang pasukan khusus menasihati Jeff Struecker untuk mencuci darah yang berceceran di dalam Humvee terlebih dahulu, supaya tidak membuat takut pasukan yang akan ikut pergi.

“Saya mengambil ember, spon, dan sikat, dan mulai membersihkan semua darah Dominick Pilla dari belakang mobil Humvee,” kata Jeff Struecker.

Saat dia mencuci Humvee, dia mengalami ketakutan yang sangat hebat seperti yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Saya benar-benar yakin bahwa saya akan mati," katanya. “Setiap jalinan syaraf di tubuh saya berkata, 'Tidak, Jeff, jangan lakukan ini. Ini gila. Itu bunuh diri. Kamu akan terbunuh jika kembali lagi ke sana."

"Saya berpikir bahwa karena saya seorang pimpinan, saya tidak saja akan membuat diri saya terbunuh tetapi saya akan membuat setiap orang yang ada di dalam team saya akan terbunuh jika kembali ke sana," katanya. "Akan ada 10 kantong mayat lagi besok pagi jika saya kembali ke sana."

Tapi kemudian dia ingat bahwa dia adalah seorang pasukan Ranger, yang memiliki sumpah -- untuk tidak pernah meninggalkan kawan yang terluka jatuh ke tangan musuh.

Sebagai seorang Kristen, dia mulai berdoa ...

“Tuhan, saya dalam masalah besar sekarang, dan saya butuh bantuan-Mu karena saya yakin bahwa saya akan mati malam ini,” katanya.

Tuhan kemudian mengingatkan Jeff tentang Renungan Harian yang barusan dia baca di Alkitab mengenai Tuhan Yesus di Taman Getsemani. Di sana Tuhan Yesus berkata, "Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi." (Lukas 22:422)

"Yesus, Anak Allah yang tidak berdosa dan yang sempurna, berjalan ke tangan musuh dan dengan rela menyerahkan nyawa-Nya sehingga dosa Anda dan dosa saya dapat dihapus sekali dan untuk selamanya," kata Jeff Struecker.

“Di belakang mobil Humvee itu saya berdoa, ‘Bukan kehendak saya Tuhan, tapi kehendakMu yang jadi.’”

“Dan pada waktu itu, Tuhan Yesus sekali dan secara total mengangkat lenyap rasa takut saya. Saya sama sekali tidak khawatir tentang apa yang akan terjadi pada saya malam itu.”

Tuhan tidak memberi jaminan bahwa dia akan selamat, tetapi dia sangat yakin bahwa jika dia meninggal, sebelum tubuhnya jatuh ke tanah maka jiwanya akan diangkat ke Surga.

“Saya menyadari jika saya bisa pulang ke rumah keluarga saya di Georgia atau pulang ke rumah Bapa di Surga, maka saya tidak akan kehilangan apa pun karena Juruselamat saya Yesus Kristus telah menjamin keselamatan saya,” kata Jeff Struecker. "Itu memberi saya kedamaian yang melimpah untuk pergi dan kembali ke jalanan berulang kali sepanjang malam."

Sementara itu, puluhan pasukan Rangers dan Delta Force berjuang untuk hidup mereka, sepenuhnya dikelilingi oleh ribuan milisi bersenjata. Para penembak jitu Ranger dan helikopter memuntahkan peluru untuk menahan para milisi yang berusaha menyerbu tentara AS.

Jeff Struecker kembali ke medan perang, bermanuver menghindari ban-ban terbakar dan menghindari tembakan gencar di setiap belokan. Setelah peluru RPG yang ditembakkan milisi memantul di kap mobil Humvee dan meledak di dinding, orang-orang bersenjata menembaki dia dengan AK-47 dari jarak dekat, tetapi secara ajaib tidak ada orang di dalam mobil yang terluka.

Dia berhasil menemukan setengah dari pasukan AS yang ada di kota dan mengangkut mereka kembali ke markas dengan selamat. Keajaiban demi keajaiban silih berganti.

Untuk menyelamatkan kelompok tentara kedua, tentara Pakistan dan Malaysia bergabung dalam upaya itu. Pada pukul 11.30 malam konvoi berangkat lagi untuk menyelamatkan sisa pasukan yang masih tertinggal.

Secara keseluruhan, korban pada pasukan AS adalah 18 tewas dan 73 luka-luka. Pasukan AS kemudian meninggalkan wilayah itu tak lama kemudian dan Aidid kemudian terbunuh dalam pertempuran ketika hendak menguasai Somalia.

Goncangan melanda Washington, di mana Les Aspin, menteri pertahanan AS, mengundurkan diri karena telah menolak permintaan tank dan kendaraan lapis baja untuk mendukung misi tersebut. Presiden Bill Clinton dikritik secara luas karena memerintahkan tentara AS meninggalkan wilayah tersebut sebelum tujuan tercapai dan karena gagal mengenali hubungan antara kekuatan Aidid dan Al-Qaeda.

---

Apa yang paling memengaruhi hidup Jeff Struecker adalah bukanlah ribuan milisi bersenjata Somalia yang menyerang mobil Humvee-nya, atau hujan peluru dan granat beroket (RPG), ketika ia berusaha menyelamatkan para prajurit Ranger dalam operasi militer yang gagal di Mogadishu. Yang paling berdampak baginya adalah ketika dia kembali ke pangkalan militer, ketika teman-temannya satu persatu datang untuk bertanya kepadanya tentang ‘kematian’ dan ‘kehidupan setelah kematian’.

"Hal itu mengubah hidup saya selamanya," kata Struecker di Liberty University dalam video yang diposting di YouTube.

“Saya akan tetap menjadi sersan di resimen Ranger hari ini jika itu bukan karena apa yang saya lihat pagi harinya setelah baku tembak semalaman. Bukan ceceran darah atau lubang peluru yang berdampak pada saya. Akan tetapi yang mengubah hidup saya adalah para prajurit, yang banyak di antaranya adalah pejuang paling tangguh di dunia. Mereka satu-persatu datang menemui saya dan berkata, ‘Jeff, apa yang terjadi pada sahabatku yang baru saja meninggal semalam?’ ‘Jeff, apa yang terjadi padaku jika aku naik helikopter atau Humvee besok dan aku tidak pulang?’ "

“Hampir semua dari mereka berkata, 'Jeff, ada sesuatu yang kulihat berbeda pada dirimu semalam, dan aku ingin tahu apa itu,'” katanya. “Selama 24 jam berikutnya, di depan saya ada orang-orang yang datang dalam antrian panjang untuk bertanya kepada saya tentang Yesus Kristus karena mereka dapat melihat perbedaan yang Tuhan buat ketika saya ditembaki dari segala penjuru dan ketika peluru-peluru beterbangan.”

Saran yang dia berikan malam itu lebih banyak mengubah karier Struecker daripada semua pelatihan Ranger yang keras yang dia telah jalani. Ketika dia melihat ada kesempatan untuk memengaruhi hidup orang lain, Jeff Struecker kemudian menjadi pendeta untuk teman-teman Ranger yang sama di Divisi Airborne 82, sebuah posisi yang dipegangnya selama lebih dari satu dekade.

Setelah menasihati sejumlah besar kawan-kawan yang terguncang oleh kematian, Struecker menyadari bahwa Tuhan memiliki sesuatu yang lebih besar baginya daripada “mendobrak pintu dan mengarahkan peluru kepada musuh-musuh negara,” katanya.

"Sebelum malam itu, saya pikir kita bisa mengubah dunia melalui kekuatan militer dan kekuatan nasional," kata Jeff Struecker. "Tapi saya menyadari sesuatu di Mogadishu, Somalia: Hanya ada satu kekuatan yang cukup besar untuk mengubah dunia, dan itu adalah Roh Kudus dari Allah yang Hidup melalui Anak-Nya Yesus Kristus." (Translate,edit/ Michael Ashcraft & berbagai sumber)

---

(Lukas 17:33) “Barangsiapa berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya.”

* * * * *


LONGINUS, PERWIRA PASUKAN ROMAWI (CENTURION) YANG BERDIRI DI SAMPING SALIB KRISTUS

$
0
0

Longinus adalah seorang perwira pasukan Romawi (centurion) yang bertugas di Yudea di bawah komando gubernur, Pontius Pilatus. Ketika Tuhan Yesus disalibkan, para prajurit di bawah pimpinan Longinus ditempatkan berjaga-jaga di Golgota seputar kaki salib Kristus. Longinus dan para prajuritnya adalah saksi mata saat-saat terakhir hidup Tuhan Yesus, melihat tanda-tanda besar dan mengagumkan yang muncul pada pada saat kematian-Nya.

Kejadian demi kejadian itu mengguncang jiwa perwira Longinus sehingga menjadi percaya pada Kristus dan mengaku di hadapan semua orang, "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah." (Matius 27:54).

Menurut Tradisi Gereja, Longinus adalah orang yang menikam lambung Tuhan Yesus dengan tombak, dan menerima penyembuhan dari sakit mata ketika darah dan air mengalir keluar dari luka-Nya terpercik ke mata Longinus.

Setelah penyaliban dan pemakaman Tuhan Yesus, Longinus dan pasukannya berjaga-jaga di makam Tuhan. Para prajurit ini yang menjadi saksi batu kubur teguling dan Kristus bangkit dari antara orang mati. Para pemimpin orang Yahudi menyuap mereka untuk berbohong dan mengatakan bahwa para murid-Nya telah mencuri Tubuh Kristus, tetapi Longinus dan dua anak buahnya menolak digoda oleh uang suapan orang Yahudi. Mereka juga menolak untuk tetap diam tentang mukjizat kebangkitan Kristus.

Setelah percaya kepada Juru Selamat, para prajurit dan Longinus menerima baptisan dari para Rasul dan memutuskan untuk meninggalkan dinas militer. Longinus meninggalkan Yudea untuk berkhotbah tentang Yesus Kristus, Putra Allah di tanah kelahirannya Kapadokia, bersama dua rekan yang mengikutinya.

Kata-kata berapi-api dari mereka yang benar-benar terlibat langsung dalam peristiwa besar di bukit Golgota dan makam Kristus mengguncang hati dan pikiran orang-orang Kapadokia, sehingga iman Kristen dengan cepat menyebar ke seluruh kota dan desa-desa sekitarnya.

Ketika para tetua Yahudi mengetahui hal ini, mereka membujuk Pontius Pilatus untuk mengirim satu pasukan tentara ke Kapadokia untuk membunuh Longinus dan rekan-rekannya.

Pada saat para tentara itu tiba di desa Longinus, mantan perwira itu sendiri keluar untuk menemui para tentara dan membawa mereka ke rumah dan menjamunya dengan penuh kasih. Setelah makan, para prajurit mengungkapkan tujuan kunjungan mereka, tidak mengetahui bahwa tuan rumah itu adalah orang yang mereka cari.

Kemudian Longinus dan teman-temannya menyatakan diri mereka dan meminta para prajurit yang terkejut untuk melaksanakan tugas mereka.

Para prajurit ingin menyelamatkan Longinus dan kedua temannya dan menyarankan mereka untuk melarikan diri, tetapi mereka menolak untuk melakukan hal itu. Mereka menunjukkan iman yang kuat mereka untuk menderita bagi Kristus.

Para martir suci itu dipenggal, dan tubuh mereka dikuburkan di tempat di mana orang-orang kudus menjadi martir. Namun, kepala Longinus dibawa ke Pontius Pilatus.

Pontius Pilatus kemudian memberi perintah untuk melemparkan kepala martir Longinus ke atas tumpukan sampah di luar tembok kota Yerusalem.

---

Setelah beberapa waktu, ada seorang janda yang buta dari Kapadokia tiba di Yerusalem bersama putranya untuk berdoa di tempat-tempat suci untuk meminta kepada Tuhan agar penglihatannya disembuhkan. Ketika sakit dan menjadi buta, dia mencari pertolongan dokter untuk menyembuhkan tetapi semua usahanya sia-sia.

Anak laki-laki janda buta itu jatuh sakit tidak lama setelah tiba di Yerusalem dan ia meninggal beberapa hari kemudian. Sang janda sangat berduka karena kehilangan putranya yang selama ini merawat dan membawanya ke Yerusalem.

Santo Longinus kemudian menampakkan diri dalam mimpi dan ibu itu. Dia berkata bahwa wanita itu akan melihat putranya dalam kemuliaan surgawi, dan juga penglihatannya akan sembuh kembali. Dia menyuruh wanita itu pergi ke luar tembok kota Yerusalem dan di sana dia akan menemukan kepala Longinus di bawah tumpukan sampah.

Orang-orang kemudian membimbing wanita buta itu ke tumpukan sampah, dan dia mulai menggali dengan tangannya. Begitu dia menyentuh kepala martir Longinus, wanita itu menerima mujizat, penglihatannya sembuh dan dia memuliakan Tuhan.

Wanita itu mengambil kepala santo Longinus, membawanya ke tempat tinggalnya dan membersihkannya.

Malam berikutnya, santo Longinus muncul kepadanya lagi, kali ini dengan putranya. Mereka berdua dikelilingi oleh cahaya kemuliaan surgawi yang terang, dan santo Longinus berkata, “Ibu, lihatlah putramu yang engkau tangisi. Lihat bagaimana kemuliaan dan kehormatan yang dia terima sekarang, jadi bersukacitalah. Tuhan telah menambahkan anakmu ke dalam bilangan orang-orang kudus di dalam kerajaan surga. Sekarang ambil kepalaku dan tubuh anakmu, dan kuburkan di dalam peti yang sama. Jangan menangis untuk anakmu, karena dia sudah bersukacita selamanya dalam kemuliaan dan kebahagiaan kekal di surga. ”

Wanita itu segera melakukan perintah santo Longinus dan kembali ke rumahnya di Kapadokia. Di sana dia mengubur putranya dan kepala Saint Longinus di dalam peti kubur yang sama.

Satu kali dia telah menderita karena kesedihan karena anak laki-lakinya, tetapi tangisnya berubah menjadi sukacita ketika dia melihat anaknya ada di surga bersama santo Longinus. Dia mencari penyembuhan untuk matanya, tetapi kemudian menerima penyembuhan jiwanya dari Tuhan Yesus. (https://oca.org/saints/lives/2012/10/16/102980-martyr-longinus-the-centurion-who-stood-at-the-cross-of-the-lord)

---

(Markus 8:35) "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya."

* * * * *

Berita Pesta - April2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Pengerjaan Bank Soal di Situs e-Learning PESTA

Bank Soal

Sebelum kelas dimulai, salah satu hal yang dipersiapkan adalah memasukkan soal ke bank soal di situs e-Learning PESTA. Hal ini untuk memudahkan peserta dalam mengerjakan tugas pradiskusi dan memudahkan admin melakukan penilaian tugas. Kami mengucap syukur karena proses pengerjaan bank soal ini dapat berjalan baik tanpa kendala yang berarti. Doakan kiranya setiap soal yang sudah ada di situs e-Learning PESTA dapat diakses dan dikerjakan peserta kelas PESTA dengan baik sehingga memperlancar proses belajarnya. Terima kasih untuk dukungan doanya.

2. Staf PESTA Mengikuti Program Intensif di Batam

Progsif Surat Filemon

Pada 23 Maret 2018, salah satu staf PESTA, yaitu Amidya, mengikuti Program Intensif (Progsif) di GRII Batam dengan judul "Refleksi Surat Filemon - - Dari Budak Menjadi Saudara" yang dibawakan oleh Vic. Stephen Bennardy, M.Th.. Surat Filemon adalah surat terpendek yang ditulis oleh Rasul Paulus serta dikirim dari penjara sekitar tahun 60 M. Filemon adalah tuan dari budak yang bernama Onesimus, yang menyediakan rumahnya sebagai gereja bagi jemaat di Efesus. Saat Onesimus melarikan diri dari Filemon dan pergi ke Roma, dia bertemu dengan Paulus dan menjadi pengikut Kristus. Karena mengetahui latar belakang Onesimus, maka Paulus memiliki beban moral dan spiritual untuk memberitahukan masa depan Onesimus kepada Filemon. Karena itu, dengan lemah lembut Paulus menulis surat untuk Filemon supaya Onesimus dapat kembali kepadanya dan menerimanya sebagai saudara seiman.

Refleksi dari surat Filemon menjadi penggambaran yang indah mengenai perbedaan antara Taurat dan anugerah. Hukum Romawi dan Taurat memberikan hak kepada Filemon untuk menghukum budak yang melarikan diri, karena pada masa itu budak hanya dianggap sebagai "barang". Perjanjian anugerah melalui Yesus memungkinkan tuan dan budak bersatu dalam kasih sebagai bagian dari tubuh Kristus.

Melalui informasi ini, kami berharap setiap jemaat Tuhan dapat memanfaatkan program intensif, seminar, pelatihan, maupun kegiatan lainnya yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pemahaman kita dalam ilmu teologi. Doakan kami agar dapat terus bersemangat untuk menggali kebenaran firman Tuhan. Lebih dari itu, marilah kita semua rajin menerapkan kebenaran firman-Nya dalam hidup kita sehari-hari. Kiranya firman Tuhan terus bertumbuh dalam hati dan pikiran kita serta berbuah untuk memberkati setiap orang di sekitar kita.

3. Kabar Alumni: Pokok Doa untuk Ibu Eveline Tay dan Ibu Maria Marpaung

Berdoa

"Teruslah memelihara kasih persaudaraan!" (Ibrani 13:1, AYT)

Kami memohon dukungan doa bagi Ibu Eveline Tay (moderator volunter PESTA) karena pada hari Selasa, 10 April 2018, menantunya telah dipanggil kembali ke rumah Tuhan karena sakit. Kiranya Tuhan memberikan kekuatan dan penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan. Kiranya kasih Tuhan terus menaungi seluruh keluarga Ibu Eveline Tay.

Kami juga memohon dukungan doa untuk suami Ibu Maria Marpaung (moderator volunter PESTA) yang mengalami kecelakaan kerja sehingga perlu melakukan operasi untuk memasang pen di jari tangannya. Kiranya Tuhan membantu proses pemulihannya dan seluruh keluarga Ibu Maria tetap bersatu untuk mendukung pemulihan suaminya.

Kebangkitan Yesus Kristus

$
0
0
Yesus bangkitSetelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat, sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya, lalu duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan, penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. Akan tetapi, malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Dia tidak ada di sini, sebab Dia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Dia berbaring. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Dia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu." Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: "Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Matius 28:1-10)

Sekilas, orang akan menemukan keganjilan, mengapa Tuhan Yesus membuktikan kebangkitan-Nya dengan lebih memilih menampakkan diri-Nya kepada para wanita daripada kepada para murid-Nya. Dalam hal inilah, kita harus melihat bahwa Dia menunjukkan kerendahan hati iman kita. Sebab, kita mendasarkan iman kita bukan pada hikmat manusia, tetapi menerimanya dalam ketaatan yang mutlak pada apa yang kita ketahui melalui Dia. Selain itu, Yesus mengirim perempuan-perempuan itu kepada para murid untuk mengajar mereka karena sesungguhnya Dia ingin menghakimi para murid-Nya. Sebab, pengajaran yang telah mereka terima dari mulut Guru-Nya tidak berguna saat mereka sedang diuji. Lihatlah, bagaimana mereka tercerai-berai dan meninggalkan Guru mereka. Mereka dibingungkan karena mereka ketakutan. Hal baik apa yang telah terjadi pada mereka, yang telah lebih dari tiga tahun berada di dalam sekolah Anak Allah itu? Betapa pengecutnya mereka sehingga sudah sepantasnya mereka dihukum berat, bahkan seluruh pengetahuan yang telah mereka terima dapat diambil kembali karena mereka telah menginjak-injak pengetahuan itu dengan kaki mereka dan menguburkannya.

Yesus bangkit

Saat itu, Tuhan Yesus tidak ingin menghukum mereka dengan berat karena hukuman yang diberikan bertujuan untuk menunjukkan kesalahan mereka dengan koreksi yang lembut, yaitu dengan menunjuk perempuan-perempuan itu untuk menjadi guru mereka. Para rasul telah dipilih sebelumnya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia (jadi, mereka sesungguhnya adalah guru-guru pertama gereja), tetapi mereka begitu pengecut dan justru tercerai-berai. Seolah-olah iman mereka telah mati. Hal ini seharusnya menyadarkan ketidaklayakkan mereka untuk mendengar semua pengajaran yang telah diajarkan oleh mulut Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh karena itu, pengumuman kebangkitan Yesus dari perempuan-perempuan bertujuan untuk menyadarkan mereka dari kesalahan mereka, dan Tuhan Yesus Kristus memulihkan mereka kembali pada posisi dan hak istimewa yang mereka terima, yang berdasarkan anugerah.

Selain itu, kita semua didesak untuk menerima kesaksian yang dikirim oleh Allah, bahwa orang-orang yang menyampaikannya kurang penting atau tidak memiliki penghargaan/reputasi di mata dunia. Sebagaimana faktanya, saat seseorang dipilih atau ditunjuk menjadi notaris atau pejabat negeri, apa yang mereka lakukan diterima sebagai hal yang autentik. Seseorang tidak akan mengatakan ini dan itu untuk menentangnya. Sebab, jabatan itu memberikannya rasa hormat di antara manusia. Dan, apakah Allah memiliki kehormatan yang lebih rendah dibandingkan raja-raja dunia, jika Dia menahbiskan orang yang diperkenan-Nya untuk menjadikan mereka saksi-saksi-Nya, yang dari-Nya seseorang menerima apa saja yang harus dikatakan tanpa kontradiksi dan sahutan? Tentu, ini adalah hal yang seharusnya sebab jika tidak demikian maka kita ingin memberontak, bahkan melawan Allah sendiri. Inilah yang harus kita ingat pada bagian yang pertama ini.

Marilah kita perhatikan, meskipun Tuhan kita Yesus Kristus menampakkan diri kepada perempuan-perempuan dan mereka mendapat kehormatan yang pertama, tetapi Dia sendiri memberikan kesaksian yang cukup untuk kebangkitan-Nya. Jika kita tidak menutup mata dan telinga dengan kejahatan tertentu dan hati menjadi bodoh, maka kita memiliki kepastian yang berlimpah akan pernyataan iman tentang kebangkitan, yang merupakan hal yang sangat penting. Sebab, ketika Rasul Paulus membuktikan ketidakpercayaan dari mereka yang meragukan kebangkitan Kristus, dia menyebutkan bahwa Tuhan Yesus menampakkan diri-Nya tidak hanya kepada perempuan-perempuan, tetapi juga kepada Petrus dan Yakobus, 12 rasul, dan kemudian menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus murid-murid lainnya. Karena itu, bagaimana mungkin kita memaafkan kejahatan dan pemberontakan kita, jika kita tidak memercayai lebih dari lima ratus saksi yang dipilih bukan oleh manusia, tetapi dipilih berdasarkan kedaulatan Allah yang Mulia?

Tomas meminta tanda bahwa Yesus bangkit

Kebangkitan Tuhan Yesus bukan hanya satu kali diberitahukan kepada mereka, tetapi beberapa kali. Namun, para rasul masih meragukannya. Dengan demikian, apa yang telah diragukan dan tidak dipercayai oleh para rasul sebelumnya (tetapi yang sekarang telah dipercaya), seharusnya memberikan kepada kita konfirmasi yang lebih besar lagi. Jika pada penampakkan yang pertama, mereka telah percaya akan kebangkitan Tuhan Yesus, orang mungkin mengatakan hal itu tanpa bukti dan sangat sederhana. Akan tetapi, para rasul begitu lambat sehingga Yesus Kristus harus mencela mereka sebagai orang bodoh, tidak beriman, dan tidak mengerti. Para rasul yang tidak siap untuk menerima pernyataan iman ini seharusnya membuat kita lebih yakin lagi. Sebab, kebangkitan ini diberikan kepada mereka sebagai alasan yang sangat kuat, maka seharusnya kita mengikutinya. Seperti dikatakan kepada Tomas, "Karena kamu telah melihat Aku, maka kamu percaya." Maka sekarang, ketika berbicara bahwa Tuhan Yesus Kristus menampakkan diri kepada kedua orang wanita, marilah kita memikirkan dari apa yang dikatakan bagian Alkitab lain yang ditulis oleh Rasul Paulus bahwa kita harus tahu bahwa kita tidak perlu tersandung, tetapi harus lebih memandang ke atas dan menaklukkan diri kita kepada Allah, yang memiliki segala superioritas dan menaklukkan di bawah firman-Nya. Sebab, jika kita tidak dapat diajar, pastilah kita tidak akan pernah mendapat manfaat dari pengajaran Injil. Dan, tidak dapat dikatakan bodoh ketika kita menerima apa yang Allah katakan dan nyatakan kepada kita. Sebab, ketika akan belajar dengan ketaatan untuk mendapatkan manfaat dari sekolah-Nya, dan dalam iman, kita akan tahu bahwa kesempurnaan dari segala hikmat adalah menjadi taat kepada-Nya.

Audio Kebangkitan Yesus Kristus

Sumber:
Nama Majalah:Majalah Momentum
Nomor Edisi:43/Juni 2000
Judul artikel:Kebangkitan Yesus Kristus
Penulis:John Calvin
Penerjemah:I. Susanto
Halaman:43 -- 45

Berita Pesta - Mei 2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Penutupan Kelas Paskah Maret/April 2018

Penutupan Kelas Paskah

Kami mengucap syukur atas berlangsungnya diskusi kelas Paskah Maret/April 2018. Pada periode ini, kelas Paskah diikuti dua belas peserta. Akan tetapi, pada akhir kelas, hanya delapan peserta yang berhasil lulus. Beberapa peserta lainnya tidak dapat menyelesaikan diskusi sampai termin terakhir karena kesibukan bekerja, mengurus keluarga, dan melakukan kegiatan pelayanan. Kami juga berterima kasih kepada Ibu Feronica Se dan Sdr. Dedy Yanuar yang telah menolong memoderatori kelas ini. Kami juga berharap, pada lain kesempatan, peserta yang belum lulus kali ini dapat mengikuti kembali kelas ini di tahun mendatang dengan lebih aktif lagi terlibat dalam kelas diskusi. Semua peserta juga diundang untuk mengikuti kelas-kelas lain yang akan dibuka selanjutnya oleh PESTA. Silakan untuk mengunjungi Info Kelas PESTA 2018 untuk mengetahui kelas-kelas yang akan dibuka hingga November/Desember 2018.

Untuk mengetahui setiap topik diskusi kelas Paskah, Saudara dapat membaca Rangkuman Diskusi Kelas Paskah berikut ini:

Rangkuman Diskusi Paskah Maret/April 2018

2. Pembukaan Kelas Orang Tua Kristen Mei/Juni 2018

Kelas OTK

Pada Mei 2018, PESTA membuka kelas diskusi Orang Tua Kristen (OTK). Kelas ini dilangsungkan dengan media Grup Facebook. Kelas OTK diikuti oleh delapan belas peserta. Dukunglah dalam doa, kiranya seluruh peserta memiliki antusias untuk mempelajari pokok-pokok penting tentang bagaimana menjadi orang tua yang sesuai dengan kehendak Tuhan dengan mengikuti standar Alkitab. Topik yang disajikan dalam diskusi ini meliputi: konsep keluarga dalam Alkitab, keluarga Kristen, fase-fase perkembangan manusia, tugas dan tanggung jawab orang tua, pola asuh anak berdasarkan Alkitab, dan efektivitas pendampingan orang tua terhadap anak.

3. Pendaftaran Kelas Siapakah Yesus Kristus? (SYK) Juli/Agustus 2018

Pendaftaran Kelas SYK

Yesus Kristus adalah Pribadi yang Agung. Dia bereksistensi dari masa kekekalan hingga masa kekekalan. Dia berinkarnasi dalam rupa manusia untuk menggenapi rencana mulia Allah Bapa. Apakah Anda ingin menggali kebenaran doktrin Kristologi? Bergabunglah dalam Kelas Siapakah Yesus Kristus? (SYK) yang akan diadakan pada Juli/Agustus 2018. Kelas ini akan mempelajari apa yang Alkitab ajarkan mengenai Yesus Kristus, di antaranya: Yesus adalah Penggenapan Nubuatan PL, Yesus adalah Firman Allah, Anak Allah, Allah yang Sejati, Manusia yang Sejati Tanpa Dosa, Juru Selamat, Tuhan, Berkuasa, Penakluk Kematian, Yesus untuk Semua Orang dan Hakim untuk Semua Orang. Perlu kami sampaikan bahwa peserta yang dapat mengikuti kelas ini adalah mereka yang telah lulus dari kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK). Untuk mendaftar, silakan klik tautan berikut dan Admin PESTA akan segera merespons Anda:

4. Staf Baru PESTA: Fatima Lena

Lena

Pertolongan Tuhan tepat pada waktu-Nya! Kami mengucap syukur kepada Tuhan yang telah mengirimkan staf baru untuk melayani dalam tim PESTA, yaitu Fatima Lena. Sejak April 2018, Lena telah resmi menjadi staf PESTA. Oleh karena itu, Lena akan melayani bersama Tim PESTA untuk mengkoordinir kelas-kelas diskusi PESTA. Selain itu dia juga akan membantu membuat modul, tugas Admin dan juga mengelola situs-situs mini PESTA. Mohon dukungan doanya agar Tuhan menolong Lena untuk tekun dan teliti mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. Tuhan juga menambahkan hikmat dan karunia-Nya supaya Lena bisa melayani dengan bersukacita dan sepenuh hati. Amin!

Mengenal Yesus

$
0
0

Alkitab memberi gambaran dan analogi secara gamblang dan memberi tahu kita bahwa kita mengenal Allah adalah seperti halnya seorang anak mengenal bapanya, istri mengenal suaminya, rakyat mengenal rajanya, dan domba mengenal gembalanya (ini adalah empat analogi pertama yang digunakan). Keempat analogi ini menunjukkan hubungan di mana orang yang mengenal "memandang ke atas" kepada orang yang dikenal dan orang yang dikenal bertanggung jawab atas kesejahteraan orang yang mengenal. Ini merupakan bagian dari konsep Alkitab tentang mengenal Allah. Orang yang mengenal Dia -- yaitu orang yang kepadanya Allah menyediakan diri untuk dikenal -- dikasihi dan dipelihara-Nya.

Kemudian, Alkitab menambahkan poin lebih lanjut bahwa kita mengenal Allah hanya melalui satu cara, yaitu melalui Yesus Kristus yang adalah Allah sendiri yang menjelma menjadi manusia. "Tidakkah engkau mengenal Aku? Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku" (Yohanes 14:9,6). Oleh karena itu, kita perlu memperjelas pikiran kita tentang arti "mengenal" Yesus Kristus.

Inkarnasi Kristus

Bagi murid-murid saat itu, mengenal Yesus bisa dibandingkan langsung dengan mengenal orang yang terpandang dalam ilustrasi kita. Murid-murid adalah orang Galilea biasa, dan tidak memiliki suatu kelebihan khusus untuk kepentingan Yesus. Akan tetapi, Yesus (rabi yang berbicara dengan otoritas, nabi yang lebih dari nabi biasa, guru yang menimbulkan ketakjuban dan pengabdian yang semakin besar dalam diri murid-murid sehingga mereka tidak lagi mampu berbuat lain selain mengakui-Nya sebagai Allah mereka) menjumpai mereka, memanggil mereka, memercayai mereka, dan menjadikan mereka sebagai wakil-Nya untuk menyatakan Kerajaan Allah kepada dunia. "Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Ia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil" (Markus 3:14). Mereka mengenal orang yang telah memilih mereka dan memanggil mereka sebagai sahabat "Mesias, Anak Allah yang hidup" (Matius 16:16), Pribadi yang dilahirkan untuk menjadi raja, pembawa: perkataan hidup yang kekal" (Yohanes 6:68). Kesetiaan dan hak istimewa yang ditimbulkan pengetahuan itu mengubah seluruh hidup mereka.

Ketika Perjanjian Baru memberi tahu kita bahwa Yesus Kristus telah bangkit, yang salah satunya berarti bahwa korban di Golgota itu sekarang telah bebas dan lepas, setiap orang di berbagai tempat dapat menikmati jenis hubungan yang sama dengan Dia seperti halnya murid-murid Yesus pada saat Dia masih hidup di bumi.

Satu-satunya perbedaan hanyalah, pertama, kehadiran-Nya bersifat rohani, bukan jasmani, sehingga tidak terlihat oleh mata jasmani kita. Kedua, orang Kristen, karena dibangun di atas kesaksian Perjanjian Baru, sejak awal mengetahui kebenaran tentang keilahian dan korban penebusan Yesus, yang saat itu dipahami secara bertahap oleh para rasul selama bertahun-tahun. Dan, ketiga, cara Yesus berbicara kepada kita saat ini bukan dengan mengatakan kata-kata secara langsung, melainkan dengan menerapkan firman-Nya yang sudah tercatat dalam Injil, bersama dengan seluruh kesaksian Alkitab tentang diri-Nya dalam hati nurani kita. Namun, mengenal Yesus Kristus masih tetap merupakan hubungan pemuridan yang sifatnya khusus dan pribadi seperti yang dialami para murid ketika Dia hidup di bumi. Yesus yang berjalan sepanjang kisah Injil juga berjalan bersama orang-orang Kristen sekarang, dan mengenal Dia berarti juga berjalan bersama-Nya, saat ini seperti dahulu.

Sang Gembala

"Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku," kata Yesus. "Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku" (Yohanes 10:27). "Suara-Nya adalah pernyataan-Nya, janji-Nya, dan panggilan-Nya. "Akulah roti hidup ... pintu ke domba-domba itu ... gembala yang baik ... kebangkitan" (Yohanes 6:35; 10:7; 14:11,25). "Barang siapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal" (Yohanes 5:23-34). "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah kepada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan" (Matius 11:28-29).

Suara Yesus "terdengar" ketika pernyataan Yesus diakui, janji-Nya dipercayai, dan panggilan-Nya dijawab. Sejak saat itu, Yesus dikenal sebagai gembala, dan orang-orang yang memercayai Dia, dikenal-Nya sebagai domba-domba-Nya. "Domba-domba-Ku mendengar suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku" (Yohanes 10:27-28). Mengenal Yesus berarti diselamatkan oleh Yesus, di sini dan setelah ini, dari dosa, kesalahan, dan kematian.

Audio Mengenal Yesus

Sumber:
Judul buku:Knowing God (Tuntunan Praktis untuk Mengenal Allah)
Judul artikel:Mengenal Yesus
Penulis:J.I. Packer
Penerbit:ANDI Offset, Yogyakarta 2009
Halaman:30 -- 33
Kategori: 
Viewing all 901 articles
Browse latest View live