Quantcast
Channel: PESTA | Pendidikan Elektronik Studi Teologia Awam
Viewing all 919 articles
Browse latest View live

Kesaksian Penerima Sertifikat PESTA

$
0
0

Kami mengucap syukur karena sertifikat PESTA telah sampai kepada peserta PESTA. Berikut adalah beberapa kesaksian dari penerima sertifikat PESTA. Kiranya kesaksian ini dapat mendorong para peserta untuk terus bersemangat mengikuti kelas-kelas PESTA dan membagikan berkat yang sudah didapat kepada orang-orang di sekitarnya.

1. Daniel Iwan Wijaya

Daniel Iwan Wijaya

Sebenarnya, saya tidak menyangka akan mendapatkan sertifikat dari PESTA .... Namun, ketika kemarin saya terima sertifikatnya, saya kaget dan merasa semakin diteguhkan. Saya tidak menyangka karena dahulu saya bukan orang percaya dan tidak mengerti apa pun tentang Alkitab. Ketika menerima sertifikat, saya melihat sedikit demi sedikit saya belajar untuk terus bertumbuh dalam Tuhan. Terima kasih untuk bimbingan para pengajar di kelas PESTA. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.


2. Jannes Pardede (Tapanuli Tengah)

Jannes Pardede

Terima kasih karena saya telah menerima sertifikat PESTA melalui email. Sertifikatnya keren dan mantap. Nantinya akan saya cetak dan tempelkan di dinding rumah supaya anak-anakku dapat melihat dan meneladani betapa pentingnya belajar firman Tuhan tanpa dibatasi umur, waktu, dan jangkauan. Saya bersyukur dan berterima kasih kepada PESTA atas kontribusinya memberikan kesempatan kepada orang awam untuk belajar firman Tuhan. Semoga PESTA jaya di udara dan jaya di hati. Tuhan memberkati kita semua. Amin!

3 Claudia Debbie Retnosatuti

Claudia Debbie

Terima kasih PESTA untuk sertifikatnya. Terima kasih untuk pelayanannya dalam memberikan yang terbaik sehingga nama Tuhan dimuliakan. Terima kasih telah setia dalam kelas-kelas yang rutin diadakan setiap bulannya. Terima kasih sehingga kami umat Kristen awam yang belum sempat belajar teologi dalam kelas formal dapat menerima pelajaran-pelajaran teologi. Kami dapat membaca serta merenungkannya, dan menolong kehidupan kami sehari-hari. Hal itu menjadikan kami rindu untuk semakin mengenal Tuhan serta kebenaran-Nya. Sertifikat ini membuat saya terharu karena melihat bahwa Tuhan memampukan saya untuk menyelesaikan pelajaran ini hingga akhir, bukan kuat dan gagah saya, melainkan karena kebaikan Tuhan. Terima kasih tim PESTA telah menolong dan mengingatkan kami tanpa lelah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Terima kasih untuk pelayanannya, Tuhan memberkati.

4 Paraga Ginting

Paraga Ginting

Selamat bagi yang sudah mendapat sertifikat. Semoga sertifikat tersebut bisa menjadi suatu dasar acuan yang baik dan benar bagi kita untuk melayani dalam kehidupan pengenalan kita akan Kristus, yang dapat kita wujud nyatakan dalam hidup bermasyarakat di tengah-tengah bangsa ini. TYM.


5 Sigit Sugiharto

Sigit Sugiharto

Hari ini, saya sangat senang sekali telah menerima sertifikat dari PESTA. Berbeda ketika saya menerima sertifikat atau ijazah dari lembaga-lembaga pendidikan yang lain, kali ini benar-benar senang. Kenapa? Karena sertifikat ini terkait dengan pemahaman dan pengenalan saya terhadap Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat. Keikutsertaan saya dalam kelas-kelas PESTA dan sertifikat yang saya terima ini adalah pembuka jalan bagi saya untuk semakin mengenal Dia. Selain itu, juga menjadi modal awal saya untuk berbincang, berdialog, dan merespons, ketika ada orang ingin mengenal Tuhan Yesus lebih jauh. Terima kasih PESTA. Tuhan Yesus memberkati.


Mensyukuri Penderitaan

$
0
0

Menderita, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Dengan demikian, tidak seorang pun ingin menderita. Setiap orang selalu berupaya agar tidak sampai menanggung suatu penderitaan, sekecil apa pun itu. Namun, pada kenyataannya, banyak orang yang hidup menderita, baik itu karena miskin, sakit, atau sebab lainnya.

Ada yang berpendapat, hidup adalah penderitaan. Artinya, setiap orang yang hidup harus siap menderita. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun yang akan bisa melepaskan diri dari penderitaan. Lalu, bagaimana caranya supaya manusia tidak menderita? Gampang. Nikmati saja penderitaan itu, bahkan mensyukurinya. Lho?

Salib

Mengapa kita harus mensyukuri penderitaan? Rasul Paulus memberi jawaban. Penderitaan adalah anugerah yang dikaruniakan-Nya. Kalimat ini tentu aneh bagi kita yang hidup pada zaman modern ini. Betapa tidak. Selama ini, penderitaan telah menjadi musuh modernisme yang sangat mengagungkan pemanjaan diri dan kenikmatan hidup. Penemuan teknologi makin memudahkan manusia dalam kehidupan. Semua dibuat simpel, mudah, dan harus menyenangkan. Ini mengantarkan manusia pada sikap penolakan total terhadap penderitaan.

Penderitaan ditolak manusia zaman sekarang lantaran mereka berada dalam cengkeraman egoisme. Dalam kungkungan egoisme ini, manusia akan menyambut dengan penuh antusias kebahagiaan dan menolak mentah-mentah penderitaan. Egoisme membuat manusia menerima hanya yang diinginkannya, bukan yang diinginkan orang lain, termasuk yang dikehendaki Tuhan.

Ketika egoisme menguasai hati, kita pasti menolak segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan. Jika sudah demikian, apakah kita masih tetap bisa bersyukur apabila sesuatu yang terjadi dalam hidup tidak sesuai dengan keinginan? Barangkali tidak. Malah kita justru komplain kepada Tuhan: "Tuhan, mengapa ini terjadi pada diriku?" Dan, pada puncaknya, kita akan berkata, "Aku tidak rela!"

Sifat egois membuat kita mencintai diri sendiri lebih dari segalanya sehingga kita tidak memiliki sisa cinta untuk orang lain, bahkan untuk Tuhan sekalipun sebagai Sumber cinta. Egoisme yang bercokol di hati kita membuat penderitaan menjadi musuh yang harus dienyahkan. Penderitaan harus dibuang sejauh-jauhnya dalam tempo yang sesingkat-singkatnya sebelum ia menggoyang kenyamanan dan kenikmatan hidup.

Penolakan atas penderitaan dimungkinkan pula oleh semangat materialisme yang merasuki dunia ini. Takaran kebahagiaan diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki. Kita merasa sangat menderita jika tidak memiliki uang. Masa depan terasa suram bahkan kehilangan pegangan saat di-PHK. Bila sebelumnya kita sungguh mencintai Tuhan, tidak ketika kemiskinan datang, kita tersentak, dan bertanya lantang, "Tuhan, di manakah Engkau?" Kita menolak realitas.

Umat Kristen memang hidup di tengah dunia yang penuh dengan penderitaan. Namun, kita tidak boleh mengadopsi, apalagi menghayati semangat penolakan atas penderitaan itu. Sebab bagi orang Kristen, penderitaan merupakan anugerah. Bagaimana kita memahami keanehan ini? Dalam Filipi 1:29-30 dikatakan: Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia, dalam pergumulan yang sama seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang sekarang kamu dengar tentang aku.

Bagaimana kita dikatakan menerima anugerah ketika kita menderita? Kontradiksi ini baru bisa diterima dan dimengerti apabila kita percaya kepada Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Jadi, kita harus mempunyai kesadaran utuh pada waktu kita menerima salib-Nya. Kita harus mempunyai tanda tangan kontrak mengikuti dan berjalan pada jalan-Nya.

Mengikuti Yesus tidak bisa secara parsial atau sepotong-sepotong. Kita harus mengikuti-Nya secara total dan utuh. Mengikuti Kristus berarti siap menerima apa pun yang bakal diberikan-Nya. Ketika Dia memberikan bekal dalam perjalanan kita, kita mensyukurinya. Dan, ketika Dia meminta kita untuk berlenggang dalam kemiskinan tanpa bekal, kita tidak boleh kecewa. Kita harus tetap bersyukur. Bahkan, ketika Dia mengambil apa yang paling kita sayangi, kita harus tetap bersyukur.

Iman

Sikap demikian hanya akan menjadi milik kita apabila kita mempunyai iman. Iman memampukan kita untuk menerima apa yang dikerjakan-Nya sebagai suatu anugerah. Iman pula yang memungkinkan kita untuk melihat apa yang tidak tertangkap mata di balik setiap peristiwa yang kita alami. Apa itu iman? Ada yang bilang keyakinan. Semua orang memiliki keyakinan. Keyakinan inilah yang menggerakkan orang untuk meraih cita-cita. Namun, iman tidak sekadar keyakinan. Iman adalah Allah yang menyatakan diri-Nya kepada manusia dan memampukan manusia merespons kepada Allah. Allah yang berbicara dimengerti oleh manusia karena Allah memberi pengertian sehingga manusia mampu memberikan respons kepada Allah. Jadi, ringkasnya, iman merupakan suatu dialog kehidupan.

Iman yang sama pula memampukan kita untuk senantiasa bersyukur. Dan, oleh karena anugerah-Nya, kita bisa mengucap syukur atas segala sesuatu, termasuk penderitaan yang sedang kita alami. Iman tidak diekspresikan dengan cara berpindah-pindah tempat ibadah hanya karena di sana ada penghiburan semu: khotbah-khotbah yang memuaskan telinga. Sementara, jika kita keluar dari tempat ibadah, kita masih merasakan beban/masalah yang menindih. Iman tidak akan muncul dari kebiasaan mencari ekstasi rohani dan kenikmatan semu.

Saat iman kita belum berakar kuat, mungkin saja kita ikut berbakti, tetapi sebenarnya semua itu merupakan upaya untuk menghindari rasa sakit yang berkepanjangan yang kita sebut sebagai penderitaan. Ibadah kita jadikan tempat mengambil obat untuk mengusir penderitaan. Dengan sikap seperti ini, hampir dapat dipastikan bahwa kita tidak mungkin bisa bersyukur kepada Tuhan. Paling banter, kita akan mengeluh minta pertolongan-Nya. Malah ada yang berkata dengan nada setengah menuntut, "Saya sudah beribadah, sekarang bayar dong, Tuhan!"

Kalau itu yang menjadi sikap mental dan gaya kekristenan kita, kita tidak akan mampu menerima penderitaan sebagai realitas yang pahit dan sulit. Kita tidak akan mampu menerima penderitaan dari dan oleh Kristus. Kita tidak akan bisa bersyukur atas anugerah penderitaan.

Audio Mensyukuri Penderitaan

Diambil dari:
Nama situs:Reformata
Alamat situs:https://reformata.com/news/view/7562/menyukuri-penderitaan
Judul artikel:Mensyukuri Penderitaan
Penulis artikel:Bigman Sirait
Tanggal akses:25 Juli 2019
Kategori: 

Testimoni Penerima Sertifikat Kelas PESTA

$
0
0

Berikut adalah beberapa testimoni penerima e-sertifikat PESTA.

1. Wiwid Widodo (Cimahi)

Wiwid Widodo

Hari ini saya sudah menerima Sertifikat PESTA. Senang menerimanya karena saya orang awam yang mencoba berusaha belajar teologi. Berusaha belajar isi Alkitab supaya hal-hal yang telah saya pahami terdahulu "dikalibrasi" dengan pemahaman teologi yang benar melalui PESTA. Dari pelajaran-pelajaran di PESTA yang saya ikuti, maka saya ditolong dikembangkan dengan pemahaman Alkitab yang lebih mendalam, diteguhkan kembali dari pemahaman Alkitab yang telah saya miliki terdahulu dari gereja, orang tua, pendeta dan buku-buku Kristen yg baik.

Terima kasih PESTA sudah berkenan membantu orang awam, seperti saya, untuk "ber-teologi" sederhana, dan membekali dengan pemahaman Alkitab yang lebih baik.

2. Harlinton Simanjuntak

Harlinton Simanjuntak

Saya sangat senang mendapatkan e-Sertifikat ini, bagi saya e-Sertifikat ini merupakan apresiasi yang sungguh membangun, mendorong kemauan kita untuk terus belajar, belajar, dan belajar. Dengan adanya e-Sertifikat ini, kita juga mendapatkan perhatian yang serius dari para staf Pesta.

3. Reinhard Yeremia (Surabaya)

Reinhard Yeremia

Kelas virtual PESTA menurut saya bisa menjadi terobosan yang baik untuk mempelajari kebenaran firman Tuhan. Terlebih lagi dibagi menjadi sub-sub tema, ada materi yang isinya memuat rangkuman dari banyak referensi sehingga menjadi lebih fokus. Materi sudah disiapkan dengan baik dan moderator sudah melakukan moderasi dengan sangat baik.

Ada beberapa kelas yang saya terlewat mengikuti. Entah saya telat mendaftar atau kelas kuotanya penuh sehingga saya tidak dapat masuk kelas. Namun, secara keseluruhan, sangat berterima kasih buat pelayan PESTA dan untuk pengiriman sertifikat PESTA. Saran ke depan, diberikan wadah untuk bisa dibuat buku artikel-artikel dari alumni PESTA yang isinya dari catatan-catatan selama diskusi.

4. Patrisia Ana

Patrisia Ana

Kursus online Alkitab di PESTA sangatlah menarik dan menyenangkan. Terjadi diskusi, jadi belajar bukan hanya satu arah. Dapat sertifikat yang menarik juga. Puji Tuhan. Terima kasih PESTA.

5. Cerry Steward Senggetang

Cerry Steward Senggetang

Bersyukur bisa mengikuti kelas DIK dan mendapat sertifikat PESTA. Dengan mengikuti kelas ini saya bisa banyak belajar tentang dasar iman Kristen. Bahkan dengan adanya ruang diskusi pembelajarannya semakin seru bahkan sangat bermanfaat. Kiranya ke depannya semakin banyak orang yang mau mengikuti kelas PESTA untuk memperlengkapi diri dan berdampak bagi perkembangan kekristenan di Indonesia agar dapat kembali kepada kebenaran.

6. Paulus Jeddy

Paulus Jeddy

Terima kasih sertifikatnya. Bagi saya, PESTA sangat memberkati dan memperbarui serta memperbaiki pengetahuan saya tentang Allah. PESTA juga berperan menguatkan iman dalam Tuhan Yesus. TYM.

7. Idul Yasri Koyongkam (Kalabahi)

Idul Yasri Koyongkam

Saya kaget beberapa hari yang lalu mendapatkan pemberitahuan di email bahwa ada sertifikat PESTA. Saya terdorong untuk terus mengikuti Kelas PESTA. Apalagi jika ada apresiasi khusus dari tim PESTA. Sukses selalu buat pengurus PESTA.

Berita Pesta - November 2019

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Kelas Natal PESTA 2019 Sedang Berlangsung

Kelas Natal

Puji Tuhan! Kelas Natal tahun ini sedang berlangsung. Kelas ini diikuti oleh para peserta yang rindu belajar tentang kelahiran Kristus yang ajaib dan apa maknanya bagi orang percaya masa kini. Kelas Natal adalah kelas yang paling banyak diikuti oleh peserta PESTA setiap tahunnya. Tahun ini, ada 43 peserta yang mengikutinya. Marilah berdoa agar Tuhan Yesus menolong setiap peserta dapat mengikuti kelas ini dengan penuh semangat sampai akhir diskusi. Doakan pula agar melalui diskusi ini, setiap peserta dapat menyuarakan kasih yang digenapi dalam pribadi Yesus Kristus kepada banyak orang. Amin.

2. Pendaftaran Kelas DIK Januari/Februari 2020

Promosi Kelas DIK

Rangkaian kelas PESTA 2020 akan dimulai dengan kelas DIK yang akan berlangsung pada Januari/Februari 2020. Topik-topik yang dibahas dalam diskusi kelas DIK, antara lain: penciptaan, kejatuhan manusia dalam dosa, hukuman dosa, dan keselamatan dalam Kristus. Dalam kelas tersebut, peserta akan berjumpa secara online dengan banyak peserta lain dari berbagai latar belakang dan tempat, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini dapat membantu kita untuk bisa bersama-sama belajar firman Tuhan dan saling melengkapi.

Kelas DIK juga merupakan kelas WAJIB yang harus diikuti oleh peserta yang ingin mengikuti kelas-kelas lanjutan PESTA. Kelas ini akan dimulai pada 19 Januari 2020 di Grup Facebook PESTA - Kelas Diskusi Teologi. Jika Anda tertarik untuk mengikuti kelas diskusi ini dan ingin mengajak teman ataupun keluarga untuk bergabung, segeralah mendaftar melalui tautan berikut ini.

3. Pengiriman Sertifikat PESTA

Sertifikat PESTA

Puji syukur kepada Tuhan atas penyertaan-Nya dalam proses pembuatan sertifikat kelas-kelas PESTA yang telah dilaksanakan sepanjang 2019 ini. Sertifikat-sertifikat tersebut telah dikirimkan kepada 56 peserta PESTA melalui email. Jika ada kesalahan dalam penulisan nama, mohon Bapak/Ibu memberi konfirmasi ke kusuma@in-christ.net. Kiranya sertifikat yang telah Anda terima mengingatkan bahwa kita semua adalah murid-murid Kristus yang dituntut untuk terus bertumbuh dalam proses pengenalan akan Tuhan dan firman-Nya. Sampai jumpa dalam kelas-kelas PESTA 2020!

Kategori: 

Kesaksian Penerima Sertifikat PESTA

$
0
0

Kami mengucap syukur karena sertifikat PESTA telah diterima oleh peserta PESTA. Berikut adalah beberapa kesaksian dari penerima sertifikat PESTA. Kiranya kesaksian ini dapat mendorong para peserta untuk terus bersemangat mengikuti kelas-kelas PESTA dan membagikan berkat yang sudah didapat kepada orang-orang di sekitarnya.

1. Daniel Iwan Wijaya (Bandung)

Daniel Iwan Wijaya

Sebenarnya, saya tidak menyangka akan mendapatkan sertifikat dari PESTA. Namun, ketika kemarin saya terima sertifikatnya, saya kaget dan merasa semakin diteguhkan. Saya tidak menyangka karena dahulu saya bukan orang percaya dan tidak mengerti apa pun tentang Alkitab. Ketika menerima sertifikat, saya melihat sedikit demi sedikit saya belajar untuk terus bertumbuh dalam Tuhan. Terima kasih untuk bimbingan para pengajar di kelas PESTA. Kiranya Tuhan Yesus memberkati.

2. Jannes Pardede (Tapanuli Tengah)

Jannes Pardede

Terima kasih karena saya telah menerima sertifikat PESTA melalui email. Sertifikatnya keren dan mantap. Nantinya akan saya cetak dan tempelkan di dinding rumah supaya anak-anakku dapat melihat dan meneladani betapa pentingnya belajar firman Tuhan tanpa dibatasi umur, waktu, dan jangkauan. Saya bersyukur dan berterima kasih kepada PESTA atas kontribusinya memberikan kesempatan kepada orang awam untuk belajar firman Tuhan. Semoga PESTA jaya di udara dan jaya di hati. Tuhan memberkati kita semua. Amin!

3. Claudia Debbie Retnosatuti (Serang)

Claudia Debbie

Terima kasih PESTA untuk sertifikatnya. Terima kasih untuk pelayanannya dalam memberikan yang terbaik sehingga nama Tuhan dimuliakan. Terima kasih telah setia dalam kelas-kelas yang rutin diadakan setiap bulannya. Terima kasih sehingga kami, umat Kristen awam yang belum sempat belajar teologi dalam kelas formal, dapat menerima pelajaran-pelajaran teologi. Kami dapat membaca serta merenungkannya, dan menolong kehidupan kami sehari-hari. Hal itu menjadikan kami rindu untuk semakin mengenal Tuhan serta kebenaran-Nya. Sertifikat ini membuat saya terharu karena melihat bahwa Tuhan memampukan saya untuk menyelesaikan pelajaran ini hingga akhir, bukan kuat dan gagah saya, melainkan karena kebaikan Tuhan. Terima kasih tim PESTA telah menolong dan mengingatkan kami tanpa lelah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Terima kasih untuk pelayanannya, Tuhan memberkati.

4. Paraga Ginting (Bogor)

Paraga Ginting

Selamat bagi yang sudah mendapat sertifikat. Semoga sertifikat tersebut bisa menjadi suatu dasar acuan yang baik dan benar bagi kita untuk melayani dalam kehidupan pengenalan kita akan Kristus, yang dapat kita wujud nyatakan dalam hidup bermasyarakat di tengah-tengah bangsa ini. TYM.

5. Sigit Sugiharto (Manado)

Sigit Sugiharto

Hari ini, saya sangat senang sekali telah menerima sertifikat dari PESTA. Berbeda ketika saya menerima sertifikat atau ijazah dari lembaga-lembaga pendidikan yang lain, kali ini benar-benar senang. Kenapa? Karena sertifikat ini terkait dengan pemahaman dan pengenalan saya terhadap Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat. Keikutsertaan saya dalam kelas-kelas PESTA dan sertifikat yang saya terima ini adalah pembuka jalan bagi saya untuk semakin mengenal Dia. Selain itu, juga menjadi modal awal saya untuk berbincang, berdialog, dan merespons, ketika ada orang ingin mengenal Tuhan Yesus lebih jauh. Terima kasih PESTA. Tuhan Yesus memberkati.

Kategori: 

Pendewasaan Rohani dan Kesempatan Melayani Tuhan

$
0
0

Oleh: Eveline Tay (Jakarta)

Eveline Tay

Saya akan bersaksi sedikit mengenai pengalaman rohani saya. Sebetulnya, saya adalah orang tidak suka membaca, entah itu artikel, majalah, maupun Alkitab. Terkhusus Alkitab, saya membacanya ketika saya mempersiapkan untuk mengajar sekolah minggu. Akan tetapi, intensitasnya sangat kecil sekali.

Kendati demikian, saya merasa Tuhan mempunyai cara-Nya sendiri guna membangkitkan semangat saya untuk membaca dan belajar Alkitab. Saya memiliki akun Facebook, di "wall" saya sering kali isinya hanya candaan dan lelucon. Suatu hari, saya menerima notifikasi tentang PA online yang bersama e-Santapan Harian. Saya mulai membuka notifikasi saya, lalu saya menemukan pertanyaan-pertanyaan seputar renungan. Pertama, saya tentunya bingung. Akan tetapi, setelah itu, timbul rasa tertarik dalam hati saya. Dari rasa tertarik itu, saya mulai mengikuti diskusi renungan e-Santapan Harian, setelah cukup lama aktif mengikuti diskusi, tiba-tiba dari pengurus mengirim email kepada saya dan menawarkan untuk terlibat dalam pelayanan sebagai moderator PA e-Santapan Harian. Selidik punya selidik, saya baru tahu bahwa pelayanan ini dikerjakan oleh Yayasan Lembaga SABDA. Setelah berpikir, saya menerima tawaran ini dan hingga sekarang saya sungguh bersyukur dapat terus melayani sebagai moderator PA e-Santapan Harian.

Di tengah perjalanan pelayanan saya sebagai moderator PA, seorang staf dari Yayasan Lembaga SABDA menawarkan saya untuk mengikuti pelajaran teologi. Saya pun kembali bergumul, setelah berpikir, saya memutuskan akan mengikuti pelajaran teologi dari YLSA yang bernama PESTA. Mengikuti PESTA, saya benar-benar didorong untuk belajar, membuka dan membaca Alkitab, mempelajari modul-modul. Saya percaya bahwa ini adalah cara untuk menolong rohani saya bertumbuh. Perubahan pun saya alami, dinding Facebook saya yang dahulunya hanya berisi candaan dan lelucon, kini lebih banyak kutipan rohani, ayat-ayat Alkitab, dan semua yang berbau rohani. Saya sungguh bersyukur sekali.

Selengkapnya »

"ORANG YANG DIPULIHKAN AKAN MEMBAWA DAMAI"

$
0
0

"ORANG YANG DIPULIHKAN AKAN MEMBAWA DAMAI"
Terpujilah Tuhan atas kasih karuniaNya, sehingga diskusi Natal ini dapat saya ikuti sampai tuntas.
PESTA memang luar biasa, diskusi berjalan dengan lancar dan baik, semuanya adalah oleh karena kemurahan Tuhan.
Banyak pembelajaran yang saya dapatkan melalui diskusi ini. Saya semakin mengerti dan memahami betapa besar kasih Tuhan bagi kita yang mau percaya kepadaNya.
Sesungguhnya hubungan manusia dengan Allah pada mulanya adalah baik dan sempurna, tetapi telah rusak oleh karena pemberontakan manusia yang pertama yaitu Adam, namun terpujilah Tuhan Allah yang mengaruniakan anakNya yang Tunggal (manusia ke dua) langsung turun dari sorga untuk menyelamatkan umat manusia dari dosa.
Yohanes 3:16 (TB) Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Kita kembali diperdamaikan dengan Allah, dimana Allah berinkarnasi menjadi manusia melalui Yesus Kristus. Hubungan kita yang sudah rusak kembali dipulihkan dan diperbaharui. Kehidupan yang sempat terpisah dari Tuhan dipersatukan kembali. Maka orang yang dipulihkan itu hendaknya menjadi anak Tuhan yang membawa damai.
Itulah sebabnya Yesus berkata :
Matius 5:9 (TB) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.
Membawa damai berarti membawa shalom, berarti membawa pemulihan. Shalom berarti mengambil bagian-bagian yang sudah rusak dan menyatukan kembali hingga menjadi utuh.
Betapa bahagianya orang yang hidupnya sudah dipulihkan Tuhan dia akan membawa damai dan menjadi berkat bagi orang lain.
Selamat Hari Natal, selamat merayakan kelahiran Yesus Kristus sebagai Raja Damai,
Semoga damai Natal dan kasih Kristus selalu terpancar dari dalam hidup kita. Tuhan memberkati kita semua Amin.

Bertumbuh Bersama di Kelas PESTA

$
0
0

Oleh: Eliya

Menjadi Kristen tidak menjadikan kita otomatis menjadi murid Kristus. Menjadi murid, berarti menjadi pribadi seperti Kristus, proses menjadi murid tidaklah mudah. Orang yang lahir baru adalah orang yang benar-benar mengalami perjumpaan dengan Kristus, hidup yang mengalami transformasi dan mengalami perubahan sejati. Perubahan yang mengarahkan kita kepada kerinduan untuk mengenal Dia dengan benar, memiliki pengenalan yang benar dengan kerinduan membaca firman Tuhan, dan salah satunya adalah melalui kegiatan yang diadakan PESTA.

Saya pribadi, adalah orang yang disibukkan dengan aktivitas sehari-hari, bekerja. Kesibukan saya membuat saya "stuck" bergereja satu kali seminggu, tetapi saya memiliki kerindukan akan memiliki pengenalan yang benar akan Dia. Disela-sela kesibukan saya lah, saya berpikir, bagaimana saya tetap terus dimuridkan oleh Tuhan. Bergabung dengan kelas PESTA adalah kerinduan saya di tengah kesibukan. Dengan ikut kelas PESTA, pengenalan kita akan Tuhan bertambah. Kita belajar bersama-sama, mendapatkan wawasan dan sebagai murid kita dimuridkan untuk semakin mengenal Sang Kristus dengan benar. Dengan mengikuti kelas PESTA, kita menjadi bertumbuh, berinteraksi bersama, dan berdiskusi bersama.

Terimakasih tim PESTA. Tuhan memberkati.


Diingatkan Kembali tentang Esensi Natal

$
0
0

Oleh: Aan Yahya

Dari diskusi kelas Natal, saya mendapatkan banyak pengetahuan sejarah, terutama tentang kelahiran Sang Juru Selamat, yang bukan saja tertulis di Alkitab, sejarah dunia mencatatnya dan dapat dibuktikan oleh tulisan-tulisan ataupun bukti-bukti lainnya.

Dari pelajaran di kelas Natal, kita kembali diingatkan tentang perayaan Natal, yang harus kembali ke esensi yang sebenarnya (bukan makanan, baju baru, dsb.) dan merupakan tanggung jawab kita untuk memberitahukan orang-orang di sekitar kita, baik orang percaya, khususnya orang bukan percaya bahwa Natal itu adalah kasih anugerah Tuhan bagi umat manusia karena Tuhan begitu mengasihi kita. Aplikasikan kasih dalam kehidupan kita sehari-hari, biar orang lain melihat ada gambar dan rupa Allah dalam hidup kita.

Terima kasih dan GBU.

Kesaksian Para Peserta Kelas Natal 2019

$
0
0

Berikut beberapa kesaksian peserta kelas PESTA Natal 2019. Kiranya dapat memberkati para pembaca dan Sahabat PESTA semuanya.

1. Cerry Steward Senggetang (Mongodow)

Kelas Natal ini sangat memberkati, sebab dengan mengikuti kelas ini saya bisa lebih banyak belajar tentang sejarah Natal dan dasar teologi serta bagaimana kita memaknai Natal saat ini.

2. Feratina Immawati (Bandung)

Dengan mengikuti kelas Natal ini, saya dapat mengetahui hal-hal seputar kelahiran Kristus dari materi dan sharing dari sesama teman. Beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh moderator juga menantang pemikiran saya untuk merenungkan lebih dalam tentang alasan Kristus lahir. Hal itu membuat saya semakin mensyukuri anugerah-Nya yang besar dan ajaib bagi keselamatan manusia.

3. Idul Yasri Koyongkam (Kalabahi)

Saya mengucap syukur karena untuk kesekian kali bisa belajar dalam kelas PESTA SABDA. Khusus untuk kelas ini, saya mendapatkan pelajaran tentang Natal. Saya pikir pelajaran seperti ini menambah pengetahuan dan memperkukuh iman saya akan kelahiran Yesus Kristus. Kelahiran Yesus Kristus bukanlah sebuah dongeng atau mitos,tetapi sebuah fakta sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, sebagai orang Kristen, saya mengucap syukur karena diadakannya kelas seperti ini. Kemuliaan hanya bagi Allah Tri Tunggal. Amin.

4. Oey Meng Hooy (Tasikmalaya)

Dengan adanya Kelas Natal di PESTA, saya lebih dapat mengerti makna Natal lebih dalam lagi dan dapat membuat hidup saya ini lebih menghargai kelahiran Yesus yang sungguh luar biasa dalam mengasihi kita umat manusia.

5. Priscila Mika Ayu (Semarang)

Setelah mengikuti Pesta kelas Natal ini, banyak hal-hal baru yang saya dapatkan untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan membuka pemikiran-pemikiran baru yang pastinya memperdalam iman saya kepada Tuhan Yesus. Tidak hanya asal mengalir, tetapi jadi tau asal usul, sejarah, dan latar belakang mengenai kelahiran Yesus. Saya sangat senang dan bersyukur mengetahui ada kelas online seperti ini karena sangat membantu dan memudahkan saya untuk belajar. Terima kasih sekali lagi. Tuhan Yesus memberkati.

6. Liem Sicilia Bekti Mayasari (Makassar)

Saya bersyukur diberikan kesempatan untuk mengikuti kelas diskusi Natal kali ini. Beberapa hal baru khususnya tentang bagaimana peranan Maria dan Yusuf sebagai orang tua Yesus. Melalui kelas ini juga saya diingatkan tentang bagaimana kita sebagai umat Allah, harus merendahkan diri di hadapan Allah, berserah kepada Allah dan taat kepada Allah seperti teladan Yusuf dan Maria, memenuhi panggilannya. Terima kasih juga kepada administrasi (Kusuma Ks) , Tim Moderator dan Romauli Boru Marpaung yang telah bersedia mengingatkan dan membuatkan kita rangkuman. Kiranya Tuhan memberkati pelayanannya. Semoga masih bisa diberikan kesempatan untuk bisa bertemu di kelas berikutnya.

7. Siska Yunita (Surabaya)

Terima kasih karena adanya kelas PESTA Natal ini saya jadi lebih mengerti tentang Natal. Tentang asal usulnya, tentang Maria, ibu Yesus dan Yusuf, tentang janji Allah yang digenapi dengan momen kelahiran bayi Yesus dan masih banyak lagi pengetahuan baru yang saya dapat dengan mengikuti kelas ini. Terima kasih Bu Moderator. Terima kasih Bapak Admin. Tuhan Yesus memberkati pelayanan Anda.

8. Wiwid Widodo (Cimahi)

Saya senang mendengar kabar ada kelas Natal di PESTA. Karena itu saya mau belajar dan ikut serta. Natal bisa menjadi rutinitas perayaan bagi orang Kristen dan saya bisa larut dalam rutinitas perayaan tanpa memahami makna hidup dari kedatangan Raja Semesta Alam di palungan "sempit". Diskusi PESTA menyadarkan dan menolong saya memahami dan mengingatkan saya kembali siapa manusia, saya, Yesus Kristus, dan hidup. Terima kasih boleh ada di kelas Natal menjelang Natal 2019 sehingga saya disiapkan "menyambut" Tuhan Yesus dalam Natal 2019. Tuhan Allah Tri Tunggal memberkati pelayanan PESTA.

Berita Pesta - Desember 2019

$
0
0
DAFTAR ISI

BERITA PESTA & POKOK DOA

1. Persiapan Raker Akhir Tahun 2019 oleh Tim PESTA

Persiapan Raker

Pada 17 Desember 2019, YLSA mengadakan rapat kerja (raker) akhir tahun. Mohon dukungan doa untuk seluruh staf YLSA, khususnya tim PESTA, dalam menyelesaikan laporan pelayanan PESTA. Kiranya melalui raker ini, tim PESTA tidak hanya dapat mengevaluasi pelayanan yang telah dilakukan, tetapi dapat melihat gambar besar pelayanan PESTA ke depannya. Dengan demikian, pelayanan PESTA dapat semakin efektif menjangkau generasi muda dan membantu gereja mengembangkan pelayanannya supaya generasi zaman ini tidak terhilang dalam arus dunia.

2. Pendaftaran Kelas DPA Februari/Maret 2020

Promosi Kelas DPA

Kelas Dasar Pengajaran Alkitab (DPA) akan kita buka lagi pada Februari 2020. Kelas ini sangat berguna karena membekali para peserta dengan pelajaran-pelajaran dasar dari Alkitab mengenai Tritunggal, Setan, Dosa, Keselamatan, Gereja dan Pengabdian Kristen, Baptisan, Perjamuan Kudus, dan Akhir Zaman. Dasar pengajaran Alkitab sangat penting untuk menolong kita mengerti kebenaran-kebenaran yang Allah berikan kepada umat-Nya melalui firman Tuhan (Alkitab). Bagi Anda yang telah lulus kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK), segera daftarkan diri Anda melalui tautan berikut ini:

3. Ucapan Terima Kasih Moderator

Terima Kasih

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu yang telah bersedia menjadi moderator sukarelawan PESTA selama 2019 ini. Terima kasih telah melayani kelas diskusi PESTA dengan baik. Kiranya setiap pelayanan yang sudah dilakukan dapat mendorong setiap peserta makin rindu belajar firman Tuhan dan termotivasi untuk terus semangat dan setia mengikuti kelas-kelas PESTA.

Sehubungan dengan pengembangan pelayanan PESTA, kami mengharapkan saran atau usulan dari Anda terkait dengan kelas-kelas PESTA. Usulan atau saran tersebut bisa mengenai proses/sistem pembelajaran, jalur kelas yang digunakan, maupun materi belajar. Kiranya setiap saran/usulan dari Anda dapat kami pertimbangkan dengan bijaksana untuk menolong dan mendukung pengembangan pelayanan PESTA ke depannya. Harapan kami, para moderator PESTA dapat terus menjadi alat Tuhan untuk memberitakan tentang kasih-Nya di mana pun mereka berada. Terima kasih.

Garam dan Terang Dunia

$
0
0

Bahasan kita kali ini adalah tentang gambaran apa yang Alkitab katakan mengenai Daniel, yaitu seseorang yang dalam hidupnya Tuhan pakai sebagai garam dan terang dunia, yang di dalamnya prinsip-prinsip ini telah dijadikan dalam bentuk narasi. Dengan prinsip-prinsip ini, diharapkan Saudara dapat menjalani hidup di hadapan Allah, di tengah dunia, sebagai garam dan terang dunia.

Garam dan Terang

Sebelum memahami narasi ini, kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang Alkitab tuliskan mengenai sesuatu kalimat, yang kemudian di tempat lain kalimat itu dijabarkan dalam sebuah narasi. Misalnya, dalam Perjanjian Lama, dosa demi dosa yang dilakukan oleh orang-orang Israel, baik utara maupun selatan, sudah begitu banyak dan beragam. Melalui satu nabi, Tuhan mengungkapkan perasaan-Nya hanya dengan menggunakan satu kalimat, yaitu Israel, "Engkau tidak berbuah". Inilah kata yang dipakai untuk menggambarkan prinsip itu secara keseluruhan. Selanjutnya, kita akan melihat ke dalam hidup Daniel untuk memahami prinsip-prinsip kehidupan sebagai garam dan terang dunia.

Pertama, untuk menjadi garam dan terang dunia, kita jangan melupakan panggilan Tuhan yang berdaulat untuk menempatkan kita sesuai dengan isi hati-Nya. Dari cara Daniel menuliskan kitab ini, mulai ayat pertama bab pertama saja, kita sudah dapat melihat kemahiran dan kecerdasan Daniel secara rohani. Di situ dituliskan, "Pada tahun yang ketiga pemerintahan Yoyakim, raja Yehuda, datanglah Nebukadnezar raja Babel ke Yerusalem, lalu mengepung kota itu. Tuhan menyerahkan Yoyakim ke dalam tangan Nebukadnezar." Pada waktu Daniel menuliskan bab demi bab kitab ini, dia sudah berusia lanjut. Ini adalah sebuah tulisan yang dibuat dengan air mata kepedihan karena dia mengenang kembali peristiwa yang memilukan yang terjadi puluhan tahun silam. Sebuah peristiwa yang begitu menghancurkan hatinya yang dalam pikirannya waktu itu, dia tidak punya harapan lagi. Bisa dibayangkan pada waktu Daniel remaja yang sedang bermain-main bersama teman temannya, tiba-tiba trompet bahaya berbunyi dan dalam sekejap tentara Nebukadnezar mengepung dan menghancurkan seluruh Yerusalem. Orang-orang yang dikasihinya mati, teman-temannya mati, Bait Suci diporak-porandakan, tembok Yerusalem dihancurkan dan darah ada di mana-mana. Meskipun sudah berpuluh-puluh tahun, Daniel pasti mengingat kepedihan itu.

Akan tetapi, ada satu kalimat yang luar biasa, semua itu terjadi karena "Tuhan menyerahkan raja kami Yoyakim kepada Nebukadnezar". Daniel memiliki cara pandang surgawi dalam memandang sejarah hidupnya. Bila kita bertanya kepada Daniel, mengapa Yoyakim kalah? Mengapa engkau dibawa ke Babel tempat kafir itu? Dia tidak mengatakan Yoyakim strategi militernya kurang hebat dibanding Nebukadnezar, dia tidak mengatakan Yoyakim kudanya kurang kuat, tentaranya kurang banyak, atau mengatakan semua alasan yang bisa kita analisis seperti kalau kita membaca berita di koran. Dia hanya melihat seluruh peristiwa sejarah hanya dari sudut pandang takhta Allah.

Mengapa engkau ada di tempat ini? Daniel hanya mengatakan bahwa Tuhan yang membuat kami kalah, dan itulah yang menyebabkan sekarang saya dibuang di tempat ini. Sekarang perhatikan, bila ini adalah intervensi aktif Allah kepada Daniel, maka langsung Daniel tahu bahwa ini adalah "panggilan". "Aku datang ke sini bukan karena Yoyakim yang bodoh, aku datang ke Babel bukan karena Nebukadnezar yang hebat, aku sampai di Babel meskipun aku harus dirantai dan diseret-seret ratusan kilometer, meskipun air mata mengalir, tetapi aku tahu, aku ada di tempat ini karena ini adalah panggilanku."

Orang-orang puritan mengatakan dan mengajarkan kepada kita tentang tempat panggilan Allah. Boleh kita meminta kepada Tuhan, dan pintu dibuka, dan kita masuk ke tempat itu. Terkadang, tempat panggilan Allah adalah tempat Allah menyeret kita masuk ke satu tempat yang bahkan kita tidak suka, tetapi itu pun adalah tempat panggilan Allah. Ada orang yang bercita-cita pergi ke Australia, atau ke Amerika, dia berdoa dan berusaha mendapatkan PR, dan kemudian pintu itu dibuka dan dia masuk ke dalamnya, itu adalah tempat panggilan Allah. Ada juga misalnya pada kerusuhan Mei 1998, banyak orang dibunuh, toko-toko dibakar, ada beberapa orang, yang mau tidak mau, harus keluar dari Indonesia dan di tengah segala kerumitan itu akhirnya mereka harus pergi ke Australia dan tinggal di sana, itupun adalah panggilan Allah. "And we know that for those who love God all things work together for good, for those who are called according to his purpose." (Romans 8:28, ESV) Segala sesuatu berarti termasuk juga yang positif dan yang negatif, bekerja bersama-sama untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Ada orang yang harus keluar dari perusahaannya karena pengurangan karyawan, dia berpikir bahwa dia sudah dilupakan oleh Tuhan. Tidak, tetapi Tuhan menaruhnya di tempat yang lain, dan itu adalah panggilan.

Daniel

Terkadang, kita membayangkan panggilan itu seperti yang dialami Yunus atau Yesaya, yaitu dengan kalimat Tuhan yang begitu jelas. Namun, ada panggilan-panggilan, seperti yang dituliskan di dalam Alkitab, terjadi karena Tuhan bekerja dengan tangan yang tidak terlihat memaksa kita memasuki suatu keadaan. Hasilnya banyak orang yang kecewa dengan peristiwa yang terjadi puluhan tahun lalu. Namun, dalam konteks Daniel, dia tidak terjebak dengan masa lalunya. Dia tahu ini adalah panggilan. Dia menyadarinya sehingga dia harus hidup benar di hadapan Allah, melakukan kejujuran, presisi dalam bekerja, dan menjadi orang yang "excellent" di Babel.

Orang yang mengerti panggilan, yang mengerti tugas yang diberikan oleh Tuhan, dia memiliki kuasa, tenaga, dan hati yang mendorongnya untuk melakukan hal yang terbaik yang tidak mengecewakan pemanggilnya, yaitu Allah. Dua ayat pertama kitab Daniel menyatakan kepahitannya sekaligus rasa syukurnya kepada Tuhan yang bekerja dalam hidupnya. Meskipun dia diseret dan tidak rela dibawa ke Babel, tetapi dia percaya Tuhan bekerja di dalam hidupnya. Ketika Tuhan sudah memanggil, Dia berhak memanggil dengan cara apa pun dan menempatkan kita di mana pun. Tidak ada tempat kita bisa melayani semau sendiri, Dialah yang menentukan tempat kita melayani.

Kedua, menjadi garam dan terang dunia berarti menjaga kemurnian dan kesucian. "Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang." (Matius 5:13) Di alam, begitu banyak pengaruh mineral lain yang bisa berikatan dengan NaCl yang bila bergabung menjadi satu, maka batuan garam itu tidak lagi terasa asin. Ini adalah soal kemurnian, biarlah kita selalu meminta belas kasihan Tuhan agar kita terus-menerus diingatkan untuk memiliki hati yang murni dan motivasi yang murni. Inilah yang juga selalu saya bicarakan kepada diri, keluarga, dan jemaat saya agar kita mempunyai hati dan motivasi yang tulus, jujur, dan terbuka di hadapan Allah dan sesama kita. Cerita Pdt. Budy kemarin mengatakan bahwa baik "mobile phone" maupun komputernya bebas untuk dilihat oleh anak dan istrinya, tidak ada satu pun yang disembunyikan. Harus ada kejujuran dan ketulusan dalam mengelola uang gereja, begitu juga harus ada kemurnian dan kebenaran dalam menjaga teologi. Bila tidak, tidak ada bedanya dengan prinsip-prinsip kerja dan pengelolaan menurut dunia. Kita harus meminta kepada Tuhan agar terus diberikan hati yang murni.

Namun, harap diperhatikan, waktulah yang akan menyerongkan kita. Dahulu, pada waktu muda masih berapi-api, sekarang setelah menjadi tua seakan menjadi layu. Dahulu, pada waktu muda murni, setelah menjadi tua berkompromi. Hal itu terus terjadi, dan Alkitab hanya mengatakan, "Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang."

Kita harus hidup suci karena kesucian adalah inti dari pribadi Allah. Dalam kitab Yesaya dan Wahyu, satu kata yang berkaitan dengan sifat Allah yang diulang sampai tiga kali adalah kata "suci". Allah itu kasih, tetapi kata kasih itu tidak pernah diulang sampai tiga kali. Allah itu murah hati, tetapi kata murah hati tidak pernah diulang sampai tiga kali. Suci adalah satu-satunya sifat Allah yang diulang sampai tiga kali, dan dalam konteks sesungguhnya, hal ini berkaitan dengan sesuatu yang superlatif, yang berkenaan dengan Tritunggal, serta berkenaan dengan inti pribadi Allah, yaitu kesucian.

Jauh lebih dalam, semua dari kita mengerti konteks kesucian, terutama dalam masalah-masalah seksual. Namun, marilah kita pikir baik-baik, apa arti di balik kesucian itu. Suci adalah "Qadosh", yaitu hidup yang dipisahkan untuk didedikasikan bagi Allah. Kita diletakkan di dunia ini, Kristus juga ada di dalam dunia ini, tetapi kita bukan milik dunia ini. Kita memang berada di dunia ini, tetapi hati kita dan arah hidup kita dipisahkan secara rohani bukan secara spatial (space), hidup kita hanya dimiliki dan hanya didedikasikan hanya bagi Allah.

Marilah kita lihat aplikasinya dalam Daniel. Pada waktu itu, Daniel diubah namanya, identitasnya, tidak hanya itu, bahasa dan tulisannya juga diubah, diberikan ilmu pengetahuan Babel. Sebenarnya, bila seseorang tidak kuat dalam imannya, orang itu pasti akan kehilangan identitasnya. Banyak orang keluar dari Indonesia, kuliah di Australia atau Amerika, maka dalam empat tahun saja, ketika pulang, dia lebih suka berbahasa Inggris dibanding bahasa Indonesia. Saya tidak katakan itu berdosa, tetapi dia sudah mulai menyukai gaya yang lain, mulai menyukai makanan yang lain, gaya hidup yang lain, prinsip hidup yang lain, dan celakanya banyak dari mereka yang setelah kembali ke Indonesia mulai melakukan pembedaan, "Oh ... dia lulusan lokal, nothing!" Orang seperti ini mulai kehilangan identitasnya, dia berpikir identitasnya lebih tinggi daripada orang lain yang diciptakan oleh Tuhan. Itu baru empat tahun, bagaimana dengan Daniel yang menghabiskan mungkin 60 atau 70 tahun di Babel? Dia melayani 5 atau 6 raja, tetapi dia tetap kuat dalam identitasnya.

Perhatikanlah baik-baik hal ini, ada satu tawaran yang ditolak Daniel, yaitu dalam soal makanan. Dia tidak mau, dia tetap makan sayur. Beberapa penafsir mengatakan karena sangat mungkin makanan itu mengandung hal-hal yang haram atau makanan itu sendiri sudah dipersembahkan kepada dewa-dewi Babel. Namun, jikalau seperti itu, pertanyaannya adalah mengapa Nehemia tetap mau menjadi juru minuman raja, dan Allah tidak menyalahkannya? Secara kerohanian, apa sebenarnya yang terjadi? Dalam hal ini, Daniel sedang memberikan keputusan hati dan perjanjian pribadi dengan Allah yang berdaulat. Biarlah kita boleh mengerti bahwa hidup kudus bukan cuma berarti tidak menonton video porno, atau tidak mencuri uang, atau tidak korupsi. Dalam konteks hidup kudus, orang yang semakin mengenal Tuhan dalam hatinya diberikan suatu kesaksian oleh Roh Kudus sehingga dia bisa mengkhususkan sesuatu, tidak menjamah sesuatu, tidak melakukan sesuatu, tidak mengambil sesuatu, bukan karena sesuatu itu dosa, tetapi dia mau mendedikasikan sesuatu karena dia adalah milik Allah. Itu adalah hidup yang dipisahkan untuk didedikasikan bagi Allah. Itu adalah hidup suci. Suatu hari, ketika Tuhan memberikan pertumbuhan rohani, di situlah Saudara mengerti bahwa Tuhan menghendaki agar sesuatu itu Saudara singkirkan, walaupun sesuatu itu sama sekali bukan dosa. Sesuatu itulah yang menyangkut hidup Saudara yang didedikasikan bagi Allah.

George Muller adalah seorang yang dipakai oleh Tuhan untuk mengelola panti asuhan yang menampung sekitar 10.000 anak. Dia adalah orang bergantung terus-menerus kepada Kristus. Suatu hari, juru masaknya berkata, "Pak, kita sudah tidak punya bahan makanan lagi, bagaimana untuk makan besok?" George Muller hanya menjawab, "Baik, terima kasih sudah memberi tahu." Seperti biasa George Muller akan berlutut dan berdoa karena dia sangat bergantung kepada Kristus. Keesokan harinya, pada saat anak-anak sudah berkumpul di ruang makan yang besar itu, ketika piring-piring dan sendok sudah disiapkan, George Muller seperti biasa berkata, "Anak-anak, marilah kita berdoa." Pada saat doa selesai dan membuka mata, terdengar suara pintu diketuk. Ketika dibuka, ada seseorang membawa satu karung roti. Dia diminta atasannya untuk mengantar roti itu ke panti asuhan. George Muller tersenyum dan mengambil roti itu, dan semua anak makan pada pagi itu. Hal semacam itu berkali-kali terjadi dalam hidupnya.

Pada suatu ketika, George Muller menyadari bahwa keuangan panti asuhannya sudah menipis, boleh dikatakan mau habis. Dia berdoa kepada Tuhan. Kemudian, tidak lama datang seseorang asing mengetuk pintu. Dia datang dari satu kota, diminta oleh tuannya untuk mengantar sesuatu untuk George Muller. Ketika dia melihatnya, ada uang yang begitu banyak di dalamnya. Pertama, dia berpikir ini adalah jawaban Tuhan atas doanya. Ketika dia mau mengambil uang itu dan mau mengucapkan terima kasih, tiba-tiba Roh Kudus menegur hatinya dengan begitu keras sampai jantungnya berdebar-debar. Dia mulai sadar, dan menyuruh orang itu untuk menunggunya sebentar. Dia pergi ke kamarnya dan berlutut lagi, dia bertanya kepada Tuhan. Setelah beberapa saat, dia keluar lagi dan menyampaikan maafnya karena tidak bisa menerima uang itu. Mengapa George Muller tidak mau menerimanya? Padahal uang itu bukan hasil curian atau uang yang tidak beres. Uang itu jauh melebihi dari apa yang dia butuhkan. Kenapa? Karena dia sadar bahwa uang itu, yang bisa mendukungnya dalam beberapa bulan ke depan, menjadikannya tidak akan bergantung lagi kepada Kristus. Dia ingin "union with Christ" adalah tetap untuk selama-lamanya, yang lebih berharga dari apa pun. Untuk itu, dia tidak mau menjamah uang itu, dan itulah bukti bahwa George Muller mendedikasikan hatinya dan hidupnya bagi Allah.

Itulah kesucian. Jangan berpikir bahwa apa yang ada di depan mata boleh kita ambil, jangan berpikir bahwa sesuatu yang ditawarkan kepada kita adalah sesuatu yang boleh kita nikmati. Biarlah kita bisa mengerti prinsip ini bahwa bersekutu dengan Kristus, disertai Dia dan ditopang oleh Dia, adalah hidup yang paling indah dan paling mulia. Daniel tahu prinsip ini sehingga dia tidak mau memegang makanan itu karena dia mau menyerahkan seluruh hidupnya bagi Allah. Dia tahu Allah sanggup menjaganya, dia tahu bahwa dengan memegang prinsip ini, hidupnya akan sulit, tetapi dia akan melihat bahwa Allah beserta dengannya. Dengan memegang prinsip ini, Daniel mengesampingkan hidup duniawinya dan dia mendedikasikan hidupnya hanya bagi Allah.

Ketiga, menjadi garam dan terang dunia harus menyangkal diri, pikul salib, dan mengikuti Kristus, hidup di jalan "kenosis" (Filipi 2:7). Banyak orang mengatakan bahwa mau hidupnya dipakai oleh Tuhan, mau ikut Kristus, tetapi tidak mau menyangkal diri pikul salib dan mengikuti jalan Kristus. Alkitab menyatakan bahwa tidak pernah ada kemuliaan bagi Allah Bapa di surga jikalau kita tidak berjalan di dalam jalan salib. Di dalam Doa Bapa Kami dinyatakan "Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga". Kehendak-Mulah yang jadi bukanlah kehendakku yang jadi, kehendak-Nya mengatasi kehendak kita. Tidak akan ada air mata bila kita memahami bahwa kehendak-Nya dan pribadi-Nya adalah lebih mulia daripada apa pun yang ada di dunia ini. Daniel adalah orang yang memikul salib. Dalam memelajari Alkitab belakangan ini, saya bukan mempelajari sistematika teologi semata, tetapi saya juga mau mengerti "inner sanctum", yaitu hal yang paling dalam, yang dimiliki oleh seseorang yang dipakai Tuhan untuk mempunyai kekuatan dan kuasa untuk hidup bagi Kristus di tengah-tengah dunia ini.

Apa rahasia rohani orang-orang puritan seperti John Bunyan, David Livingstone, William Carrey, dan sebagainya? Bila Saudara perhatikan, mereka menanggung salib dengan melihat bahwa salib itu adalah sebuah kemuliaan dan sukacita yang besar. Lihatlah apa yang menjadi salib tokoh-tokoh Alkitab seperti Yesaya, Yehezkiel, Yeremia, Abraham, dan Maria. Lihatlah salib yang harus di pikul oleh Daniel: sampai mati, dia tidak diperkenankan Allah kembali ke Yerusalem. Orang Israel berbeda dengan kita. Bila orang pergi ke luar negeri, biasanya tidak mau kembali lagi. Orang Israel berbeda. Mereka selalu merindukan untuk pulang ke tanah perjanjian. Daud menuliskan di dalam Mazmur, "Aku sedang bernyanyi di tepi Sungai Babel, kalau aku sampai melupakan Yerusalem, biarlah aku dihukum oleh Allah." (Mazmur 137: 1-6) Orang Israel adalah orang yang mencintai tanahnya karena tanah itu adalah tanah perjanjian yang diberikan oleh Allah sendiri bagi mereka. Semua orang mulai dari Abraham berusaha masuk ke tanah itu; Musa membawa 2,5 juta manusia keluar dari Mesir menuju tanah itu. Abraham, Ishak, Yakub, dan Yusuf ingin masuk ke tanah itu, bahkan Yakub sampai mengatakan kepada anak-anaknya untuk mengingat dan berjanji untuk membawa tulang-tulangnya untuk dikubur di tanah itu karena begitu inginnya, karena begitu mencintai tanah itu, karena di situlah dia bertemu dengan Tuhan. Itulah tanah perjanjian, itu adalah kehormatannya. Gerakan zionisme di seluruh dunia adalah keinginan untuk kembali ke tanah itu walaupun harus meneteskan darah demi mendapatkan kembali tanah yang telah diambil Palestina itu. Itulah tanah yang menjadi keinginan terdalam. Namun, setiap orang yang ingin dipakai oleh Tuhan harus rela untuk melepaskan haknya. Kalau memang Tuhan menghendaki, maka itu harus dilepaskan dan Allah tidak mengizinkan Daniel kembali ke tanah itu sampai dia mati.

Saudara sekarang bisa melihat deskripsi dari seseorang yang menjadi garam dan terang dunia; orang itu mau tunduk ke mana saja Tuhan meletakkannya; orang itu mau hidupnya dipisahkan dan didedikasikan bagi Allah dalam kekudusan; dan orang itu mau menyangkal diri memikul salib mengikuti Kristus ke mana saja Dia pimpin. Kiranya hidup kita yang satu kali ini adalah hidup yang dipakai oleh Tuhan.

Audio Garam dan Terang Dunia

Diambil dari:
Nama situs:GRII Melbourne
Alamat situs:http://www.griimelbourne.org/ibadah/kebaktian-minggu/ringkot-details.aspx?id=12762
Judul artikel:Garam dan Terang Dunia
Penulis artikel:Pdt. Agus Marjanto
Tanggal akses:18 Desember 2019
Kategori: 

Berita Pesta - Januari 2020

$
0
0
Berita & Pokok Doa
  1. Laporan Kelas PESTA
  2. Pengiriman Sertifikat Kelas Natal 2019
  3. Persiapan Kelas PESTARIA Seri Kitab Injil (SKI)
Kesaksian Peserta Kelas Natal 2019
  1. 1. Aan Yahya (Gorontalo)
  2. 2. Feratina Immawati (Bandung)
  3. 3. Priscila Mika Ayu (Semarang)
  4. 4. Liem Sicilia Bekti Mayasari (Makassar)
  5. 5. Wiwid Widodo (Cimahi)
  6. 6. Idul Yasri Koyongkam (Kalabahi)
  7. 7. Oey Meng Hooy (Magelang)
Blog
  1. Orang yang Dipulihkan Akan Membawa Damai
Artikel
  1. Garam dan Terang Dunia
Stop Press
  1. Kumpulan Bahan Paskah dari YLSA

1. Laporan Kelas PESTA

a. Penutupan Kelas Natal 2019

Penutupan Kelas Natal

Pada November/Desember 2019, kelas Natal telah berlangsung dan meluluskan 23 peserta. Hampir separuh peserta tidak lulus karena berbagai kegiatan dan kondisi. Lebih dari separuh peserta adalah orang-orang yang baru pertama kali mengikuti kelas PESTA. Puji Tuhan, para peserta memberikan kesaksian bahwa mereka mendapatkan banyak sekali pengetahuan yang baru. Peringatan kelahiran Yesus Kristus pun menambah kuat iman mereka dalam mengiring Sang Mesias. Ada juga peserta yang mengatakan bahwa dengan mengikuti kelas Natal, Natal kali ini tidak sia-sia. Kelas ini membuat mereka semakin mengenal Yesus Kristus dengan lebih dalam dan mengingatkan mereka bahwa Kabar Baik Natal itu harus disampaikan kepada banyak orang. Kami mengucapkan selamat bagi peserta yang lulus dan terima kasih kepada setiap moderator tamu yang sudah ambil bagian dalam kelas ini. Tuhan Yesus memberkati.

b. Pendaftaran Kelas Paskah Maret/April 2020

Promosi Kelas Paskah

PESTA kembali membuka kelas PESTA Paskah 2020. Kelas ini membahas mengenai Paskah dalam Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, dan makna Paskah bagi orang percaya. Banyak alumni PESTA yang mendapatkan berkat dari kelas Paskah. Ayo ajak teman, keluarga, rekan, dan kenalan Anda untuk belajar dan berbagi berkat bersama dalam kelas Paskah tahun ini pada Maret/April 2020! Segera daftar melalui tautan berikut ini. Kami tunggu!

2. Pengiriman Sertifikat Kelas Natal 2019

Sertifikat Natal

Puji Tuhan! e-Sertifikat untuk kelas Natal 2019 telah dikirimkan kepada peserta yang lulus. Kiranya e-sertifikat tersebut mengingatkan setiap alumni akan firman Tuhan yang telah didiskusikan dalam kelas diskusi Natal dan tidak hanya memotivasi untuk berbagi berkat, tetapi juga memotivasi untuk terus belajar firman Tuhan. Kami informasikan juga bahwa untuk selanjutnya, e-sertifikat akan tim PESTA kirimkan beberapa waktu setelah pengumuman kelulusan kelas.

3. Persiapan Kelas PESTARIA Seri Kitab Injil (SKI)

TBP PESTARIA

Pada 2020 ini, program belajar Alkitab bersama dengan media Alkitab, yaitu PESTARIA (PESTA -- Ringkasan Intisari Alkitab), akan membuka kelas menggunakan video dari Proyek Alkitab Indonesia - The Bible Project (PAI-TBP) dari Seri Kitab Injil. Saat ini, tim PESTA sedang mempersiapkan silabus maupun perangkat kelasnya. Harapan kami, bahan dan metode belajar yang baru ini dapat menolong peserta untuk belajar Alkitab secara mendalam sekaligus menyenangkan. Target kami, banyak generasi milenial juga akan menjadi peserta untuk program PESTARIA ini. Pembelajaran ini akan sangat berguna bagi umat Kristen untuk menggali Injil dari media yang berpusat pada firman Tuhan berdasarkan konteks sejarah. Program ini juga akan sangat membantu masyarakat pada era digital ini untuk memahami Alkitab secara komprehensif. Doakan untuk persiapan yang dilakukan oleh tim PESTA serta pelaksanaannya pada Maret 2020.

Kesaksian Mengikuti kelas Dik PESTA

KESAKSIAN MENGIKUTI KELAS DIK PESTA


Kesaksian Mengikuti Kelas DIK/DISKUSI PESTA

Pengalaman mengikuti Diskusi On Line Pesta

$
0
0

Awalnya tak sengaja melihat kolom di website SABDA, ada pelajaran On Line PESTA. Iseng saja mendaftar dan mengisi pertanyaan dan diskusi DIK, lumayan berat juga topik2 nya. Kebetulan saat ini saya sedang belajar teologia secara awam. Saya senang dan bersyukur berhasil menyelesaikan semua topik yang dibahas. Menjadikan wawasan kita bertambah dari membaca jawaban2 berbeda.

Meskipun baru pertama kali mengikuti pelajaran online tapi saya merasa PESTA berhasil memberi kami pelajaran selayaknya dikelas.

Kesan Mengikuti Diskusi Dasar Iman Kristen

$
0
0

Saya bersyukur masih di berikan waktu untuk dapat mengikuti diskusi DIK ini sehingga dapat merefresh komitmen saya dalam menghidupi iman saya kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah disiapkan Allah sejak dari awal untuk menyelamatkan/menebus kita dari Kutuk Dosa yang di akibat karena ketidaktaatan Adam terhadap perintah Allah ketika di Taman Eden. Dari diskusi ini juga kita dapat meningat kembali Bahwa begitu besarnya Kasih Allah kepada kita umat manusia sehingga mau menyelamatkan kita dengan mengirimkan Anak Nya yang Tunggal untuk menebus kita dari Dosa.

Dan saya percaya dan mau Hidup di dalam iman saya ke pada Tuhan Yesus Kristus

Puji Tuhan saya sekarang sdh mulai rutin membaca alkitab dan berdoa setiap hari..
.dan saya merasa ini adalah pekerjaan Tuhan yang telah mengubahkan saya sedikit demi sedikit..

Berkat Kelas DIK PESTA

$
0
0

Puji Tuhan, oleh tuntutan Tuhan, saya menemukan PESTA untuk lebih mendalami kebenaran Firman Tuhan. Wadah yang tepat untuk belajar teologi bagi orang awam. Saya memang mencari wadah untuk belajar teologi yang tepat. Menemukan PESTA beberapa tahun yang lalu, dan baru bisa mengikuti pada tahun ini.

Saya mengikuti kelas DIK Januari/Februari 2020. Saya terberkati dengan membaca modul pra diskusi DIK. Banyak topik pelajaran yang saya dapatkan mengenai dasar kekristenan. Dari tujuan manusia diciptakan, kejatuhan manusia, rencana besar Allah dalam menyelamatkan manusia sampai kelahiran baru. Terlebih dalam wadah diskusi bisa belajar bersama dengan peserta lain.

Dengan pembelajaran sistem online semacam ini saya bisa belajar dan masih tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Terima kasih team PESTA untuk pelayanannya. Kiranya semakin banyak orang diberkati melalui wadah ini.
Sukses terus untuk PESTA, Tuhan memberkati. Soli Deo Gloria.

Ketika Tuhan memberikan memberikan jalan

$
0
0

Komitmen dalam berelasi dengan Tuhan merupakan komitment seumur hidup yang perlu terus diperhatikan. Komitmen ini perlu dikerjakan dengan disiplin dan penuh kerinduan untuk menjalankannya. Pada tahun ini saya bersyukur sekali selain melayani Tuhan sebagai seorang guru Tuhan mempercayakan saya untuk melahirkan dan membesarkan seorang putra. Kesibukan dalam dunia kerja dan mengurus rumah tangga semakin mengerus waktu dan kemampuan saya untuk mengenal Tuhan. Oleh karena itu saya berusaha untuk mencari cara agar saya benar - benar memiliki wadah dan pengingat untuk belajar mengenal Tuhan.

Tuhan mendengar kerinduan saya, saya memikirkan kuliah online yang dapat "memaksa' saya untuk memiliki waktu dalam mempelajari Firman Tuhan. Ketika saya mencari di internet Puji Tuhan saya menemukan kelas PESTA. Materi yang diberikan pada saya benar - benar mampu membawa saya kembali mengingat dan mempelajari Allah. Saya bersyukur bisa menemukan komunitas yang mengingatkan untuk mempelajari ini semua. Saya bersyukur mengetahui ada banyak orang diluar lingkungan saya yang walaupun tidak saya kenal memiliki kerinduan yang sama dengan saya. Ketika saya mempelajari bahan - bahan yang diberikan saya menyadari bahwa bahan yang diberikan benar - benar berkualitas dari referensi yang tidak sembarangan.

Saya berterima kasih kepada bapak/ibu dibelakang website ini yang sangat memberkati kerinduan saya. Kiranya Tuhan membalas kebaikan dan visi Tuhan terus melekat dalam pelayanan ini. Kiranya Tuhan menolong.

Viewing all 919 articles
Browse latest View live