Quantcast
Channel: PESTA | Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam
Viewing all 911 articles
Browse latest View live

Mengapa Orang Kristen Tidak Menginjili?

$
0
0

Suatu studi penelitian dari Lifeway baru-baru ini menunjukkan apa yang sudah diketahui oleh sebagian besar dari kita: orang Kristen enggan menyaksikan iman mereka.

Menurut Lifeway, 80% dari penganut Protestan tahu bahwa mereka dipanggil untuk menginjili, tetapi 61% mengakui mereka tidak melakukan percakapan rohani dengan siapa pun selama enam bulan terakhir.

Ini membuat para pemimpin pelayanan frustrasi. Jika Anda bisa mengumpulkan lima pendeta dalam satu ruangan, mungkin Anda mendengar mereka mengatakan bahwa salah satu hal yang membuat mereka frustrasi adalah keengganan jemaat mereka untuk ikut terlibat dalam misi Allah dan memberitakan Kabar Baik kepada orang-orang di lingkungan terdekat mereka.

Banyak yang lebih pintar daripada saya telah menawarkan penelitian baru dan strategi yang baru untuk memotivasi orang Kristen. Ini bermanfaat. Namun, saya curiga bahwa keengganan kita untuk menginjili hanya sedikit yang disebabkan oleh metode yang salah dan kurangnya kesempatan. Ada yang lebih mendalam daripada itu. Saya akan mengajukan tiga alasan rohani mengapa kita tidak menginjili.

1. Kita kehilangan rasa kagum kita.

Ketika saya membaca catatan di Matius tentang Amanat Agung Yesus, saya tersentak dengan kurangnya rasa bersalah dan manipulasi dalam kata-katanya. Yesus menyampaikan kabar baik bahwa telah diberikan kepada-Nya segala kuasa di surga dan di bumi. Melalui kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya, Kristus akan memerintah sebagai Raja. Dia telah mengalahkan kuasa dosa dan maut, dan telah menaklukkan kutuk. Dan, sekarang, Dia memanggil umat dengan nama-Nya dari segala bangsa dan suku dan bahasa.

Ketika saya membaca kata-kata Yesus, menurut saya, tampaknya Dia tidak memohon dengan sangat kepada murid-murid-Nya untuk mengabarkan Injil. Dia mengharapkannya. Dan, mengapa tidak? Orang-orang di bukit ini mendengarkan perkataan Yesus? Mereka baru saja menyaksikan seseorang yang secara brutal disalibkan, dikubur dalam tiga hari, dan sekarang bangkit. Jika Anda bertemu dengan Yesus, jika Anda melihat Dia yang tadinya mati, kemudian hidup, tidak seorang pun yang perlu meyakinkan Anda untuk pergi memberi tahu kepada seseorang tentang keajaiban ini. Perintah Yesus adalah izin untuk tidak diam saja, yaitu untuk membawa Injil ini ke luar Israel dan ke semua bangsa.

Mengapa kita tidak menginjili? Bukan karena kita tidak mempunyai alat-alat yang tepat atau kata-kata yang tepat. Kita tidak berbicara tentang Yesus karena sebagian dari kita yang mengenal Yesus telah kehilangan rasa kagum itu. Jika Anda pernah bersama dengan Yesus, yang telah bangkit dari kematian dan telah memberi Anda hidup baru, jika Dia benar-benar Raja Alam Semesta yang akan memerintah, jika Anda mengenal dan mengasihi Dia, pastilah Anda akan memberi tahu orang-orang tentang Dia.

Inilah sebabnya, mengapa kewajiban utama para pendeta bukanlah menciptakan kata-kata indah yang baru agar jemaat mereka bisa menyampaikan Injil. Kewajiban utama seorang pendeta adalah mengagungkan Kristus, ajaklah jemaat Anda masuk ke dalam keajaiban kasih-Nya.

Jika Anda melakukan ini dan jemaat Anda mendapatkan pandangan sekilas tentang Kristus, Anda tidak akan mampu menghentikan mereka memberi tahu teman-teman, tetangga, dan rekan kerja mereka. Kita semua adalah penginjil untuk hal-hal yang menangkap hati kita. Pikirkan kembali percakapan-percakapan Anda yang terakhir. Pikirkan tentang apa yang menghidupkan Anda, apa yang membuat Anda berkata-kata, apa yang membuat Anda bersemangat? Apakah ada seseorang yang mendesak Anda, membujuk Anda, membuat Anda merasa bersalah? Tidak, itu terjadi secara alami.

Jika Yesus adalah pusat, membicarakan tentang Yesus akan menjadi hal yang natural.

2. Kita kehilangan kasih untuk sesama kita.

Hari ini, dunia kita terbagi-bagi berdasarkan batasan politik, ras, dan ekonomi. Setiap hari, kita tergoda dengan kemudahan media sosial, dengan pemilihan berdasarkan suku dalam politik kita, dan dengan perbedaan ras dan ekonomi. Kita telah kehilangan seni mengasihi orang-orang yang kepadanya kita tidak sependapat. Lihat saja timeline Facebook Anda. Perhatikan kata-kata kasar dan vulgar yang sering digunakan oleh orang-orang yang mengaku Kristen untuk menggambarkan politikus-politikus yang tidak mereka setujui, kelompok orang yang mereka takuti, dan agama yang tidak mereka setujui.

Anda tidak akan menceritakan kabar baik Injil kepada seseorang yang tidak benar-benar Anda kasihi. Para pendeta perlu mengajari jemaat untuk mengasihi sesama mereka dan bukan hanya sesama yang sama dengan mereka. Ini berarti kita perlu mengajari jemaat kita apa yang dilakukan Injil dalam menyatukan orang-orang dari semua ras, suku, dan bahasa di dalam gereja. Di Amerika, ini berarti Allah menolong kita untuk memenuhi Amanat Agung dengan membawa masuk bangsa-bangsa ke ambang pintu kita.

Ini berarti jemaat kita perlu untuk tidak lagi memandang misi sebagai sesuatu yang hanya kita lakukan ketika kita menulis cek untuk mendukung para misionaris. Setiap pengikut Kristus memiliki misi dalam masyarakatnya sendiri. Anda tidak bisa meremehkan suatu grup di Facebook dan berharap bahwa orang-orang yang sama itu akan menemukan pesan Injil sebagai alternatif yang tidak bisa ditolak ke sudut pandangnya.

Para pendeta perlu memimpin jemaat mereka untuk menentang retorika yang memecah belah dalam budaya, untuk mengajarkan apa artinya melihat semua manusia sebagaimana diciptakan dalam gambar dan rupa Allah, dan untuk memelihara dan membangun pertemanan dengan orang-orang yang tidak selalu sependapat dengan kita.

Bisa jadi, penginjilan kita harus didahului dengan pertobatan. Pertobatan atas kebencian kita terhadap orang-orang yang kepada mereka Allah meminta kita untuk mengasihinya. Jika Anda mengasihi Yesus dan mengasihi sesama Anda, memberitakan pesan Injil tidak akan sesederhana seperti menyelesaikan daftar hal yang harus dilakukan. Itu akan menjadi sebuah hasil pertumbuhan alami dari kehidupan yang dibentuk serupa Kristus.

3. Kita melupakan sumber kekuatan kita.

Yang terakhir, kita tidak menginjili karena kita telah secara keliru menempatkan diri kita sendiri sebagai pusat penginjilan. Bagi kebanyakan dari antara kita, rasa takut kita, rasa frustrasi kita, ketidakmampuan kita untuk berbicara tentang Yesus berakar dari pandangan tentang keselamatan yang berpusat pada manusia. Kita benar-benar mengira bahwa yang membebaskan jiwa dari kematian menuju kehidupan adalah kita, kepandaian kita, kekuatan kita, teknik kita. Akan tetapi, keselamatan bukanlah pekerjaan kita, melainkan merupakan karya Roh Kudus. Allah itulah yang “membangkitkan” hati yang mati (Efesus 2:1). Karya Allah Bapa itulah yang menarik orang-orang kepada Anak-Nya (Yohanes 8:44).

Ini berarti bahwa ketika menaati Amanat Agung, kita tidak mungkin gagal. Tugas kita bukan melakukan penyelamatan, melainkan menceritakan. Tugas kita hanya setia dalam menyampaikan firman kepada mereka yang belum mendengarnya. Kita adalah orang-orang yang dipakai Allah untuk menyampaikan pesan-Nya kepada dunia. Tidak ada yang lain (Roma 10:14). Akan tetapi, kita bisa bersandar pada kedaulatan Allah, termotivasi dengan mengetahui bahwa jika kita memberitakan kabar itu, orang-orang akan bertobat dan beriman kepada Kristus.

Allah bahkan memakai komunikator terburuk untuk memberitakan pesan-Nya karena Roh Kuduslah yang memampukan orang yang menyampaikan dan juga membuka hati orang yang mendengarkan. Inilah sebabnya, mengapa kita tidak perlu menginjili seperti menjual mobil bekas, asuransi jiwa, atau satu set pisau. Kita tidak perlu menawar dan memanipulasi orang-orang dengan percakapan yang dibuat-buat.

Jika Yesus benar-benar ada di dalam kita, jika Yesus benar-benar ada di dalam orang-orang yang kita pimpin, menceritakan tentang Yesus akan mengalir secara alami yang akan terpancar keluar dalam pertemanan kita, tetangga kita, dan rekan kerja kita. Misi Allah bukanlah sesuatu yang kita lakukan pada hari Minggu, melainkan suatu cara hidup. (t/Jing-Jing)

Diambil dari:
Nama situs :sabda.org
Alamat situs :http://www.sabda.org/publikasi/misi/2018/05/
Judul asli artikel:Mengapa Orang Kristen Tidak Menginjili?
Penulis artikel:Daniel Darling
Tanggal akses:12 Oktober 2018
Kategori: 

NATAL BULAN DI BULAN DESEMBER?

$
0
0

Dewasa ini ada orang-orang Kristen yang menolak merayakan Natal di bulan Desember karena menurutnya tidak mungkin Yesus lahir pada saat musim dingin. Lebih dari itu mereka mengaitkan dengan perayaan pemujaan dewa matahari pada masa kekaisaran Romawi, sehingga dikatakan bahwa merayakan Natal di bulan Desember sama dengan pemujaan terhadap dewa Matahari - penyembahan berhala! Sesat! Menjelang bulan Desember mereka biasanya aktif menyebarkan pendapat ini secara masif melalui email, WA, FB, twitter dan berbagai media sosial - supaya orang Kristen tidak merayakan Natal di bulan Desember.

Di akhir bulan November, saya berkesempatan untuk melakukan perjanalan ke Holy Land dan salah satu tempat yang dikunjungi adalah Gereja Padang Gembala di Bet Sahur, Betlehemen. Di tempat ini, malaikat Tuhan menyampaikan kabar sukacita kelahiran Juru Selamat kepada para gembala. Sekalipun sudah mau masuk musim dingin, cuaca di padang gembala Betlehem tetap cerah dan temperatur sejuk sekitar 17 derajat celcius.

Ada penjelasan dari pemandu wisata lokal (Israel) yang benar-benar membuka wawasan dalam menghadapi simpang-siur pendapat mengenai kelahiran Kristus di bulan Desember.

Pemandu wisata kita adalah orang Arab Israel yang beragama Kristen, dan dia belajar di universitas untuk menjadi pemandu wisata rohani berbahasa Indonesia, sehingga yang dipelajari bukan hanya bidang arkeologis, sejarah, buadaya, bahasa, tetapi juga ayat-ayat Alkitab! Dia bisa menyebutkan setiap ayat Alkitab dengan tepat yang berkaitan dengan situs-situs arkeologis di Israel, beserta dengan semua latar belakang sejarah dan budayanya. Ini yang membedakan dengan orang-orang Kristen di Indonesia yang aktif menolak kelahiran Tuhan Yesus di bulan Desember dengan hanya membaca berbagai tulisan dari rumahnya di Indonesia, tetapi tidak di tempatnya langsung di Betlehem.

Ketika sampai di Gereja Padang Gembala, dia melemparkan satu pertanyaan yang menarik, “Kapan Tuhan Yesus lahir?”

Dia selalu menyebut Yesus dengan kata TUHAN YESUS, suatu penghormatan yang sangat tinggi dibandingkan dengan orang Kristen di Indonesia yang umumnya hanya menyebut YESUS … tanpa disebut sebagai TUHAN … Di Indonesia, tidak ada orang yang menyebut nama orang tua yang dihormati dengan memanggil namanya saja, tetapi terhadap TUHAN dan Juru Selamat mereka dengan ringan dan santai hanya memanggil : “Yesus!”.

Terhadap pertanyaan pemandu wisata itu, dengan rasa percaya tinggi ada yang menjawab, sekitar bulan Oktober - karena Desember musim dingin. Tidak mungkin menggembalakan kambing domba di padang pada saat musim dingin.

Si pemandu wisata kita kemudian menyebutkan satu ayat dari Lukas 1: 26,27 bahwa pada BULAN KEENAM Tuhan menyuruh malaikat Gabriel pergi ke Nazaret menemui perawan Maria untuk menyampaikan kabar sukacita bahwa dia akan mengandung oleh Roh Kudus.

(Lukas 1: 26,27) – “Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.”

Setelah itu dia bertanya, peristiwa di bulan keenam itu bulan apa? Langsung saja ada yang menjawab, “Bulan Juni!”

Ternyata bulan keenam menurut Alkitab adalah menurut kalender orang Israel yang dimulai dari bulan September, bukan bulan Januari – sehingga bulan KEENAM di dalam Injil Lukas 1:26 adalah bulan MARET!

Pada bulan Maret, perawan Maria menerima kabar sukacita dari malaikat Gabriel bahwa dia mengandung oleh Roh Kudus. Sehingga gereja Kristen Ortodox, gereja Kristen mula-mula merayakan HARI RAYA KABAR SUKACITA (Feast of the Annunciation) pada tanggal 25 Maret. Bahkan di negara Libanon, tanggal 25 Maret ditetapkan sebagai hari libur nasional untuk merayakan Hari Raya Kabar Sukacita.

Setelah perawan Maria menerima kabar sukacita pada bulan Maret, maka Sembilan bulan kemudian Tuhan Yesus dilahirkan, dan itu di bulan DESEMBER! Di bulan yang diributkan oleh orang-orang Kristen di Indonesia sebagai bulan musim dingin.

Saya jadi malu karena sudah berulang kali membaca ayat Alkitab itu, tapi tidak memahami artinya bahwa Tuhan Yesus dilahirkan sembilan bulan setelah ‘bulan keenam’ (bulan Maret). Tapi untuk menutupi rasa malu, saya tetap mengajukan pertanyaan, “Bagaimana dengan ayat bahwa malaikat manampakkan diri kepada para gembala yang menjaga kawanan ternak di padang waktu malam? Bulan Desember khan musim dingin, tidak mungkin menggembalakan ternak di padang.”

Lukas 2
8. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.
9. Tiba-tiba berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka dan mereka sangat ketakutan.
10. Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
11. Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
12. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

Pemandu wisata kemudian menjelaskan dengan mendetail apa yang tidak kita ketahui sebagai orang Indonesia, dan bukan penduduk asli orang Israel. Dia menjelaskan bahwa pada waktu itu, dua ribu tahun yang lalu belum ada teknologi pertanian dan peternakan seperti jaman modern sekarang ini.

Pada masa itu ada yang dinamakan musim kawin domba-domba dan musim beranak, yang terjadi hanya setahun sekali. Adapun di jaman modern sekarang ini dengan teknologi peternakan modern, domba-domba bisa direkayasa untuk beranak dua kali setahun.

Di masa itu musim beranak domba-domba adalah bulan November! Ketika domba baru dilahirkan, maka para gembala tetap harus memelihara dan merawat karena merupakan masa-masa kristis di awal kehidupan ternak peliharaan mereka.

Pada masa itu, domba-domba tidak boleh dimasukkan ke dalam kota dan tetap dirawat di padang gembala. Dan Betlehem adalah padang penggembalaan untuk kota Yerusalem. Lebih dari itu ternyata mereka bukan sekedar gembala domba biasa, tetapi para gembala orang-orang Lewi yang bertugas menyediakan domba-domba untuk korban di Bait Allah. Domba-domba korban Bait Allah dijaga oleh gembala-gembala khusus yang diikat oleh peraturan rabi-rabi Yahudi.

Pada masa itu, Bait Allah masih berdiri dan setiap hari harus dipersembahkan domba untuk korban bakaran pagi dan petang. Jadi para gembala harus merawat dan memberi makan domba-domba itu di semua musim termasuk di musim dingin sekalipun. Apalagi ketika bayi domba baru lahir, para gembala akan memberikan perhatian khusus.

Bilangan 28
1. TUHAN berfirman kepada Musa:
2. "Perintahkanlah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka: Dengan setia dan pada waktu yang ditetapkan haruslah kamu mempersembahkan persembahan-persembahan kepada-Ku sebagai santapan-Ku, berupa korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi-Ku.
3. Katakanlah kepada mereka: Inilah korban api-apian yang harus kamu persembahkan kepada TUHAN: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela setiap hari sebagai korban bakaran yang tetap;
4. domba yang satu haruslah kauolah pada waktu pagi, domba yang lain haruslah kauolah pada waktu senja.

Adapun musim dingin di Betlehem berbeda dengan musim dingin di Eropa yang penuh salju tebal sehingga tidak mungkin merawat dan menjaga domba-domba di padang. Ketika saya tiba di Gereja Padang Gembala bulan November minggu-minggu akhir, cuacanya masih ‘sejuk’ dengan temperatur 17 derajat. Di bulan Desember temperatur sekitar 11 derajat di siang hari dan 1 derajat di malam hari. Pemandu wisata menjelaskan bahwa hujan di Betlehem tidak seperti musim hujan di Indonesia. Di sini hujan di bulan Desember hanya hari-hari tertentu, dan kontur Betlehem yang berbentuk ngarai perbukitan tetap menjaga para gembala bisa merawat domba mereka di sana sepanjang tahun! Itu karena Tuhan sendiri yang membuat padang gembalaan domba-domba yang khusus bagi persembahan Bait Allah di sepanjang tahun!

Ada lagi tanda khusus yang saya baru tahu, bahwa Alkitab sudah menyebutkan secara detail mengenai bayi Tuhan Yesus. Malaikat berkata kepada para gembala bahwa TANDA bagi mereka mengenai KRISTUS TUHAN adalah seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan (Lukas 2:12). Bagi kita orang Indonesia itu hal yang biasa, bayi dibungkus kain bedong (lampin), dan karena tidak ada tempat maka diletakkan di palungan.

Domba-domba untuk korban Bait Allah adalah domba-domba yang dipersiapkan secara khusus sejak lahir, dipilih yang sempurna dan tidak bercela (Bilangan 28:3). Domba yang baru dilahirkan akan dipilih dengan teliti, kemudian dibungkus dengan kain lampin dan diletakkan di palungan terpisah dari anak-anak domba yang lain. Anak domba itu adalah anak domba khusus untuk korban persembahan di Bait Allah.

Bilangan 28:3. Katakanlah kepada mereka: Inilah korban api-apian yang harus kamu persembahkan kepada TUHAN: dua ekor domba berumur setahun yang tidak bercela setiap hari sebagai korban bakaran yang tetap.

Ketika malaikat menyatakan tanda khusus itu, para gembala Bait Allah itu langsung tahu bahwa mereka akan melihat bayi Tuhan Yesus yang terbungkus kain lampin di tempat domba korban persembahan Bait Allah diletakkan. Tuhan Yesus adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia.

(Yohanes 1:29) "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”

Luar biasa sekali ketepatan setiap Firman Tuhan yang mempersiapkan dan menggenapi setiap tanda-tanda perjalanan karya penebusan Tuhan Yesus. Bahkan Tuhan Yesus dilahirkan di Betlehem yang memiliki arti RUMAH ROTI (Beit = Rumah, Lechem = Roti). Tuhan Yesus adalah ROTI KEHIDUPAN yang dipecah-pecahkan bagi penebusan dosa umat manusia.

Setiap peristiwa kehidupan Tuhan Yesus ternyata dipersiapkan dengan detail dan teliti oleh Allah Bapa di surga dan semuanya memiliki arti yang luar biasa ajaib.

---

Di bulan Desember, saya pernah beribadah di satu gereja di Indonesia yang tidak merayakan Natal. Ketika saya tanyakan, jemaat di situ menyatakan bahwa mereka dilarang merayakan Natal karena itu adalah pemujaan berhala dewa Matahari bangsa Romawi. Apakah benar, bahwa orang Kristen dilarang merayakan Natal, merayakan kelahiran Sang Juru Selamat ke dunia? Bagaimana dengan Firman Tuhan di Alkitab?

Pada saat bayi Juru Selamat dilahirkan di Betlehem, di kandang domba, di tengah malam yang sunyi sepi, ternyata di surga terjadi sukacita yang besar, sejumlah besar bala tentara sorga merayakannya dan memuji Allah : "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya." (Lukas 2:13,14). Kelahiran bayi Tuhan Yesus dirayakan dengan penuh sukacita dan gegap gempita di surga -- tetapi tidak di dunia.

Ternyata sukacita dan perayaan di surga kadang berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh manusia di dunia.

Ketika menghadiri berbagai perayaan Natal di gereja-gereja baik di Indonesia maupun di luar negeri, Tuhan selalu memperlihatkan hal yang luar biasa yang membuat Roh saya penuh dengan sukacita surgawi sama seperti sorak sorai pujian balatentara surga ketika bayi Juru Selamat dilahirkan di Betlehem dua ribu tahun yang lalu.

Di tengah perayaan ibadah Natal diperlihatkan Tuhan Yesus selalu hadir dengan bala tentara malaikat berkeliling yang sangat besar jumlahnya. Tuhan Yesus duduk di kursi TahtaNya yang agung dengan segala kemuliaanNya, menikmati ibadah dan setiap perayaan yang dilakukan. Bahkan Tuhan Yesus begitu bersukacita menikmati puji-pujian dan tarian anak-anak Sekolah Minggu, dan mengikuti gerakan-gerekan mereka yang lucu. Tuhan Yesus sendiri berkenan hadir dan menikmati dalam setiap Ibadah Perayaan Natal!

Bahkan atas perkenanan Allah Bapa, sekarang ini hanya ada satu peristiwa kelahiran yang dirayakan oleh banyak negara di seluruh dunia, yaitu peristiwa kelahiran bayi Natal. Ada puluhan negara di dunia memperingati Natal sebagai hari libur nasional, yaitu di negara-negara : Afrika Selatan, Albania, Amerika Serikat, Argentina, Australia, Austria, Bahama, Banglades, Barbados, Belanda, Belgia, Belize, Bermuda, Bosnia dan Herzegovina, Brazil, Bulgaria, Chile, Italia, Jamaika, Jerman, Czechnya, Denmark, Estonia, Fiji, Finlandia, Gerogia, Gibraltar, Guatemala, Haiti, Honduras, Hongkong, Hungaria, Indonesia, Inggris, Kanada, kenya, Kepulauan British Virgin, Kepulauan Solomon, Kolombia, Korea Selatan, Kosta Rika, Kroasia, Kuba, Kurakao, Peru, Philipina, Polandia, Portugal, Puerto RIco, Republik Dominika, Republik Makedonia, Rumania, Rusia, Serbia, Singapura, Siprus, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Sri Lanka, Suriah, Swedia, Swiss, Taiwan, Tanzania, Timor Leste, Trinidad dan Tobago, Turkmenistan, Uganda, Ukraina, Uruguai, Yunani, Zambia, Zimbabwe.

Jika surga bergembira dan Tuhan Yesus sendiri berkenan atas sukacita Natal bagi seluruh umatNya, sebagai anak-anak Tuhan kita pun sudah selayaknya turut bersukacita dan memuji Tuhan bersama dengan orang-orang kudus di bumi dan surga merayakan kelahiran sang Juru Selamat umat manusia -- "GLORIA INEXCELSIS DEO!

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

Berita Pesta - November 2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Kelas Natal November/Desember 2018 Sedang Berlangsung

Diskusi Kelas Natal

Kelas diskusi Natal merupakan kelas PESTA terakhir dalam kalender akademis PESTA 2018 ini. Puji Tuhan, kelas ini sedang berlangsung dengan baik. Peserta yang mengikuti kelas Natal kali ini lebih banyak dari tahun sebelumnya, yaitu 51 orang. Bersyukur juga untuk peserta kelas Natal yang selalu semangat dan antusias saat mengikuti kelas diskusi. Doakan agar peserta tetap aktif sampai diskusi kelas Natal berakhir. Doakan juga untuk tim PESTA agar Tuhan menolong kami untuk menjadi fasilitator yang baik dalam kelas ini.

2. Pendaftaran Kelas DIK Januari/Februari 2019

Pendaftaran Kelas DIK

Kami mengundang para pembaca Berita PESTA yang belum pernah mengikuti kelas PESTA untuk bergabung dalam kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) pada 2019. Melalui kelas ini, peserta akan mendapat banyak pengetahuan dasar tentang doktrin-doktrin Kristen yang sangat penting. Topik-topik yang akan dibahas, antara lain: penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, hukuman dosa, dan keselamatan dalam Kristus. Proses belajar dalam kelas diskusi ini sangat menarik karena setiap peserta akan "berjumpa" dengan banyak peserta lain dari berbagai tempat dan latar belakang sehingga kita bisa saling melengkapi dan menajamkan dalam proses belajar firman Tuhan. Saat ini, pendaftaran untuk kelas DIK Januari/Februari 2019 telah dibuka. Segeralah mendaftar karena kelas akan dimulai pada 23 Januari 2019. Sebelum kelas diskusi dimulai, Anda akan mendapat bahan dan harus mengerjakan beberapa tugas tertulis. Pengumpulan tugas tertulis paling lambat 10 Januari 2019. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas diskusi ini dan ingin pula mengajak teman-teman Anda untuk bergabung, silakan klik tautan berikut untuk mendaftarkan diri. Admin kami akan segera merespons Anda.

3. Tim PESTA Mempersiapkan Laporan Kerja 2018 dan Rencana Kerja 2019

Persiapan Raker

Saat ini, semua tim YLSA sedang mempersiapan Raker YLSA yang akan diselenggarakan pada Januari 2019. Persiapan dimulai dengan menyusun rencana kerja 2019 dan juga menyusun laporan pelayanan sepanjang 2018, termasuk pencapaian yang sudah diraih. Mohon dukungan doa agar tim PESTA dapat mempersiapkan semuanya dengan baik. Kiranya Tuhan memberikan hikmat dan kepekaan kepada tim PESTA untuk mengikuti visi Tuhan bagi pelayanan PESTA tahun depan. Kami berharap setiap rencana yang sudah disusun dapat memaksimalkan pelayanan PESTA dalam era digital ini dan dapat menjangkau lebih banyak orang untuk bertumbuh, berakar, dan berbuah dalam Kristus.

4. Milis Alumni PESTA Aktif Kembali

Milis Alumni

Untuk mempererat tali persaudaraan para alumni PESTA, tim PESTA menyediakan dua komunitas keluarga PESTA, yaitu Grup Facebook PESTA Alumni dan Milis PESTA Alumni (email). Kiranya dua grup ini dapat menolong para alumni PESTA untuk saling terhubung di luar kelas diskusi. Beberapa waktu yang lalu, milis Alumni PESTA sempat tidak dapat diakses oleh anggota. Namun, setelah kami cek dan perbaiki, milis ini sekarang sudah dapat diakses kembali. Sejak berdirinya pelayanan PESTA, Milis PESTA Alumni telah menjadi sarana komunikasi yang efektif antaralumni-PESTA. Dengan dihidupkannya kembali milis ini, kami berharap setiap alumni dapat saling mengirim informasi, salam/kabar, pokok doa, kesaksian, dan berbagi berkat firman Tuhan. Kiranya ini menjadi kabar baik bagi semua alumni PESTA.

Kategori: 

Prinsip Timotius

$
0
0

Gambar: Dawson Trotman

Dawson Trotman, seorang yang sangat praktis dan juga seorang yang rohani, menggunakan "Prinsip Timotius". Dia menggunakan prinsip ini sebagai papan loncatan untuk menasihati tim sekerja Kristen dalam mempersiapkan orang lain mengambil alih pelayanannya. Seorang penginjil hendaknya mempersiapkan penginjil muda lainnya; seorang pemimpin paduan suara mempersiapkan seorang asisten, seorang pemimpin kelompok pemahaman Alkitab mempersiapkan seseorang yang akan menggantikan tugasnya apabila kelak dia akan beralih tugas, dan sebagainya.

Dawson dengan teliti memeriksa pelayanan para Navigator, kadang-kadang membuat terkejut seorang anggota staf yang masih muda dengan kata-kata berikut ini: "Di manakah Timotius Anda?" Dia ingin tahu, "Siapakah yang Anda latih untuk mengambil alih tugas Anda?" Ini merupakan suatu prinsip bisnis yang sangat praktis juga sebagai suatu fondasi rohani yang kuat untuk suatu pelayanan selanjutnya. Akan tetapi, apa itu "Seorang Timotius?" Di mana konsep tersebut terdapat dalam Alkitab?

1. Seorang Timotius adalah seorang anak rohani.

"Itulah sebabnya, aku telah mengutus kepadamu Timotius, anakku yang kukasihi dan yang setia di dalam Tuhan. Ia akan mengingatkan kamu mengenai jalan-jalanku dalam Kristus, seperti yang aku ajarkan di mana-mana, dalam setiap jemaat." (1 Korintus 4:17) "Dari Paulus, rasul Kristus Yesus ... kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman ...." (1 Timotius 1:1-2) "Karena itu, anakku, jadilah kuat dalam anugerah yang ada dalam Yesus Kristus." (2 Timotius 2:1)

Setiap orang Kristen dewasa, pria atau wanita, hendaknya memiliki seorang anak rohani, laki-laki atau perempuan. Seperti Paulus melayani sebagai seorang bapa rohani bagi Timotius. Tidak peduli Anda sendiri yang memimpin orang itu percaya Yesus Kristus atau Anda "memungut" anak itu. Kedua cara itu sah untuk mendapatkan anak-anak rohani.

2. Seorang Timotius memiliki beban yang sama seperti orang tua rohaninya.

Gambar: Quote 1 Timotius

"Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus." (Filipi 2:20-21) "Itulah sebabnya, aku telah mengutus kepadamu Timotius, anakku yang kukasihi dan yang setia di dalam Tuhan. Ia akan mengingatkan kamu mengenai jalan-jalanku dalam Kristus, seperti yang aku ajarkan di mana-mana, dalam setiap jemaat." (1 Korintus 4:17) "Tetapi engkau telah mengikuti ajaranku, cara hidupku, pendirianku, imanku, kesabaranku, kasihku dan ketekunanku. Engkau telah ikut menderita penganiayaan dan sengsara seperti yang telah kuderita di Antiokhia dan di Ikonium dan di Listra. Semua penganiayaan itu kuderita dan Tuhan telah melepaskan aku dari padanya." (2 Timotius 3:10-11)

Timotius bukan sekadar anak rohani bagi Paulus; dia adalah seorang anak yang sangat istimewa. Tidak setiap anak secara jasmani menjadi orang percaya dan tidak semua orang rohani menerima visi orang tua rohaninya. Seorang pekerja Kristen bisa melipatgandakan banyak petobat baru dalam hidupnya, tetapi hanya sedikit yang bisa disebut sebagai seorang Timotius. Seorang ibu rohani bisa memengaruhi banyak anak perempuan untuk mengikut Tuhan, tetapi hanya sangat sedikit yang mewarisi seluruh visi dan rohnya.

Apa yang Anda teruskan kepada Timotius Anda tidak hanya pengetahuan tentang firman Tuhan, tetapi isi hati dan beban visi Anda. Dawson Trotman berbicara tentang penanaman prinsip-prinsip ini ke dalam aliran darah seseorang karena hidup ada di dalam darah.

3. Seorang Timotius meneruskan pekerjaan orang tua rohaninya.

Tidak saja dia seorang rohani, seorang anak yang mempunyai visi yang sama dengan orang tua rohaninya, tetapi dia bisa mengambil alih pelayanan di bawah bimbingan orang tua rohaninya. Seorang Timotius siap menolong Anda dalam pelayanan dengan bimbingan Anda. Inilah sebabnya, mengapa banyak anak rohani laki-laki dan perempuan, tetapi sedikit Timotius.

Paulus dapat mengutus Timotius ke mana saja dalam keadaan mendesak.

  1. Ke Korintus -- "Itulah sebabnya, aku telah mengutus kepadamu Timotius, ...." (1 Korintus 4:17)
  2. Ke Filipi -- "Dalam Tuhan Yesus, aku berharap dapat segera mengutus Timotius kepadamu supaya aku dihiburkan ketika mendengar kabar tentang kamu." (Filipi 2:19)
  3. Ke Atena -- "Orang-orang yang menemani Paulus membawanya sampai ke Atena, dan setelah menerima sebuah pesan dari Paulus untuk Silas dan Timotius agar datang kepadanya secepatnya, mereka pun berangkat." (Kisah Para Rasul 17:15)
  4. Tempat tinggal di Efesus -- "Sebagaimana aku memohon kepadamu ketika aku berangkat ke Makedonia, tetaplah tinggal di Efesus ...." (1 Timotius 1:3)

Gambar: Quote 2 Timotius

Saya mendapat kesempatan yang langka, yakni secara pribadi dimuridkan oleh Dawson Trotman. Dia mengundang saya untuk tinggal di rumahnya dan dia menghabiskan banyak waktu untuk saya. Dia mengutus saya ke berbagai tempat pelayanan di daerah Los Angeles untuk membuka pelayanan para Navigator di Dallas, Texas. Satu hari, dia menelepon saya dan mengatakan bahwa dia mengutus saya ke China. Tanpa menunda dan tanpa syarat, saya segera pergi. Jika Dawson, bapa rohani saya, merasa bahwa saya sanggup menyelesaikan tugas tersebut, maka segalanya beres. Sekalipun jaraknya 20.000 kilometer, bahasa dan budayanya berbeda, negara berpaham komunis dan penuh ketidakpastian, saya tidak peduli. Tentu saja, saya percaya kepada Allah, yang telah memberi beberapa ayat janji sebagai pegangan. Akan tetapi, saya pergi dengan kesadaran penuh karena iman bapa rohani saya.

Dalam tahun-tahun berikutnya, saya telah belajar bahwa ada beberapa pekerja nasional yang saya latih dan tinggal bersama yang juga mau, serta berani pergi dan berangkat untuk Allah bila saya beriman untuk mengutusnya. Semua ini adalah perkara tentang misi. Seorang utusan Injil membawa obor sejauh mungkin, selanjutnya dia serahkan kepada murid yang lebih muda untuk terus membawa terang Injil ke dalam kegelapan.

Selama 35 tahun melayani di ladang misi, Allah telah menganugerahkan banyak anak rohani, tetapi sedikit Timotius. Lebih dari lima puluh orang Asia tinggal di rumah saya selama setahun atau lebih. Setiap mereka istimewa dalam hati saya. Lima puluh anak rohani ini melayani Allah di berbagai organisasi Kristen di banyak negara.

Allah memerintahkan Musa untuk memberi sebagian dari wewenang kepada Yosua (Bilangan 27:20). Dan, Elia meletakkan jubahnya di pundak Elisa, penerusnya. Di manakah Timotius Anda? Siapakah yang sedang Anda latih untuk meneruskan pelayanan Anda, kelas sekolah minggu Anda, kelompok pemahaman Alkitab Anda, gereja Anda, dan pelayanan Anda? Sementara sibuk melayani Allah dalam tugas pelayanan pribadi Anda, jangan lalai menyiapkan seorang Timotius yang akan meneruskan beban visi Anda. Jika Anda tidak berbuat demikian, banyak pekerjaan yang Anda lakukan mungkin sia-sia.

Audio Prinsip Timotius

Diambil dari:
Judul buku:Pemuridan dengan Prinsip Timotius
Judul artikel:Prinsip Timotius
Penulis artikel:Roy Robertson
Penerbit:Yayasan Andi Offset, Yogyakarta 2012
Halaman:115 -- 119
Kategori: 

KELUARGA KUDUS DI MESIR

$
0
0

Ketika mengikuti perjalanan ke Holy Land, rute yang ditempuh adalah mulai dari Mesir, kemudian menuju ke Israel dan dilanjutkan ke Yordania. Ketika sampai di Kairo Mesir, kita disambut oleh pemandu wisata lokal yang fasih berbahasa Indonesia. Dia pemandu wisata senior dibantu oleh seorang pemandu wisata yunior yang juga mahir berbahasa Indonesia.

Karena mereka orang Mesir dan sehari-hari berbahasa Arab, kita berpikir bahwa mereka orang muslim. Ternyata dugaan kita keliru! Mereka adalah orang Kristen mula-mula dari gereja Kristen disebarkan oleh Para Rasul.

Pemandu wisata kami menjelaskan, ketika agama Kristen berkembang pesat sampai abad ke-5, ada lima pusat gereja besar yaitu Yerusalem, Antiokia, Aleksandria, Konstantinopel, dan Roma. Mereka dipimpin oleh para Uskup yang disebut sebagai Patriarkat (Bapa-bapa gereja). Mereka semua adalah para Bapa Gereja Kristen (Kisah Rasul 11:26). Adapun Alexandria adalah sebuah kota pelabuhan di Mesir, menghadap laut Mediterania berjarak 220 kilometer sebelah utara ibu kota Kairo.

(Kisah Rasul 11:26) – “Di Antiokhialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.”

Kemudian ketika konsili Konsili Efesus (tahun 431 menyatakan status Perawan Maria sebagai Theotokos (Bunda Allah), maka sebagian besar patriarkat gereja menolak kecuali gereja Kristen di Roma - yang kemudian berkembang pesat menjadi gereja Roma Katolik karena dijadikan agama negara.

GEREJA KRISTEN ORTODOX KOPTIK

Gereja-gereja yang tetap mempertahankan tradisi kekristenan menyebut dirinya sebagai Kristen Ortodox. Gereja-gereja Kristen Ortodox ini masih ada sampai sekarang, dan bukan merupakan “reformasi” dari gereja Katolik seperti yang dilakukan oleh Marthin Luther pada abad 16 yang melahirkan gereja Kristen Protestan dan berbagai bentuk gereja Kristen di masa-masa sesudahnya.

Gereja-gereja Kristen Ortodox tetap ada sampai sekarang di wilayah Eropa Timur dan Rusia (keuskupan Konstatinopel), di wilayah Persia (Keuskupan Antiokia) dan di wilayah Mesir (Keuskupan Aleksandria). Sedangkan gereja Kristen Ortodox di Mesir disebut sebagai gereja Koptik Mesir.

Gereja Ortodox Koptik Alexandria adalah nama resmi gereja Kristen terbesar di Mesir dan Timur Tengah. Menurut tradisi, gereja didirikan oleh Santo Markus, rasul Kristus dan penginjil, di sekitar tahun 42 M. Santo Markus sebagai Bapa gereja berkedudukan di Alexandria, adalah Paus Alexandria dan merupakan Bapa Gereja (Patriarkat) dari seluruh Afrika.

Menurut pemandu wisata kami, di Mesir agama Kristen Ortodox Koptik adalah agama yang diakui oleh negara, dengan jumlah pemeluk 15 persen. Jika penduduk Mesir pada tahun 2018 berjumlah sekitar 97 juta, maka penganut Kristen Ortodox Koptik mencapai 14,6 juta orang, jauh lebih banyak dari penduduk seluruh negara Israel yang hanya berjumlah 8,8 juta orang - di mana sangat sulit dijumpai orang Israel Yahudi yang beragama Kristen. Yang Bergama Kristen di Israel, percaya Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, umumnya adalah orang Israel Arab atau orang Palestina.

Selain ahli dalam menjelaskan sejarah gereja dan situs arkeologis yang berkaitan dengan sejarah di dalam Alkitab, pemandu wisata kami ternyata juga sangat fasih menyanyikan lagu-lagu pujian dan penyembahan Bahasa Indonesia. Jadi selama dalam bus di sepanjang perjalanan, dengan iringan gitar, kita semua termasuk pemandu wisata bersukacita bersama-sama memuji dan memuliakan Tuhan. Puji Tuhan!

Adapun mengenai perjalanan rohani di Mesir, dalam benak saya, Mesir identik dengan piramid, di mana bangsa Israel mengalami perbudakan selama 430 tahun, kemudian laut Merah yang dibelah oleh Tuhan melalui uluran tongkat Musa, gunung Sinai tempat Musa menerima 10 perintah Allah dan padang gurun Sinai tempat bangsa Israel menghabiskan 40 tahun masa pengembaraan sebelum diijinkan masuk ke Tanah Perjanjian. Semua itu berhubungan dengan sejarah di Kitab Perjanjian Lama.

(Keluaran 12:40,41) – “Lamanya orang Israel diam di Mesir adalah empat ratus tiga puluh tahun. Sesudah lewat empat ratus tiga puluh tahun, tepat pada hari itu juga, keluarlah segala pasukan TUHAN dari tanah Mesir.”

KELUARGA KUDUS

Ternyata situs rohani sejarah Alkitab yang ada di Mesir jauh lebih banyak daripada situs sejarah bangsa Israel di kitab Perjanjian Lama. Gereja Koptik di Mesir merawat banyak sekali situs sejarah Alkitab justru yang berkaitan dengan kitab Perjanjian Baru, yaitu : perjalanan Keluarga Kudus di Mesir! (Keluarga Kudus : Bapa Yusuf, Bunda Maria, Bayi Tuhan Yesus).

Sampai sebelum hari perjalanan rohani ke Mesir, saya berpikir bahwa Keluarga Kudus hanya mengungsi ke Mesir beberapa waktu saja sesuai peringatan yang disampaikan oleh malaikat Tuhan kepada bapa Yusuf - bahwa Herodes akan membunuh bayi Tuhan Yesus. Setelah raja Herodes mati, maka Keluarga Kudus kembali ke Nazaret. Hanya itu yang ada di kitab Injil Matius 2:13-23.

(Matius 2:13-15) - Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."

Ternyata yang terjadi tidak semudah itu, karena malaikat Tuhan dengan jelas menyebutkan bahwa : “Herodes akan MENCARI Anak itu untuk MEMBUNUH Dia.”

Herodes adalah raja yang sangat paranoid dalam mempertahankan kekuasaannya. Bahkan dia membunuh 3 putra (Aleksander, Aristobulus dan Antipater) dan istrinya sendiri, karena dicurigai hendak menggulingkan tahtanya. Dengan sifat paranoid dan kejam seperti itu, raja Herodes seumur hidupnya pasti tidak akan berhenti mencari bayi Sang Raja untuk membunuh Dia.

Betlehem tempat bayi Tuhan Yesus dilahirkan adalah desa kecil di sebelah selatan istana Herodes di Yerusalem, melalui jalan Hebron hanya sekitar 9 kilometer saja. Pada saat itu penduduknya hanya sekitar 1.000 sampai 2.000 jiwa saja sehingga bayi laki-laki yang terbunuh hanya sekitar 20 anak saja.

Setelah pembantaian dilakukan, Herodes meminta laporan terperinci mengenai keadaan bayi-bayi yang berhasil dibunuh, dan dia mendapati bahwa bayi Sang Raja yang dia incar sudah pergi mengungsi dari Betlehem.

Sebagai seorang raja yang paranoid dan kejam Herodes memiliki banyak mata-mata di seluruh wilayahnya, apalagi di wilayah seputar kerajaannya di Yerusalem. Mereka mengirimkan laporan kepada raja Herodes bahwa pada malam sebelum pembantaian bayi, ada satu keluarga yang bergegas pergi menyelamatkan diri ke arah Mesir!

(Matius 2:14) - "Maka Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya MALAM ITU JUGA, lalu menyingkir ke Mesir"

PERBURUAN OLEH PASUKAN PEMBUNUH RAJA

Mendengar kabar itu, raja Herodes mengirimkan pasukan pembunuh untuk mencari dan membunuh bayi Sang Raja di mana pun dia berada.

Tradisi mengejar dan membunuh orang yang dicari sampai ke Mesir adalah hal biasa dilakukan oleh raja-raja Israel pada masa itu. Alkitab mencatat bahwa raja Yoyakim memerintahkan perburuan nabi Uria bin Semaya yang mengungsi ke Mesir setelah menubuatkan kehancuran dan pembuangan kerajaan Yehuda pada masa Yeremia. Nabi Uria bin Semaya ditangkap di Mesir, dibawa kembali ke kerajaan Yehuda, dibunuh dan mayatnya dilemparkan ke kuburan rakyat biasa (Yeremia 26:20-23).

Raja Herodes juga melakukan hal yang sama, yaitu memerintahkan pasukannya untuk mencari dan membunuh bayi Sang Raja, di sepanjang masa hidupnya! Itu artinya bahwa selama raja Herodes masih hidup, Keluarga Kudus harus terus lari dan bersembunyi untuk menghindari kejaran pasukan pembunuh yang dikirimkan raja.

Sampai di sini saya baru menyadari, betapa berbahayanya hidup Keluarga Kudus pada masa hidup raja Herodes. Mereka harus terus berlari dari satu tempat ke tempat lain untuk menyembunyikan diri. Dan Puji Tuhan, mereka tidak menghadapi pengejaran yang tidak berbelas kasihan ini dengan kekuatan manusia, tetapi setiap waktu malaikat Tuhan menampakkan diri kepada bapa Yusuf dalam mimpi untuk memimpin langkah pelarian mereka di Mesir dari satu tempat ke tempat lain.

PERJALANAN KELUARGA KUDUS DI MESIR

Malaikat Tuhan memimpin perjalanan Keluarga Kudus menjelajah dan bersembunyi di Mesir bukan melalui jalan-jalan biasa tetapi melalui tempat-tempat sepi, padang-padang gurun, gunung-gunung, gua-gua dan juga melalui sungai Nil. Jalan yang berliku-liku dan terpencil yang membuat Keluarga Kudus tidak bisa ditemukan oleh pasukan pembunuh raja Herodes.

Detail rincian peta perjalanan Keluarga Kudus di Mesir dicatat dan dilestarikan dalam Mimar (manuskrip) oleh Paus Theophilus, Patriarkat ke-23 dari Alexandria (tahun 384-412). Sumber informasi yang lain ditulis oleh para ahli sejarah dan filsuf Yunani dan Yahudi pada abad ke-2 dan ke-3.

Gereja Koptik Alexandria mencatat perjalanan Keluarga Kudus di seluruh daerah Mesir memakan waktu selama 3,5 tahun, dengan jarak tempuh perjalanan dari Betlehem ke Mesir sampai pulang ke Nazaret sejauh 2,000 kilometer! Kalau jarak Jakarta ke Surabaya adalah 795 kilometer, maka Keluarga Kudus telah menempuh perjalanan Jakarta Surabaya sebanyak 2,5 kali. Seluruh perjalanan itu dilakukan bapa Yusuf dengan berjalan kaki, menuntun keledai yang ditunggangi bunda Maria sambal menggendong bayi Tuhan Yesus!

Ada 25 tempat perhentian Keluarga Kudus di seluruh Mesir yang dilestarikan sampai sekarang, didirikan gereja-gereja Koptik maupun biara untuk memperingati dan merayakan kedatangan Keluarga Kudus di Mesir. Gereja-gereja Koptik ini dianggap yang tertua dan paling suci di antara semua gereja Kristen mula-mula.

MUJIZAT DI TANAH MESIR

Tradisi gereja Koptik Mesir mencatat dengan detail setiap tempat perhentian Keluarga Kudus dan kejadian serta mujizat yang menyertainya. Jemaat gereja Koptik Mesir sangat menghargai kehadiran Keluarga Kudus yang menjadi berkat bagi seluruh tanah Mesir. Mereka menyebut bahwa tanah Mesir diberkati oleh Tuhan karena sudah dilalui dan diberkati oleh Keluarga Kudus.

Ketika berkunjung ke gereja-gereja yang didirikan di atas gua-gua tempat persinggahan Keluarga Kudus, saya melihat bahwa selalu ada SUMUR, dan sekarang ini diutup dengan kaca yang tebal. Kaca itu semuanya basah mengembun, artinya bahwa semua sumur itu masih hidup sampai sekarang ini. Ternyata sumur itu adalah mata air yang selalu muncul ketika Keluarga Kudus singgah dan berlindung di satu tempat, baik itu di dalam gua atau di bawah pohon-pohon yang memberikan pernaungan.

Kita harus ingat bahwa Mesir adalah negara padang pasir, di mana sumber air yang utama hanyalah dari sungai Nil - dan mata air sulit untuk dijumpai, apalagi di dalam gua-gua. Kedatangan Keluarga Kudus membuat tanah yang tandus menjadi hidup dan subur dengan selalu keluarnya mata air-mata air yang segar dengan air yang manis. Pemandu wisata kami selalu menekankan mengenai rasa “air yang manis” dari setiap mata air di tempat persinggahan Keluarga Kudus. Luar biasa sekali!

Bukan hanya selalu muncul mata air, tetapi di dalam Keluarga Kudus ada Bayi Tuhan yang penuh kekudusan dan kemuliaan surgawi. Pada masa bayi Tuhan Yesus, tanah Mesir dipenuhi dengan patung-patung penyembahan berhala. Ketika Keluarga Kudus lewat, semua patung-patung berhala itu runtuh, hancur, jatuh berserakan di tanah di depan kaki Keluarga Kudus. Peristiwa ini sama dengan yang terjadi terhadap patung berhala dewa Dagon di kuil orang Filistin yang hancur dan kepalanya tergeletak di hadapan tabut Tuhan dalam kitab 1 Samuel 5:4. Ini menjadi kegentaran bagi semua orang di setiap tempat yang dilalui oleh Keluarga Kudus.

(1 Samuel 5:4) - "Tetapi ketika keesokan harinya mereka bangun pagi-pagi, tampaklah Dagon terjatuh dengan mukanya ke tanah di hadapan tabut TUHAN, tetapi kepala Dagon dan kedua belah tangannya terpenggal dan terpelanting ke ambang pintu, hanya badan Dagon itu yang masih tinggal."

Di salah satu jalan kecil di distrik el-Matarya (Jalan Eid / Jalan Shek El-Te'eban) di Kairo, semua jenis roti tidak bisa diragi (roti tidak bisa mengembang) sampai hari ini, karena ketika Keluarga Kudus pertama kali mengunjungi tempat itu pada 2000 tahun yang lalu, mereka tidak diberi roti dan diusir pergi. Ini adalah mukjizat yang masih terus terjadi yang dapat disaksikan oleh siapapun sampai hari ini. Sementara di semua jalan di sekitarnya, berbagai roti bisa diragi dan mengembang dengan baik.

Di Samanout, Keluarga Kudus sedang beristirahat di kaki gunung ketika sebuah batu besar terlepas dan hampir jatuh pada mereka. Kanak-kanak Tuhan Yesus mengulurkan tangannya dan menghentikan batu itu. Sampai hari ini, cetakan tangan anak kecil dapat dilihat di batu itu.

Melewati kota-kota lain, Keluarga Kudus berjalan ke kaki Gunung Qusqom di daerah yang sekarang disebut El-Muharrak, 300 kilometer sebelah selatan kota Kairo. Di sana mereka tinggal di sebuah gua selama sekitar enam bulan. Sebuah gereja mula-mula dibangun di atas situs ini seratus tahun setelah kunjungan Keluarga Kudus. Batu tempat kanak-kanak Tuhan Yesus berbaring dibuat menjadi altar. Di dalam gua ini juga, bapa Yusuf menerima kabar dari malaikat Tuhan untuk kembali ke Israel karena raja Herodes yang memburu mereka sudah mati (abad 4 SM).

(Matius 2:19-21) - Setelah Herodes mati, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi di Mesir, katanya: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya dan berangkatlah ke tanah Israel, karena mereka yang hendak membunuh Anak itu, sudah mati." Lalu Yusuf pun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya dan pergi ke tanah Israel.

---

Keluarga Kudus tinggal di Mesir selama tiga setengah tahun. Itu bukan merupakan perjalanan yang mudah, tetapi Keluarga Kudus menjalani semua tantangan dengan sukacita, karena mereka tahu bahwa Tuhanlah yang membimbing dan melindungi mereka. Dan dengan demikian nubuat para nabi digenapi:
- (Yesaya 19:1) “Lihat, TUHAN mengendarai awan yang cepat dan datang ke Mesir, maka berhala-berhala Mesir gemetar di hadapan-Nya, dan hati orang Mesir, merana hancur dalam diri mereka."
- (Yesaya 19:19) “Pada waktu itu akan ada mezbah bagi TUHAN di tengah-tengah tanah Mesir dan tugu peringatan bagi TUHAN pada perbatasannya.”
- (Hosea 11:1) “Mesir Kupanggil anak-Ku itu.”
Dengan mengirimkan Keluarga Kudus, maka Mesir diberkati oleh Tuhan: (Yesaya 19:25) "Diberkatilah Mesir, umat-Ku"

Pada mulanya, ke manapun Keluarga Kudus pergi maka berbagai mukjizat terjadi: patung-patung dewa berhala runtuh, mata air tiba-tiba muncul, jejak kaki anak kecil tercetak di batu-batu, kesembuhan terjadi di mana pun mereka berada. Orang-orang di semua tempat mengingat berbagai peristiwa yang menakjubkan ini dan menceritakan kepada anak-anak mereka. Semua tempat itu dikenal sebagai tempat kudus dan menjadi semakin terkenal ketika Santo Markus menyebarkan iman Kristen ke Mesir. Tiba-tiba semua orang menjadi jelas mengenai siapa pengunjung misterius yang pernah datang ke tempat itu yang meninggalkan berbagai keajaiban dan mujizat.

Kemudian gereja-gereja kecil dibangun di atas tempat-tempat ini untuk memperingati persinggahan Keluarga Kudus. Dan selanjutnya gereja-gereja yang lebih besar dibangun di atasnya dan di beberapa tempat, biara dibangun di daerah tersebut. Perjalanan Keluarga Kudus ke Mesir diperingati oleh Gereja Ortodox pada setiap tanggal 26 Desember.

Setelah perjalanan rohani ke Mesir, saya bisa memahami mengapa bunda Maria pada peristiwa perkawinan di Kana, ketika kekurangan anggur, bisa langsung berkata kepada Tuhan Yesus "Mereka kehabisan anggur,” dan kepada para pelayan, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!" (Yohanes 2:3,5). Karena bunda Maria tahu benar, bahwa Puteranya berkuasa untuk melakukan segala perbuatan ajaib semenjak masih kanak-kanak selama tiga setengah tahun pada masa pengembaraan di tanah Mesir.

BERKAT MELALUI MESIR

Di Perjanjian Lama, Mesir memiliki sejarah menentang Tuhan. Dibutuhkan sepuluh tulah dan bencana Laut Merah atas tantara Mesir sebelum umat Israel dapat pergi. Tapi Tuhan tahu bahwa orang-orang Mesir itu hatinya baik, dan dengan mengirimkan AnakNya ke sana Allah Bapa menunjukkan kesediaanNya untuk mengampuni mereka.

Tuhan memanggil Musa keluar dari Mesir untuk memimpin umatNya ke Tanah Perjanjian. Dengan cara yang sama di masa Perjanjian Baru Tuhan memanggil AnakNya Tuhan Yesus keluar dari Mesir untuk memimpin umatNya, semua orang yang percaya kepadaNya, masuk ke Tanah Perjanjian Abadi.

Mesir yang sebelumnya menjadi kutuk bagi umat pilihan, bangsa Israel, karena sudah memperbudak selama 430 tahun, kemudian menjadi berkat bagi bangsa-bangsa dengan kehadiran Keluarga Kudus. Ini sama seperti hati kita yang telah berdosa dan menentang kasih Tuhan, tetapi ketika menerima Tuhan Yesus masuk dan bertahta di hati dan hidup kita, maka Tuhan mengampuni dan mengubah hidup kita dari kutuk menjadi berkat, bagi banyak orang bahkan bagi bangsa-bangsa.

(Yesaya 43:25) - "Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu."

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

KARUNIA ROH DI HOLY LAND

$
0
0

Setelah melakukan perjalanan ke Holy Land di bulan November, ada satu teman, seorang staff dari perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya, juga melakukan perjalanan yang sama di awal bulan Desember dengan biro wisata yang berbeda.

Sebelumnya dia banyak bertanya kepada isteri mengenai hal-hal yang perlu disiapkan untuk ke Holy Land, karena ini perjalanan pertamanya. Kemudian setelah penerbangan dan sampai di Holy Land, dia tetap mengirimkan update perjalanannya.

Ternyata dia masuk di dalam group wisata rohani Katolik dan disertai seorang pembimbing rohani. Dia berangkat dengan mamanya, dan satu kamar dengan seorang wanita, pengajar sebuah universitas di Tangerang.

Setelah beberapa hari melakukan perjalanan di Holy Land, dia mengirim informasi melalui WA mengenai teman sekamarnya, kita sebut saja namanya Hana.

PENGLIHATAN DI HOLY LAND

Ketika sampai di gunung Tabor, tempat nabi Elia mendatang api dari langit dan membinasakan 450 nabi Baal, Hana menerima penglihatan Roh. Ada dua orang yang menyambut dia, satu orang tua dan satu muda. Dua orang ini menemani Hana sampai naik ke lantai atas gedung di gunung tabor yang bisa melihat sampai ke lembah Harmagedon.

Di dalam Roh, orang yang tua memperlihatkan lembah Harmagedon dibagi menjadi 9 daerah dan di tengah-tengahnya ada tanda silang. Tapi tidak dijelaskan artinya apa.

Hana merasa ketakutan, dan bilang ke teman saya tidak ingin menerima penglihatan Roh lagi.

Ketika mendapat informasi itu, kita sampaikan, kalau setelah pulang di hotel kita bisa mendoakan Hana via telepon untuk memurnikan dan meneguhkan karunia Roh yang dimiliki.

Malam itu mereka tidak menghubungi karena acaranya cukup padat.

Beberapa hari kemudian, kita mendapat informasi dan foto bahwa ketika sedang melakukan Jalan Salib di Kota Tua Yerusalem, Hana punggungnya berdarah-darah sampai tembus ke jaket yang dipakai. Dia ketakutan sekali tapi tidak tahu apa yang dihadapi dan harus dilakukan.

KARUNIA ROH STIGMATA

Bagian tubuh berdarah adalah bentuk Karunia Roh yang dinamakan Stigmata. Ini adalah bentuk ‘bayar korban’ yang sangat dalam dan murni dari Tuhan. ‘Bayar Korban’ dalam pelayanan bentuknya bisa bermacam-macam, di mana yang umum adalah tubuh mengalami sakit. Contohnya, ketika melayani orang yang akan meninggal dan terus mendoakan sampai bertemu Tuhan Yesus di surga, biasanya kita akan menderita sakit fisik, bisa sehari bisa sampai berhari-hari. Itu adalah bentuk ‘bayar korban.’

Di Alkitab ‘bayar korban’ yang dilakukan para pahlawan iman adalah penganiayaan fisik, mental, bahkan sampai kepada kematian seperti yang dialami para martir. Sedangkan ‘bayar korban’ yang agung adalah semua penolakan, pengucilan, penderitaan dan siksaan yang dialami Tuhan Yesus dari awal dilahirkan sampai kematianNya di kayu salib.

Karunia Roh di mana tubuh mengeluarkan darah, memang jarang sekali ditemui, tetapi di sepanjang masa gereja ada anak-anak Tuhan yang diberi karunia stigmata ini. Salah satu tokoh gereja memiliki karunia ini adalah Padre Pio dari Pietrelcina Italia (1887-1968). Tuhan Yesus sendiri pada saat berdoa di Taman Getsemani, tubuhnya juga mengeluarkan darah.

(Lukas 22:44) - “Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.”

Saya tahu ada karunia Roh stigmata, karena mengalami hal yang sama. Ketika menghadapi pelayanan atau doa peperangan Roh yang ‘besar’ akan darah keluar dari luka di tubuh yang terjadi. Awalnya saya bingung karena belum pernah tahu mengenai fenomena seperti ini, tetapi kemudian Tuhan memperlihatkan bahwa ini adalah bentuk “karunia” khusus. Setelah itu saya justru bersyukur karena diijinkan Tuhan Yesus menerima karunia Roh ini.

Karena peristiwa stigmata itu begitu mengguncang Hana, maka saya sampaikan bahwa dia sebaiknya dilayani doa pemurnian dan peneguhan karunia Roh, pada malam harinya di hotel.

DOA PEMURNIAN DAN PENEGUHAN KARUNIA ROH

Seperti biasa saya bangun jam 1 pagi untuk melakukan Mezbah Doa di ruang doa. Jam 2 pagi teman saya telpon dari hotel di Yerusalem, di sana jam 9 malam karena ada selisih waktu 5 jam lebih lambat. Saya menerima video call, dan diperlihatkan Hana sedang berbaring dengan keadaan yang sangat payah. Pada saat itu saya mendengar ada suara laki-laki yang berdoa, dan saya tanya ke teman saya, itu siapa - ada laki-laki di kamar wanita?

Ternyata dia adalah pembimbing rohani, dan Hana sudah dari sore mendapatkan berbagai serangan roh dan manifestasi, jadi terus didoakan sampai malam. Akan tetapi kondisinya makin payah. Dia sangat ketakutkan dan depresi, melihat banyak sekali roh orang mati yang mendatangi dia termasuk katanya ‘nenek’ teman saya yang sudah meninggal.

Saya sampaikan, sekarang saya tidak berdoa dulu, menunggu setelah pembimbing rohaninya selesai berdoa karena pelayanan doa adalah pelayanan yang ‘teratur’, tidak ‘keroyokan’ atau ‘serabutan’.

Kemudian saya menunggu, sambil melanjutkan Mezbah Doa pribadi.

Setelah setengah jam, ternyata belum juga selesai, sedangkan waktu saya semakin terbatas, karena setelah Mezbah Doa, perlu bersiap-siap untuk berangkat bekerja. Jadi saya telpon teman saya untuk berdoa di tempat terpisah, sebelum secara langsung mendoakan Hana.

Saya minta teman saya ke pojok kamar dekat kamar mandi, supaya tidak mengganggu pembimbing rohani yang masih terus berdoa untuk Hana. Saya minta dia pertama mengurapi dinding-dinding kamar hotel termasuk kamar mandi dengan minyak urapan, dan setelah itu saya berdoa.

Yang pertama adalah doa menyucikuduskan kamar hotel, dan berikutnya memberikan perlindungan roh terhadap semua orang yang ada di kamar itu. Tidak lupa dalam doa diucapkan supaya pembimbing rohaninya bisa mengakhiri doanya sehingga kita bisa bergantian mendoakan Hana. Doa belum selesai, teman saya bilang bahwa pembimbing rohani sudah selesai berdoa dan sekarang minta ijin keluar kamar. Puji Tuhan.

Setelah kamar hotel ditutup, saya bisa mendoakan Hana secara langsung dengan HP yang diatur pada mode suara ‘speaker phone’.

Kondisi Hana sangat payah dan tidak bisa bicara, jadi ketika berdoa saya meminta dia mengangguk ketika merasakan atau melihat di dalam Roh mengenai pokok doa yang saya ucapkan.

Yang pertama adalah doa memutuskan semua ikatan roh dan intimidasi iblis, dan menggantinya dengan kemuliaan Allah. Ketika saya bertanya apakah dia melihat ikatan roh dan intimidasi iblis dilepaskan digantikan dengan kemuliaan Allah, dia mengangguk.

Kemudian doa kita lanjutkan dengan dengan memberikan damai sejahtera, sukacita dan kekuatan baru dari surga supaya Hana bisa mengikuti doa-doa selanjutnya. Dan ketika dikonfirmasi, dia sudah bisa menjawab dan kemudian mengikuti kata-kata yang perlu diucapkan.

Ketika sesi doa pertama selesai, Hana berkata bahwa dia sekarang sudah tenang, tidak takut lagi. Tidak ada lagi roh-roh yang menakutkan dan mengintimidasi. Dia melihat cahaya putih yang sangat terang.

MAHLUK SURGAWI

Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa Hana sudah mulai dimurnikan karunia penglihatannya, jadi saya meneruskan dengan doa peneguhan karunia penglihatan Roh. Sesuai dengan Firman Tuhan, dia secara bertahap mulai bisa melihat satu persatu malaikat-malaikat Tuhan yang berdiri rapat mengililingi kamar hotel mereka tinggal.

(Mazmur 34:8) - "Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka."

Bahkan dia bisa melihat Tuhan Yesus yang berfirman supaya dia tidak usah takut dan kuatir. Hana berkata suara Tuhan Yesus itu lembut dan berwibawa. Semua yang dilihat adalah peneguhan mengenai kebenaran Firman Tuhan.

(Matius 18:20) - "Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Kemudian kita sampaikan kepada Hana bahwa di dalam dirinya ada Roh Kudus karena hal ini tidak ditekankan di gerejanya. Firman Tuhan bahwa “Tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: ‘Yesus adalah Tuhan’, selain oleh Roh Kudus.” (1 Korintus 12:3). Orang mulutnya bisa mengucapkan dan mengaku Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat pribadi adalah karena ada Roh Kudus di dalam dirinya.

Ketika kita doakan, Hana bisa mendengarkan suara Roh Kudus yang sangat-sangat lembut berkata, “Aku menyertai dan menolong kamu senantiasa. Aku akan mengajarkan kepadamu kebenaran Firman Tuhan.”

(Yohanes 14:26) - "Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.”

Di dalam doa, karunia Roh Hana semakin murni sehingga bisa berbicara dengan malaikat yang manjaganya. Hana berkata, “Suaranya tegas dan perkasa. Namanya Uriel. Dia bilang selalu ada menjaga saya, sejak dari dalam kandungan sampai sekarang ini.”

Dari situ Hana bisa memahami mengenai mahluk Roh yang berasal dari surga.

Kita sampaikan bahwa kita bisa membedakan apakah satu mahluk roh berasal dari surga atau dari neraka dari ‘buah’ yang dibawa. Makhluk dari surga, seperti Tuhan Yesus, Roh Kudus atau para malaikat, ‘buah’ utama yang bisa dirasakan adalah KASIH, DAMAI SEJAHTERA dan SUKACITA.

(Yohanes 14:27) - "Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu."

Sedangkan makhluk dari neraka, ‘buah’nya adalah : ketakutan, kecemasan, kekuatiran, amarah, intimidasi, cemburu, dll. – semua manifestasi dari buah daging. Neraka sama sekali tidak memiliki dan tidak bisa memancarkan kasih, damai sejahtera dan sukacita!

PEPERANGAN ROH

Kemudian Hana kita ajarkan untuk bisa masuk dalam peperangan Roh yang sebenarnya: Jika diperlihatkan Tuhan roh-roh setan, maka peperangan Roh dilakukan dengan mengucapkan, “Aku ikat dan hancurkan dalam nama Tuhan Yesus!” Harus diucapkan secara bersuara atau bisik-bisik, karena setan tidak bisa mendengar suara hati kita.

Setelah paham, kita mulai berdoa melatih masuk dalam peperangan Roh. Di dalam doa, kita membawa roh Hana keluar dari kamar hotel, berhadapan dengan roh-roh setan di luar hotel. Kemudian dia mulai mengucapkan, “Aku ikat dan hancurkan dalam nama Tuhan Yesus,” berulang-ulang. Setelah beberapa saat, kita berdoa lagi untuk mengakhiri doa peperangan Roh ini.

Hana berkata bahwa dia dibawa oleh Tuhan Yesus keluar kamar hotel dan melihat banyak sekali roh-roh setan dengan bentuk yang aneh-aneh dan seram-seram. Sekalipun begitu, ketika dia ucapkan, “Aku ikat dan hancurkan dalam nama Tuhan Yesus,” maka roh setan sebesar dan seseram apapun sambil mengeluarkan suara bersuit akan lenyap tak berbekas. Bahkan berikutnya malaikat-malaikat membantu Hana berperang sehingga dia tidak perlu melawan semuanya.

Di akhir jaman ini Tuhan Yesus mengajarkan kita di dalam peperangan Roh bukan lagi “mengusir” tetapi “mengikat dan menghancurkannya”.

(Roma 16:20) - “Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!”

Setan tidak bisa mati karena dia makhluk roh, jadi ketika diikat dan dihancurkan dalam nama Tuhan Yesus (Lukas 8:31), dia lenyap, diikat di dalam jurang maut, dan tidak bisa keluar lagi sampai pada masa tribulasi (Wahyu 9:1,2)

(Lukas 8:31) - "Lalu setan-setan itu memohon kepada Yesus, supaya Ia jangan memerintahkan mereka masuk ke dalam jurang maut."

(Wahyu 9:1,2) - “Lalu malaikat yang kelima meniup sangkakalanya, dan aku melihat sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi, dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut. Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.”

PENGLIHATAN JAMAN AKHIR

Setelah seluruh rangkaian doa selesai, saya ingat tentang penglihatannya di gunung Tabor.

Pada saat pertama kali mendapat WA mengenai penglihatan itu, kita langsung doakan dan tanyakan kepada Tuhan mengenai siapa orang itu dan apa maksudnya sembilan wilayah di lembah Harmagedon serta tanda silang di tengahnya.

Tuhan Yesus menyatakan bahwa dua orang itu adalah nabi dan rasul Tuhan. Dan Sembilan wilayah itu adalah sembilan wilayah peperangan Roh dari suku-suku Israel yang terhilang. Diperlihatkan juga bahwa kita ada di dalamnya, terlibat dalam peperangan Roh untuk umat pilihan Tuhan. Sedangkan di tengah-tengahnya adalah Tuhan Yesus sendiri, yang akan muncul dan dinyatakan pada saat Rapture. Dan setelah itu kelompoknya tidak lagi sembilan tetapi menjadi dua belas. Itu adalah pemulihan keseluruhan dua belas suku Israel dalam keselamatan di dalam Tuhan Yesus.

Ketika Hana kembali kita doakan untuk bertanya kepada Tuhan Yesus mengenai penglihatan di gunung Tabor, dia juga menyatakan hal yang sama. Hana juga diperlihatkan bahwa dia ada di tengah-tengah orang-orang yang ada di barisan peperangan Roh itu dengan memakai perlengkapan senjata Allah yang lengkap, menuju kepada Tuhan Yesus dinyatakan, di titik tengahnya - di tanda silang. Dan sebentar lagi peperangan Roh akan berakhir dan Tuhan Yesus dinyatakan di dalam Rapture. Puji Tuhan!

Setelah itu pelayanan doa kita akhiri dan saya bersiap-siap untuk berangkat ke kantor.

Besoknya teman saya kirim WA, disampaikan bahwa setelah didoakan Hana wajahnya berbeda, jadi bercahaya dan penuh damai sejahtera, tidak ada ketakutan sama sekali. Bahkan malam itu bisa tidur nyenyak, tidak seperti sebelumnya mengeluarkan suara ‘ngorok’ yang aneh. Kemudian hari-hari berikutnya sepanjang perjalanan di Holy Land dia selalu penuh sukacita, dan Tuhan memperlihatkan banyak hal-hal rohani bagi dia.

KUASA DOA DI DALAM ROH

Saya bersyukur karena diijinkan Tuhan bertemu dengan anak Tuhan dari denominasi yang lain di dalam pelayanan Roh yang dari surga. ‘Spiritual realm’ atau ‘dunia Roh’ tidak dibatasi oleh tembok-tembok denominasi seperti halnya tubuh fisik, karena justru kesatuan Tubuh Kristus di seluruh dunia di sepanjang abad terjadi di dalam Roh. Bahkan di surga sekarang ini dan nanti, tidak ada denominasi dan tidak ada pertanyaan mengenai denominasi. Dan saya percaya bahwa kejadian ini adalah jalinan rencana dan karya Tuhan Yesus yang sangat ajaib yang melampaui segala akal yang mempertemukan dan mempersatukan anak-anak Tuhan di dalam Roh.

Melalui peristiwa ini, Tuhan Yesus memberikan kita pelajaran yang lebih dalam mengenai pelayanan Roh. Kita anak-anak Tuhan memiliki kuasa di dalam Roh untuk berdoa bagi siapa saja, di mana saja, baik secara langsung, melalui telpon atau berbagai media elektronik yang ada. Kuasanya sama, karena yang bekerja bukan kita manusia yang terikat ruang dan waktu, tetapi kuasa Roh Tuhan sendiri yang menguasai ruang dan waktu. Memang sebaiknya pelayanan doa dilakukan secara langsung berhadapan karena pelayanannya bisa lebih intensif, tetapi jika terkendala jarak misalnya di kota lain atau negara lain, kita bisa melakukan pelayanan doa menggunakan berbagai media elektronik dengan kuasa dari Tuhan yang sama.

Ketika kita berdoa, Tuhan memperlihatkan di dalam Roh bahwa orang yang kita doakan ada tepat di depan kita, sehingga kita bisa mendoakan satu persatu pergumulan yang dihadapi. Jadi kita bisa mendoakan siapa saja di seluruh dunia ini, karena di dalam Roh tidak ada jarak ruang dan waktu. Kita kapan pun dan di mana pun bisa berdoa untuk keluarga atau orang-orang yang kita kasihi dengan iman percaya, bahwa kuasa Tuhan terjadi tepat seperti yang kita doakan. Bahkan pada saat berdoa, kita bisa percaya dengan iman bahwa kita sudah menerimanya di dalam Roh, maka jawaban doa itu akan terjadi di dalam fisik.

(Markus 11:24) – “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”

KARUNIA DARI SURGA ATAU DARI NERAKA

Adapun mengenai penglihatan Roh, kita perlu mengujinya apakah berasal dari Tuhan atau bukan. Yang dari Tuhan kita menyebutnya ‘karunia Roh”, dan yang dari dunia orang biasa menyebutnya indera ke-enam, atau indigo. Jika berasal dari Tuhan maka yang dilihat adalah semua makhluk surga (Allah Bapa, Tuhan Yesus, Roh Kudus, orang-orang kudus, para malaikat) dan manifestasi surga yaitu kasih, damai sejahtera dan sukacita. Jika berasal dari neraka maka yang dilihat adalah makhluk-makhluk neraka yang seram, menakutkan dan semua manifestasi yang menyertainya seperti ketakutan, kecemasan, kekuatiran, amarah, intimidasi, cemburu, dll.

Jika kita memiliki keluarga atau orang-orang yang kita kasihi, atau bahkan kita sendiri bisa melihat hal-hal roh, sebagai anak Tuhan sebaiknya jangan berdiam diri. Segera hubungi hamba-hamba Tuhan yang melayani pemurnian dan peneguhan karunia Roh, supaya jika karunia itu berasal dari surga maka bisa dimurnikan dan diteguhkan, tetapi jika berasal dari neraka segera bisa ditutup. Karunia Roh adalah talenta yang harus kita kembalikan kepada Tuhan beserta dengan buah-buah Rohnya yang melimpah.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

BABA YETU

$
0
0

Banyak karya orkestra yang mendapat pujian tinggi seperti "The Star Spangled Banner" dan "Battle Hymn of the Republic". Tapi ada satu karya yang mungkin relatif tidak dikenal berasal dari sebuah lagu thema video game yaitu "Baba Yetu". Namun ketika kita mendengarnya maka kita akan setuju bahwa selain menjadi inspirasi, lagu ini juga benar-benar tak terlupakan.

DIBUAT UNTUK VIDEO GAME

Tidak seperti banyak karya orkestra dan paduan suara yang merupakan musik klasik atau thema film layer lebar, "Baba Yetu" memiliki kisah yang unik. Christopher Tin seorang composer orkestra, suatu ketika sedang berada di sebuah reuni lima tahunan Universitas Stanford, di mana ia bertemu kembali dengan teman sekamarnya, Soren Johnson. Soren Johnson mengatakan kepada Christopher Tin bahwa ia sedang mengerjakan sebuah video game Civiliztion III di mana saat itu Christopher Tin berkata juga menyukai serial game tersebut.

Beberapa bulan kemudian, Soren Johnson menghubungi Christopher Tin dan memberitahunya bahwa ia sedang mengerjakan Civilization IV dan membutuhkan musik untuk pengenalan game dan area menu. Dia mengingatkan kembali Tin bahwa dia menyukai seri game sebelumnya (Civiliztion III), dan bertanya apakah Tin mau membantu.

Soren Johnson mendengar ada sebuah kelompok koor acapella bernama Stanford Talisman di universitas Stanford yang menyanyikan musik tradisional Afrika dan dia menginginkan karya serupa.

Christopher Tin kemudian menggubah "Baba Yetu" pada tahun 2005 dan merekamnya dengan kelompok Stanford Talisman untuk game tersebut.

Christopher Tin selanjutnya merekam ulang karya untuk album crossover klasik solo pertamanya berjudul Calling All Dawns pada tahun 2009, dan memakai group Soweto Gospel Choir (Koor Gerejawi Soweto) untuk vokal.

PEMENANG GRAMMY AWARD

"Baba Yetu" menerima banyak pujian dari para kritikus musik, termasuk dari lebih dari 20 pengulas dari publikasi video game utama seperti IGN dan GameSpy. Baba Yetu juga sangat mengesankan bagi para penggemar game Civilization IV karena kombinasi dari tema yang inspirasional dan megah dengan perkusi dan irama Afrika.

Pada tahun 2011, Baba Yetu memenangkan Grammy Award yang tidak hanya menjadikannya tema video game pertama yang dinominasikan, tetapi juga potongan musik pertama yang dikomposisikan untuk memenangkan sebuah permainan. Baba Yetu juga menjadi pemenang di Penghargaan Musik Independen dan Penghargaan Jaringan Audio Game 2006.

PERTUNJUKAN HARI INI

Hari ini, Baba Yetu ini sering dimainkan di konser Video Games Live dan bahkan telah muncul di tempat-tempat pertunjukan terkenal seperti Carnegie Hall, The Dubai Fountain, Kennedy Center, The Hollywood Bowl, dan America's Got Talent.

TAYANGAN BABA YETU DI YOUTUBE

Di bawah ini beberapa tautan Baba Yetu di Youtube.

- Baba Yetu di Video Musik Resmi game Civilization IV -- https://www.youtube.com/watch?v=IJiHDmyhE1A
- Baba Yetu di BYU Men's Chorus & Philharmonic (Christopher Tin) -- https://www.youtube.com/watch?v=vsINANZ6Riw
- Baba Yetu di Carnegie Hall -- https://www.youtube.com/watch?v=JdqDyKpF9mw
- Baba Yetu di The Dubai Fountain (Dubai) -- https://www.youtube.com/watch?v=yAD9CnKDI8A
- Baba Yetu di Kennedy Center -- https://www.youtube.com/watch?v=1Hs-Cm2qg0E
- Baba Yetu di The Hollywood Bowl -- https://www.youtube.com/watch?v=5jjAxt2Vreg
- Baba Yetu di America's Got Talent -- https://www.youtube.com/watch?v=XStvwK6yKvs
- Baba Yetu di Navy Band's Concerts Amerika -- https://www.youtube.com/watch?v=rKWQQQjAEBU

LIRIK DAN ARTI BABA YETU

"Baba Yetu" pada dasarnya adalah Doa Bapa Kami yang dinyanyikan dalam bahasa Swahili. Judulnya diterjemahkan dengan arti "Bapa Kami".

Baba yetu, yetu uliye
Bapa Kami, yang bertahta

Mbinguni yetu, yetu amina!
di Surga. Amin!

Baba yetu yetu uliye
Bapa Kami,

Jina lako e litukuzwe.
Dikuduskanlah namaMu.

Utupe leo chakula chetu
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami,

Tunachohitaji, utusamehe
Dan ampunilah kami

Makosa yetu, hey!
Kesalahan kami,

Kama nasi tunavyowasamehe
Seperti kami mengampuni sesama

Waliotukosea usitutie
Yang bersalah kepada kami

Katika majaribu, lakini
Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi

Utuokoe, na yule, muovu e milele!
Lepaskanlah kami dari yang jahat sekali dan selamanya.

Ufalme wako ufike utakalo
KerajaanMu datanglah, kehendakMu jadilah

Lifanyike duniani kama mbinguni.
Di bumi seperti di surga.

(Amina)
(Amin)

CARA TUHAN AJAIB

Kita melihat bahwa Tuhan bekerja dengan caraNya yang ajaib, sehingga Doa Bapa Kami bisa diperdengarkan dan dinikmati di seluruh dunia, bahkan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan Yesus, supaya berkat dan kuasaNya menjamah, mengubahkan hati dan pikiran umat manusia di akhir jaman ini.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman

Maranatha – Tuhanku datanglah!
(Indriatmo)

-disunting dari berbagai sumber-

---

(Matius 6:9-13) - "Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.)"

* * * * *

Berita Pesta - Desember 2018

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Penutupan Kelas Natal November/Desember 2018

Penutupan Kelas Natal

Bersyukur kepada Tuhan yang telah menuntun jalannya kelas diskusi Natal November/Desember 2018. Puji Tuhan, dari 52 peserta, ada 29 peserta yang lulus mengikuti kelas ini. Selama diskusi berlangsung peserta menunjukkan sikap kritis untuk menggali firman Tuhan mengenai kelahiran Yesus, kelahiran melalui anak dara, keunikan natur Kristus, dan aplikasi Natal. Diskusi kelas Natal berjalan sangat aktif dan peserta memiliki kemauan besar untuk belajar firman Tuhan. Harapan kami, peserta yang sudah lulus tidak berhenti belajar sampai di sini, tetapi bersedia mengikuti kelas-kelas PESTA selanjutnya. Bagi peserta yang belum lulus, masih ada kesempatan untuk bergabung kembali di kelas Natal periode selanjutnya. Doakan bagi peserta yang sudah mengikuti kelas Natal, kiranya Tuhan terus menuntun mereka untuk mensyukuri kelahiran Sang Mesias dan memahami rencana keselamatan Allah bagi hidup kita.

2. Modul SIM Sudah Dipasang di Situs PESTA

Modul SIM di situs

Kami sungguh mengucap syukur atas kemurahan Tuhan karena saat ini modul Studi Injil Markus (SIM) telah dipasang di situs PESTA.org. Modul SIM berisi pelajaran dan referensi tentang: Pengantar Injil Markus, Pendahuluan dan Pelayanan Yesus di Galilea, Yesus Menyingkir dari Galilea, Pelayanan Kristus di Perea, Pelayanan Kristus di Yerusalem, serta Penderitaan dan Kebangkitan Kristus. Dalam setiap bab, terdapat pertanyaan yang terdiri dari 60 soal pilihan ganda dan 12 soal esai yang harus dikerjakan oleh peserta sebelum mengikuti kelas diskusi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim ITS dan Multimedia yang telah membantu mengerjakan segala proses ini sehingga modul SIM dapat diakses oleh para pembaca secara luas. Harapan kami, para pengguna dapat semakin giat belajar firman Tuhan.

3. Sertifikat Kelulusan Peserta PESTA Sedang Disiapkan

Sertifikat PESTA Sedang Disiapkan

Menjelang akhir 2018, tim PESTA mempersiapkan sertifikat bagi para peserta PESTA yang telah lulus mengikuti kelas-kelas PESTA dalam setahun ini dan berharap dapat dikirim lewat email secepatnya. Doakan tim PESTA dan tim Multimedia agar dapat menyelesaikannya dengan baik dan maksimal. Kiranya sertifikat ini dapat mengingatkan setiap peserta untuk terus belajar firman Tuhan supaya dapat menjadi berkat di mana pun mereka ditempatkan Tuhan untuk melayani.

4. Terima Kasih untuk Moderator PESTA

Terima Kasih

Pada kesempatan ini, tim PESTA mengucapkan banyak terima kasih kepada para moderator sukarelawan PESTA yang telah melayani kelas diskusi PESTA selama tahun ini. Terima kasih untuk semua dorongannya supaya setiap peserta rindu belajar firman Tuhan dan termotivasi untuk terus semangat dan setia mengikuti kelas-kelas PESTA. Kami, tim PESTA, bersyukur dapat bekerja sama dengan semua moderator yang telah membantu. Kiranya kerja sama ini tidak berhenti sampai di sini saja. Harapan kami, para moderator sukarelawan PESTA juga terus menjadi alat Tuhan untuk memberitakan tentang kasih-Nya di manapun mereka berada. Biarlah Tuhan yang membalas segala jerih payahnya dalam melayani Dia.


KELAHIRAN YESUS YANG AJAIB

$
0
0

Ketika Tuhan Yesus menjelma menjadi manusia, kehidupan-Nya ditandai dengan banyak keajaiban. Salah satu keajaiban dari kehidupan Yesus yang akan dipelajari melalui tulisan ini adalah kelahiran-Nya. Dalam Matius 1:18-25, tercatat tiga keajaiban yang dapat kita pelajari tentang kelahiran Tuhan Yesus.

PERTAMA, bayi Yesus yang berada dalam kandungan Maria bukan merupakan hasil dari hubungan seorang laki-laki dan perempuan, melainkan berasal dari Roh Kudus (Matius 1:20). Karena berasal dari Roh Kudus, berarti kandungan Maria adalah kandungan yang bersifat kudus dan supernatural. Karena sifat kandungan yang demikian, banyak ahli teologi sulit menerimanya dan menganggapnya sebagai cerita dongeng.

Gambar: Quote Lukas 2

Akan tetapi, kalau kita mempelajari karya Roh Kudus dalam Alkitab, kandungan Maria yang berasal dari Roh Kudus bukanlah suatu hal yang tidak masuk akal. Kejadian 1:1-2 menggambarkan kondisi awal bumi. Dikatakan bahwa bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudra raya. Dengan deskripsi seperti demikian, jelaslah bahwa pada mulanya bumi tidak ada kehidupan. Kemudian, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Dalam bahasa aslinya, “melayang-layang” digambarkan seperti induk ayam yang mengerami telurnya, yang setelah melewati suatu jangka waktu, dari dalam telur itu keluarlah anak ayam. Inilah kehidupan yang baru. Selain itu, dalam ayat 1 dikatakan bahwa pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Kata “menciptakan” di sini dalam bahasa aslinya mengandung pengertian bahwa sebelum langit dan bumi diciptakan tidak ada kehidupan, tetapi dengan perkataan Allah yang berkuasa, bumi yang sebelumnya tidak mempunyai kehidupan, kemudian menjadi memiliki kehidupan. Semua ini bisa terjadi karena Allah itu berkuasa, dan Roh Kudus adalah pemberi hidup.

Jika kita dapat menerima uraian di atas, kita dapat pula menerima bayi Yesus yang ada dalam kandungan Maria. Bukanlah hal yang sulit bila Roh Kudus dengan kuasa-Nya menjadikan bayi Yesus hidup dalam kandungan Maria. Malaikat Tuhan berkata kepada Maria, “Roh Kudus akan datang atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungimu. Itulah sebabnya, Anak yang akan lahir itu adalah kudus dan akan disebut Anak Allah.” (Lukas 1:35). Kita sendiri tidak tahu bagaimana pekerjaan Roh Kudus sehingga bayi Yesus ada. Ini adalah suatu misteri. Yang jelas, Allah hanya meminjam kandungan Maria untuk melahirkan bayi Yesus. Kemudian, kita dapat pula membaca di dalam Kitab Suci bagaimana Allah menciptakan Adam tanpa melalui laki-laki dan perempuan. Hawa diciptakan melalui laki-laki tanpa perempuan, sedangkan Tuhan Yesus lahir melalui perempuan tanpa laki-laki. Semua peristiwa ini sekali lagi membuktikan bahwa bagi Allah tidak ada yang sulit. With God, all things are possible.

Hal yang paling mendasar adalah ketika Natal tidak dijadikan sebagai peristiwa bagi hati untuk senantiasa membuka diri kepada Yesus. Inilah yang menjadi koreksi bagi kita, yaitu Natal menjadi suatu hal yang penting.

Akan tetapi, pertanyaannya adalah: mengapa bayi Yesus harus lahir tidak boleh melalui hubungan laki-laki dan perempuan? Ini disebabkan bayi Yesus harus bebas dari segala dosa dan cela, dengan demikian Dia baru bisa memenuhi kriteria untuk menyelamatkan umat manusia yang berdosa. Ketika Allah memberikan Kristus kepada manusia, Dia memberikan yang terbaik. Bagaimana dengan kita?

KEDUA, bayi itu harus diberi nama Yesus karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka (Matius 1:21). Bayi Yesus yang akan lahir melalui kandungan Maria mempunyai satu misi, yakni menyelamatkan umat manusia dari dosa. Ada satu pertanyaan yang terus saya gumulkan selama ini. Sebelum kedatangan Kristus ke dalam dunia, di dunia ini telah ada banyak agama. Semua agama ini mengajarkan manusia berbuat baik dan bagaimana masuk surga. Bila demikian, mengapa Kristus masih harus datang? Kristus datang karena Dia ingin mengerjakan apa yang tidak dapat dikerjakan oleh agama, yakni menyelamatkan umat manusia dari dosa. Di sinilah, kita mulai mengerti Kristus harus lahir tanpa dosa. Sebelum kelahiran Tuhan Yesus, kondisi seluruh manusia berada dalam keadaan yang amat suram karena dosa. Dalam Roma 3:23 dikatakan, “Sebab semua orang telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Akibat dosa, datanglah maut (Roma 6:23).

Gambar: Quote William Barclay

Banyak orang tidak menyadari kondisi ini, dan senantiasa menggambarkan dosa sebagai suatu tindakan yang melawan hukum: mencuri, berbohong, membunuh, dan sebagainya. Karena itu, mereka berpendapat jika mereka tidak melakukan hal-hal ini, mereka bukan orang jahat dan tidak membutuhkan Tuhan. Sebaliknya, Rasul Paulus tidak sekadar menggambarkan dosa sebagai suatu perbuatan yang melanggar perbuatan hukum, tetapi dosa sebagai suatu keberadaan, suatu kekuatan yang bercokol dalam hati manusia. Dan, dosa ini mengendalikan manusia sehingga manusia menjadi tidak berdaya. Paulus berkata dalam Roma 7:15-18, “Sebab, aku tidak mengerti apa yang kulakukan karena aku tidak melakukan hal yang kuinginkan, melainkan aku melakukan hal yang kubenci. ... Jadi sekarang, bukan lagi aku yang melakukannya, tetapi dosa yang hidup di dalamku.”

Kita bersyukur, dengan kelahiran bayi Yesus, yang kemudian hari akan mati di atas kayu salib, kuasa atau kekuatan dosa yang membelenggu manusia telah dipatahkan. Hal ini seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 15:54-57, “Kematian sudah ditelan dalam kemenangan. Hai kematian, di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu? Sengat maut adalah dosa, dan kuasa dosa adalah Hukum Taurat. Namun, kita bersyukur kepada Allah yang memberikan kita kemenangan melalui Tuhan kita, Yesus Kristus.”

KETIGA, Anak itu akan dinamakan Imanuel yang berarti Allah menyertai kita (Matius 1:23). Banyak ahli teologi berpendapat bahwa ayat ini merupakan penggenapan nubuat Yesaya 7:14, “Karena itu, Tuhan sendiri akan memberimu satu tanda ini: Seorang perawan akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, nama-Nya akan disebut: Imanuel.”

Gambar: Quote Jan Hus

Ayat ini merupakan suatu nubuat yang diucapkan oleh Nabi Yesaya 700 tahun sebelum kelahiran bayi Yesus. Pada waktu itu, takhta Raja Ahaz (ayah Hizkia) sedang terancam oleh suatu koalisi antara raja Israel (Pekah) dan raja Syria (Rezin). Konspirasi kedua raja bertujuan untuk meruntuhkan dinasti Daud dan menggantikannya dengan sebuah kerajaan yang sesuai dengan pilihan mereka. Dalam situasi yang gawat ini, Tuhan mengutus Nabi Yesaya untuk meyakinkan Raja Ahaz supaya dia tetap percaya bahwa Tuhan akan menolongnya. Untuk meyakinkan Raja Ahaz, dia boleh meminta suatu tanda dari Tuhan. Namun, Raja Ahaz tidak mau, bahkan lari minta pertolongan kepada Raja Asyur.

Tuhan amat sedih dengan perbuatan Raja Ahaz, tetapi Dia tetap memberikan suatu tanda kepada Raja Ahaz, yakni seorang perempuan akan melahirkan seorang anak, dan Dia akan dinamakan Imanuel. Dengan kelahiran anak itu, Tuhan menyatakan bahwa walau Raja Ahaz telah meninggalkan Tuhan, tetapi Tuhan tetap akan menyertai Ahaz dan menyelamatkannya dari tangan koalisi raja Israel dan Syria. Di kemudian hari, kelahiran Tuhan Yesus yang disebut sebagai Imanuel, akan menjalankan fungsinya, yakni menyertai segenap umat manusia.

Acap kali hidup kita dipenuhi oleh berbagai permasalahan sehingga ada yang bertanya, “Bila dikatakan bahwa Tuhan menyertai saya, mengapa hidup saya memiliki begitu banyak masalah? Satu masalah belum selesai, yang lain datang lagi.” Syukur, ada seorang pengarang Kristen yang mencoba menjawab semua pertanyaan ini dengan menulis demikian:

Anak-Ku tersayang,

Manusia sangat bingung dengan cara-Ku bekerja. Mereka pikir pekerjaan-Ku adalah melepaskan segala kesulitan mereka. Aku harus memperbaiki setiap kondisi buruk dan membuat setiap keadaan menjadi sempurna.

Maaf, itu bukan tugas-Ku. Aku akan memperbaiki beberapa dari keadaanmu, tetapi kamu tetap akan mendapat sejumlah persoalan. Kabar gembiranya adalah bahwa jika kamu mengenal Aku, kamu akan mengetahui bahwa Aku selalu bersamamu. Aku akan membimbingmu melewati kesukaran-kesukaranmu dan keluar dari sisi yang lain.

Anggaplah kehidupanmu sebagai sebuah hutan belukar, dan Aku adalah pembimbingmu. Aku tidak akan mengubah hutan belukar itu menjadi Disneyland. Namun, Aku akan membimbingmu melewati hutan belukar itu. Manakala hidupmu menjadi liar, janganlah takut. Melekat erat-erat sajalah. Aku akan membantumu melewatinya.

Pembimbingmu,

Tuhan

Audio Kelahiran Kristus yang Ajaib

Diambil dari:
Judul buku:Buletin Gereja Kristen Abdiel (GKA) GLORIA Surabaya, edisi 3/Desember 2004
Judul artikel:Kelahiran Kristus yang Ajaib
Penulis artikel:Pdt. William Liem
Halaman:4 -- 5
Kategori: 

MINYAK URAPAN

$
0
0

Di Alkitab ada simbol-simbol yang dipergunakan dalam pelayanan, misalnya: baptisan mempergunakan air, perjamuan kudus mempergunakan roti dan anggur dan untuk menyucikan digunakan garam. Adapun untuk berdoa, para murid Tuhan Yesus dan jemaat mula-mula di Perjanjian Baru mempergunakan minyak.

-- (Markus 6:13) – “Mereka (para murid) mengusir banyak setan, dan MENGOLES banyak orang sakit dengan MINYAK dan menyembuhkan mereka.”

--(Yakobus 5:14) – “Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua
jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta MENGOLESNYA dengan MINYAK dalam nama Tuhan.”

Minyak urapan untuk berdoa pada masa itu mempergunakan minyak zaitun, yang dioleskan pada bagian tubuh yang sakit atau dituang pada bagian tubuh yang luka.

Minyak urapan untuk berdoa ini berbeda dengan minyak urapan yang disebutkan dalam Kitab Perjanjian Lama. Minyak itu dalam Perjanjian Lama digunakan mengurapi raja atau imam dibuat dengan campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah dan menjadi minyak urapan yang kudus (Keluaran 30:25). Orang awam dilarang membuat minyak urapan kudus seperti itu, dan jika ada yang membuat campuran itu harus dihukum mati (Keluaran 30:33).

--(Keluaran 30:25) – “Haruslah kaubuat semuanya itu menjadi minyak urapan yang kudus, suatu campuran rempah-rempah yang dicampur dengan cermat seperti buatan seorang tukang campur rempah-rempah; itulah yang harus menjadi minyak urapan yang kudus.”

--(Keluaran 30:33) – “Orang yang mencampur rempah-rempah menjadi minyak yang semacam itu atau yang membubuhnya pada badan orang awam, haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya.”

Minyak urapan yang sekarang ini banyak dipergunakan adalah minyak zaitun/olive oil atau minyak goreng biasa yang didoakan Hamba Tuhan atau didoakan sendiri, gunanya untuk sarana dalam berdoa seperti yang terdapat di dalam Yakobus 5:14.

Selain untuk mengoles pada orang yang sakit, juga untuk menyucikan atau doa peneguhan. Di gereja Katolik, minyak digunakan untuk mengurapi dalam sakramen perminyakan - untuk orang- orang yang sakit parah atau lansia.

Dalam melayani Pelepasan dan Pemulihan, kita PD Yoel Ministry menggunakan minyak urapan yang dioles dalam bentuk tanda salib di dahi kepala, atau dioles pada bagian yang sakit. Jika mendoakan rumah, minyak urapan dioleskan dalam bentuk tanda salib kecil di dinding, jendela, pintu, lantai, perabotan rumah atau kendaraan yang didoakan.

Secara fisik yang dilihat adalah kita mengoleskan minyak urapan ke bagian-bagian atau perabotan rumah, tetapi di dalam Roh terlihat sinar putih biru yang menyelubungi dan melindungi rumah yang didoakan.

Pada saat doa penyucian rumah, maka semua roh teritorial yang mengikat tanah, bangunan maupun perabotan rumah, diikat dan dihancurkan di dalam nama Tuhan Yesus. Roh-roh setan yang bercokol itu hilang lenyap digantikan dengan perlindungan sinar putih biru dari surga. Begitu juga kalau kita menginap di hotel, maka yang pertama kali kita lakukan adalah menyucikuduskan kamar hotel dengan mempergunakan minyak urapan.

Minyak urapan bisa diperoleh dari gereja-gereja yang menyediakannya setelah didoakan oleh hamba Tuhan. Tetapi jika tidak ada, kita bisa membuat minyak urapan untuk berdoa, dengan mempergunakan minyak Zaitun/olive oil yang bisa dibeli di toko-toko swalayan atau minyak goreng.

Untuk minyak urapan, saya biasa membeli olive oil/minyak zaitun yang harum di toko swalayan kemdian
memasukkan ke dalam botol parfum kecil dengan ujung bola rol yang dibeli di toko parfum harganya Rp 5 ribu-an, sehingga praktis dimasukkan di tas Alkitab atau di saku.

Minyak itu kita doakan dengan tumpang tangan, “Tuhan Yesus,suci kuduskan dan berkati minyak ini dengan kemuliaan Allah Bapa, kuasa darah Kristus, Api Roh Kudus, dan segenap kuasa kebenaran Firman Tuhan - menjadi minyak urapan untuk pelayanan doa yang berkuasa. Dalam nama Tuhan Yesus. Amin.”

Mengenai minyak urapan ini ada pengalaman bu Naomi yang mau mencoba berdoa dengan mempergunakan minyak urapan. Bu Naomi tinggal di Singapore beribadah di gereja tradisi. Kemudian saya sharing mengenai minyak urapan seperti di atas. Di rumahnya bu Naomi ternyata mempunyai olive oil, kemudian didoakan sendiri tumpang tangan dengan mempergunakan doa di atas.

Pada malam hari pada saat semuanya tidur, rumah disucikuduskan dengan mempergunakan minyak urapan, dioleskan di pintu, jendela, dinding dll.

Pagi harinya pembantu yang bekerja di sana bercerita bahwa malamnya dalam mimpi dibangunkan suara, “Bangun, ayo bantu ibu repot”; dan diperlihatkan bu Naomi sedang ‘memasang’ teralis besi putih mengelilingi rumah. Dia sempat bangun dan heran karena itu jam satu malam dan rumah sunyi senyap. Mengenai perintah ‘disuruh membantu’, ternyata maknanya yaitu disuruh mendukung berdoa.

Pada saat itu dia heran, masak semua bagian rumah dipasangi teralis, nanti bagaimana bisa lewat. Pagi harinya dia memeriksa satu persatu jendela dan pintu, semuanya masih terbuka seperti biasanya. Teralis cahaya putih itu hanya bisa dilihat di dalam Roh sebagai bentuk perlindungan atas rumah bu Naomi yang sudah didoakan disucikuduskan dengan minyak urapan.

Ada pengalaman iman anak Tuhan yang lain, bersaksi bahwa pada sore hari hatinya digerakkan Tuhan Yesus mengurapi dan mendoakan seluruh rumahnya dengan minyak urapan. Pagi hari berikutnya ada tetangga depan rumah yang bercerita, bahwa ketika bangun tengah malam dia melihat melalui jendela, bahwa rumah anak Tuhan itu sedang terbakar. Tetapi anehnya api berwarna putih kebiruan menyala menyelubungi seluruh rumah.

Ketika melihat ‘kebakaran’ itu dia tidak takut, tetapi justru ada damai sejahtera yang bergulung-gulung yang melingkupi hatinya. Pada saat itu dia tahu bahwa itu bukanlah rumah yang terbakar tetapi penglihatan di dalam Roh.

Itu adalah bentuk lain dari perlindungan Tuhan di dalam Roh seperti yang dinyatakan dalam Zakharia 2:5, bahwa Tuhan melindungi anak-anakNya dengan tembok berapi sekeliling dan kemulianNya diam di tengah-tengah rumahnya. Luar biasa sekali. Puji Tuhan!

-- (Zakharia 2:5) – “Dan Aku sendiri, demikianlah firman TUHAN, akan menjadi tembok berapi baginya di sekelilingnya, dan Aku akan menjadi kemuliaan di dalamnya."

Tuhan Yesus melalui peristiwa itu menunjukkan dua hal - yang pertama: setiap anak Tuhan mempunyai kuasa yang sama untuk membuat dan mendoakan minyak urapan. Kedua, berdoa dengan minyak urapan dinyatakan oleh Tuhan Yesus berkenan dihadapanNya, sehingga setiap perlindungan dan kuasa doa yang diminta langsung diberikan di dalam Roh.

---

Sekarang ini sebagai anak-anak Tuhan di mana pun kita bisa mencoba mengalami sendiri bertemu secara langsung dengan Tuhan Yesus dan mengalami sendiri setiap kuasa surgawi yang telah disediakanNya di setiap FirmanNya di dalam Alkitab.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

Maranatha – Datanglah Tuhan Yesus ! (Wahyu 22:20)

(Indriatmo/PD Yoel Ministry)

* * * * *

Berita Pesta - Januari 2019

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. PESTA Melangsungkan Kelas DIK Januari/Februari 2019

Mempelajari doktrin dasar kekristenan merupakan hal yang sangat penting untuk iman kita. Jika kita memiliki dasar iman yang benar, tentunya kita tidak mudah digoyahkan oleh doktrin yang tidak sehat. Bisa jadi, malah muncul banyak pertanyaan dari dalam diri kita. Apa tujuan Allah menciptakan segala sesuatu? Mengapa manusia bisa jatuh ke dalam dosa?

Kelas DIK Januari-Februari 2019

Bagaimana peran Kristus sebagai Adam Kedua? Bagaimana kita mensyukuri hidup baru yang diberikan karena anugerah dalam kematian? Inilah yang dipelajari oleh peserta kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2019. Dari empat puluh pendaftar, ada 23 peserta yang lolos untuk mengikuti kelas ini karena telah mengumpulkan tugas tertulis. Mohon dukungan doa agar Tuhan menolong peserta kelas DIK periode ini dalam mengikuti setiap diskusi. Kiranya setiap peserta semakin rajin melakukan studi Alkitab dan mencintai firman-Nya dengan menerapkannya dalam hidup sehari-hari.

2. Pengiriman Sertifikat Kelulusan Peserta PESTA 2018

Sertifikat

Kami mengucapkan selamat atas kelulusan peserta kelas PESTA sepanjang 2018. Tim PESTA telah mengirimkan sertifikat kepada 53 peserta PESTA 2018 melalui email. Jika terdapat kesalahan dalam penulisan nama, mohon Bapak/Ibu memberi konfirmasi ke kusuma@in-christ.net. Kiranya sertifikat-sertifikat yang Anda terima ini mengingatkan bahwa kita semua adalah murid-murid Kristus yang dituntut untuk terus bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan. Sampai jumpa dalam kelas-kelas PESTA 2019!

3. Tim PESTA Mengikuti Progsif di Solo

Progsif

Pada 14 Januari 2019, staf PESTA berkesempatan mengikuti Program Intensif (Progsif) dari STRISKA (Sekolah Tinggi Reformed Injil Surakarta) yang disampaikan oleh Pdt. Ir. Agus Marjanto, M.Th.. Progsif yang berjudul Church: The Bride of Christ diikuti oleh staf PESTA (Lena, Mei, dan Roma) di Hotel Adhiwangsa, Solo. Dalam Progsif tersebut, kami belajar pentingnya gereja sebagai mempelai Kristus. Allah mencintai jemaat-Nya, dan Kristus rela mati untuk gereja-Nya. Pendeta Agus juga menekankan bahwa para pemimpin dan pelayan gereja harus sungguh-sungguh dalam melakukan pelayanan untuk membimbing pertumbuhan iman para mempelai Kristus dan senantiasa menjaga kekudusan mimbar ataupun kehidupan doa dalam gereja. Kiranya melalui progsif ini, staf PESTA semakin terdorong untuk selalu menjaga kekudusan dan mengembangkan pelayanan bagi gereja Tuhan, baik untuk gereja lokal maupun "gereja-gereja"-Nya melalui pelayanan PESTA.

4. Pendaftaran Kelas Paskah Maret/April 2019

Informasi Kelas Paskah 2019

PESTA kembali membuka kelas Paskah! Dalam diskusi ini, peserta akan mempelajari arti Paskah dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kematian Kristus, serta kebangkitan Kristus. Secara khusus, kelas ini juga membahas mengenai isu-isu kebangkitan Yesus Kristus dan makna Paskah bagi gereja masa kini. Ikutilah kelas Paskah 2019 yang akan berlangsung pada Maret/April 2019! Silakan mengeklik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas Paskah, dan admin kami akan segera merespons Anda:

Bertumbuh Sebagai Orang Kristen yang Sehat

$
0
0

Sangatlah wajar dan tepat bila merasa gembira karena seseorang bertobat. Itulah peristiwa paling berarti dalam hidup -- dilahirkan baru, menjadi satu ciptaan baru dalam Kristus. Akan tetapi, peristiwa yang berarti dan kegembiraan yang mengikutinya itu tidak membenarkan sikap mengabaikan dan acuh tak acuh terhadap proses pertumbuhan yang rumit yang dijalani setiap orang Kristen melalui kelahiran baru ini. Karena pertumbuhan mencakup begitu banyak hal -- mulai hal-hal kecil, hingga waktu, kedisiplinan, dan kesabaran -- biasanya kita mengabaikan pertumbuhan tersebut dan mengalihkan perhatian kita kepada sesuatu yang bisa cepat kita lakukan, yaitu peristiwa pertobatan itu sendiri.

Quote Eugene Peterson

Penginjilan mendesak kerohanian keluar dari daftar agenda kita. Akan tetapi, melahirkan bayi-bayi bukanlah suatu pekerjaan; hanya mengasuh dan membesarkan merekalah yang merupakan pekerjaan. Tentu lebih mudah untuk melahirkan bayi. Akan tetapi, bila gereja menolak atau mengabaikan pekerjaan berat yang ruwet dan makan waktu yang lama dengan menuntun makhluk-makhluk baru yang lahir untuk menuju kedewasaan, berarti gereja melalaikan bagian utama dari apa yang terdapat di dalam Alkitab.

Rasul Paulus sering memakai kata "pertumbuhan" waktu ia menasihati jemaat untuk terlibat penuh dalam kehidupan mereka dalam Roh. Pada waktu kita menjadi dewasa dalam iman, ia berkata, "Kita bukan lagi anak-anak, ... (tetapi) kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala" (Efesus 4:14-15). "Imanmu makin bertambah" berupa kata pujian kepada sidang jemaat di Tesalonika (2 Tesalonika 1:3).

Petrus menekankan kepada orang percaya, "Bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juru Selamat kita Yesus Kristus" (2 Petrus 3:18). Dengan membandingkan mereka dengan bayi-bayi yang baru lahir, ia menyuruh mereka agar "selalu ingin akan air susu yang murni dan rohani, supaya oleh-Nya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan" (1 Petrus 2:2).

Pertumbuhan merupakan kiasan pokok dalam beberapa perumpamaan yang melibatkan kita untuk berpartisipasi dalam Kerajaan Allah. Gambaran pertumbuhan yang dinyatakan secara paling dramatis terdapat tepat di bagian tengah Injil Yohanes (12:24). Yesus mengatakan bahwa jikalau biji itu tidak jatuh ke tanah dan mati, benih itu tidak akan bertumbuh. Pertumbuhan merupakan perhatian utama Injil Yohanes -- menjadi dewasa dalam segala sesuatu yang Allah lakukan dalam Kristus, mengumpulkan semua bagian hidup kita dan semua seluk-beluk kehidupan Yesus menjadi satu keutuhan. Yohanes menyusun Injilnya menjadi dua bagian yang hampir sama yang gambaran pertumbuhan dalam pasal 12:24 ini merupakan poros yang menahan kedua bagian itu menjadi satu.

Jika kita menjalani kehidupan beriman secara alkitabiah, pertumbuhan merupakan sesuatu yang paling wajar di dunia ini -- atau dalam kenyatannya, merupakan hal yang paling adikodrati di dunia.

Jika kita menjalani kehidupan beriman secara alkitabiah, pertumbuhan merupakan sesuatu yang paling wajar di dunia ini -- atau dalam kenyatannya, merupakan hal yang paling adikodrati di dunia. Kita tidak bisa mencegah seorang anak bertumbuh, tetapi kita mengetahui ada orang tua yang berusaha agar anak-anak mereka tetap tidak dewasa seumur hidupnya dan kadang-kadang mereka berhasil. Beberapa pemimpin Kristen melakukan hal itu juga. Akan tetapi, jika para pemimpin dalam himpunan orang Kristen meninggalkan jalan mereka dan membiarkan Roh memimpin langkahnya, pertumbuhan terjadi dan orang-orang percaya memiliki sepenuhnya karunia-karunia Roh waktu Roh hidup dan berkembang dalam kita.

Jika Allah bekerja dalam kita, dengan sendirinya kita akan bertumbuh. Namun, keadaan "dengan sendirinya" itu tidak berarti pertumbuhan berlangsung tanpa rasa sakit. Pertumbuhan membuat bagian-bagian baru dari pikiran, emosi, dan tubuh kita bekerja. Apa yang kita alami pada saat-saat seperti itu sering terasa menyakitkan. Kita tidak biasa mengembangkan diri dengan cara seperti itu. Akan tetapi, rasa sakit ini janganlah mengejutkan kita -- otot-otot kita sakit setiap kali kita melakukan kegiatan baru. Para atlet sudah tahu bahwa otot-otot mereka akan sakit ketika mereka mulai berlatih. Penyerahan diri kepada Kristus dan ketaatan pada semua perintah-Nya membuat kita berkembang melampaui keadaan diri kita, dan itu menyakitkan. Akan tetapi, rasa sakit ini amat berbeda dengan rasa sakit yang diakibatkan oleh siksaan atau penghukuman. Rasa sakit suatu pertumbuhan tidak akan kita sesalkan karena rasa sakit ini justru menuju kepada kesehatan, bukan kepada penyakit atau sakit saraf.

Sebagian besar pertumbuhan terjadi secara tidak disadari. Dalam hal ini, pertumbuhan biologis dan pertumbuhan rohani dapat disamakan. Kita tidak bisa melihatnya terjadi, hanya melihat bahwa itu sudah terjadi -- dan mereka yang paling dekat dengannya sering kali menjadi orang yang paling tidak menyadari.

Quote Kolose

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memajukan dan menolong pertumbuhan dalam diri kita dan orang lain. Akan tetapi, pertumbuhan yang sebenarnya berlangsung dengan cara yang misterius, jauh melampaui kemampuan kita untuk menyelidiki dan mengawasinya. Segala sesuatu yang kita lakukan itu penting, tetapi tidak satu pun yang bersifat menentukan. Satu hal yang perlu disadari ialah pertumbuhan orang Kristen merupakan pekerjaan Roh; Ia yang memberikan arah dan bentuknya. Perkumpulan Kristen hanya bisa melihat dengan heran pada apa yang terjadi meskipun perkumpulan Kristen itu terlalu sering mengeluh tentang kekacauan dan kesusahan, seperti orang tua yang marah.

Mawas diri dalam hal ini adalah keliru. Roh yang berkuasa dalam iman kita terus-menerus menghalangi tindakan mawas diri. Pertumbuhan itu berlangsung tenang, tersembunyi, diam, dan sunyi. Prosesnya tidak bisa dicapai oleh suatu penyelidikan. Terus-menerus mengukur temperatur kerohanian kita tidaklah baik bagi kesehatan kita. Jika kita mawas diri terhadap pertumbuhan kita, apa yang sesungguhnya kita lakukan adalah menyelidiki perasaan kita -- dan perasaan terkenal akan kebohongannya, khususnya dalam hal iman.

Perhatian kita terhadap pertumbuhan rohani tidak akan menjadi gangguan emosi dengan kecenderungan mawas diri hanya bila kita ikut serta dalam persekutuan ibadah. Pertumbuhan rohani yang sehat membutuhkan kehadiran orang lain -- saudara seiman, pendeta, dan guru. Dengan hidup secara terpencil dan menyendiri, kita tidak bisa bertumbuh. Dua atau tiga orang yang berkumpul dalam nama Kristus akan saling memelihara kesehatan jiwa.

Tuhan memberikan kita bermacam-macam sarana untuk bertumbuh; doa dan Alkitab, ketenangan dan keteduhan, penderitaan dan pelayanan. Akan tetapi, sarana dasar yang paling penting adalah ibadah bersama. Pertumbuhan rohani tidak bisa terjadi dalam keterpencilan. Pertumbuhan rohani bukanlah hal pribadi antara orang Kristen dan Allah. Dalam ibadah, kita datang di hadapan Allah yang mengasihi kita di tengah-tengah orang lain yang juga Ia cintai. Dalam ibadah, lebih dari waktu-waktu lainnya, kita dengan sengaja membuka diri untuk pekerjaan Allah dan kebutuhan sesama kita, keduanya mengharuskan kita untuk tumbuh menjadi sempurna menurut gambar Kristus, yang adalah Allah dan manusia bagi kita. Ibadah secara teratur dan setia sangat penting bagi pertumbuhan kekristenan, sama halnya dengan makanan dan tempat bernaung bagi anak yang sedang tumbuh. Ibadah merupakan terang dan udara, yang di dalamnya pertumbuhan rohani berlangsung.

Audio Bertumbuh sebagai Orang Kristen yang Sehat

Diambil dari:
Judul buku:Pola Hidup Kristen
Judul artikel:Bertumbuh sebagai Orang Kristen yang Sehat
Penulis artikel:Eugene Peterson
Penerbit:Yayasan Kalam Hidup, Bandung 2002
Halaman:55 -- 58
 

Berita PESTA 2019

Hati Seorang Hamba

$
0
0

Kesan terhadap PESTA lewat pengajaran awam pemahaman tentang Alkitab yang kita terima menjadikan setiap kita kiranya lebih mengenal Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat dalam hidup kita lebih dekat lagi, semoga PESTA bertambah maju dan lewat PESTA banyak jiwa dijangkau datang belajar dan di ubahkan menjadi hamba-hamba yang setia, sehingga mereka menjadi berkat bagi banyak jiwa yang belum mengenal Yesus dan mereka memperoleh keselamatan yang ada hanya didalam Dia.

Jika bicara berkah yang diperoleh saat mengikuti kelas DIK kita bisa mengenal banyak teman dari berbagai aliran dedominasi gereja-gereja di Indonesia dengan ragam budaya dan bahasa yang berbeda pula. Saat ini begitu banyak orang-orang dipakai dari berbagai generasi yang haus dan lapar akan Firman Allah khususnya anak-anak muda begitu antusias membuat saya juga mau belajar dan mencari kebenaran itu.

Kesaksian yang saya terima saat mengikuti kelas DIK saya diperhadapkan dengan jawaban-jawaban yang bagus-bagus dari seluruh peserta dalam satu topik yang dibahas saya bisa merasakan ada sebagaian peserta yang membawa kita masuk dalam dogma yang mereka percayai sebab itulah yang mereka pahami ini sesuatu yang wajar saya rasa karena faktor perbedaan aliran, tetapi saya percaya dengan firman Tuhan di dalam Alkitab yang saya baca yaitu dalam Lukas 6:43 "Karena tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Ayat 44 Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur. Terlepas apapun itu perbedaan kita birlah kita terus meninggikan Dia raja diatas segala raja supaya hidup kita di tuntun oleh Roh Kudus masuk dalam hadirat-Nya dan kita harus tetap berlandaskan kepada Firman Allah yaitu Alkitab kita yang menjadi makanan rohani kita, setiap pagi setia saat teduh tiap pagi membawa kita haus akan Firman Allah itu sendiri, seperti ada kecanduan seperti saat kita pacaran ingin ketemu setiap waktu dengan pacar kita, itulah yang menjadikan kita dewasa dalam kerohanian sehingga kita bisa megalami mujizat demi mujizat dan membawa damai dimanapun kita berada sehingga ada otoritas dari Allah turun atas hidup kita dan mengahasilkan buah ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat bahkan ada yang seratus kali lipat lebih, seperti kuasa pada murid-murid Tuhan Yesus seperti Petrus saat berkotbah tiga ribu orang bertobat dan dibabtis.

Besar harapan saya lewat blog ini banyak orang mengenal Yesus sebagai Tuhan menuju jalan keselamatan itu sebab hanya Yesus lah satu-satunya jalan itu yang ada di dunia ini, biarlah lewat blog ini setiap kita terus mencari wajah Tuhan merendahkan diri setiap saat intim dengan Tuhan masuk dalam pujian dan penyembahan menghadirkan hadirat-Nya dan memikmatinya dengan hati yang tulus sehingga kita dipuaskan dan jangan lupa bahwa kita harus sadar bahwa setiap kita hanyalah hamba alias kacung jadi tak ada yang bisa kita banggakan dari hidup ini sebab firman Tuhan ada tertulis banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih, Matius 22:14

Tuhan Yesus Memberkati

BAYAR HARGA DAN BAYAR KORBAN

$
0
0

Di dalam hidup sehari-hari, ada anak-anak Tuhan yang ketika mulai bertekun dalam kekudusan, melakukan Firman Tuhan dan setia berdoa, malah menderita berbagai musibah, penderitaan atau ditimpa berbagai sakit penyakit. Ada juga juga anak-anak Tuhan yang hidupnya kudus dan setia melayani, tetapi jatuh sakit bahkan bisa berhari-hari.

Musibah atau sakit penyakit yang dialami oleh anak-anak Tuhan yang mau bertekun, terbagi dalam dua kategori yaitu ‘bayar harga’ dan ‘bayar korban’.

1. BAYAR HARGA

Penderitaan tubuh/fisik atau hidup karena setan punya hak legal atas kehidupan kita karena dosa atau kesalahan masa lalu dari nenek moyang, orang tua atau diri sendiri. 'Bayar Harga' diijinkan Tuhan untuk memurnikan dan menyuci kuduskan hidup atau harta benda, sehingga setan tidak punya 'hak legal' dan tidak bisa menuduh lagi.

CONTOH BAYAR HARGA :

- Rasul Paulus menderita sakit kulit yang busuk akibat ada iblis yang menggocoh tubuhnya. Iblis punya ‘hak legal’ atas tubuh fisik Rasul Paulus karena dosa masa lalunya ketika masih bernama Saulus yang menyiksa dan membunuh orang-orang Kristen mula-mula.

(2 Korintus 12:7) - "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri."

- Rentenir, koruptor, penipu, penjudi atau orang yang pergi ke dukun pesugihan, ketika bertobat maka harta yang dimiliki dari kejahatannya akan diambil oleh iblis melalui berbagai musibah dan sakit penyakit. Tuhan mengampuni dosa orang yang bertobat, tetapi harta yang diperoleh dari dosa dan kejahatan adalah 'hak legal' iblis.

- Orang yang pelit dan selalu penuh perhitungan ketika bertobat akan mengalami berbagai musibah dan dukacita untuk mengubah dan membentuk hati dan karakternya, sehingga ketika menerima berkat yang kudus dan murni dari surga akan menjadi murah hati membagikan dengan berlimpah-limpah kepada banyak orang.

(Matius 10:8b)- “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.”

Memang tidak semuanya diijinkan Tuhan diambil oleh iblis, karena jika demikian maka orang tersebut akan mati - karena semua hasil kejahatan sudah dimakan puluhan tahun sudah menjadi daging. Sampai batas tertentu Tuhan mengijinkan iblis mengambil haknya, tetapi secara kemanusiaan terlihat sebagai berbagai-bagai dukacita dan penderitaan.

2. BAYAR KORBAN

Penderitaan tubuh/fisik atau hidup sebagai ‘korban yang kudus’ yang dipilih dan ditentukan oleh Allah Bapa untuk “membayar” keselamatan orang lain atau jawaban-jawaban terhadap hal-hal yang kita doakan. Ini adalah ‘hukum roh’ yang harus dialami secara fisik, yang diijinkan Tuhan dialami oleh anak-anak pilihan-Nya.

Di hadapan Allah Bapa, ‘bayar korban’ adalah bentuk ‘persembahan yang kudus’ yang ‘terbaik’ karena ditentukan dan dipilih sendiri oleh Allah Bapa. Sama seperti Allah Bapa memilih Ishak dari hidup Abraham.

‘Bayar korban’ hanya akan diminta oleh Allah Bapa dari anak-anak pilihanNya saja. Yang pertama adalah karena ‘korban’ diambil dari ‘hidup yang kudus’.

Yang kedua adalah karena anak-anak Tuhan ini sudah menyerahkan hidup sepenuhnya bagi Tuhan, sehingga Allah Bapa berkenan untuk mengambil “hak-Nya”. Allah Bapa bukanlah “pencuri” atau “perampok” seperti iblis, sehingga ketika sama sekali tidak akan memaksa orang untuk ‘bayar korban’.

Ini seperti anak muda kaya yang disarankan Tuhan Yesus untuk menjual harta kekayaannya, membagi dengan orang miskin dan mengikut Dia. Tetapi ketika dia menolak, Tuhan Yesus tidak memaksa atau merampas harta miliknya.

Yang ketiga, Allah Bapa melihat bahwa anak-anakNya ‘sudah siap’ untuk berkorban. Proses pemilihan anak-anak Tuhan yang akan masuk dalam ‘pasukan bayar korban’ ini dipersiapkan secara khusus oleh Allah Bapa sendiri melalui Roh Kudus yang ada di dalam hidup anak-anakNya selama tahun-tahun kehidupan yang dijalani. Proses sampai kepada ‘bayar korban’ ini tidak terjadi begitu saja, melainkan dipersiapkan secara hati-hati dan teliti oleh Allah Bapa di surga.

‘Bayar korban’ adalah bentuk ‘menabung di surga’ yang sangat dihargai oleh Allah Bapa, karena Allah Bapa yang menentukan sendiri apa yang harus dipersembahkan oleh anak-anak yang dikasihiNya. Ketika ‘bayar korban’ diberikan, pada saat itu Allah Bapa sudah mempersiapkan ‘upah besar’ di surga.

Selain itu ketika mau terus bertekun di dalam ‘bayar korban’, maka selama menjalani kehidupan di dunia, anak-anak Tuhan akan semakin merasakan kekudusan dan kemulian surgawi, bahkan kuasa yang semakin besar di dalam Roh.

Itu semua adalah ‘upah’ yang disediakan bagi anak-anak Tuhan yang dipilih untuk ‘bayar korban’ baik upah di surga maupun di dunia.

CONTOH BAYAR KORBAN :

- Badan sakit berhari-hari, ketika berdoa secara khusus (doa merampas dari api) untuk orang-orang yang sedang menjelang meninggal (dying).

- Tubuh Jatuh sakit ketika berdoa peperangan untuk pergumulan keluarga, gereja atau wilayah tertentu.

- Para martir Tuhan di seluruh dunia di sepanjang sejarah gereja mengalami aniaya fisik bahkan kematian untuk keselamatan banyak orang.

- Tuhan Yesus sendiri menderita dan mati disalib bagi penebusan dosa seluruh umat manusia.

---

Bagi anak-anak Tuhan yang sekarang ini dinyatakan oleh Roh Kudus sedang mengalami proses ‘bayar harga’ tidak perlu sedih, menderita, berkecil hati atau putus asa karena pemurnian dan penyucian yang terjadi dalam ‘bayar harga’ sebenarnya adalah cara Tuhan untuk mempersiapkan ‘bejana’ dalam hidup anak-anak Tuhan supaya SIAP menerima berkat dan karunia yang murni dan kudus dari surga. Berkat yang kudus dari surga hanya akan diberikan ke dalam ‘bejana’ hidup yang kudus pula.

Tetaplah jalani 'bayar harga' dengan setia bertekun di dalam Firman Tuhan, Langkah Iman dan kekudusan hidup karena Roh Kudus PASTI memberikan kekuatan, pertolongan dan penghiburan.

(1 Korintus 10:13) - "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya."

Kita tidak akan ditinggalkan sendiri, karena Tuhan rindu anak-anakNya dimurnikan dan dipulihkan dari semua ‘kotoran dosa dan kejahatan’ yang membuat hidupnya berada dalam jerat ikatan kutuk iblis.

Sebaiknya kit menjalani ‘bayar harga’ dengan wajah tertuju kepada kasih Allah Bapa dan Tuhan Yesus, maka PASTI kita akan bisa menyelesaikan masa ‘bayar harga’ dengan penuh kemenangan iman, dan siap untuk menerima berkat-berkat baru yang murni dan kudus dari surga. Sehingga berikutnya kita bisa dipakai Tuhan untuk mengalirkan berkat-berkat surgawi yang dahsyat dan luar biasa itu bagi banyak orang, bahkan bagi bangsa-bangsa.

(Lukas 5:38) – “Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula.”

Bagi anak-anak Tuhan yang sekarang sedang mengalami berbagai penderitaan fisik, perasaan maupun Roh karena ‘bayar korban’, bersukacitalah dan terus berikan yang terbaik yang Tuhan minta, karena upah besar di surga menanti.

(Matius 5:11,12) - "Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

Maranatha – Datanglah Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)

(Indriatmo)

* * * * * *


Mintalah kepada Bapa-Mu yang di Surga

$
0
0

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. (8) Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. (9) Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, (10) atau memberi ular, jika ia meminta ikan? (11) Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. (12) Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.

Ketika Anda berhenti sejenak demi merenungkan betapa Allah itu luar biasa kuat dan dapat melakukan semua yang diperkenan-Nya, dan Dia luar biasa benar sehingga melakukan hanya yang benar, dan Dia luar biasa baik sehingga segala sesuatu yang dilakukan-Nya adalah mutlak baik, dan Dia luar biasa bijaksana sehingga selalu tahu dengan sempurna apa yang benar dan baik, dan Dia luar biasa penuh kasih sehingga dalam segenap kekuatan, kebenaran, kebaikan, dan hikmat-Nya, Dia menopang setinggi-tingginya sukacita kekal dari orang-orang yang dikasihi-Nya – ketika Anda berhenti sejenak demi merenungkan hal ini, maka undangan yang sedemikian murah hati dari Allah agar kita meminta hal-hal yang baik kepada-Nya, dengan janji bahwa Dia akan mengabulkan semuanya, sungguh lebih indah daripada mimpi.

Tragedi untuk Tidak Berdoa

Ini berimplikasi bahwa salah satu tragedi jangka pendek yang sedemikian besar di dalam gereja adalah fakta mengenai sedemikian kecilnya kerinduan kita untuk berdoa. Undangan terbesar di dunia ditawarkan kepada kita, dan kita ternyata sedemikian bebal, hingga selalu saja berpaling ke hal-hal lain. Itu seumpama Allah telah mengirimkan kepada kita undangan ke perjamuan makan terbesar yang pernah ada dan kita sekadar mengembalikan kabar seperti, “Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya,” atau, “Aku telah membeli lima pasang lembu dan aku harus pergi mencobanya,” atau, “Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang” (Lukas 14:18-20).

Kecenderungan yang Baru untuk Berdoa

Kita akan melakukannya dalam dua langkah. Pertama, kita akan melihat kepada delapan dorongan untuk berdoa dalam Matius 7:7-11. Kedua, kita akan mencoba untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana kita selayaknya memahami janji bahwa kita akan menerima ketika kita meminta, dan kita akan menemukan ketika kita mencari, serta pintu akan dibukakan bagi kita ketika kita mengetok.

Delapan Dorongan dari Yesus agar kita Berdoa

Enam dorongan dalam teks ini bersifat eksplisit dan dua lainnya bersifat implisit. Saya sungguh meyakini bahwa tujuan utama Yesus dalam mengemukakan ayat-ayat ini adalah demi mendorong dan memotivasi kita untuk berdoa. Dia ingin agar kita berdoa. Bagaimana Dia mendorong kita?

1. Dia Mengundang Kita untuk Berdoa

Tiga kali Dia mengundang kita untuk berdoa – atau Anda dapat mengatakan, jika Anda mau mendengarkannya dengan penuh kasih, tiga kali Dia memerintahkan agar kita berdoa – untuk meminta apa yang kita butuhkan kepada-Nya. Frekuensi Dia mengundang kitalah yang layak kita perhatikan. Ayat 7-8: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Pengulangan tersebut jelas dimaksudkan untuk menyatakan, “Aku serius dengan hal ini.” Aku ingin kamu melakukan hal ini. Mintalah kepada Bapamu apa yang kamu butuhkan. Carilah Bapamu agar mendapat pertolongan yang kamu butuhkan. Ketoklah pintu rumah Bapamu, maka Dia akan membukakan pintu dan memberi kepadamu apa yang kamu butuhkan. Mintalah, carilah, ketoklah. Aku mengundang kamu tiga kali, karena Aku sungguh-sungguh ingin kamu menikmati pertolongan Bapamu.

2. Dia Menyediakan Janji-Nya bagi Kita Sekiranya Kita Berdoa

Dan yang bahkan lebih baik dan lebih menakjubkan dibandingkan ketiga undangan tersebut adalah ketujuh janji berikut ini. Ayat 7-8: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Kemudian pada akhir ayat 11b: “Apalagi Bapamu yang di sorga! Dia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Janji itu akan diberikan kepada Anda. Anda akan mendapatkannya. Pintu akan dibukakan bagi Anda. Yang meminta menerima. Yang mencari mendapatkan. Yang mengetok baginya pintu dibukakan. Bapamu akan mengaruniakan hal-hal yang baik. Tentulah maksud dari pengungkapan yang sedemikian berlimpah dari janji-janji ini adalah demi mengatakan kepada kita: Milikilah kerinduan untuk datang. Berdoalah kepada-Nya. Tidaklah sia-sia jika Anda berdoa. Allah tidak sedang mempermainkan Anda. Dia menjawab. Dia mengaruniakan hal-hal yang baik ketika Anda berdoa. Milikilah kerinduan.

3. Allah Menyediakan Diri-Nya pada Tingkat-tingkat yang Berbeda

Yesus mendorong kita bukan hanya dengan banyak undangan dan janji, tetapi juga dengan keragaman undangan yang rangkap tiga. Dengan kata lain, Allah siap untuk berespons secara positif ketika Anda menemukan Dia pada beragam level akses.

Mintalah. Carilah. Ketuklah. Jika ayah seorang anak ada di rumah, si anak akan meminta kepada ayahnya apa yang Dia butuhkan. Jika ayah seorang anak ada di rumah tetapi tidak terlihat, si anak akan mencari ayahnya untuk mendapatkan apa yang Dia butuhkan. Jika si anak mencari dan menemukan sang ayah di balik pintu ruang kerjanya yang tertutup, Dia akan mengetok untuk mendapatkan apa yang Dia butuhkan. Maksudnya tampaknya adalah bahwa tidak menjadi masalah apakah Anda menemukan Allah secara langsung pada jarak dekat, sedemikian dekat hingga hampir dapat disentuh karenanya, atau justru sulit untuk dapat sekadar melihat-Nya, dan bahkan tampak berbagai rintangan di tengah-tengahnya, Dia akan mendengar, dan Dia akan mengaruniakan hal-hal yang baik kepada Anda, karena Anda berpaling kepada-Nya, bukan kepada yang lain.

4. Setiap Orang yang Meminta Menerima

Yesus mendorong kita untuk berdoa dengan menjadikannya eksplisit betapa setiap orang yang meminta, menerima, bukan hanya beberapa orang. Ayat 8: “Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Ketika Dia menambahkan kata setiap orang dalam ayat ke-8, Dia bermaksud mengatasi sifat takut-takut dan ragu-ragu dalam diri kita, yang menyiratkan asumsi betapa pernyataan tersebut akan berhasil bagi orang lain, tetapi tidak akan berhasil bagi diri kita. Tentu saja, di sini Dia sedang berbicara mengenai anak-anak Allah, bukan mengenai semua manusia. Jika kita tidak memiliki Yesus sebagai Juru Selamat kita dan Allah sebagai Bapa kita, maka janji-janji itu tidak berlaku bagi kita.

Yohanes 1:12 mengatakan, “Semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya.” Untuk menjadi anak Allah, kita harus menerima Anak Allah, Yesus Kristus, yang memberi kita otoritas adopsi. Untuk merekalah janji-janji ini berlaku.

Bagi orang-orang yang menerima Yesus, setiap orang dari antara mereka yang meminta, akan menerima hal-hal yang baik dari Bapanya. Maksudnya adalah, tak seorang pun dari antara anak-anak-Nya itu yang akan diabaikan-Nya. Semua disambut dan didorong untuk datang. Martin Luther memahami betapa Yesus sedang memotivasi saat Dia mengungkapkan kalimat sebagai berikut:

"Dia tahu bahwa kita takut-takut dan malu-malu, bahwa kita merasa tidak layak dan tidak pantas untuk mengajukan kebutuhan-kebutuhan kita kepada Allah.... Kita berpikir bahwa Allah itu sedemikian besar dan kita ini sedemikian kecil, sehingga kita tidak berani berdoa.... Itulah sebabnya Kristus ingin membujuk kita untuk keluar dari pikiran-pikiran yang takut-takut seperti itu, untuk menyingkirkan keragu-raguan kita, dan menjadikan kita untuk terus berdoa dengan yakin dan berani." (The Sermon on the Mount/Khotbah di Bukit), diterjemahkan oleh Jaroslav Pelikan, Vol. 21 dari Luther’s Works [Concordia, 1956], hlm. 234.)

5. Kita Datang kepada Bapa Kita

Kita telah mengimplikasikannya, sekarang marilah kita mengatakannya secara eksplisit dengan kekuatannya sendiri: Ketika kita datang kepada Allah melalui Yesus, kita datang kepada Bapa kita. Ayat 11: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Dia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” Bapa bukanlah sebuah label insidental bagi Yesus. Itu merupakan salah satu kebenaran terbesar. Allah adalah Bapa kita. Implikasinya adalah Dia takkan pernah, takkan pernah memberi kita apa yang tidak baik bagi kita. Tidak pernah. Dia adalah Bapa kita.

6. Bapa Kita yang di Sorga Lebih Baik daripada Bapa Kita yang di Bumi

Lalu Yesus mendorong kita untuk berdoa dengan cara menunjukkan kepada kita betapa Bapa kita yang di sorga lebih baik daripada bapa kita yang di bumi, dan jauh lebih pasti akan memberikan hal-hal yang baik bagi kita daripada bapa kita yang di bumi. Tidak ada kejahatan di dalam Bapa kita yang di sorga seperti yang ada di dalam bapa kita yang di bumi.

Lagi ayat 11: “Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Dia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”

Saya tahu, dan Yesus bahkan lebih tahu, bahwa bapa kita yang di bumi adalah orang berdosa. Inilah sebabnya Alkitab berulang kali menarik perhatian kita bukan hanya kepada kesamaan di antara bapa kita yang di bumi dan Bapa kita yang di sorga, tetapi juga kepada perbedaan-perbedaan di antara mereka (misalnya, Ibrani 12:9-11; Matius 5:48).

Maka Yesus lebih dari sekadar mendorong kita dengan semata-mata mengatakan bahwa Allah adalah Bapa Anda, Dia mengatakan bahwa Allah selalu lebih baik daripada bapa Anda yang di bumi, karena semua bapa yang di bumi itu jahat, sedangkan Allah tidak. Yesus sangat lugas dan kritis di sini. Ini adalah sebuah contoh yang jelas mengenai betapa besarnya kepercayaan Yesus pada keberdosaan universal umat manusia. Dia menganggap bahwa para murid-Nya semuanya jahat – Dia tidak memilih kata yang lebih halus (seperti berdosa, atau lemah). Dia benar-benar mengatakan bahwa para murid-Nya jahat (poneroi).

Jangan pernah membatasi pemahaman Anda akan ke-Bapa-an Allah dengan pengalaman Anda akan bapa Anda di dunia. Sebaliknya, yakinlah bahwa Allah tidak memiliki dosa atau keterbatasan atau kelemahan atau ketergantungan seperti yang dimiliki bapa Anda di dunia.

Dan apa yang dimaksudkan oleh Yesus adalah: Bahkan bapa-bapa dunia yang pada hakikatnya adalah orang berdosa pun lazimnya memiliki anugerah umum yang cukup untuk dapat memberikan hal-hal yang baik kepada anak-anak mereka. Memang ada bapa-bapa yang sangat kejam. Tetapi pada kebanyakan tempat di dunia, bapa-bapa menginginkan kebaikan bagi anak-anak mereka, bahkan sekalipun mereka sendiri kurang memahami tentang apa yang baik bagi anak-anak mereka. Tetapi Allah selalu lebih baik. Di dalam Dia tidak ada kejahatan. Karena itu, argumennya kuat: Jika bapa Anda yang di bumi memberi Anda hal-hal yang baik (atau bahkan jika ia tidak memberikannya!), apalagi Bapa Anda yang di sorga. Ia tentu akan memberikan hal-hal yang baik – selalu yang baik kepada orang-orang yang memintanya.

Ada sesuatu yang implisit di sini yang mendasari dorongan di atas – kata setiap orang – “Setiap orang yang meminta, menerima.” Andaikata Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Kamu jahat,” maka satu-satunya orang yang dapat datang kepada Allah dalam doa adalah anak-anak Allah yang jahat. Anda adalah anak Allah dan Anda jahat. Dengan kata lain, bahkan setelah Anda diangkat oleh Allah menjadi anggota keluarga-Nya pun, dosa tetap tinggal di dalam diri Anda. Tetapi Yesus berkata, setiap orang akan menerima – setiap orang dari anak-anak Allah yang jahat! Sesaat lagi kita akan melihat mengapa demikian.

7. Kita Dapat Memercayai Kebaikan Allah Karena Dia Sudah Menjadikan Kita Anak-anak-Nya

Inilah sebuah dorongan implisit lainnya untuk berdoa: Allah masih akan terus memberikan hal-hal yang baik kepada kita selaku anak-anak-Nya, karena sebelumnya Dia memang telah memberikan kepada kita karunia untuk menjadi anak-anak-Nya.

8. Salib Adalah Dasar dari Doa

Terakhir, yang implisit dalam pernyataan ini adalah salib Kristus yang menjadi fondasi bagi semua jawaban atas doa kita. Alasan saya mengatakan hal ini adalah karena Dia menyebut kita jahat namun Dia mengatakan kita adalah anak-anak Allah. Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana orang-orang yang jahat dapat diadopsi oleh Allah yang mahakudus? Bagaimana kita bisa meyakini bahwa diri kita adalah anak, apalagi meyakini bahwa kita boleh meminta dan berharap untuk menerima, mencari dan berharap untuk mendapatkan, mengetok dan berharap pintu dibukakan?

Yesus berulang kali memberikan jawaban-Nya atas pertanyaan ini. Dalam Matius 20:28, Ia berkata, “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” Ia memberikan hidup-Nya demi menebus kita dari murka Allah dan mengaruniakan bagi kita status sebagai anak yang hanya menerima hal-hal yang baik. Dan di Matius 26:28, Dia berkata pada Perjamuan Terakhir, “Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” Oleh darah Kristus, dosa kita diampuni ketika kita percaya kepada Dia. Inilah sebabnya meskipun Yesus menyebut kita jahat, kita dapat menjadi anak-anak Allah dan meyakini bahwa Dia akan selalu mengaruniakan kepada kita hal-hal yang baik, ketika kita meminta kepada-Nya.

Diambil dari:
Nama situs :desiringgod
Alamat situs :https://www.desiringgod.org/messages/ask-your-father-in-heaven?lang=id
Judul asli artikel:Mintalah kepada Bapa-Mu yang di Surga
Penulis artikel:John Piper
Tanggal akses:07 Januari 2019
Kategori: 

Berita Pesta - Februari 2019

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Pembukaan Kelas DAL Periode April/Mei 2019

Informasi Kelas DAL

Alkitab adalah firman Allah yang memiliki otoritas tertinggi, dan melalui Alkitab, kita dapat mengetahui seluruh kebenaran Allah bagi setiap orang percaya. Alkitab mengajarkan dengan jelas tentang segala kebenaran dari sudut pandang Allah. Berdasarkan apa kita menerima otoritas Alkitab tersebut? Bagaimana kita tahu dan yakin bahwa Alkitab itu benar adanya? Kami mengundang Anda, yang sudah lulus dari kelas DIK, untuk mengikuti kelas Doktrin Alkitab (DAL). Ikutilah kelas DAL 2019 yang akan berlangsung pada Mei/Juni 2019. Silakan mengeklik tautan berikut untuk mendaftar dan mengikuti kelas DAL, dan admin kami akan segera merespons Anda:

Pokok doa: Doakan agar ada banyak alumni yang tertarik untuk belajar tentang Alkitab, untuk mengukuhkan keyakinan kita pada otoritas Alkitab. Kiranya Tuhan memakai sarana ini untuk semakin mendorong setiap anak Tuhan mencintai firman Allah.

2. Penutupan Kelas DIK Januari/Februari 2019

Penutupan Kelas DIK

Kami bersyukur atas berlangsungnya Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK) Januari/Februari 2019. Kelas ini diikuti oleh 23 peserta, dan pada akhir diskusi dapat meluluskan 16 peserta. Beberapa peserta mengundurkan diri karena sibuk bekerja, sakit, dan tidak terjangkau oleh internet hingga tidak dapat mengikuti diskusi secara aktif. Kami juga berterima kasih kepada Sdr. Dedy Yanuar yang sudah turut memoderasi kelas ini dengan baik serta mendorong seluruh peserta untuk terus bersemangat mengikuti diskusi dari Termin I hingga Termin IV. Untuk mengetahui apa saja yang didiskusikan dalam kelas DIK Januari/Februari 2019, Saudara dapat membaca Rangkuman Diskusi kelas ini.

Baca Rangkuman Diskusi DIK Januari/Februari 2019

3. Kabar Alumni dan Pokok Doa

Alumni adalah aset terbesar yang dimiliki PESTA. Sejauh ini, kerja sama para Alumni dan PESTA berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat melalui promosi yang mereka lakukan untuk pelayanan PESTA dan relasi yang terus mereka jalin di Facebook Alumni PESTA. Kabar yang datang dari beberapa alumni di antaranya adalah:

a. Bapak Adhi Subagio (Bekasi)


<br />
        Adhi Subagio

Berdoa untuk kemajuan gereja-gereja di Indonesia supaya makin mengenal Tuhan. Khususnya di gereja saya, doakan supaya Tuhan semakin hari semakin memakai pelayanan saya sebagai majelis gereja. Doakan juga untuk kaum muda dan remaja agar lebih bergairah dalam ibadah. Kiranya mereka tetap setia dan bersemangat dalam beribadah dan melakukan pelayanan.

b. Ibu Heny Lodia Foes (Tangerang)


<br />
        Henny Fos

Bersyukur kepada Tuhan yang masih memberikan saya kesempatan untuk melayani Dia sampai sekarang, dan atas kesibukan saya sehari-hari melayani jemaat yang Tuhan percayakan. Tentunya, ada banyak tantangan yang kami alami dalam melayani jemaat, tetapi Tuhan senantiasa memberikan kami kekuatan dan penghiburan untuk tetap semangat dalam Dia. Kami juga berencana merenovasi gereja tempat kami melayani. Dan, jika Tuhan berkehendak, kami dapat membangun gereja menjadi bangunan dua lantai. Kami mohon dukungan doa dari Saudara seiman untuk setiap rencana yang sudah ada. Biarlah setiap rencana yang ada boleh berjalan dengan baik dan atas seturut kehendak Tuhan.

c. Bapak Harlinton Simanjuntak (Riau)


Harlinton Simanjuntak

Shalom Saudara, kiranya kita tetap semangat dalam melayani Dia yang memberikan kita hidup. Dalam mengikuti Dia, tentunya ada suka dan duka, ada juga kejutan-kejutan yang tidak pernah terpikirkan, tidak didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul dalam hati. Namun, semuanya itu disediakan oleh Dia yang mengasihi. Hal itu jugalah yang kami rasakan saat ini. Bersyukur, kami dipercaya Tuhan untuk melakukan pelayanan misi di Riau. Sasaran pelayanan yang saat ini kami kerjakan adalah kaum intelektual di PT, sekolah, dan alumni PT. Kami mohon dukungan doanya, kiranya Tuhan yang menolong kami untuk setia dan tekun melakukan pelayanan ini, serta kami boleh bersatu hati untuk saling bekerja sama di antara anggota tim, dan Tuhan akan mencukupkan segala kebutuhan daya dan dana.

Kategori: 

Allah Adalah Kasih

$
0
0

Karena Allah itu kasih adanya, Dia memberikan anak-Nya kepada dunia ini sehingga kita yang mengenal Allah juga harus saling mengasihi. Di sini, kita melihat satu urutan: Allah yang kasih – memberikan anak-Nya – anak-Nya itu memberikan hidup kepada kita – hidup itu mengakibatkan kita mempunyai cinta kasih satu dengan yang lain.

Paulus disebut sebagai rasul iman, Petrus sebagai rasul pengharapan, Yakobus sebagai rasul perbuatan, maka Yohanes disebut sebagai rasul cinta kasih karena dia adalah satu-satunya rasul yang akhirnya kembali ke bukit Golgota, tampil di tempat Yesus Kristus, berlutut di bawah kaki salib, dan dengan air mata yang mengalir, dia tidak berbicara satu kalimat pun.

Gambar: Rasul Paulus

Orang yang bijaksana suka mendengar, suka melihat, tetapi tidak banyak buka mulut. Orang yang bodoh akan terus berbicara, tetapi tidak melihat, tidak mengamati, tidak teliti, tidak memikirkan, dan tidak mendengar suara yang penting. Di bawah salib Kristus, Yohanes mengingat, menilai, membandingkan, dan akhirnya introspeksi diri sendiri: apakah yang terjadi di depanku, apa yang terjadi saat ini. Yesus tidak lagi mengajar, berkhotbah, menyembuhkan, dan melakukan mukjizat di atas kayu salib.

Pada waktu Yesus di kayu salib, kedua tangan dan kaki-Nya dipaku dan kepada-Nya dikenakan mahkota duri, darah mengalir, dan di situ Dia berbicara tiga kalimat kepada Tuhan Allah dan empat kalimat kepada umat manusia:

Kalimat ke-1: Ya Bapa ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.

Kalimat ke-4: Allah-Ku Allah-Ku mengapa Engkau meninggalkan Aku?

Kalimat ke-7: Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku.

Kalimat awal dan akhir memakai istilah "Bapa", yang tengah memakai "Allah-Ku, Allah-Ku" karena dari permulaan hingga akhir, Dia adalah anak yang menjalankan kehendak Bapa yang mengutus Dia menjadi Juru Selamat.

Siapa yang tidak mengalami salib Kristus tidak mungkin mengerti apa artinya cinta kasih yang sejati. Kasih mengakibatkan perdamaian.

Saat Dia memanggil Bapa, Dia adalah Anak Allah, bersifat Ilahi. Akan tetapi, pada waktu Dia menyebut "Allah-Ku, Allah-Ku", saat itu Dia tidak berkedudukan sebagai Anak, tetapi sebagai manusia yang dibuang oleh Tuhan Allah. Sifat Ilahi dinyatakan pada kalimat pertama dan terakhir, sifat manusia dinyatakan pada kalimat ke-4. Dengan demikian, Dia adalah Allah, Dia adalah manusia, dan Dia adalah satu pribadi. One person, two natures: the nature of God and the nature of man within one person.

Empat kalimat yang disampaikan Yesus di atas kayu salib kepada manusia adalah:

Janji keselamatan kepada seorang perempuan yang berdosa paling besar.

Dia menyuruh manusia mengingat orang tua dan Dia serahkan ibu-Nya kepada Yohanes.

Berbicara kepada seluruh umat manusia: "Aku haus" karena Dia menyatakan bahwa Dia mengharapkan semua orang pulang kepada Tuhan.

Yesus juga mengatakan satu kalimat "Sudah genap" memberikan suatu kemenangan kepada seluruh umat manusia bahwa Anak Allah sudah membuka pintu surga, menghentikan kuasa setan, dan mengampuni segala dosa.

Cinta kasih Allah yang dinyatakan di atas kayu salib seperti ini dimengerti oleh satu orang yang ada di situ, yaitu Yohanes. Di sini, dia mengerti kasih lebih dalam dari siapa pun di dalam dunia.

Pengaruh Yohanes lebih besar dari pengaruh Plato, Sokrates. Yohanes menerima langsung wahyu dari Allah, pengajaran dari Yesus Kristus, dan terakhir dengan kedua matanya, dia melihat bagaimana Yesus mati di atas kayu salib, bagaimana Dia sabar, menanggung kebencian dari seluruh umat manusia, dan mengalirkan cinta kasih dari Allah. Dan, akhirnya kalimat-kalimat dari Roh Kudus membentuk pikiran dan hatinya: Karena demikianlah Allah mengasihi isi dunia sehingga dikaruniakan anak-Nya yang tunggal. Allah itu kasih adanya. Bukan saja Allah itu mempunyai cinta kasih, Allah itu diri-Nya adalah kasih, sehingga kasih itu adalah Allah, Allah adalah kasih. Kasih itu adalah substansi dari Ilahi itu sendiri, bukan hanya salah satu dari begitu banyaknya sifat moral Tuhan Allah.

Dalam pembacaan Alkitab 1 Yohanes 4:9 dikatakan: "Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus anakNya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya."

Gambar: Kasih dari Allah

Bagaimana dunia mengenal kekristenan? Kalau kita mempunyai cinta kasih. Kasih Allah menyatakan hidup Allah, dan hidup Allah menjadi fondasi kasih Allah. Allah mengasih kita karena Allah itu adalah Allah yang hidup dan hidup Allah adalah hidup yang kasih maka kasih itu memberi. Di mana ada cinta kasih, di situ ada pemberian. Kasih mengakibatkan sesuatu yang dihasilkan, yaitu memberikan hidup.

Ayat 10 menyatakan: "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." Sebelum kita mengasihi Allah, Allah mengasihi kita terlebih dahulu. Sebelum kita bertobat, Yesus mati bagi kita terlebih dahulu. Kristus mati bagi kita sudah cukup menyatakan kasih Allah.

Janganlah kita menjadi sombong. Walaupun kita sampai menghancurkan tubuh, patahkan tulang demi memberi persembahan kepada Tuhan, tetap tidak layak karena Dia sumber kasih. Dia yang mengasihi kita terlebih dahulu.

Siapa yang tidak mengalami salib Kristus tidak mungkin mengerti apa artinya cinta kasih yang sejati. Kasih mengakibatkan perdamaian.

Tuhan mengirim anak-Nya untuk menjadi pendamai, untuk membawa orang berdosa kembali kepada Dia. Dan, kita harus belajar bagaimana mengampuni, mendamaikan, bagaimana kita boleh membawa semua yang dahulu musuh kita kembali kepada Tuhan. Bukan berarti kita kompromi dengan dosa, bukan berarti kita tidak memedulikan kesalahan, tetapi kita tidak membenci orangnya, tetapi membenci dosa-dosanya.

Audio Allah Adalah Kasih

Diambil dari:
Nama situs:GRII Melbourne
Alamat situs:http://www.griimelbourne.org/ibadah/kebaktian-minggu/ringkot-details.aspx?id=16533
Judul asli artikel:Allah Adalah Kasih
Penulis artikel:Pdt. Dr. Stephen Tong
Tanggal akses:26 September 2018
Kategori: 

DOA PUASA 40 HARI MENYAMBUT JUMAT AGUNG 19 APRIL 2019

$
0
0

Sekitar bulan Maret atau April, anak Tuhan di seluruh dunia memperingati Jumat Agung di mana tahun ini jatuh pada tanggal 19 April 2019. Masa persiapan ini biasa disebut juga masa Pra Paskah.

Umat Kristen gereja mula-mula biasa menyambut Paskah, atau masa Pra Paskah ini dengan doa puasa selama 40 hari. Tapi sekarang ini doa puasa ini sudah jarang dilakukan, karena dianggap meniru ajaran dari agama lain. Padahal sebenarnya sebelum agama lain ada, justru Tuhan Yesus sendiri yang mengajar umatNya untuk berdoa puasa. Tuhan Yesus sendiri melakukan puasa 40 hari 40 malam untuk mengawali pelayananNya.

Walaupun begitu, sekarang ini ada anak-anak Tuhan yang mau kembali mencoba merendahkan dirinya dengan berdoa puasa 40 hari di dalam masa Pra Paskah. Doa Puasa 40 ini dilakukan secara “pribadi” karena tujuannya adalah untuk merendahkan diri dan berkenan di hadapanNya, bukan untuk dipamerkan seperti kebiasaan orang Farisi di masa Tuhan Yesus.

Doa puasa 40 hari tahun 2018 ini bisa kita mulai pada hari : SENIN, 11 Maret 2019 sampai JUMAT, 19 April 2019.

Berdasarkan pengalaman para anak-anak Tuhan, Doa Puasa selama 40 hari tak terputus adalah sebuah pergumulan yang SANGAT BERAT, karena sesuai Firman Tuhan Yesus sebaiknya dilakukan secara "RAHASIA" dan kita tetap menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasanya di tengah masyarakat dan keluarga yang tidak berpuasa.

(Matius 6:17,18) "Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Ketika berpuasa 'seorang diri' secara 'rahasia', kita akan diperhadapkan pada peristiwa-peristiwa yang sangat berat, misalnya sakit, tubuh lemah karena bekerja, ada pesta keluarga, pesta pernikahan, jamuan makan di kantor, perjalanan ke luar kota, acara rekreasi, dll. Pada saat-saat seperti itulah kita memerlukan kekuatan dan penghiburan dari Roh Kudus yang ada di dalam diri kita, dan hikmat dari surga supaya bisa melalui hari demi hari di dalam 'kemenangan iman'.

Doa Puasa 40 hari tahun ini juga merupakan Langkah Iman yang cukup spesial bagi anak-anak Tuhan di Indonesia, karena pada tanggal 17 April 2019 bangsa Indonesia melakukan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Aggota Legislatif (Pileg). Ini adalah momen yang sangat tepat bagi anak-anak Tuhan di seluruh Indonesia untuk bersatu hati, berdoa puasa 40 hari supaya Pilpres dan Pileg berjalan dengan damai, penuh berkat dan sukacita dari surga. Tuhan Yesus memberkati Indonesia dengan presiden dan para pempimpin yang dikenan dan diberkatiNya.

Saya doakan Tuhan Yesus memberkati damai sejahtera, sukacita dan kesehatan selama Doa Puasa 40 hari dilakukan. Tuhan Yesus juga menjawab semua pergumulan doa yang dipanjatkan, bahkan menyatakan pewahyuan-pewahyuan Roh yang dahsyat di Akhir Jaman ini.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

Maranatha - Datanglah Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)
(Indriatmo/keluarga/PD Yoel Ministry)

* * * * *

DOA PUASA
http://pesta.sabda.org/doa_puasa_40_hari_menjelang_jumat_agung_3_april_2015

Puasa tujuannya adalah untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan untuk menyalibkan daging. Umat Yahudi berpuasa seminggu dua kali, hari Senin dan Kamis. Gereja mula-mula berpuasa seminggu dua kali hari Selasa dan Jumat. Semua nabi, rasul, bahkan Tuhan Yesus berpuasa 40 hari sebelum memulai pelayananNya di dunia.

Jemaat mula-mula selalu berpuasa jika akan berdoa untuk pelayanan

"Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (Kisah 13:2)

"Maka berpuasa dan berdoalah mereka, dan setelah meletakkan tangan ke atas kedua orang itu, mereka membiarkan keduanya pergi." (Kisah 13:3)

"Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka." (Kisah 14:23)

Selain untuk menyalibkan daging supaya tunduk kepada Roh dan Firman Tuhan, berpuasa juga membuat anak Allah memiliki kuasa melawan roh-roh setan yang kuat.

"Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa." (Matius 17:21)

Dengan berdoa puasa, Tuhan juga melakukan Inner healing secara terus menerus terhadap tubuh fisik manusia. Pada saat berpuasa, kita berdoa dan mengganti makanan (nasi) yang masuk ke dalam tubuh dengan Firman Tuhan. Kita mengganti makan nasi dengan “makan” Firman Tuhan, yaitu membaca Firman Tuhan 5 pasal (Jika membaca 5 pasal sehari maka dalam setahun akan selesai Alkitab dari Kejadian pasal 1 sampai Wahyu pasal 22). Sebaiknya pembacaan Firman diucapkan/dengan bersuara. Pada saat itu terhadap Roh dan fisik, Firman Tuhan secara bertahap akan mengubahkan setiap bagian tubuh kita yang sudah rusak oleh dosa dan kecemaran.

Ketika kita berhenti makan nasi dan menggantinya dengan “makan” Firman Tuhan maka kita menggenapi satu Firman yang sangat dahsyat yaitu :

"Manusia hidup bukan dari roti (nasi) saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." (Matius 4:4)

Ini bukan hanya rahasia hidup yang penuh kuasa yang disampaikan oleh Tuhan Yesus saja, tetapi juga disampaikan oleh Allah Bapa seribu lima ratus tahun sebelumnya pada saat Tuhan mendidik bangsa Israel di tengah padang gurun selama 40 tahun!

Bayangkan, bangsa Israel dibuat Tuhan kelaparan selama 40 tahun di padang gurun dan diberi makan manna, roti dari surga, HANYA UNTUK membuat mereka mengerti bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN!

"Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN." (Ulangan 8:3)

Sekarang ini sangat sedikit orang Kristen yang mau melakukan Firman ini. Dikarenakan roh-roh jahat yang mengikat tubuh membuat orang Kristen menolak untuk berpuasa dan menggantinya dengan “makan” Firman Tuhan.

Banyak orang Kristen yang tekun berdoa dan berpuasa, tetapi hanya sedikit sekali orang Kristen yang berpuasa dan “makan Firman”. Sangat sedikit. Setan dan semua ikatannya yang sudah menjadi daging tidak akan tahan terhadap “makanan” dari surga ini.

Di samping inner healing dari surga, ternyata Tuhan Yesus menyampaikan beberapa hal mengenai "puasa nasi" dan mengganti dengan "makan Firman".

SYARAT NAIK "TINGKAT ROHANI"

Anak Tuhan untuk bisa naik tingkat Rohani perlu melakukan doa puasa dan “makan Firman” secara tekun.

MENGALAHKAN BUAH DAGING

Cara yang paling ampuh untuk mengalahkan buah daging adalah dengan doa puasa dan makan Firman. Dengan berpuasa dan makan Firman Tuhan Yesus membuat kita bisa menahan emosi, amarah, tidak melakukan klarifikasi, melepaskan pikiran kotor, menahan mulut dan lidah, lepas dari kekuatiran dan ketakutan, mengalahkan daging dan sakit penyakit, dll.

Pada saat kita merendahkan diri dan hati maka Firman Tuhan akan mengubahkan perilaku, sifat-sifat, karakter dan semua manifestasi daging kita sesuai Firman Tuhan.

ROH KITA BERKUASA ATAS TUBUH

Alasan yang paling umum jika orang Kristen diminta untuk berpuasa adalah: sakit penyakit dan kelemahan tubuh. Dengan kuasa doa puasa dan makan Firman, kita bisa memerintahkan anggota-anggota tubuh kita untuk tunduk dan taat kepada Roh kita. Misalnya perut mulai melilit, kita bisa katakan, “Perut, kamu bekerja normal dan tidak melilit. Kamu ada dalam kenyamanan dari surga. Dalam nama Tuhan Yesus.” Begitu juga jika kepala pusing dan sakit kita bisa memerintahkan sakit lenyap. Itu adalah kuasa yang diberikan Tuhan sehingga pada akhirnya Roh akan menguasai tubuh fisik untuk menuruti Firman Tuhan.

MENJAGA KESEHATAN

Dunia medis menyetujui bahwa puasa itu salah satu cara kita mengontrol asupan nutrisi yang berlebihan yang bisa menimbulkan berbagai penyakit. Dan sebenarnya pada saat kita menjaga kesehatan kita, dengan doa puasa dan makan Firman, menjaga kekudusan hidup, menjaga pola hidup sehat, maka kita sama saja dengan menjaga bait Allah di dalam tubuh fisik kita.

"Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (1 Korintus 6:19,20)

---

CARA BERPUASA

Berpuasa anak Tuhan caranya bebas, misalnya :
- Puasa pagi hari (makan malam & siang)
- Puasa siang hari (makan pagi & malam)
- Puasa malam hari (makan pagi & siang)
- Puasa pagi & siang (makan malam)
- Puasa seharian (makan hari berikutnya)
- dll.

Juga jenis puasanya bebas, misalnya :
- Puasa tidak makan (tetap minum)
- Puasa tidak makan dan minum
- Puasa pantang (makan sayuran)
- dll.

Selama puasa, yang dilakukan :
- Mengganti makan nasi dengan “makan Firman,” membaca pasal-pasal Firman Tuhan dengan bersuara.
- Berdoa setiap waktu.
- Memuji dan menyembah Tuhan setiap saat (dalam hati, secara pribadi) pada setiap kesempatan.

Selamat melaksanakan doa puasa dan mengalami sendiri jamahan kuasa Firman Tuhan yang mengubahkan dan memperbaharui kehidupan pribadi dan keluarga.

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

Kesaksian Mengikuti Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen

$
0
0

Shallom pembaca terkasih, damai sejahtera dari Kristus Yesus menyertai kita hingga selama-lamanya.

Saya ingin membagikan kesaksian saya sendiri setelah mengikuti kelas DIK pada awal tahun 2019, dimana pada awalnya dorongan dari dalam hati saya (yang saya percaya dan yakini adalah dorongan dari Roh Kudus) untuk mengikuti kelas-kelas di PESTA sangatlah kuat, hingga akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar. Saat proses pendaftaran, saya tidak tahu apa rencana Tuhan. Yang saya tahu, saya hanya mencoba untuk taat. Dan setelah kelas PESTA telah berjalan, saya belajar begitu banyak hal baru, melihat kesaksian-kesaksian saudara/i seiman dalam tiap diskusi juga semakin menguatkan saya, setiap materi baru yang dipelajari, membawa saya semakin kenal dan semakin jatuh cinta dengan Yesus Kristus juru selamat kita.

Semoga jika dari pembaca ada kiranya yang mungkin ingin untuk join dengan kelas diskusi PESTA, namun masih ada keraguan dalam hati. Saya mendorong dan mendoakan pembaca agar dapat dengan yakin dan sepenuh hati untuk mendaftar dan mengikuti setiap kelas yang ada, karena kelas-kelas diskusi yang saya ikuti sangat memberkati saya, dan saya yakin dapat memberkati pembaca juga.

Demikian tulisan ini saya buat, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Tuhan Yesus mengasihi kita semua. Amen.

Viewing all 911 articles
Browse latest View live